Anda di halaman 1dari 82

BAHAN AJAR

EKONOMI MANAJERIAL

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDRAGIRI (STIE-I) RENGAT


TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Daftar Isi

I. Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial ..


Pengertian dan Ruang Lingkup ..................................................
Teori Perusahaan ..................................................
Konsep Laba ..................................................

II. Optimalisasi Ekonomi ..................................................


Metode Penyajian Hubungan Ekonomi ........................................
Kalkulus Diferensial ........................................
Optimasi Ekonomi ..................................................

III. Teori Permintaan dan Penawaran ........................................


Permintaan dan Hukum Permintaan .........................................
Penawaran dan Hukum Penawaran .........................................
Elastisitas Harga Permintaan .........................................

IV. Estimasi Permintaan Pasar ..................................................


Metode Penaksiran Permintaan ..................................................
Analisis Regresi ..................................................

V. Pendekatan Teori Konsumen ...............................................


Teori Utilitas ..................................................
Pendekatan Kurva Indiferens ..................................................
Garis Atribut ..................................................

VI. Teori Produksi ..................................................


Konsep Produksi ..................................................
Konsep Biaya Produksi ..................................................
Analisis Biaya ..................................................
- Analisis Biaya Jangka Pendek ........................................
- Analisis Biaya Jangka Panjang ........................................

VII. Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian .....................


Dasar Pengambilan Keputusan ..................................................
Pengambilan Keputusan Dengan Resiko ...............................
Pengambilan dengan Ketidakpastian ...............................

VIII. Struktur Pasar ..................................................


Pasar Persaingan Sempurna ..................................................
Pasar Monopoli ..................................................
Pasar Persaingan Monopolistik ..................................................
Pasar Oligopoli ..................................................

IX. Penetapan Harga dalam Praktek ..............................


Diskriminasi Harga .................................................
Penentuan Harga Produk Baru .................................................
Penetapan Harga pada Pasar yang Telah Mapan ....................
I. KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP EKONOMI
MANAJERIAL

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa memahami Pengertian dan ruang lingkup ekonomi manajerial
2. Mahasiswa memahami Teori Perusahaan
3. Mahasiswa memahami Konsep Laba

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial

Istilah ekonomi manajerial terdiri atas dua kata :


- Ekonomi
- Manajerial

1. Ekonomi :

Ilmu Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan masalah kebutuhan dan
pemuas kebutuhan manusia (Albert L Mayer).

Ilmu Ekonomi dikelompokan atas :


Ekonomi Makro
Ekonomi Mikro

Ekonomi Makro : Mempersoalkan masalah totalitas totalitas ekonomi/perekonomian


secara keseluruhan.

Masalah Yang dibahas dalam ekonomi makro antara lain :


- Pendapatan nasional
- Neraca Pembayaran
- Pengangguran
- Inflasi
- Kebijakan Fiskal/ Moneter

Ekonomi Mikro : ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomi secara individual
sebagai unit pengambil keputusan.

Masalah Yang dibahas dalam ekonomi makro antara lain :


- Motivasi Dunia Usaha
- Teori Biaya/ Analisis Biaya
- Teori/ Fungsi Permintaan
- Teori Harga
- Teori Produksi
- Struktur Pasar
Variabel Ekonomi Makro VS Ekonomi Mikro
Ekonomi Makro Ekonomi Mikro
Y = Pendapatan Total/ y = Pendapatan Seseorang
Nasional / Perusahaan Tertentu
C = Konsumsi Total c = Konsumsi Seseorang
S = Tabungan Total s = Tabungan Seseorang
P = Tingkat Harga p = Harga Barang Tertentu
DD = Permintaan Total dd = Permintaan Perorangan
SS = Penawaran Total ss = Penawaran Perorangan
O = Output Total o = Output Tertentu

2. Manajerial

manajerial berhubungan erat dengan istilah manajer, manajemen.

Manajemen : Ilmu/ seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.

3. Ekonomi Manajerial :
Ilmu bagaimana memimpin pengelolaan tujuan dengan berhasil dengan sumberdaya
yang terbatas secara efesien (Michael R . Baye).

Ekonomi Manajerial merupakan Aplikasi dari teori dan metodologi ekonomi


kedalam proses pembuatan/pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
manajerial.

B. Teori Perusahaan

Perusahaan : suatu organisasi yang mengkobinasikan dan mengorganisir berbagai


sumber daya yang bertujuan memproduksi barang dan jasa untuk dijual.

Teori ekonomi perusahaan merupakan teori dasar baggaimana sebuah perusahaan


beroperasi. Teori ini didasari asumsi bahwa para manajer akan berusaha
memaksimumkan nilai perusahaan dengan tunduk pada berbagai kendala yang ada.

Macam-macam perusahaan :
- Perorangan : perusahaan yang dimiliki oleh seorang individu.
- Persekutuan/ firma : perusahaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih.
- Perseroan Terbatas/ korporasi : perusahaan yang dimiliki pemilik saham.

Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan

Nilai perusahaan : sebagai nilai sekarang (Present Value) dari aliran kas suatu
perusahaan yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang.
Rumus Nilai Perusahaan :

1 2 n
PV ................... .......................................(1)
(1 r ) (1 r )
1 2
(1 r ) n
n
t
PV .....................................................................................(2)
t 1 (1 r )t

Dimana :
PV : Nilai Sekarang
n/ FV : Nilai Kemudian
n/ t : Jumlah Periode Waktu
i/ r : Tingkat Suku Bunga

Karena laba sama dengan penerimaan total (TR) dikurangi biaya total (TC) maka
persamaan diatas dapat ditulis kembali:

n
TRt TCt
Nilai Perusahaan
t 1 (1 r )t

C. Konsep Laba

Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha.


Laba dibedakan atas :

1. Laba Bisnis : Laba yang diterima setelah dikurangi dengan biaya eksplisit.

Biaya eksplisit : biaya yang benar-benar dikeluarkan dari kantong perusahaanuntuk


membeli input yang diperlukan dalam produksi.
ex : gaji TK, sewa tanah/ gedung, pembelian bahan mentah.

2. Laba Ekonomi : laba yang diterima perusahaan setelah dikurangi biaya eksplisit dan
implisit

Biaya implisit : Pengeluaran yang bukan tunai yang dapat berupa pengorbanan
waktu kerja atau usaha yang biasanya dinilai sesuai dengan harga
pasar.
ex : sebagai menejer di perusahaan lain
Laba Ekonomi dibagi atas 4 teori :
1. Teori Laba Friksional
2. Teori Laba Monopoli
3. Teori Laba Inovasi
4. Teori Laba Kompensasi

1. Teori Laba Friksional :


laba ini didapat dari keseimbangan jangka panjang.jika dalam jangka pendek
industri memperoleh keuntungan diatas normal maka dalam jangka panjang
banyak industri yang masuk ke pasar tersebut dan akan menekan keuntungan
menjadi normal, sebaliknya jika dalam jangka pendek industri merugi
perusahaan banyak yang akan keluar dan menyebabkan keuntungan perusahaan
bisa meningkat. Ex : industri otomotif.

2. Teori Laba Monopoli :


perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan
harga tinggi sehingga menghasilkan laba. ex : Pertamina, PLN

3. Teori Laba Inovasi :


laba diatas normal merupakan kompensasi dari inovasi yang berhasil. Dalam hal
ini sistem hak paten sangat penting dalam mendorong inovator karena tanpa hak
paten inovator tidak bisa menikmati keuntungan sebagai mana mestinya. ex :
Mesin foto kopi, HP

4. Teori Laba Kompensasi :


Teori laba yang menyatakan bahwa penerimaan diatas normal merupakan
imbalan bagi perusahaan yang berhasil memenuhi keinginan konsumen,
mempertahankan cara kerja yang efektif, efesien dan produktif.

Pembuatan Keputusan Manajerial

Kendala utama dalam proses pengambilan keputusan :


- Kendala sumber daya,
ex: TK terampil, bahan baku, modal
- Kendala kuantitas/ kualitas out put,
ex: syarat nutrisi, jumlah minimum pelanggan yang diberikan pelayanan
khusus.
- Kendala hukum/ peraturan,
ex: batasan-batasan hukum yang mempengaruhi kegiatan produksi atau
pemasaran.

