Anda di halaman 1dari 3

Seruan Pergerakan

Darurat Demokrasi Nasional


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.
“Lawan Tirani, Selamatkan Demokrasi.”

Negara Republik ini lahir karena semua orang tahu betapa pahitnya tertindas dan tak sudi diinjak. Negara
bercita-cita untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sebuah negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Hal itu termaktub dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Pemerintahan negara dibentuk untuk mengurusi setiap hal yang menjadi
kebutuhan bangsa dan kehidupan rakyatnya secara demokratis, taat terhadap hukum, norma-norma, serta
menjunjung etika dan moral sebagai pemerintah. Sehingga jelas, Negara dengan pemerintahannya bukanlah
satu alat bagi sebagian kelompok apalagi segelintir orang untuk mengeruk sebesar-besarnya keuntungan.
Apalagi kekuasaan yang diberikan tersebut digunakan dengan sewenang-wenang untuk melanggengkan
kekuasaan pemerintahan yang telah berlangsung.
Hari ini kami menemukan fakta bahwa korupsi semakin merajalela, kolusi dan nepotisme terus
dipraktekkan dan dilanggengkan. Semakin hari semakin marak praktek kekuasaan yang mengangkangi dan
terus mengakali hukum dan norma bernegara. Asas Umum Pemerintahan Negara yang baik yang
menjunjung tinggi norma kepatutan dan hukum, untuk mewujudkan Negara yang bersih dan bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme kini menjadi isapan jempol belaka.
Praktek kekuasaan yang menyimpang dengan peristiwa yang terjadi dalam wilayah sosial, politik, ekonomi,
dan hukum belakangan ini merupakan bentuk paling nyata dari rendahnya kualitas demokrasi selama
pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Demokrasi Indonesia di bawah Kepemimpinan Presiden Joko Widodo menuju jurang kematian saat rakyat
tidak mampu lagi berpikir rasional, banyak rakyat yang terjatuh pada kultus personal yang sangat
berbahaya. “Transisi demokrasi ke kultus kepribadian dimulai dari seorang pemimpin yang mau berbohong
sepanjang waktu untuk mendiskreditkan kebenaran. transisi selesai ketika rakyat tidak lagi bisa
membedakan antara kebenaran dan perasaan.” Kata Timothy Snyder. Kita tahu, seruan Tegak Lurus
Jokowi dan langkah mengagung-agungkan sebagai presiden baik, lahir dari rakyat biasa, dan bertindak pro-
rakyat adalah upaya menggelapkan pandangan semua mata atas setiap ketimpangan dan ketidakadilan yang
ada. Kita tidak akan lupa juga tidak terjebak pada masa lalu sebagai sebuah insiden an sich, kebetulan
semata. Melainkan juga memahami masa lalu sebagai sebuah konteks. Memahami konteks sebuah peristiwa
kejahatan di masa lalu itulah yang memungkinkan kita bisa menarik benang merah antara yang silam, yang
sekarang dan yang menjelang.
Menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum, ada banyak laporan dugaan penyalahgunaan kekuasaan (abuse
of power) untuk mengintervensi proses pemilu demi kepentingan kandidat tertentu, mulai dari mobilisasi
aparat desa untuk memenangkan capres tertentu, politisasi bansos, pemanfaatan fasilitas negara untuk
kampanye capres, dan lain-lain. Dan yang paling berbahaya dari itu adalah kekuasaan secara terang-
terangan mengintervensi pemilu agar tidak memberi peluang bagi selain pengikutnya untuk memenangkan
pertarungan. Berbagai penyelewengan kekuasaan, pelanggaran etika, dan perusakan norma serta
penghancuran substansi demokrasi dipertontonkan secara vulgar dalam rangkaian politik menuju pemilu.
Demokrasi dibunuh secara halus, gradual, dan sistematis.“ Demokrasi dibunuh di dalam lembaga
demokrasi, oleh para demokrat, dengan cara-cara yang demokratis.
PMII sebagai bagian dari bangsa, bagian dari rakyat Indonesia memandang hal tersebut harus segera
dihentikan. PMII yang dibentuk dengan salah satu komitmennya untuk memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia mempunyai tanggungjawab besar untuk bertindak sesuai kapasitas kami, baik
sebagai individu rakyat ataupun secara kolektif organisasi.
