Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Yang dimaksud dengan negara hukum adalah negara
yang di dalamnya terdapat berbagai aspek peraturan-peraturan yang bersifat memaksa dan
mempunyai sanksi apabila dilanggar. Berdasarkan landasan konstitusional tersebut, seluruh
rakyat Indonesia sepakat bahwa hukumlah yang akan menjadi panglima. Hukum yang akan
mengelola, melindungi, serta mengawasi kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan
bernegara.
Seperti yang terjadi pada kasus Gayus dan Bank Century merupakan salah satu kasus
yang menunjukkan betapa masih lemahnya supremasi hukum di Indonesia. Diskriminasi
dalam penegakan hukum pun begitu nampak begitu jelas dalam beberapa penanganan kasus.
Dan semua itu tentu tidak terlepas dari buruknya mentalitas beberapa oknum aparat penegak
hukum itu sendiri.
Keberadaan praktik hukum rimba di Indonesia disebabkan karena dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasa dari dalam
diri seseorang yang terdiri dari aspek moral, seperti lemahnya keimanan serta kurangnya
kejujuran. Jika dari aspek sikap dan perilaku, serti munculnya pola hidup konsumtif yang
kemudian mendorong para aparat menyalah gunakan kekuasaannya sehingga melakukan
praktik hukum rimba untuk mendapatkan imbalan.
Sedangkan Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar. Faktor ini bisa
ditinjau dari aspek ekonomi seperti pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan,
aspek politis misalnya instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan
kekuasaan, aspek managemen dan organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi,
aspek hukum terihat dari lemahnya produk serta penegakan hukum, serta aspek sosial yaitu
lingkungan yang kurang mendukung praktik anti hukum rimba.
Jika dilihat dari perspektif Islam praktik hukum rimba merupakan salah satu
perbuatan yang dilarang (haram). Berikut ini beberapa ayat yang menjelaskan larangan
praktik hukum rimba:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” [Qs.
An-Nahl : 90]
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Qs. Al-Maidah : 8]
Dari penjelasan kedua ayat di atas dapat dipahami bahwa praktik hukum rimba
merupakan salah satu perbuatan yang diharamkan karena dalam praktiknya hukum tersebut
sangatlah keji serta tidak berlandaskan keadilan dan rasa perikemanusiaan. Seharusnya
sebagai sesama umat manusia hendaknya saling menghargai satu sama lain dan merangkul
serta meindungi antar sesama khususnya kaum yang lemah. Selain itu, dari ayat tersebut
dapat dipahami bahwa berbagai permasalahan yang timbul hendaknya diselesaikan dengan
cara kekeluargaan serta seadil-adilnya sehingga dapat mengarahkan pada kehidupan yang
damai, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan atau integrasi, saling menghormati serta
menghargai antar sesama, dan tidak menimbulkan perpecahan atau disintegrasi.
Oleh karena itu, praktik hukum rimba harus segera diberantas demi terwujudnya sila
ke-5 Pancasila yaitu “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dalam aspek hukum di
Indonesia. Berbagai upaya yang dapat dilakukan adalah Pertama, negara harus mengambil
peran sistematis mulai dari pucuk tertinggi sampai ke bawah untuk mengatasi runtuhnya
wibawa lembaga-lembaga negara termasuk penegak hukum. Wujud langkah luar biasa ini
dapat diwadahi dengan payung hukum berupa Instruksi Presiden.
Berbagai upaya tersebut dapat terlaksana dengan baik dan lancar apabila seluruh
pihak turut serta memberikan konstribusi dan kerjasamanya dalam mendukung berbagai
upaya tersebut, sehingga hukum rimba dapat diberantas dengan tuntas hingga akar-akarnya
dan tidak akan lagi diadopsi oleh generasi di masa yang akan datang. Serta harapan
kedepannya adalah agar implementasi Indonesia sebagai negara hukum dapat terlaksana
dengan tepat sesuai dengan asas-asas hukum yang berlaku sehingga bukan hanya wacana
serta tulisan semata akan tetapi dapat bermanfaat dalam meminimalisir risiko pelanggaran
atau penyimpangan hukum di Indonesia.
Daftar Pustaka
Hadi Mulyono, 2020. Ayat-ayat Allah Tentang Perintah Berlaku Adil. https://akurat.co/id-
1142852-read-ayatayat-allah-tentang-perintah-berlaku-adil. (diakses pada 5 Maret
2021)
Muhammad Husni, S.H., M.H 2016. Penegakan Hukum Versus Opini Pubik.<https://komisi-
kejaksaan.go.id/penegakan-hukum- versus-opini-publik/ (diakses pada 5 Maret
2021)