Langkah-langkah pengambilan keputusan :


a. Merumuskan tujuan dan masalah
Tujuan dapat berupa memaksimumkan nilai perusahaan, meminimumkan biaya
dsb.

b. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian masalah


Alternatif penyelesaian masalah keluar dari intuisi dan pengalaman serta
keterampilan pengambilan keputusan dalam menggunakan teori dan prinsip-
prinsip
c. Mengidentifikasi kemungkinan kejadian untuk variabel-variabel tidak terkendali
Hal ini dilakukan pada variabel yang yang tidak terkendali pada umumnya berupa
variabel yang mempengaruhi permintaan atau mempengaruhi biaya.

d. Mengevaluasi hasil setiap alternatif penyelesaian masalah


Tahap ini dilakukan dengan menggunakan pengetahuan yang kita miliki terutama
pengetahuan tentang hubungan antar variabel.

e. Pengambilan keputusan

Manfaat ekonomi manajerial :


1. Membantu para manejer untuk menganalisa bagai mana kekuatan kekuatan
ekonomi yang mempengaruhi organisasi dari pantauan manajerial
2. Ekonomi manajerial menyarankan peraturan-peraturan untuk memperbaiki
keputusan manejerial untuk mencapai tujuan organisasi secara efesien
3. Memberikan aturan penetapan harga dan kekuatan yang menginginkan
perusahaan mencapai tujuan pertumbuhannya.
Soal Latihan:
1. Pemilik perusahaan berharap memperoleh laba $100 setiap tahunnya selama dua
tahun dan dapat menjual perusahaan pada akhir tahun kedua sebesar $800. pemilik
perusahaan yakin bahwa tingkat diskonto yang sesuai untuk perusahaan adalah 15%.
Pertannyaan : Hitunglah nilai perusahaan?

2. Tentukan satu investasi proyek dari dua investasi yang harus dipilih oleh seorang
manajer bila tingkat diskonto perusahaan 10%. Proyek pertama menjanjikan laba
$100.000 setiap tahun selama empat tahun, sedangkan proyek kedua menjanjikan
keuntungan $80.000 setiap tahunya selama enam tahun.

3. Ali dihadapkan pada dua alternatif apakah akan menerima Rp 40.000.000 saat ini
atau Rp 67.000.000 pada akhir tahun ke sepuluh. Jika ia memilih untuk menerima
Rp 40.000.000 saat ini maka ia dapat mendepositokan uangnya di bank.

Pertanyaan:

a. Jika bunga bank yang berlaku sebesar 5% alternatif mana yang lebih baik bagi
ali?
b. Alternatif mana yang lebih baik jika bunga bank adalah sebesar 6,25%?

4. Diketahui seorang manajer memiliki data aliran kas sebagai berikut (dalam $);
Investasi Aliran Kas Masuk Pengeluaran
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Awal
A 40.000 60.000 40.000 110.000
B 30.000 80.000 50.000 104.000

Pertanyaan:
a. Hitunglah NPV masing-masing jenis investasi dengan tingkat bunga bebas
resiko/risk free 8%.
b. Jenis investasi mana yang akan dipilih jika terdapat resiko tambahan (risk
premium) 2% untuk Investasi A dan 6% untuk investasi B
II. OPTIMASI EKONOMI

Learning Outcome:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa Memahami Model Hubungan Ekonomi
2. Mahasiswa memahami Kalkulus Diferensial: Derivatif dan Aturan Diferensial
3. Mahasiswa mampu menggunakan tehnik optimasi atau metode untuk
memaksimasi atau meminimasi fungsi tujuan dari sebuah perusahaan.

A. Metode Pernyataan Hubungan Ekonomi


Hubungan ekonomi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan, tabel, atau grafik.
Pernyataan hubungan ekonomi dalam bentuk persamaan sangat berguna sebab hal itu
memungkinkan bagi kita untuk menggunakan tehnik kalkulus diferensial dalam
menentukan penyelesaian optimal suatu masalah.

Model Persamaan: TR = f(Q)


Persamaan tersebut dibaca total penerimaan (TR) merupakan Fungsi dari jumlah
produk yang terjual persamaan tersebut hanya menunjukan adanya suatu hubungan.
Sebagai contoh, hubungan total revenue (TR) dan quantitas (Q) dinyatakan sebagai
berikut: TR = P x Q

Misal harga adalah konstan pada Rp 150 tanpa memperhatikan jumlah unit yang terjual
maka hubungan jumlah unit yang terjual dengan penerimaan total adalah :
TR = 150 x Q

Model Tabel dan Grafik

Tabel 1
Skedul Hubungan Antara TR
Dengan Jumlah Unit Yang Terjual (Q)
TR = 150 x Q
Jumlah Unit Yang Terjual Total Revenue (TR )

1 150
2 300
3 450
4 600
5 750
6 900
Grafik hubungan antara TR dengan Q
TR = 150 x Q

1000
900 900
800
750
700
Penerimaan

600 600
500 Series1
450
400
300 300
200
150
100
0
1 2 3 4 5 6
jumlah yang terjual (Q)

Hubungan Biaya Total, Rata-rata dan Marginal

Hubungan Marginal : Merupakan perubahan variabel dependent dari suatu fungsi yang
disebabkan oleh perubahan salah satu variabel independen sebesar satu unit.

TC
AC
Q
TC
MC
Q

Tabel 2:
Skedul Perubahan Biaya Rata-rata dan Marjinal
Q TC AC MC
($) ($) ($)
0 20 - -
1 140 140 120
2 160 80 20
3 180 60 20
4 240 60 60
5 480 96 240
KURVA BIAYA TOTAL

600
500 480
400
TC

300 Series1
240
200 180
140 160
100
0 20
0 1 2 3 4 5 6
Q

KURVA BIAYA RATA-RATA DAN MARGINAL

300
250 240
200
MC,AC

AC
150 140
120 MC
100 96
80
50 60 60
20 20
0
0 1 2 3 4 5 6
Q

B. Kalkulus Diferensial: Derivatif dan Aturan Diferensial


Konsep derivatif berkenaan dengan penarikan suatu limit atas suatu fungsi berkenaan
dengan perubahan variable dependen yang mendekati nol. Apabila fungsi tersebut
menunjukkan Total Revenue (TR), maka derivasi dari TR adalah:
dTR TR
Lim MR
dQ Q 0 Q

Apabila fungsi tersebut menunjukkan Total Cost (TC), maka derivasi dari TC adalah:

dTC TC
Lim MC
dQ Q 0 Q
Differensiasi merupakan proses penentuan derivatif dari sebuah fungsi. berikut ini
menampilkan aturan dari differensiasi:

Diferensiasi : proses menentukan turunan suatu fungsi yaitu menemukan perubahan Y


untuk perubahan X, pada saat perubahan X mendekati 0

1. Aturan untuk fungsi konstant ;


turunan dari sebuah konstant selalu 0, oleh karena itu jika Y sebuah konstanta maka :

DY
----- = 0
DX Contoh : Y= 2 , DY
----- = 0
DX

2. Aturan Fungsi Pangkat ;


Turunan dari fungsi pangkat Y = aXb dimana a dan b merupakan konstanta adalah
sama dengan pangkat b dikalikan dengan koefisien a dikalikan dengan variabel x
pangkat b-1.

Y = aXb DY/DX = b.aX (b-1)

Contoh: Y = 2X , DY/DX = 2X(1-1) = 2X0 = 2

Y = 2X3, DY/DX = 3.2X(3-1), = 6X2

3. Aturan untuk penjumlahan dan pengurangan :


Turunan dari penjumlahan/ pengurangan adalah sama dengan penjumlahan/
pengurangan dari setiap turunan individu, jadi bila
U=g(X): U adalah g fungsi X
V=h(X): V adalah h fungsi X
Maka untuk fungsi Y = U V , Maka, DY DU DV
---- = ---- + ----
DX DX DX
Contoh: U = g(X) = 2X
V = h(X) = X2 = Y = U + V , = 2X + X2, maka DY/DX = 2 + 2X

U = g(X) = 2X2
V = h(X) = -X3 = Y = 2X2 -X3, maka DY/DX = 4X - 3X2

4. Aturan Untuk Perkalian:


turunan dari perkalian antara dua fungsi adalah sama dengan fungsi yang pertama
dikalikan dengan turunan dari fungsi yang kedua, ditambah dengan fungsi yang kedua
dikalikan dengan turunan fungsi yang pertama. Jika : Y = U.V Maka
DY DV DU
---- = U. ( ---- ) + V. (----)
DX DX DX

Contoh, Y = 3X (3-X) Y = U.V, Berarti : U = 3X dan V = (3-X)


Sehingga :
DY DV DU
---- = U. ( ---- ) + V. (----) = 3X2 (-1) + 3-X (6X) = -3X2 + 18X 6X2
DX DX DX = 18X 9X2
Y = 2X (3-2X) Y = U.V, Berarti : U = 2X dan V = (3-2X)
Sehingga :
DY DV DU
---- = U. ( ---- ) + V. (----) = 2X2 (-2) + 3-2X (4X) = -4X2 + 12X 8X2
DX DX DX = 12X 12X2

