Nama : Muliadi
Nim : 2021010261076
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
penegak hukum, tetapi lebih jauh lagi terjadi konspirasi antara pemegang kendali
politik/kekuasaan, pembentuk hukum dan dengan aparat penegak hukum dan hakim.
Problem hukum dan penegakan hukum tersebut tercermin dari adanya indikasi rasa
ketidakpuasan masyarakat terhadap praktek penegakan hukum yang mulai merembet
naik dan adanya gejala masyarakat cenderung menyelesaikan sendiri di luar
pengadilan meskipun perbuatan tersebut melanggar hukum (melakukan penghakiman
sendiri) dan sekarang mulai ada gerakan untuk menuntut secara resmi dan
pengesahan mengenai penyelesaian perkara di luar pengadilan untuk perkara pidana
serta dibentuknya berbagai komisi independen yang diberi wewenang di bidang
penegakan hukum sebagai bentuk lain dari ketidak percayaan masyarakat terhadap
hukum dan penegakan hukum yang terjadi selama ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi ialah prilaku buruk yang
dilakukan pejabat publik secara tidak wajar atau tidak legal untuk memparkaya diri
sendiri.
- Kolusi ialah perbuatan yang jujur, misalnya memberikan pelican agar kerja
mereka lancar, namun memberikannya secara sembunyi-senbunyi.
Negara Indonesia adalah negara modern yang terlahir berdampingan erat dengan
hukum. Hukum sebenarnya digunakan sebagai penegak keadilan bagi masyarakat
yang memang masih belum tercapai. Namun tentu saja, melihat ada banyaknya
parktek negatif penegakan hukum belakangan ini, penegakan hukum di negara
hukum Indonesia ini terlihat lemah dan statusnya akan terancam. Sehingga
menyebabkan banyaknya kritik terhadap hukum Indonesia.
4
Banyak dari kalangan masyarakat menilai bahwa hukum itu bisa dibeli. Sehingga
bagi mereka yang memiliki kekuasaan, bagi mereka yang memiliki banyak uang bisa
berada di posisi aman walaupun melanggar aturan negara.
Pada masa pemerintahan sekarang, banyak dari kalangan masyarakat secara umum
menilai bahwa penegakan hukum di Indonesia sangatlah buruk. Begitu juga publik
menilai bahwa kinerja pemerintah dan aparat penegak hukum dalam memberantas
korupsi juga begitu buruk.
Banyak kesalahan yang terjadi, salah satu faktornya adalah ketidak tegasan hukum di
Indonesia. Adanya suap menyuap antara satu pihak terhadap pihak lain, bahkan
kasus-kasus penyuapan juga banyak terjadi pada kehidupan sehari-hari yang juga
banyak dilakukan oleh pihak instansi pemerintahan.
Penegakan hukum yang terjadi saat ini, yang benar bisa menjadi salah yang salah
bisa menjadi benar. Praktik mafia hukum di Indonesia saat ini semakin merajalela
serta penegakan hukum saat ini sangat lamban dan lemah, banyaknya kasus
kejahatan-kejahatan yang disikapi secara lamban dan lemah.
Kondisi yang demikian menyebabkan kualitas dari penegakan hukum yang buruk
akan sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan dan kekuatan demokrasi
Indonesia. Mental rusak para penegak hukum yang memperjualbelikan hukum sama
artinya dengan mencederai keadilan.
Di Indonesia, tujuan hukum adalah untuk membentuk suatu negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, dan untuk
5
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut
melaksanaan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Jika hukum tidak lagi dapat bekerja sesuai tujuan dan sebagaimana
fungsinya maka itu menandakan upaya-upaya reformasi hukum sudah waktunya
dilakukan.
Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk mencapai kedamaian
dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu, maka masyarakat
dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut.
Namun ada beberapa yang harus dipikirkan dan pertimbangkan lagi, negara ini akan
maju dan baik juga karena adanya kepercayaan masyarakat publik, ketika keputusan
hakim terus dianggap salah, masih adanya ketidak percayaan terhadap pengadilan
dan hukum, maka penegakan hukum secara umum akan selalu dianggap buruk.
Oleh karena itu, bagian terpenting disini, tantangan terberat bagi penegak hukum
adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di
Indonesia saat ini.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Korupsi merupakan tindakan buruk yang dilakukan oleh aparatur birokrasi serta
orang-orang yang berkompeten dengan birokrasi. Korupsi dapat bersumber dari
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem politik dan sistem administrasi
negara dengan birokrasi sebagai prangkat pokoknya.
Keburukan hukum merupakan penyebab lain meluasnya korupsi. Seperti halnya
delik-delik hukum yang lain, delik hukum yang menyangkut korupsi di Indonesia
masih begitu rentan terhadap upaya pejabat-pejabat tertentu untuk membelokkan
hukum menurut kepentingannya. Dalam realita di lapangan, banyak kasus untuk
menangani tindak pidana korupsi yang sudah diperkarakan bahkan terdakwapun
sudah divonis oleh hakim, tetapi selalu bebas dari hukuman. Itulah sebabnya kalau
hukuman yang diterapkan tidak drastis, upaya pemberantasan korupsi dapat
dipastikan gagal.
Upaya-upaya untuk mengatasi persoalan korupsi dapat ditinjau dari struktur atau
sistem sosial, dari segi yuridis, maupun segi etika atau akhlak manusia.