PMII mendorong secara terus-menerus adanya sebuah negara yang demokratis dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia. PMII terus berjuang agar hadirnya pemerintahan yang bebas dari Kolusi, Korupsi, dan
nepotisme seperti apa yang dicita-citakan serta menjadi mandat reformasi Indonesia 1998.
Kepada sahabat-sahabat PMII, aktivis mahasiswa dan seluruh rakyat indonesia, republik ini memanggil kita
yang masih memegang teguh akal budi dan hati nurani untuk bergerak menyelamatkan demokrasi,
menyelamatkan bangsa dan negara indonesia.
Bersadarkan pandangan di atas, maka kami, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kota Bandung
menyerukan:
1. Kepada seluruh kader dan anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk tetap setia
pada Nilai Dasar Pergerakan serta komitmen perjuangan untuk memperjuangkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia. Serta melakukan program aksi yang berkualitas dengan melakukan
penelitian dan pendikusian terkait situasi rakyat yang sedang berkembang, melakukan advokasi di
tengah rakyat dan aksi-aksi secara nyata termasuk menjalankan demonstrasi/unjuk rasa bersama
rakyat untuk menyelamatkan negara dari cengkraman tirani.
2. Mengajak seluruh kader, anggota, masyarakat sipil, aktivis demokrasi, akademisi, dan segenap
mahasiswa untuk mengawal dan menjaga demokrasi demi mempertahankan konsep negara hukum
yang berkeadilan bukan negara kekuasaan.
3. Kami mengajak seluruh pemuda--mahasiswa untuk setia pada nilai dan prinsip perjuangan
mahasiswa dalam menegakkan demokrasi, melindungi hak asasi manusia, dan memberantas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
4. Mengajak seluruh kelompok pemuda-mahasiswa untuk mengkonsolidasikan diri dan memperkuat
solidaritas antar pemuda -- mahasiswa untuk menyelamatkan demokrasi dan menolak segala bentuk
kecurangan dan ketidakadilan dalam proses pemilu 2024.
Kami juga menuntut dan mendesak:
1. Menuntut Presiden untuk menjadi negarawan sejati yang tidak menggunakan kekuasaan demi
kepentingan keluarga.
2. Menuntut Presiden serta seluruh aparatur pemerintah uuntuk kembali pada asas demokrasi dengan
menghentikan praktek korupsi, kolusi, serta nepotisme
3. Menuntut Presiden untuk setia dan komitmen dalam berpegang teguh pada demokrasi, penegakan
hukum, serta berpihak pada kehendak rakyat ketimbang oligarki
4. Mendesak Dewan Perwakilan Rakyat tidak diam saja dan segera menggunakan kewenangannya
melakukan pengawasan melalui hak angket atau interpelasi atau menyatakan pendapat terhadap
tindakan Presiden yang semakin massif menyalahgunakan kewenangannya untuk berpihak pada
salahsatu pasangan Capres Cawapres yang mana hal tersebut melanggar prinsip netralitas pejabat
publik dalam pemilu.
5. Mendesak DPR RI/DPRD untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam melakukan
pengawasan terhadap kinerja pemerintah secara maksimal
6. Mendesak seluruh Aparatur sipil negara, Tni dan Polri hingga kepala desa untuk menolak intervensi
kekuasaan untuk memenangkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam
pemilu 2024.
7. Mendesak dan menuntut kepada seluruh pejabat negara untuk tunduk patuh terhadap aturan main
demokrasi dan bertanggung jawab terhadup penyelenggaraan pemilu yang adil, berish, dan penuh
kejujuran tanpa manipulasi dan kecurangan
8. Menuntut PLT Wali Kota Bandung bersama stakeholder di bawahnya untuk bisa menjaga prinsip
netralitas pejabat publik dalam pemilu
9. Menuntut dan mendesak agar DPRD Kota Bandung dapat menyampaikan aspirasi yang
dikehendaki masyarakat kepada pemerintah pusat untuk segera disikapi
Demikian seruan pergerakan kami sampaikan. Bersamaan ini kami sampaikan bahwa tidak ada yang lebih
penting dari menangnya demokrasi dan kehendak rakyat.
Salam Pergerakan!
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Menangkan Demokrasi

Atas Nama,
Pengurus Cabang
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Kota Bandung

Anda mungkin juga menyukai