5. Aturan untuk pembagian


turunan dari hasil bagi dari suatu fungsi adalah sama dengan penyebut yang dikalikan
dengan turunan pembilang, dikurangi dengan pembilang dikalikan dengan turunan
penyebut dan kemudian semuanya dibagi dengan penyebut kuadrat. (V = penyebut, U
= pembilang) Maka jika Y = U/V maka :
dU dV
V. U.
dY dX dX
2
dX V

Contoh 1:
Misal U = 2X-3 dan V = 6X,
2X-3
maka : Y = U/V= Y=
6X 2
sehingga :
dU dV
V. U.
dY dX dX

dX V2
6X 2 .2 (2X-3)12X
=
36X 4
12X 2 24X 2 36X
=
36X 4
36X-12X 2
=
36X 4
12X(3-X)
=
12X(3X 3 )
3-X
=
3X 3

6. Aturan rantai
Turunan dari Y terhadap X adalah sama dengan turunan dari Y terhadap U dikali
dengan turunan U terhadap X, jadi ; Y= f (U) dan U= g (X). Maka
dY dY dU

dX dU dX
Contoh:
Y=U 3 10 dan U=2X 2
Maka
dY dU
3U 2 dan 4X
dU dX
Oleh karena itu
dY dY dU
x
dX dU dX
(3U ) 4X
2

Substitusikan nilai U kedalam fungsi


dY
(3U 2 ) 4X
dX
=3(2X 2 ) 2 4 X
3(4 X 4 )4 X
48 X 5

C. Otimasi Ekonomi
1. Optimasi Multivariat
Dalam sub bab ini kita akan menentukan titik maksimum dan minimum suatu fungsi
yang mempunyai lebih dari dua variabel.

Untuk melakukan hal ini kita menggunakan konsep turunan parsial dan kemudian
kita menggunakan konsep ini untuk mempelajari proses memaksimumkan fungsi dengan
banyak variabel. Turunan parsial dilambangkan

contoh, misalkan fungsi laba total () suatu perusahaan tergantung pada penjualan
komoditi X dan Y sebagai berikut :
= f (X,Y) = 80X-2X-XY-3Y+100Y

Untuk mencari turunan parsial dari



terhadap X, kita membuat Y tetap
X
dan memperoleh :

80 4 X Y
X

Hal ini mengisolasi dampak marjinal terhadap karena adanya perubahan jumlah
komoditi X saja sedangkan jumlah komoditi Y dianggap tetap. Suku keempat dan kelima
dari fungsi di buang dari turunan parsial karena suku-suku tersebut tidak mengandung
variabel X.

Contoh 1 :
Berikut ini dalah Fungsi Laba Total Perusahaan : = f (X,Y) = 80X-2X-XY-3Y+100Y
Pertannyaan
a. Tentukan tingkat output masing-masing komuditas ketika perusahaan akan
memaksimumkan laba totalnya (Komoditas X dan Komoditas Y)
b. Tentukan Jumlah maksimal dari dari laba total perusahaan

80 4 X Y 0
X

X 6Y 100 0
Y
kalikan persamaan di atas dengan -6
kemudian jumlahkan persamaan tersebut ;
80 4 X Y 0..................( 6)
X 6Y 100 0
sehingga
-480 + 24X + 6Y = 0
100 - X - 6Y = 0
380 + 23X = 0
380
X =
23
=16,52
Subtitusikan X = 16,52 kedalam persamaan pertama dari turunan parsial, maka :
80 4X Y = 0, => 80 4 (16,52) Y = 0 => 80 66,08 Y = 0 => Y = 80 66,08
Y = 13,92

Jadi perusahaan memaksimumkan pada saat menjual 16,52 unit komoditi X dan 13,92
unit komoditi Y. subtitusikan nilai-nilai ini kedalam fungsi , kita memperoleh laba total
maksimum perusahaan sebesar :
= 80(16,52) 2(16,52) - (16,52)(13,92) 3(13,92) + 100(13,92)
= $ 1.356,52

2. Optimasi dengan Kalkulus


Optimasi sering diperlukan untuk menentukan nilai maksimal dan minimal suatu fungsi.
Sebagai contoh, untuk fungsi penerimaan total.
TR 100Q 10Q 2
d (TR )
100 20Q
dQ
Dengan menetapkan d (TR ) / dQ kita memperoleh :
100 20Q 0
20Q 100
Q5
Penerimaan total mencapai maksimum pada tingkat output 5 unit
Tugas Mandiri Model Hubungan Ekonomi:

1. Dari skedul biaya total berikut ini :

Q 0 1 2 3 4
TC 1 12 14 15 20

Pertannyaan
a. buatlah skedul biaya rata-rata dan marginal
b. buatlah kurva TC, AC dan MC

2. Pada fungsi penerimaan total berikut ini : TR = 9Q - Q


Pertannyaan :
Buatlah skedul penerimaan total, penerimaan dari Q=0 sampai Q=6 bila Q meningkat
tiap tahapnya 1 unit, serta gambarkan kurvanya

3. Selesaikanlah;
a. U = g(X)= 2X , V = h(X)= -X, maka Y = U+V ?

b. Y = 2X(3-2X) U = ? , V = ?, maka Y = U .V ?

c. Y = 0,04X - 0,9X + 10X 5, Tentukan, DY/DX?

d. U = 3-2X dan V = 2X, maka Y = U/V ?

e. Y= 2U U2 dan U = 2X2 , Maka DY/DX?

4. Dari fungsi laba total perusahaan berikut ini :


144 X 3 X 2 XY 2Y 2 120Y 35
Pertannyaan :
a. Tentukan tingkat output masing-masing komoditas ketika perusahaan
memaksimumkan laba totalnya
b. Tentukan Jumlah maksimal dari dari laba total perusahaan
III. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang Pendekatan Teori Permintaan
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan yang mempengaruhi permintaan produk
perusahaan
3. Mampu menggunakan konsep elastisitas dalam pengambilan keputusan
perusahaan.

A. Pengertian Permintaan Dan Hukum Permintaan

Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh para
pelanggan selama periode tertentu berdasarkan sekelompok kondisi tertentu.

Hukum permintaan berbunyi.


semakin rendah harga suatu produk, semakin tinggi jumlah produk yang diminta dan
sebaliknya semakin tinggi harga semakin rendah jumlah produk yang diminta dengan
asumsi faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus)

Permintaan Individu Permintaan Pasar


Kurva permintaan pasar (market demand curve) untuk suatu komuditas secara sederhana
merupakan penjumlahan secara horizontal dari kurva-kurva permintaan semua konsumen
dalam suatu pasar

INDIVIDU 1

Series1 Series2

2.5
2 1
PASAR
HARGA

1.5
1 3
0.5 4.5 Series1
0
0 1 2 3 4 5 2.5
KUANTITAS
2 2
HARGA

1.5
INDIVIDU 2 1 5

Series1 0.5 8
0
2.5
2 1
0 2 4 6 8 10
HARGA

1.5 KUANTITAS
1 2
0.5 3.5
0
0 1 2 3 4
KUANTITAS
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan menunjukan hubungan antara faktor yang mempengaruhi
permintaan (variabel bebas) dengan jumlah produk yang diminta (variabel tidak
bebas).

