Anda di halaman 1dari 4

NAMA : PETER TIOPILUS

NIM : 214100007

PRODI : S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

MAKUL : KEWARGANEGARAAN (UTS)

1. Menurut saya zaman sekarang masih banyak pilar-pilar yang dilanggar oleh penguasa
penguasa negara seperti:
 demokrasi yang berketuhanan yang maha esa
 Demokrasi yang menjunjung hak asasi manusia
 Demokrasi yang mengutamakan kedaulatan rakyat
 Demokrasi yang mendukung kecerdasan

salah satu contoh kasusnya yaitu: masih dilakukannya korupsi yang melanggar
hak orang banyak. Dimana uang yang seharusnya digunakan untuk rakyat justru
dirampas oleh oknum-oknum yang serakah. Seperti contoh adanya korupsi e-ktp.
Pelaku korupsi e-ktp diberitakan cukup banyak. Kurang lebih uang yang dirugikan
sekitar 2,3 triliun rupiah. Dan pengguna tersebut tidak hanya 1 atau 10 orang
melainkan ada 30 orang lebih yang tersangka. Salah satunya ada Gubernur Jawa
tengah yang juga terlibat dalam kasus e-ktp. Artinya dalam masalah ini sistem
demokrasi yang tengah dilaksanakan di negeri mengalami kegagalan. Bahkan bisa
dikatakan kegagalan total padahal mereka adalah orang-orang yang dipercaya oleh
rakyat.

Solusinya cara untuk memberantas korupsi adalah merubah perundang-undangan


yang mengatur tentang korupsi. Saya rasa hukum di Indonesia kurang tegas
mengenai permasalahan tersebut perlu adanya pembaharuan hukum. Sebagaimana
contoh hukuman mati untuk seorang pengedar narkoba. Gimana narkoba adalah
obat pembodohan para remaja, anak-anak maupun orang tua. Padahal kerugian di
antara koruptor dan pengedar rasanya masih lebih besar pada kelakuan koruptor
ini. Rakyat seharusnya terjamin pendidikannya justru kehilangan jaminannya
hanya karena oknum yang tidak bertanggung jawab. Orang orang pinggiran tidak
memiliki papan, sandang, bahan pangan titik mereka mati hanya karena
kekurangan gizi. Puskesmas seharusnya juga terjamin kesehatan dan
kebersihannya. Dan banyak lagi yang bisa dilakukan titik makanya perlu adanya
pembaruan hukum, dimana hukum harus dianggap sebagai upaya pencegah bukan
mengobati. Hukum harus dipandang sebagai antisipasi bukan hanya sebuah reaksi.

