Anda di halaman 1dari 6

11 Prinsip-prinsip Demokrasi Beserta Penjelasannya

Pengertian Demokrasi

Secara etimologis demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “demokratia”


yang terdiri dari dua kata yaitu “demos” yang artinya rakyat dan
“kratos/kratein” yang artinya kekuatan atau pemerintahan. Secara harfiah
demokrasi berarti kekuatan rakyat atau suatu bentuk pemerintahan negara
dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melaui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai, dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan
dalam praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik
saja tetapi juda dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagi
wakil presiden pertama di Indonesia, menyebut demokrasi sebagi sebuah
pergantian atau pergeseran kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.

Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan suatu negara


yang diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Abraham Lincoln adalah seorang presiden Amerika Serikat yang keenambelas.
Dalam definisinya mengenai demokrasi ini, kita bisa melihat konsep bagaimana
arti demokrasi di mata Abraham Lincoln. Berikut ini adalah penjelasannya.
Dari rakyat, artinya bahwa suatu negara terbentuk karena adanya kekuasaan
pemerintahan yang diberikan dari rakyat. Unsur dalam negara yang paling pokok
adalah rakyat, karena semua hasil pemikirannya adalah dari rakyat. Dan perlu
diingat pula, dalam suatu sistem demokrasi, pemerintah mendapatkan
kekuasaan yang berasal dari rakyat.
Oleh rakyat, artinya bahwa dalam penyelenggaraan negara, rakyat harus
diikutsertakan. Karena rakyat telah mendapatkan kekuasaan terbesar dalam
posisi di negaranya, maka rakyat harus bertanggungjawab atas segala fasilitas
yang disediakan pemerintah; masyarakat harus ikut menjaga ketertiban dan
ketenteraman masyarakat lainnya di negara tersebut.
Untuk rakyat, artinya bahwa segala ketertiban dan ketenteraman yang
dipelopori oleh masyarakat itu pada akhirnya akan menjadi hadiah bagi rakyat itu
sendiri. Karena itulah, dalam membantu menjaga ketertiban rakyat harus
mengingat bahwa semua itu adalah untuk diri rakyat sendiri.

11 Prinsip-prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah


terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-
prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian
dikenal dengan “soko guru demokrasi”. Menurutnya, prinsip-prinsip
demokrasi adalah :

Kedaulatan Rakyat

Kedaulatan rakyat adalah kekusaan tertinggi suatu negara berada di tangan


rakyat. Rakyat memberikan kekuasaan kepada para wakil rakyat yang
menduduki lembaga legislatif maupun eksekutif untuk melaksanakan keinginan
rakyat, melindungi hak-hak rakyat serta memerintah berdasarkan hati nurani
rakyat. Rakyat berhak mengganti pemerintahan yang dipilih dan diangkatnya,
bila pemerintah tersebut tidak melaksanakan kehendak rakyat.
Dewasa ini praktik teori kedaulatan rakyat banyak dianut dan dijalankan oleh
negara-negara demokrasi modern. Termasuk Negara Republik Indonesia.
Kedaulatan rakyat bermakna bahwa segala penyelenggaraan negara untuk
kesejahteraan rakyat harus dipertanggungjawabkan kembali kepada rakyat.
Menurut UUD 1945 sebelum Amandemen, kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dipegang sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat
Indonesia. Namun kini, masih ada lembaga negara lain yang merupakan
lembaga pemegang kedaulatan rakyat.

Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah

Suatu pemerintahan yang berdiri dalam suatu negara harus tunduk sepenuhnya
dengan rakyat (yang diperintah). Apabila pemerintahan tidak berdasarkan
keinginan rakyat, berarti negara tersebut menjalankan sistem monarki absolut
yang berbanding terbalik dengan paham demokrasi. Pemerintah harus terus
mengontrol dan dikontrol oleh rakyat, apakah sistem pemerintahan sudah
selaras dengan tujuan bangsa dan negara. Pemerintahan yang demokratis harus
mampu memenuhi tuntutan mayoritas rakyatnya.

Kekuasaan Mayoritas

Di suatu negara yang penuh dengan perbedaan ini, khususnya di Indonesia,


akan selalu ada pihak mayoritas dan minoritas. Di negara yang menganut sistem
demokrasi, suatu permasalahan biasanya diselesaikan dengan musywarah untuk
mencapai mufakat. Jika musyawarah tidak menentukan kemufakatan, maka
suara mayoritaslah yang akan menang.

Mayoritas inilah menjadi wakil suara terbanyak dari rakyat, sehingga lebih
berkuasa dibandingkan kaum minoritas.Dalam hali ini sering dilakukan dengan
cara pemungutan suara. Seperti yang telah bangsa kita lakukan, setiap
pemimpin yang masa jabatannya telah usai, kita akan memilih pemimpin lagi
untuk jangka waktu ke depan dengan pemilihan umum.