Secara matematis digambarkan sebagai berikut :

Q x f ( PX , AX , DX , OX , IC , TC , EC , PY , AY , DY , OY , C, G, N ,W )

Dimana : PY Harga produk lain


Q x Jumlah produk X yang diminta AY Advertising untuk Produk lain
PX Harga Produk X
DY Design atau kualitas Produk lain
AX Advertising untuk Produk X
OY Outlets atau tempat penjualan Produk lain
DX Design atau kualitas Produk X
C Tersedianya kredit
OX Outlets atau tempat penjualan Produk X
G Kebijakan pemerintah
I C Income konsumen
TC Taste atau selera konsumen N Jumlah penduduk
EC Expectation atau harapan konsumen W Keadaan alam

Variabel Px, Ax,Dx,Ox merupakan variabel strategis dan merupakan variabel yang
dapat dikontrol oleh perusahaan (controllable variables), sedangkan variabel lainnya
merupakan variabel yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan (un controllable
variables)

Contoh fungsi permintaan :


Diasumsikan permintaan untuk produk X sebagai berikut :

Q x a b1PX b2 PY b3 AX b4 AY b5 I C
Dimana a adalah konstanta dan b1,b2,b3,b4,b5 adalah parameter.Setelah dilakukan
analisa regresi diperoleh nilai konstanta dan parameter Sebagai berikut:

Q x 5.030 3.806,2PX 1.458,5PY 256,6 AX 32,3AY 0,18IC


Apabila diketahui:
PX $8 (ribuan unit)
PY $6 (ribuan unit)
AX $168 (ribuan unit)
AY $182 (ribuan unit)
I C $12.879

Maka:

Q x 5.030 3.806,2 PX 1.458,5PY 256,6 AX 32,3 AY 0,18 I C


5.030 (3.806,2)(8) (1.458,5)(6) (256,6)(168) (32,3)(182) (0,18)(12.875)
5.030 30.449,6 8751 43.108,8 5.878,6 2.317,5
22.879
Jadi kita mengestimasi permintaan untuk produk X berjumlah Rp 22,879 unit

Kurva Permintaan

Kurva permintaan adalah bagian dari fungsi permintaan yang menyatakan hubungan
antara harga yang dikenakan untuk sebuah produk dengan jumlah produk yang
diminta dengan asumsi ceteris paribus (variabel yang lain tetap)

Untuk mengilustrasikan proses ini gunakan contoh sebelumnya :

Q x 5.030 3.806, 2PX 1.458,5PY 256,6 AX 32,3AY 0,18IC

Dengan asumsi Pr,Ax,Ar, Ic tetap, kita dapat mengespresikan hubungan antara harga
produk X (Px) dengan jumlah produk X (Qx) yang diminta sebagai berikut :

Q x 5.030 3.806, 2 PX 1.458,5 PY 256,6 AX 32,3 AY 0,18 I C


5.030 3.806, 2 PX (1.458,5)(6) (256,6)(168) (32,3)(182) (0,18)(12.875)
5.030 3.806, 2 PX 8.751 43.108,8 5.878,6 2.317,5
53.328,7 3.806, 2 PX

Untuk mempermudah hitungan, buat dalam ribuan


Qx = 53.328,7 3.806,2 Px
Jika Px = 0, Maka Qx = 53,328,7
Jika Qx = 0, Maka Px = 53.328,7 : 3.806,2
Px = 14,011

Px Kurva Permintaan
53.328,7 -3.806,2 Px
15 14,011

53.328,7 -3.806,2 Px

10

53.328,7
0

20 40 60 Qx
Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan
Pergerakan di sepanjang kurva permintaan terjadi karena perubahan dalam harga yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah produk yang diminta.

Gambar pergerakan sepanjang kurva permintaan :

P1 A

P2 B

0 Q1 Q2 Q

Pergeseran Kurva Permintaan


Pergeseran kurva permintaan ketika terjadi perubahan selain faktor harga yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah produk yang diminta.

Gambar pergeseran kurva permintaan :

P1

0 Q1 Q2 Q

B. Penawaran dan Hukum Penawaran

Penawaran adalah jumlah suatu produk yang ingin dan dapat ditawarkan oleh pihak
penjual atau produsen pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor lain tidak
berubah (ceteris paribus)
Hukum Penawaran
semakin rendah harga suatu produk, semakin sedikit jumlah produk tersebut akan
ditawarkan oleh pihak penjual kepada konsumen, dan sebaliknya

Kurva Penawaran Pasar


Kurva penawaran pasar adalah bagian dari fungsi penawaran yang menunjukan
hubungan antara harga yang dikenakan untuk sebuah produk dengan jumlah yang
ditawarkan dengan asumsi ceteris paribus.

Cara mengambarkan kurva penawaran pada prinsipnya sama dengan cara


mengambarkan kurva permintaan
Contoh :
Misal diketahui fungsi penawaran untuk sebuah produk sebagai berikut :

P=$7000 + $100Q, bila Q= 0, maka


P=$7000 + $100Q
=$7000 + $100(0)
=$7000
Untuk mencari titik lain, misal Q= 5 unit, maka : P=$7000 + $100Q
=$7000 + $100(5) =$7500
Untuk mencari titik lain, misal Q=10 unit, maka : P=$7000 + $100Q
=$7000 + $100(10)=$8000
Gambar Kurva Penawaran : P = $7000 + $100Q

9000
S

8000

7000

5000

0 5 10 Q
Pergerakan Disepanjang Kurva Penawaran
Pergerakan disepanjang kurva penawaran terjadi akibat perubahan dalam harga suatu
produk yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah produk tersebut yang
ditawarkan

Gambar pergerakan disepanjang kurva penawaran

9000
S

8000

7000

0 5 10 Q

Keseimbangan Pasar (Ekuilibrium)


Pengertian Ekuilibrium Pasar
Ekuilibrium pasar adalah suatu situasi dimana kuantitas permintaan sama dengan
kuantitas penawaran

Harga yang terbentuk pada kondisi keseimbangan pasar disebut sebagai harga
keseimbangan (equilibrium price) sedangkan kuantitas produk pada kondisi
keseimbangan pasar disebut kuantitas keseimbangan (equilibrium quantiti)

Gambar Kurva Keseimbangan Pasar (S = D)

P
S

Pe

0 Qe Q
Keseimbangan Pasar Secara Matematis
Misalkan fungsi permintaan untuk sebuah produk adalah :

Qd 45.000.000 2500 P
sedangkan fungsi penawarannya adalah :
Qs 14.000.000 2000 P
Pertanyaan:
Carilah harga keseimbangan dan jumlah kuantitas keseimbangannya
Jawab
keseimbangan pasar terjadi apabila:
Qd Qs, maka
45.000.000 2500 P 14.000.000 2000 P
4500 P 59.000.000
P 13.111
jadi harga keseimbangannya adalah 13.111, sedangkan kuantitasnya :
Qd Qs 14.000.000 2000 P
14.000.000 2000(13.111)
12.222.000
jadi kuantitas keseimbangannya adalah 12.222.000 unit

C. Elastisitas Harga Permintaan

Pengertian Elastisitas Harga Permintaan (EHP)


Elastisitas harga permintaan adalah persentase perubahan dalam jumlah produk yang
diminta dibagi dengan persentase perubahan harga produk tersebut

Nilai koefisien elastisitas harga permintaan dari suatu produk sangat penting bagi
seorang manajer untuk mengetahui bagaimana pengaruh seorang manajer menaikan
atau menurunkan harga produk terhadap jumlah produk yang dijualnya

Disamping itu nilai koefisien EHP juga dapat digunakan untuk menganalisa apakah
kenaikan harga produk akan menaikan pendapatan atau malah menurunkan
pendapatan perusahaan, sebaliknya penurunan harga akan menyebabkan kenaikan
pendapatan ataukah malahan menurunkan pendapatan perusahaan.

Rumus Elastisitas Harga Permintaan

1. Perhitungan secara elastisitas titik :


Q P
Ep
P Q
Dimana :
= Perubahan
Q = Jumlah produk yang diminta
P = Harga Produk
Tanda EHP adalah negatif, ini sesuai dengan hukum permintaan yaitu bila harga
naik jumlah produk yang diminta akan turun dan sebaliknya

Q P
2. Perhitungan secara kalkulus: Elastisitas harga p
P Q

Dimana: Q
= Turunan parsial dari fungsi permintaan pada P
P
P = Harga
Q = Kuantitas

Contoh: Suatu Fungsi Permintaan Dinyatakan dengan persamaan:


Q=-3P + 1,5Y + 0,05Pend + 1500C + 0,05I

Maka Turunan Parsial persamaan diatas : Q


= -3 yakni sebuah konstanta
P
Hitung p pada dua titik kurva permintaan jika :
1. P1 = Rp 9 Jt dan Q1 = 8.504.500 unit
2. P2 = Rp 9,5 Jt dan Q2 = 7.004.500 unit
maka :
9.000.000
1. P1 = (-3) 3,17
8.504.500
9.500.000
2. P2 = (-3) 4, 07
7.004.500

Artinya;
1% kenaikan (harga menjadi) Rp 9 Jt mengakibatkan penurunan kuantitas yang
diminta sebesar 3,17%, tetapi pada tingkat harga Rp 9,5 jt atau 1% kenaikan harga
mengakibatkan penurunan kuantitas yang diminta sebesar 4,07%,

Perhatikan bahwa nilai elastisitas harga ini adalah negatif. Nilai negatif tersebut
terjadi karena jumlah yang diminta (hampir) semua macam barang dan jasa
berhubungan terbalik dengan harganya.
3. Perhitungan secara elastisitas busur

Q2 -Q1 P2 +P1
Elastisitas harga (busur) = E P =
P2 -P 1 Q2 +Q1
Rumus ini secara khusus menganalisis derajat kepekaan rata-rata permintaan terhadap
perubahan pada suatu kisaran yang cukup besar.

