Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dela Fitria Sari Dosen pengampu : Hisbul Luthfi Ashsyarofi,,

Npm : 22101021085 S.H., M.H


Kelas : A Mata kuliah : Sosiologi Hukum
Tugas : Legal Opinion

Legal Opinion

Efektivitas Hukum Di Desa Ampelgading (Tentang Ketidakpercayaan Masyarakat


Desa Kepada Penegak Hukum)

Latar belakang:

Ada yang melatar belakangi sebagian masyarakat di Desa Ampelgading tidak percaya kepada
penegak hukum yang juga menjadi faktor dari efektivitas hukum diantaranya:

1. Kurangnya sosialisasi hukum terhadap masyarakat desa


2. Kurangnya transparasi penegak hukum dalam menghadapi kasus di masyarakat desa
3. Tidak adilnya penegak hukum dalam memutuskan Sanksi pidana yang dijatuhkan
karena memandang derajat masyarakat tersebut. Misal masyarakat yang kaya
memberikan sogokan uang kepada penegak hukum agar sanksinya dikurangi ataupun
bisa dibebaskan
4. Kurangnya respon penegak hukum terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat
desa

Permasalahan:

1. Apa keterkaitan latar belakang di atas dengan dasar hukum yang berlaku?
2. Bagaimana hubungan latar belakang diatas tentang ketidakpercayaan masyarakat
terhadap penegak hukum yang menjadi salah satu faktor dari efektivitas hukum di
dalam masyarakat (penerapan hukum di masyarakat)?

Dasar hukum:

1. ”. Pasal 30 ayat 4 UUD NRI Tahun 1945 “ kepolisian negara republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Mahkamah Agung tentang Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim

Opini hukum:
1. Berdasarkan keterkaitan latar belakang di atas dengan dasar hukum yang berlaku pada
Pasal 30 ayat 4 UUD NRI Tahun 1945 “ kepolisian negara republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum”. Maka
seharusnya penegak hukum menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan yang sudah
ada dengan sebagaimana mestinya, karena agar berjalan efektivitas hukum yang baik
di dalam masyarakat.
2. Berdasarkan keterkaitan latar belakang di atas dengan dasar hukum yang berlaku pada
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Mahkamah Agung tentang Kode Etik dan
Pedoman Perilaku Hakim “Prinsip-prinsip dasar Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim diimplementasikan dalam 10 (sepuluh) aturan perilaku sebagai berikut : (1)
Berperilaku Adil, (2) Berperilaku Jujur, (3) Berperilaku Arif dan Bijaksana, (4)
Bersikap Mandiri, (5) Berintegritas Tinggi, (6) Bertanggung Jawab, (7) Menjunjung
Tinggi Harga Diri, (8) Berdisplin Tinggi, (9) Berperilaku Rendah Hati, (10) Bersikap
Profesional” maka sebagai penegak hukum harus berperilaku yang sebagaimana
sudah diatur dalam undang-undang tersebut agar masyarakat tidak lagi beranggapan
bahwa penegak hukum itu tidak menjalankan tugasnya dengan baik, dan juga
menganggap bahwa hukum itu lebih merupakan mitos dari pada kenyataan.
3. Berdasarkan latar belakang di atas, tentang ketidakpercayaan masyarakat terhadap
penegak hukum yang menjadi salah satu faktor dari efektivitas hukum di dalam
masyarakat (penerapan hukum di masyarakat) adalah karena penegaknya tidak
menegakkan hukum dengan baik. Banyak orang yang memiliki pengalaman “buruk”
dengan penegak hukum. Penegak hukum nampaknya masih “pandang bulu” terhadap
para pelanggar hukum. Karena sifat “pandang bulu” inilah, masyarakat berpikir
asalkan punya uang, atau punya koneksi-koneksi tertentu, maka bisa terhindar dari
hukum. Orang-orang yang memiliki kerabat yang “penting” dapat terhidar dari hukum
dengan mudahnya. Penegak pun masih “takut” dengan hal tersebut, padahal
seharusnya, di mata hukum semua orang itu sama. Juga kurangnya sosialisasi dari
penegak hukum yang menyadarkan masyarakat bahwa hukum itu sangat penting.
Hukum dibuat agar menertibkan, dan sanksi-sanksi pun bukan untuk merugikan,
tetapi agar ada efek jera. Untuk membenahi keefektivitasan hukum di dalam
masyarakat ini maka diperlukan perubahan sikap dari semua orang yang terlibat
dalam hukum. Penegaknya harus lebih tegas. Masyarakatnya juga harus merubah
pandangan mereka terhadap hukum. Hukum itu sebenarnya bermanfaat. Demi
berlangsungnya keefektivitasan hukum di dalam masyarakat , maka hukum harus
ditaati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan menumbuhkan kesadaran dimulai dari
diri sendiri. Kalau semua lapisan masyarakat sudah sadar maka pasti akan tercipta
keefetivitasan hukum yang baik.

Kesimpulan:

Hukum dapat efektiv di dalam masyarakat apabila ada suatu aturan yang jelas mengatur, ada
penegak hukum sebagai wasit agar aturan tersebut berjalan sebagaimana mestinya, adanya
prasarana yang mendukung, dan adanya warga masyarakat yang menjalankan aturan tersebut.
Hukum di dalam masyarakat tidak akan efektiv apabila masyarakat tidak dapat menerima
hukum itu sendiri, ini berarti hukum harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang
terjadi di dalam masyarakat. Efektiv atau tidaknya suatu hukum hanya dapat terlihat ketika
hukum itu telah diterapkan, bagaimana masyarakat merespon hal tersebut. Hukum yang
berlaku dalam suatu lingkungan diharapkan sesuai dengan kebiasaan masyarakat itu sendiri
agar tidak terjadinya ketidakseimbangan antara aturan dan masyarakat yang menjalankannya.

Anda mungkin juga menyukai