2. Menurut pengalaman saya kemarin dalam mengikuti proses pemilu presiden dan
wakil presiden, itu merupakan pertama kalinya saya mengikuti pemilu saya pergi ke
euh ke TPS atau yang disebut dengan tempat pemungutan suara yang di sekitar
rumah, di situ banyak orang-orang yang yang sangat semangat ikut dalam pemilihan
umum tersebut dalam memilih pemimpin untuk negara ini yang terbaik. Saya pergi
bersama orang tua saya ya dan saya diajarkan cara gimana untuk memilih suara. Di
tempat pemilihan tersebut banyak penjaga-penjaga yang menjaga kotak suara agar
tetap adil dan tidak ada kecurangan dari oknum-oknum manapun. Selama proses
pemilu semua berjalan dengan lancar dan aman dan rakyat dapat memilih sesuai
dengan isi hati nurani mereka yang dipercaya dapat membawa negara ini ini lebih
baik dari sebelumnya. Setelah itu saya masuk ke dalam ruangan yang berisi kotak dan
diberikan kertas dan juga paku yang telah tersedia di dalam kotak tersebut dan kita
diberikan waktu untuk memilih ih siapa yang akan kita pilih dalam pemilihan tersebut
setelah itu kertas tersebut dimasukkan di dalam suatu kotak berdasar pada jenis-jenis
jabatannya seperti presiden ataupun DPR dan DPD. Setelah itu kita harus cap tiga jari
yang akan dipandu oleh petugas di sana. Yang saya lihat dalam proses pemilu waktu
itu semua berjalan dengan baik tentram dan damai tanpa ada paksaan atau selisih
paham dari manapun dan benar-benar memilih sesuai isi hati masing-masing.
3. Istilah tumpul ke atas dan runcing ke bawah adalah salah satu kenyataan bahwa
keadilan di negeri ini lebih tajam menghukum masyarakat kelas bawah daripada
pejabat tinggi. Seperti contoh kasus korupsi mantan Gubernur Banten ratu Atut
Chosiyah yang dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda 200 juta rupiah. Ratu
telah melakukan suap kepada mantan ketua mahkamah konstitusi (MK) Akil Mochtar
sebesar satu miliar rupiah untuk memenangkan gugatan yang diajukan pasangan Amir
Hamzah dan Kasmin. Dan bait bingkisan kepada kasus seorang nenek yang mencuri
singkong karena kelaparan dan dijatuhi hukuman 2,5 tahun penjara. Disini kita dapat
lihat bawah hukum di Indonesia sangat tidak adil. Keadaan ini kurang disadari dalam
hubungannya dengan hukum di Indonesia seperti pada UUD pasal 28d ayat 1 yang
berbunyi: “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Kalau diterapkan,
proses penyelesaian hukum pasti berjalan dengan baik dan akan adil tanpa berpihak
pada kaum yang kuat maupun lemah.
4.
 Gagasan : upaya pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak lama dengan
menggunakan berbagai cara, sanksi terhadap pelaku korupsi sudah diperberat,
namun hampir setiap hari kita masih membaca atau mendengar adanya berita
mengenai korupsi. Berita mengenai operasi tangkap tangan (OTT) terhadap
pelaku korupsi masih sering terjadi.
 Pendapat kritis: menurut saya salah satu efek negatif yang paling berbahaya
dari korupsi pada jangka panjang adalah rusaknya generasi muda. Dalam
masyarakat yang korupsi telah menjadi makanan sehari-hari, anak tumbuh
dengan pribadi antisosial, selanjutnya generasi muda akan menganggap bahwa
korupsi sebagai hal biasa saja sehingga perkembangan pribadi menjadi
terbiasa dengan sifat tidak jujur dan tidak bertanggung jawab. Jika generasi
muda suatu bangsa keadaannya memang seperti itu dapat dibayangkan betapa
seramnya masa depan bangsa Indonesia.
 Usulan: menurut saya kita dapat memperlambat ataupun memberantas korupsi
dengan cara memperkuat transparansi, pengawasan dan sanksi kepada
kegiatan-kegiatan pemerintahan yang berhubungan dengan ekonomi dan
sumber daya manusia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akuntabilitas
pemerintahan dalam pengelolaan sumber daya negara dan sumber daya
manusia serta memberikan akses terhadap informasi dan berbagai hal yang
lebih memberikan kesempatan masyarakat luas untuk berpartisipasi pada
bidang ekonomi.
5. Hak yang sudah saya dapatkan:
 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi hak untuk hidup, hak untuk tidak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk
tidak diperbudak.
 Warga negara berhak memeluk dan menjalankan agama yang mereka
percayai.
 Berhak menyuarakan pendapat rakyat secara lisan maupun tulisan sesuai
undang-undang yang berlaku.
 Berhak untuk memiliki kedudukan yang sama dimata hukum dan
mendapatkan perlindungan hukum.

Kewajiban yang telah didapat :

 Membayar pajak kendaraan dan rumah


 Kewajiban menaati, tunduk dan patuh pada peraturan hukum yang berlaku di
Indonesia.
 Kewajiban untuk menghargai orang lain
 Kewajiban untuk mengikuti pendidikan dasar.
 Kewajiban untuk melakukan pembelaan kedaulatan negara.
 Kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan atas hak kebebasan.

Anda mungkin juga menyukai