Contoh :
Hitung p pada dua titik kurva permintaan jika :
1. P1 = Rp 9 Jt dan Q1 = 8.504.500 unit
2. P2 = Rp 9,5 Jt dan Q2 = 7.004.500 unit
Hitung p pada dua titik kurva permintaan :
Q 2 -Q1 P2 +P1
EP =
P2 -P 1 Q 2 +Q1
7.004.500 - 8.504.500 9.500.000 + 9.000.000
=
9.500.000 - 9.000.000 7.004.500 + 8.504.500
- 1.500.000 18.500.000
=
500.000 15.509.000
= -3,58
Berarti secara- rata-rata, 1% perubahan harga akan menyebabkan perubahan kuantitas
yang diminta sebesar 3,58% pada tingkat harga antara Rp 9 Jt sampai Rp 9,5 Jt

Jenis elastisitas harga


a. Inelastis,
yaitu apabila nilai absolut koefisien elastisitas harga lebih kecil dari satu
(E) < 1
Misalkan nilai E= -30, maka nilai absolutnya adalah +0,30. nilai 0,30 lebih kecil
dari 1. Apabila elastisitas suatu produk inelastis, maka kenaikan harga produk
tersebut akan menaikan TR dan sebaliknya penurunan harga akan menurunkan
TR.

b. Unitari elastis, yaitu apabila nilai absolut koefisien sama dengan satu
( E) = 1
Apabila elastisitas harga suatu produk unitari elastis maka kenaikan ataupun
penurunan harga tidak akan merubah TR

c. Elastis, yaitu apabila nilai absolut koefisien elastisitas harga lebih besar dari satu
(E)>1
misalkan nilai E=-2 maka nilai absoludnya adalah +2. nilai + lebih besar dari 1
Apabila elastisitas harga suatu produk elastis maka kenaikan harga produk
tersebut akan menurunkan TR dan sebaliknya penurunan harga akan menaikan TR
Contoh Hubungan antara P, Q, TR, MR dan Elastisitas

TR
P ($) Q TR MR EP KET
Q

6 0 - - - -
5 100 500 5 -5 Elastis
4 200 800 3 -2 Elastis
3 300 900 1 -1 Unitari
2 400 800 -1 -0.5 Inelastis
1 500 500 -3 -0,2 Inelastis
0 600 - -5 0 -

Demand and Elastisity Demand and Total revenue

8 1000
Total Revenue
6 800
Price

600
4
400
2 200
0 0
0 100 200 300 400 500 600 700 0 100 200 300 400 500 600 700
Quantity Quantity

Series1 Series1

4. Elastisitas Permintaan Lainnya

Elastisitas Silang Permintaan


Elastisitas silang permintaan menunjukan persentase perubahan didalam jumlah suatu
produk yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga produk lain. Produk
lain dapat merupakan produk substitusi atau komplementer.
Untuk produk substitusi tanda dari koefisien elastisitas silang permintaan adalah
positif dan untuk produk komplementer negatif.

Elastisitas Pendapatan
Elastisitas pendapatan menunjukan persentase perubahan didalam jumlah suatu
produk yang diminta dibagi dengan persentase perubahan pendapatan konsumen.
Tanda dari koefisien pendapatan adalah positif.

a. Elastisitas Silang Permintaan


Koefisien silang permintaan mengukur persentase perubahan dalam jumlah barang X
yang diminta yang disebabkan oleh perubahan persentase tertentu dari harga barang
Y.
Qx/Qx Qx Py Qx Py
Exy = = x = x
Py/Py x py py Qx

- Jika koefisien elastisitas positif, berarti barang X dan Y adalah barang


substitusi.
- Jika Koefisien elastisitas silang barang X dan Y negatif, maka barang X dan Y
barang komplementer.
- Jika elastisitas silang barang X dan Y nol, maka barang X dan Y tidak ada
hubunganya (independent)

Contoh: Elastisitas Silang Harga


Harga dan kuantitas I Harga dan kuantitas II

Jenis barang Harga, Kuantitas Harga, Rp/u Kuantitas


Rp/u satuan Satuan
Kopi (y) Rp 400 50 Rp 600 30

Teh (x) Rp 200 40 Rp 150 50

Exy = Qx/Py . Py/Qx = 50 40/600-400 x 400/40


= 10/200 x 10
= 0,05 x 10
= 0,5 < 1
Bahwa Teh dan kopi merupakan barang substitusi.

b. Elastisitas Pendapatan (EM)


Elastisitas pendapatan menunjukan persentase perubahan didalam jumlah suatu
produk yang diminta disebabkan olah persentase tertentu dari perubahan pendapatan
konsumen pada waktu tertentu. Tanda dari koefisien pendapatan adalah positif.
EM = % Perubahan kuantitas yang diminta
% Perubahan pendapatan konsumen

Q M Q M
EM = X = X
M M M Q

- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai negatif, maka barang yang dianalisa
dikatakan barang bermutu rendah (inferior goods).
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai positif, maka barang yang dianalisa
dikatakan barang normal.
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai lebih besar dari satu ( > 1), maka
barang yang dianalisa dikatakan barang mewah (luxury goods)
- Bila koefisien Elastisitas Pendapatan bernilai lebih kecil dari 1 ( < 1), maka
barang yang dianalisa dikatakan barang yang sebaiknya dibeli (necessity googs)

Contoh:
Diketahui Fungsi permintaan suatu barang X adalah:
Qx = 50 2Px + 1,5Py 0,8 Pz + 0,05 (M)
Px = 10
Py = 8
Pz = 6
M = 56 (Pendapatan)
Tentukan:
a. Besarnya jumlah barang X yang diminta
b. Elastisitas Harga barang X
c. Elastisitas Silang antara barang X dan Y
d. Elastisitas silang barang X dan Z
e. Elastisitas pendapatan barang X

Solusi;
a. Qx = 50 2Px + 1,5Py 0,8 Pz + 0,05 M
Qx = 50 2 (10) + 1,5 (8) 0,8 (6) + 0,05 (56)
Qx= 40
b. Ex = Qx/Px . Px/Qx = -2 x 10/40 = -0,5
Harga Barang X bersifat inelastis
c. Exy = Qy/Py . Py/Qy = 1,5 x 8/40 = 0,3
Barang X dan Y adalah brg. substitusi
d. Exz=Qx/Pz . Pz/Px =-0,8 x 6/40 = -0,12
Barang X dan Z adalah brg. Komplementer
e. EM = Qx/M . M/Qx = 0,05 x 56/40= 0,07
X adalah barang Normal
Soal Latihan:

1. Jika diketahui fungsi permintaan untuk produk X sebagai berikut ;


Q= 60 - 2P +10R + 7T
Dimana :
Q = Jumlah produk yang diminta
P = Harga produk X
R = Rata-rata pendapatan konsumen
T = Harga Produk Y

Apabila diketahui R=40.000 dan T=20,


- Gambarkan kurva permintaan untuk produk X tersebut

2. Apabila dalam suatu pasar, permintaan pasar digambarkan dengan persamaan


Qd=900-5P dan penawaran pasar Qs=-100+5P
Dimana :
Qd = Jumlah Produk Yang diminta
Qs = Jumlah Produk Yang ditawarkan
P = Harga produk

Pertanyaan:
- Tentukan tingkat harga dan jumlah produk ekuilibrium

3. Apabila diketahui pada tahun 2005 harga produk x perunit Rp 10.000 dan jumlah
produk yang diminta berjumlah 500.000 unit. Pada tahun 2006 harga dinaikan
menjadi 12.000 per unit dan jumlah produk yang diminta 480.000 unit.
Berdasarkan data diatas;
- Hitunglah berapa elastisitas harga permintaan dengan menggunakan
perhitungan elastisitas busur?
IV. ESTIMASI PERMINTAAN

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan pendekatan riset pasar dalam
estimasi permintaan
2. Mampu menjelaskan dan menerapkan pendekatan analisis regresi dalam estimasi
permintaan

A. Metode Estimasi Permintaan


Dalam estimasi fungsi permintaan yang dihadapi perusahaan, sering dihadapkan pada
problem identifikasi kurva permintaan, berkenaan dengan variable yang tak dapat
diobservasi yang mempengaruhi fungsi permintaan. Hal ini dapat dilihat dalam gambar
4-1.
Gambar 4-1
Titik Harga-Kuantitas dan Problem Identifikasi

S4

P4 E4
D4 S3

P3 E3 S2

D3
P2 E2
S1
E2
P1 E1 D2
D1

0 Q1 Q2 Q3 Q4

Titik E1, E2, E3, E4 hasil data harga-kuantitas yang terobservasi, dari perpotongan
kurva permintaan dan penawaran yang takterobservasi D1 dan S1, D2 dan S2, D3 dan S3, D4
dan S4.Oleh karenanya garis putus yang menghubungkan Titik E1, E2, E3, E4 bukan kurva
permintaan untuk komoditi. Oleh sebab itu untuk menentukan kurva permintaan
sebenarnya kita gunakan analisis regresi.