Hak-hak Minoritas
Hak minoritas adalah sejumlah wewenang dan hal-hal yang seharusnya bisa
diterima dan dinikmati, kepada sekelompok kecil orang dalam suatu etnis,
perkumpulan, perhimpunan, organisasi, lembaga, atau bahkan negara dengan
kelompok besar atau kelompok mayoritas dilingkungannya.
Menurut Parsudi Suparlan, kelompok minoritas merupakan orang-orang yang
diperlakukan secara diskriminatif dalam masyarakat karena ciri fisik tubuh atau
asal-usul keturunannya atau kebudayaannya berbeda.

Mereka tidak hanya diperlakukan sebagai orang luar dalam masyarakat tempat
hidup mereka,namun juga menempati posisi yang tidak menguntungkan, karena
mereka tidak memperoleh akses terhadap sosial, ekonomi, dan politik. Dalam
negara demokrasi, warga mayoritas harus turut serta melindungi hak-hak
minoritas. Dalam hal itu diharapkan proses demokrasi dapat berjalan dengan
baik.

Jaminan Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia yang hidup dalam suatu negara yang demokratis meliputi hak
untuk hidup dan pekerjaan layak yang harus terus diawasi dan ditinjau oleh
pemerintah.
Perjuangan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, telah
mengalami masa perjuangan yang cukup panjang.
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan momentum untuk
menegaskan dasar hukum untuk menegakkan dan melindungi HAM bagi rakyat
Indonesia. Pancasila memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan HAM di
Indonesia. Pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia ditekankan pada
keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Keseimbangan antara hak dan kewajiban mengandung arti bahwa di samping


menuntut dan melaksanakan hak, kita harus juga mengutamakan kewajiban.
Seperti contoh kalian sebagai warga negara memiliki hak untuk sekolah, namun
kalian juga memiliki kewajiban untuk menaati aturan sekolah. Contoh lainnya
seorang warga negara berhak mendapatkan perlindungan dari negara, namun
warga negara juga wajib membela negara apabila negara memintanya.

Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dijadikan landasan hukum


dan arah dalam pelaksanaan dan penegakan HAM. Pancasila menjamin
pelaksanaan keseimbangan antara hak asasi dan kewajiban.
Pemilihan yang Bebas, Adil, dan Jujur

Bebas berarti bahwa setiap warga negara berhak memilih para calon pemimpin
atas keinginannya sendiri, tanpa adanya paksaan dari orang lain. Jujur dalam hal
ini mempunyai arti bahwa semua orang yang terlibat dalam pemilihan umum ini
harus bertindak jujur, baik dari kalangan pemerintah, badan pengawas, panitia,
partai politik, para calon wakil rakyat maupun rakyat sebagai pemilih. Hal ini
masih menjadi permasalahan yang cukup pelik di Indonesia, dimana kejujuran
masih menjadi suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Adil dalam hal ini
mempunyai arti bahwa semua orang yang terlibat dalam pemilu berhak
mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dalam melakukan pemilihan
tersebut.

Persamaan di Depan Hukum

Negara yang menganut sistem demokrasi harus menegakkan hukum setegak-


tegaknya. Tidak ada ketimpangan dalam menetapkan hukum yang
berlaku. Semua harus menerapkan keadilan hukum yang merata. Entah
itu rakyat kecil, pejabat, bahkan anggota parlemen jika melanggar
hukum harus di hukum sebagaimana mestinya. Namun dalam beberapa
kasus di Indonesia, uang masih berkuasa dalam pembelian hukum. Hukum yang
sudah di terapkan belum bisa di jalankan dengan baik. Tajam kebawah tumpul
ke atas. Masih ingatkah Anda dengan kasus seorang nenek yang mengambil
kayu dan di tuduh mencuri oleh sang pemilik kebun dan akhirnya nenek tersebut
dihukum selama tiga bulan. Sunnguh miris hal-hal semacam itu masih terjadi di
negeri yang katanya demokrasi ini. seagala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara sudah di atur dalam sebuah konstitusi.

Pada dasarnya konstitusi memberikan wewenang bagi para aparatur negara


terutama eksekutif, legislatif dan yudikatif untuk mengatur jalannya roda
pemerintahan. Para pembuat konstitusi merasa bahwa jenis hubungan tertentu
antara eksekutif dan legislatif adalah penting atau bahwa yudikatif harus dijamin
mempunyai tingkat kemandirian tertentu terhadap legislatif dan eksekutif atau
ada hak-hak yang harus dimiliki oleh warga negara dan tidak boleh dilanggar
atau dihapuskan oleh eksekutif dan legislatif serta masih banyak lagi hal-hal yang
mesti diatur dalam sebuah konstitusi secara tertulis yang memberikan
perlindungan pada setiap warga negara meskipun tingkat pembatasan itu
beragam dari satu kasus dengan kasus lain.
Proses Hukum yang Wajar

Proses hukum yang wajar yang dimaksud disini adalah membela


kebenaran dan menghukum yang salah. Meski hal tersebut seringkali
diucapkan oleh aktivis-aktivis demonstrasi namun hal itu seakan menjadi angin
lalu bagi aparat dan penegak keadilan. Nyatanya, masih ada saja penegak
keadilan yang bersedia meneriam suap dan membela yang salah. Tentu ini
menjadi hal yang menghawatirkan bagi kita, karena negara kita adalah negara
hukum. Hukum harus benar-benar ditegakkan tanpa adanya unsur suap-
menyuap.

