0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang identitas nasional Indonesia, permasalahan penegakan hukum di Indonesia, dampak politik uang terhadap demokrasi, tujuan konstitusi sebagai pedoman dasar negara, dan langkah-langkah untuk memperkuat identitas nasional.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang identitas nasional Indonesia, permasalahan penegakan hukum di Indonesia, dampak politik uang terhadap demokrasi, tujuan konstitusi sebagai pedoman dasar negara, dan langkah-langkah untuk memperkuat identitas nasional.
Dokumen tersebut membahas beberapa poin penting tentang identitas nasional Indonesia, permasalahan penegakan hukum di Indonesia, dampak politik uang terhadap demokrasi, tujuan konstitusi sebagai pedoman dasar negara, dan langkah-langkah untuk memperkuat identitas nasional.
1. Identitas Nasional merupakan kepribadian, jati diri ataupun ciri khas
yang melekat pada suatu bangsa. Dapat menggambarkan suatu bangsa tersebut serta membedakannya dengan Bangsa lain dikarenakan adanya perbedaan dalam faktor tertentu seperti keadaan geografi, ekologi, demografi, sejarah, kebudayaan dan watak masyarakat. Contohnya: Bangsa Indonesia mudah menerima kehadiran wisatawan asing yang berkunjung (Bangsa Indonesia terkenal akan keramahannya), Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis, Bendera negara Indonesia yaitu Sang Merah Putih. 2. 3 ciri negara hukum yang disebutkan belum relevan dengan praktik hukum di Indonesia yang masih belum berjalan dengan baik dan begitu memprihatinkan. Permasalahan penegakan hukum selalu berkecenderungan pada ketimpangan antara harapan, dengan kenyataan. Lemahnya penegakan hukum di Indonesia saat ini dapat tercermin dari berbagai penyelesaian kasus besar yang belum tuntas, salah satunya adalah praktek korupsi yang sudah sering kita lihat di berbagai media, namun para pelaku utamanya sangat sedikit yang mendapat hukuman. Kenyataan tersebut justru berbanding terbalik dengan beberapa kasus yang melibatkan rakyat kecil. Praktik penegakan hukum yang demikian sudah pasti akan melukai hati rakyat kecil yang akan berujung pada ketidakpercayaan masyarakat, khususnya pada aparat penegak hukum itu sendiri. Aparat penegak hukum rentan akan praktik suap, membuat hukum di negeri ini nyatanya dapat diperjualbelikan, seperti kasus BLBI yang sampai sekarang belum jelas titik pangkalnya, kasus E-KTP yang melibatkan banyak pihak di dewan legislasi, dan beberapa kasus besar lainnya. Dari kasus kasus tersebut dapat terlihat bahwa supremacy of law masih belum ditegakkan, persamaan dalam hukum dan pemerintahan (equality before the law) belum didapatkan oleh rakyat kecil, dan adanya praktik suap dan penyalahgunaan wewenang pejabat sangat bertolak belakang dengan ciri due proces of law. Persoalan peradilan bukan hak yang merata dirasakan, bisa diakses atau terinformasikan bagi setiap orang di Indonesia. Penerapan rule of law di Indonesia belum sampai kepada posisi social jastice. Karena keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat belum sepenuhnya terwujud dan merata. Melihat kondisi tersebut nampaknya kita harus bercermin kembali pada tujuan akhir hukum itu sendiri yakni untuk menciptakan keadilan. 3. Praktik politik uang akan berdampak pada rusaknya nilai-nilai semangat demokrasi dalam masyarakat. Demokrasi merupakan suatu bentuk dimana rakyat memiliki kekuasaan penuh atas haknya. Adanya politik uang akan merusak keikutsertaan rakyat dalam pengambilan keputusan politik yang mana seseorang tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap haknya karena memiliki tanggung jawab terhadap pelaksana/pelaku politik uang. Suatu pemerintahan tidak bisa hanya didasarkan pada kehendak/berdasarkan suara terbanyak, namun juga harus didasarkan pada kebenaran dan keadilan yang dikehendaki semua orang. Praktik politik uang sudah mencerminkan ketidakadilan dalam demokrasi di Indonesia ini. Kita bisa melihat bahwa praktik politik uang ini melanggar hampir ke semua aspek Pancasila terutama sila kelima dalam Pancasila yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Fenomena politik uang, akan merusak tatanan nilai-nilai demokrasi yang telah diyakini sebagai sistem politik yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat. 4. Konstitusi adalah sebuah prinsip hukum yang fundamental dalam sebuah negara yang mengatur hubungan antara pemerintah dan yang diperintah yang semuanya berada dalam kerangka hukum baik itu konstitusi tertulis ataupun tidak tertulis. Arti pentingnya suatu konstitusi yang menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa. Konstitusi juga memberikan arah dan pedoman bagi generasi penerus bangsa dalam menjalankan suatu negara. Konstitusi memiliki kedudukan istimewa dan menjadi sumber hukum utama. Oleh karena itu, tidak boleh ada satu peraturan perundang-undangan pun yang bertentangan dengannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa konstitusi disusun sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan kehidupan negara agar negara berjalan tertib, teratur, dan tidak terjadi tindakan yang sewenang-wenang dari pemerintah terhadap rakyatnya. Untuk itu maka dalam konstitusi ditentukan kerangka bangunan suatu negara, kewenangan pemerintah sebagai pihak yang berkuasa, serta hak-hak asasi warga negara. 5. -Mengembangkan sikap rajin belajar/membaca sehingga pada nantinya akan memunculkan SDM yang cerdas yang mampu menyaring berbagai macam informasi yang berasal dari pihak asing. -Mengurangi perilaku konsumtif dan lebih baik menggunakan produk dalam negeri (sikap nasionalisme) -Mendalami norma-norma dalam masyarakat dan keyakinan agama yang dianut -Mempelajari kebudayaan tradisi, mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tradisi, menambah wawasan dengan cara mempelajari budaya dari daerah lain. -Membaca / menyebarkan informasi dari sumber resmi dan dapat dipercaya agar tidak menyebarkan hoax -Menghilangkan sifat antipati -Mendalami nilai-nilai pancasila