Metode pengestimasian (peramalan/ pendugaan) permintaan dikelompokan menjadi dua


yaitu :

1. Metode langsung
2. Metode tidak langsung
1. Metode langsung
Metode Langsung adalah metode yang langsung melibatkan konsumen misal melalui
wawancara dan survey, pasar simulasi dan eksperimen pasar terkendali.

A. Wawancara dan Survei

Wawancara :
Proses penggalian informasi melalui tanya jawab antara pewawancara
(interviewer) dengan narasumber (interviewee).

Survei :
suatu kegiatan pengumpulan informasi dari sejumlah responden dengan
menggunakan berbagai teknik/ metoda/ cara, misal menggunakan kuesioner.

Ada 3 kelemahan dalam metode ini :


1) Individu yang diwawacarai atau disurvei harus mewakili pasar secara
keseluruhan agar hasilnya tidak bias untuk itu diperlukan sampel yang
cukup besar sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.
2) Bias pewawancara yang diartikan sebagai distorsi jawaban responden yang
disebabkan oleh si pewawancara. Dalam wawancara kadang-kadang
responden enggan menjawab dengan jujur kerena mungkin malu dengan
pewawancara sehingga responden memberikan jawaban yang tidak benar.
3) Kesenjangan antara intensi dan tindakan atau masalah akurasi
jawaban.konsumen mungkin benar-benar berniat membeli suatu produk
ketika diwawancarai tetapi ketika dipasarkan ada hal-hal yang mengubah
niat dan pikiran konsumen tersebut.

Contoh survey :
Perusahaan sepatu VANIA ingin memperkenalkan suatu sandal baru dan ingin
menaksirkan permintaan untuk sandal baru itu. Para staf departemen riset pasar
telah membuat survey dengan kuesioner seribu orang yang diwawancarai
sedang berbelanja barang yang bersifat sama.
Orang orang yang diwawancarai masing-masing diminta untuk memilih salah
satu dari enam jawaban apakah mereka ingin membeli sandal baru itu pada 5
tingkatan harga. Jawaban-jawabannya adalah:
a) Sama sekali tidak
b) Nampaknya tidak
c) Barangkali/ Mungkin
d) Nampak suka
e) Sangat suka
f) Pasti ya

Analisa telah menentukan bahwa probabilitas untuk pembelian nyata atas


produk tersebut untuk setiap jawaban adalah :
0,0 untuk jawaban (a)
0,2 untuk jawaban (b)
0,4 untuk jawaban (c)
0,6 untuk jawaban (d)
0,8 untuk jawaban (e)
1,0 untuk jawaban (f)

Perusahaan Sepatu Vania


Ringkasan Jawaban Kuisioner
Harga Jumlah Responden Kuantitas
(ribu yang
rupiah) (a) (b) (c) (d) (e) (f) diharapkan
9 500 300 125 50 25 0 160
8 300 225 175 150 100 50 335
7 100 150 250 250 150 100 500
6 50 100 100 300 250 200 640
5 0 5 50 225 300 400 800

Q = 500(0,0) + 300 (0,2) + 125 (0,4) + 50 (0,6) + 25 (0,8) + 0 (1,0) = 160 unit

B. Pasar Simulasi/ klinik konsumen

pasar simulasi dilakukan dengan cara memberikan sejumlah uang kepada para
partisipan dan meminta untuk membelanjakannya didalam sebuah toko simulasi dan
melihat bagai mana mereka memberikan reaksi terhadap perubahan dalam harga,
pengemasan produk, pemajangan, harga produk pesaing atau faktor lainnya yang
mempengaruhi permintaan.

Hal yang harus dicermati dalam pasar simulasi adalah :

1) Kemungkinan bahwa cara partisipan tersebut membelanjakan uang orang lain


berbeda dengan cara mereka kalau mereka membelanjakan uang mereka sendiri

2) Kemungkinan para partisipan tersebut akan memilih produk tertentu bila


harganya diturunkan agar tampak bahwa mereka adalah pembelanja yang hemat
dan bertanggung jawab.

C. Eksperimen pasar secara langsung


Eksperimen pasar secara langsung ini melibatkan orang yang benar-benar berada
disituasi pasar yang sebenarnya yang membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa
yang mereka inginkan.

Contoh :
perusahaan melakukan pemotongan harga produk sebesar 10% kemudian bandingkan
reaksi penjualan pada pasar tersebut dengan pasar regional atau pasar pada
suatu negara.

2. Metode Tidak Langsung

Metode Tidak Langsung adalah Metode yang dilakukan berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan kemudian dilakukan upaya-upaya untuk menemukan hubungan-
hubungan statistik antara variabel dependent dan independen, misal melalui analisis
regresi.
Analisa regresi adalah : Sebuah teknik statistik yang digunakan untuk menemukan
derajat ketergantungan suatu variabel terhadap satu variabel lainnya atau lebih.

Analisa regresi ada 2 :


- Analisa regresi sederhana
- Analisa regresi berganda

A. Analisa Regresi Sederhana


Dalam bagian ini kita akan membahas bagaimana : Menghitung nilai a (titik
potong vertikal), Menghitung nilai b (koefisien kemiringan) dari garis regresi dan
menguji kekuatan penjelas secara keseluruhan dari regresi

Menghitung nilai a dan b dari garis regresi


Tujuan analisis regresi adalah untuk menghasilkan estimasi (peramalan) nilai a
(titik potong vertikal) dan b (kemiringan) dari garis regresi.

Contoh :
Pengeluaran Iklan Dan Penerimaan Penjualan Suatu Perusahaan
(jutaan Dolar)
Tahun (t) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengeluaran Iklan (X) 10 9 11 12 11 12 13 13 14 15

Penerimaan Penjualan (Y) 44 40 42 46 48 52 54 58 56 60


Y = estimasi dari penerimaan penjualan perusahaan
Garis Regresinya:
Y a b X t Dimana;
a = estimasi dari parameter a

b = estimasi dari parameter b
X t = tingkat pengeluaran iklan pada tahun t
X = nilai rata-rata dari X t
Y = nilai rata-rata dari Yt

nilai b diberikan oleh
n
( X t X )(Yt Y )
b t 1
n
( X t X )2
t 1

nilai a dihasilkan dari

a Y b X

Perhitungan Untuk Mengestimasi Garis Regresi Pada Masalah Iklan Penjualan

Tahun Iklan Penjualan


t Xt Yt Xt - X Yt Y (Xt - X)(Yt Y) (Xt - X)2
1 10 44 -2 -6 12 4
2 9 40 -3 -10 30 9
3 11 42 -1 -8 8 1
4 12 46 0 -4 0 0
5 11 48 -1 -2 2 1
6 12 52 0 2 0 0
7 13 54 1 4 4 1
8 13 58 1 8 8 1
9 14 56 2 6 12 4
10 15 60 3 10 30 9
N=10 =120 = 500 =0 =0 = 106 = 30
=12 = 50
X = 12 Y = 50

Dengan mensubtitusikan nilai yang dihasilkan dari tabel kedalam persamaan,kita


memperoleh nilai : n

(X t - X)(Yt Y)
b t 1
n

(X
t 1
t - X) 2

106
=
30
= 3,533

Lalu dengan mensubtitusikan nilai b yang diperoleh diatas
dan nilai dan kedalam persamaan, kita memperoleh nilai: a Y bX
Y X
= 50 - 3,533 (12)
= 7,60
Persamaan Regresi:
Sehingga persamaan garis regresinya adalah : Y a b Xt
= 7,60 + 3,53Xt

Garis regresi dapat digunakan untuk mengestimasi bahwa penerimaan penjualan


perusahaan dengan pengeluaran iklan $16 juta menjadi ;
Y 7, 60 3, 53 X t
= 7, 60 3, 53(16)
= 64,08

Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi R adalah angka yang menunjukan proporsi 35ariable
dependen yang dijelaskan oleh variasi 35ariable independent. Artinya R menunjukan
seberapa jauh kesesuaian persamaan regresi tersebut dengan data.