Pembatasan Pemerintah Secara Konstitusional

Keberadaan konstitusi sebagai hukum dasar bagi keberlangsungan sebuah


Negara tidak dapat dianggap remeh karena konstitusi akan memberikan aturan
main di Negara tersebut. Dibanyak Negara, konstitusi dianggap sebagai
instrumen yang dapat digunakan untuk mengontrol pemerintah agar
tidak berlaku sewenang-wenang dan melampaui batas
kewenangannya. Konstitusi muncul dari sebuah keyakinan akan pemerintahan
yang terbatas, meskipun setiap negara mempunyai aturan dan batasan-batasan
tersendiri mengenai hal apa yang hendak ditetapkan. Namun apapun sifat dan
berapapun luas konstitusi itu semuanya akan bermuara pada kesejahteraan
bersama. Semua yang dilakukan pemerintah harus berpihak kepada rakyatnya
yang diperintah.

Sifat pembatasan yang hendak ditetapkan pada sebuah pemerintahan dan


dimana tingkat konstitusi lebih tinggi dari pemerintah bergantung pada sasaran
yang hendak dicapai oleh para pembuat konstitusi. Pada titik inilah peran dari
seluruh warga negara untuk merumuskan segala aturan-aturan yang harus
dituangkan dalam sebuah konstitusi tertulis yang pada akhirnya akan menjadi
hukum dasar bagi seluruh warga negara. Oleh karena itu, para pembuat
konstitusi ingin meyakinkan bahwa konstitusi tidak dapat diubah begitu saja atau
secara sembarangan atau dengan alasan yang tidak jelas.

Pluralisme Sosial, Ekonomi, dan Politik

Di dalam suatu negara yang penuh dengan perbedaan seperti indonesia ini, kita
harus saling menghargai segala perbedaan yang kita miliki. Kita tidak boleh
menyamakan, mendiskriminasi, mengintimidasi satu sama lain. Masyarakat
Indonesia sangat kaya akan perbedaan sosial, ekonomi, dan politik. Jadikan
perbedaan tersebut menjadi alat pemersatu bangsa. Indonesia ada karena
perbedaan yang menyatu dalam nasiaonalisme yang kita bangun sendiri. Dari
yang kaya sampai yang miskin, dari tokoh agama maupun umat, dari pemerintah
maupun rakyat, dari yang berpartai maupun yang tidak, semua itu ada di
Indonesia yang sudah seharusnya kita jaga keutuhan NKRI ini.

Nilai-nilai Toleransi, Pragmatisme, Kerjasama dan Mufakat

Di negara emokrasi, toleransi sudah menjadi hal wajib dimiliki setiap warga
negara. Jika toleransi tidak dapat diwujudkan, maka perlahan-lahan negara
tersebut akan hancur karena pertikaian dengan adanya perbedaa. Perbedaan
tidak perlu menjadi masalah yang berarti di negara demokrasi. Sudah menjadi
keharusan dalam berbangsa dan bernegara hidup berdampingan secara damai
dan penuh dengan ketentraman tanpa adanya perang perpecahan.

Pragmatis adalah bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat


mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan). Pragmatisme
adalah kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham, doktrin,
gagasan, pernyataan, ucapan), bergantung pada penerapannya bagi
kepentingan manusia. Jadi suatu nilai atau ajaran kebenaran harus benar-benar
diterapkan dalam berbangsa dan bernegara.
Kerjasama menjadi salah satu ciri-ciri yang di miliki negara yang menganut
sistem demokrasi. Supaya proses demokrasi berjalan dengan baik, harus ada
kerja sama dari berbagai pihak sehingga mengahasilkan keputusan yang sesuai
dengan kepentingan sesama yang biasa kita sebut sebagai kemufakatan

Dari 11 Prinsip-prinsip demokrasi diatas dapat kita pahamai bahwa di negara


demokrasi, pemerintah sepenuhnya mengakui bahwa kekuasaan tertinggi berada
di tangan rakyat. Pemerintah harus mampu menghendaki keadilan yang merata
dalam penegakkan hukum. Negara yang sarat akan ini perbedaan sudah
seharusnya kita mampu memupuk rasa nasionalisme untuk terus
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. NKRI Harga Mati …!

Anda mungkin juga menyukai