R2
(Yt Y )2

(Yt Y )2

Perhitungan Untuk Mengestimasi


Nilai koefisien determinasi (R)


Tahun Yt Yt Y (Yt Y ) 2
t Yt Yt Y (Yt Y ) 2

1 44 -6 36 42,90 -7,10 50,4100


2 40 -10 100 39,37 -10,63 112,9969
3 42 -8 64 46,43 -3,57 12,7449
4 46 -4 16 49,96 -0,04 0,0016
5 48 -2 4 46,43 -3,57 12,7449
6 52 2 4 49,96 -0,04 0,0016
7 54 4 16 53,49 3,49 12,1801
8 58 8 64 53,49 3,49 12,1801
9 56 6 36 57,02 7,02 49,2804
10 60 10 100 60,55 10,55 111,3025
N=10 =500 =440 =373,8430

Y =50

Dimana Xt = Pengeluaran Iklan Tahun t

Contoh Y1 = 7,60 + 3,53 (X1) = 7,60 + 3,53 (10) = 7,60 + 35,3 = 42,90 DSt....

Maka koefisien determinasi untuk problem iklan-penjualan adalah :
R2
(Yt Y )2

(Yt Y )2
373,84
=
440
= 0,85
Ini berarti bahwa 85% dari penjualan perusahaan dipengaruhi oleh pengeluaran iklan
perusahaan.

Soal Latihan:
Estimasikanlah secara manual persamaan regresi dari penerimaan penjualan suatu
perusahaan (Y) terhadap pengeluaran untuk pengendalian mutunya (Z) dari data
berikut ini :
Pengeluaran tahunan untuk pengendalian mutu
dan penjualan perusahaan

Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Penerimaan penjualan (Y) 44 40 42 46 48 52 54 58 56 60

Pengendalian mutu (Z) 3 4 3 3 4 5 6 7 7 8

1. Berapa penerimaan penjualan perusahaan jika pengeluaran perusahaan untuk


pengendalian mutu adalah sebesar $ 9 jt pertahun.
2. Berapakan nilai koefisien determinasinya (R)
V. TEORI PRILAKU KONSUMEN

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Konsumen dengan pendekatan Utilitas
2. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Konsumen dengan Pendekatan Kurva
Indiferens
3. Mahasiswa mampu menjelaskan Teori Konsumen dengan Pendekatan Atribut

Teori konsumen digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan produk-produk yang


akan dipilih oleh konsumen pada tingkat pendapatan dan harga tertentu.

Pendekatan yang digunakan ada 3 :


1. Pendekatan Utilitas
2. Pendekatan Kurva Indiferens
3. Pendekatan Atribut

1. Pendekatan Utilitas
Pendekatan Utility Menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari
pengkonsumsian barang-barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama
(seperti untuk berat atau tinggi badan seseorang)

Marginal utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan
menurun. MU adalah perubahan Total Utiliti (TU) yang disebabkan oleh tambahan
satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus.

Misal : berat badan 100 kg memiliki berat badan 2 kali lebih berat badan 50 kg,
demikian juga dengan tingkat utilitas 200 dikatakan 2 kali lebih besar lebih besar
dari pada 100. ( pengukuran kardinal)

Asumsi-asumsi pendekatan utilitas


- Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari
kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya, Utilitas = U(barang X, barang
Y, barang Z..)
- Kosumen akan memaksimalkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala
anggaran

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan teori utilitas yaitu:
1. Utilitas dapat diukur secara kardinal
2. Utilitas dapat diukur secara ordinal

1. Pendekatan Cardinal Utility

Secara cardinal kepuasan/utility dapat diukur/dinilai dengan dikuantifikasikan.

Total dan Marginal Utility


Pada beberapa tingkat konsumsi, total utility yang diterima individu dari
mengkomsumsi suatu produk akan mencapai maksimum dan marjinal utility
akan menjadi nol (mencapai titik jenuh). Tambahan komsumsi akan
menyebabkan total utility menurun dan marginal utility menjadi negatif, Inilah
yang disebut Hukum Utility Marginal yang semakin berkurang (Law of
deminising marginal utility/hukum Gossen I).

Keseimbangan Konsumen
Maksimal utility adalah tujuan dari seseorang mengkomsumsi suatu produk,
tujuan ini dicapai bila konsumen menggunakan pendapatan dengan cara
sedemikian rupa sehingga utility dari penggunaan rupiah terakhir yang
dibelanjakan pada berbagai barang adalah sama.

Maka,
MUx MUy
= dengan kendala I = Px . X + Py. Y
Px Py

TU = MUx.X + MUy, Y

Selera terhadap suatau barang, TUx dan MUx tercermin dari data berikut

Qx TUx MUx
0 0
1 10 10
2 18 8
3 24 6
4 28 4
5 30 2
6 30 0
7 28 (2)

Penggambaran dalam grafik:


TU MUx

Titik Jenuh 10
30
8

20 6

4
10
2 Titik Jenuh
5
1 2 3 4 5 6 7 Qx
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Qx
-2 MUx
2. Pendekatan Ordinal Utility

Pendekatan Kurva Indiferens


Pendekatan ini menganggap bahwa tingkat kepuasan atau utilitas yang diperoleh
konsumen dari pengkonsumsian barang-barang dan jasa hanya bisa dihitung dengan
pengukuran ordinal. misal, IQ amat setinggi 150 lebih cerdas dari pada IQ amin 75
tetapi tidak benar mengatakan bahwa si amat dua kali lebih cerdas dari amin, menurut
pendekatan ordinal kita hanya dapat mengatakan IQ 150 lebih tinggi dari IQ 75.

Asumsi-asumsi pendekatan kurva indiferens


- Tingkat utilitas total yang dicapai seorang konsumen merupakan fungsi dari
kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya . Utilitas = U(barang X, barang Y,
barang Z..)
- Kosumen akan memaksimalkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala
anggaran.
- Konsumen mempunyai suatu skala preferensi (suatu sistem dalam menentukan
pilihan)
- Marginal Rate Of Substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu
tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa digantikan oleh
satu unit barang X, pada tingkat kepuasan yang sama.

Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukan kombinasi konsumsi barang-barang


yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.
Ciri-cirinya :
a) Semakin kekanan atas (menjauhi titik origin) semakin tinggi tingkat kepuasannya.
b) Kurva indiferens tidak berpotongan satu sama lain
c) Kurva indiferen berslope negatif
d) Kurva indiferens cembung kearah origin.
Gambar Kurva Indiferen

Y1 A

Y2 B U3

C U2
Y3
U1

0 X
X1 X2 X3

Keterangan gambar :

1) Sumbu tegak menunjukan barang Y dan sumbu datar menunjukan barang X.


kombinasi pada titik A merupakan kombinasi barang X dan Y sebesar X1 dan Y1
untuk mendapatkan kepuasan U1
2) Kombinasi pada titik A, B, C, konsumen indifer karena masing-masing kombinasi
memberikan kepuasan yang sama yaitu U1
3) Kepuasan U2 lebih tinggi dari kepuasan U1 dan kepuasan U3 lebih tinggi dari
kepuasan U2

Contoh
Tabel Kepuasan Dari
Makan Bakso Dan Makan Sate
Makan Makan Nilai
Bakso Sate Kepuasan
25 kali 4 porsi 100
20 kali 5 porsi 100
10 kali 10 porsi 100
5 kali 20 porsi 100
4 kali 25 porsi 100
Gambar Kurva Indiferen
Makan
Bakso

25

20

15

10 U=X,Y

5
4 U=100
0 4 5 10 15 20 25 Makan
Sate

Garis Anggaran
Garis anggaran adalah garis yang menunjukan jumlah barang yang dapat dibeli
dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.

Persamaan garis anggaran: I = X.PX + Y.Py


ATAU
I X .PX I P
Y X
Py Py Py

CONTOH :
Jika anggaran (I) sebesar Rp 100.000, harga barang X =
5.000 dan Y = 10.000 maka garis anggarannya adalah?

Qy

15

I/Py
10

Garis Anggaran
5 Daerah
Anggaran I/Px
Qx
5 10 15 20

Pergeseran Garis Anggaran


Garis anggaran akan berubah/ bergeser jika anggaran atau harga berubah.
- Kenaikan jumlah anggaran akan menggeser garis anggaran ke kanan (menjauhi titik
origin)
- Kenaikan harga barang X akan menyebabkan garis anggaran mendekati titik origin
Contoh :
Jika anggaran naik dari Rp 100 ribu menjadi Rp 200 ribu maka ?

Kurva Pergeseran Garis Anggaran


Kenaikan Anggaran
Qy

20 B1

15

10 B

B B1
Qx
10 20 30 40

Contoh 2 : Jika harga barang X turun menjadi Rp 4 ribu (Penurunan Px)

Qy

20

15

10 B

B B1
Qx
10 20 30 40

Keseimbangan Konsumen

Keseimbangan Konsumen menurut analisis Indiferent Curve (IC) dan Pendapatan (I )

2. Pendekatan atribut

menganggap bahwa yang diperhatikan konsumen bukanlah produk secara fisik, tetapi
atribut yang terkandung dalam produk tersebut. Atribut sebuah mobil antara lain
meliputi jasa pengangkutan, prestise, privaci, keamanan, kenyamanan, dsb.

Contoh : seorang konsumen yang biasa makan diluar rumah di enam restoran.
Atribut Dan Harga Makanan Di 6 Restoran
Rasio
Harga per Derajat Atribut Makan
Nyaman
Restoran makanan Per
/
($) Nyaman Lezat $ 100
Lezat
A 22,22 89 22 4,04 4,50
B 25,00 94 50 1,88 4,00
C 27,30 76 86 0,88 3,66
D 26,47 57 90 0,63 3,78
E 18,95 18 72 0,25 5,28
F 19,74 10 77 0,13 5,07

Dengan anggaran $ 100 dari restoran A konsumen mendapatkan


Satuan atribut kenyamanan = 4,50 x 89 = 400,5
Satuan atribut kelezatan = 4,50 x 22 = 99

Garis batas efesiensi ; batas luar dan merupakan kombinasi atribut yang dapat dicapai
konsumen dengan batas anggaran tertentu
.

Batas Efesiensi
Kenyamanan
400
A
350 B
300 C
250 D
200
150

100 E
50 F

Kele
50 100 150 200 250 300 350 400 zatan

Panjangnya garis kombinasi hasil kepuasan tergantung kepada :


a. Besarnya anggaran yang disediakan oleh konsumen untuk makan di restoran.
b. Harga setiap kali makan di restoran.
c. Kombinasi hasil kepuasan atribut (yaitu penjumlahan kelezatan makanan dan
kenyamanan suasana) yang diperoleh konsumen setiap kali makan di restoran
tersebut.
Sola Latihan:

Contoh :
1. Seorang Konsumen berpenghasilan Rp 20.000/bulan, ia membutuhkan barang x dan y .
Harga x Rp 2000/unit dan harga y juga Rp 2000/unit. Selera terhadap barang x dan y
tercermin dari data berikut

Qx MUx MUy
1 16 15
2 14 13
3 12 12
4 10 8
5 9 6
6 8 5
7 7 4
8 6 3
9 5 2
10 3 1

Pertanyaan:
a. Supaya kepuasanya maksimal berapa barang x dan y yang harus dibeli?
b. Berapa tingkat kepuasan total (TU) pada tingkat konsumsi tersebut?
c. Apabila harga x turun 50%, (cateris paribus) maka agar kepuasan total
maksimum, berapa barang x yang harus dibeli?
d. Pada tingkat konsumsi tersebut (soal c) berapa besarnya kepuasan total
konsumen
e. Apabila diketahui fungsi permintaan konsumen terhadap barang x linier,
tentukan fungsi permintaan konsumen terhadap barang x tersebut.

2. Tingkat Utility yang diperoleh seseorang dalam mengkomsumsi suatu produk


digambarkan dalam fungsi U = 9X2 X3
Pertanyaan :
a. Berapa banyak produk yang harus dikonsumsi agar utility nya maksimal
b. Produk keberapa yang memberikan tingkat utility maksimum
c. Produk keberapa yang menyebabkan Utility marjinal = 0

3. Seorang mahasiswa memiliki uang sebanyak Rp 10.000 dan ia membelanjakan seluruh


uangnya untuk membeli dua macam produk yaitu; produk X1 dan Produk X2 dan Harga
X1 Rp 200 dan X2 Rp 400 sedangkan utility formasinya: X = 2X1.X2 + 4X2.
Pertanyaan:
Berapa banyak X1 dan X2 yang bisa diperoleh hingga kepuasanya optimum?
VI. TEORI PRODUKSI

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mampu memahami dan menjelaskan dalam penentuan banyaknya barang
dan jasa harus dihasilkan
2. Mampu memahami dan menjelaskan dalam penentuan banyaknya input
harus digunakan untuk menghasilkan otput secara efisien

A. TEORI PRODUKSI

1. Organisasi Produksi

Input Proses Transformasi Output

- Labor - Barang dan/Jasa


- Capital -
- Land
- Natural resources
atau:
- Fixed Inputs
- Variable Inputs

Terkait dengan periode waktu, dibagi menjadi:


1. Short run: sedikitnya terdapat 1 (satu) input tetap
2. Long run : semua input bersifat variabel

2. Fungsi Produksi
Fungsi Produksi:
- Fungsi produksi menjelaskan tingkat output maksimum yang dapat diproduksi
dengan sejumlah input tertentu.
- Fungsi produksi adalah suatu persamaan matematis (fungsi) yang menjelaskan
hubungan antara tingkat kombinasi in put (faktor produksi) dengan tingkat produk
(out put) yang dimungkinkan untuk diproduksi.

Fungsi Produksi biasa digambarkan dengan:


Q = F (X1, X2,.......Xn)
Dimana Q = Out Put
X1 = Tenaga Kerja (L)
X2 = Modal (K)
Xn = Faktor Produksi lain.
3. Produksi dalam Jangka Pendek

Produksi dalam Jangka Pendek adalah produksi dalam jangka waktu dimana
perusahaan untuk merubah output nya (produk) hanya merubah salah satu faktor
produksinya (yang lain konstan).

Q = F (L, k)
Q = Out Put
L = Tenaga Kerja
k = Modal (Konstan)

Produk Total, Produk Rata-rata, dan Produk Marjinal dari


Penggunaan Tenaga Kerja

Output Produk Produk Rata-


Tenaga atauTotal Marjinal dari rata
Kerja Produk Tenaga kerja Tenaga Kerja
(L) (TPL) (MPL) (APL
0 0 - -
1 3 3 3
2 8 5 4
3 12 4 4
4 14 2 3,5
5 14 0 2,8
6 12 -2 2

Di mana:
TP TP
MPL dan APL
L L

Gambar 6.2
Skedul TP, APL, dan MPL

TP

14 * *
13 TP
12 * *
11
10 Tahap I Tahap 2 Tahap 3
9
8 *
7
6
5
4
3 *
2
1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenaga Kerja

5 *

4 * *
*
3 * *

2 APL

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tenaga Kerja

-1

-2
MPL
4. Produksi dalam Jangka Panjang
Produksi dalam Jangka Panjang adalah produksi yang dalam jangka waktu untuk
seluruh faktor produksinya akan bersifat variabel
Q = F (L, K)
Q = Out Put
L = Tenaga Kerja
K = Modal/Capital

4.1. Isoquan & Isocost

a. Isoquant
Isoquant memperlihatkan berbagai kombinasi dua input (Misal: Tenaga
kerja dan kapital) yang dapat digunakan perusahaan untuk menghasilkan
tingkat output tertentu.

Contoh:
Dalam bentuk persamaan : Q = f (L,K)

Tabel 6.1
Fungsi Produksi Dalam Bentuk Tabel
Capital (K)

6 10 24 31 36 40 39

5 12 28 36 40 42 40

4 12 28 36 40 40 36

3 10 23 33 36 36 33

2 7 18 28 30 30 28

1 3 8 12 14 14 12
Labor (L)
1 2 3 4 5 6

Berdasarkan tabel 6.1. didepan, kita dapatkan bentuk isoquant

Bentuk Isoquant
Kapital

6 *

5 * * * * 40Q

4 * * * *

2 * * 28Q

1 * * 12Q

0 1 2 3 4 5 6 Tenaga Kerja
Daerah Produksi yang Ekonomis.
Daerah Produksi yang Ekonomis ditunjukkan oleh garis pembatas yang memisahkan
bagian yang relevan dan tidakrelevan dari isokuan, hal ini ditunjukkan oleh pembatas
ABCD dalam gambar berikut ini:
Gambar 6.4
Kapital

6 *

5 * * * * 40Q
A B
4 * * * *D

2 * * 28Q

1 * * 12Q
C
0 Tenaga Kerja
1 2 3 4 5 6

b. Isocost
Isocost menunjukkan berbagai alternatif kombinasi dari faktor produksi Modal (K)
dan Tenaga Kerja (L) yang dapat digunakan perusahaan untuk memproduksi out
put tertentu dengan sejumlah anggaran biaya yang tersedia.
C = Pl. L + Pk. K
C = Biaya yang tersedia
Pl = Harga faktor produksi L (Tenaga Kerja)
Pk = Harga faktor produksi K (Kapital)

Misalkan diketahui C = $100, Pl dan Pk masing-masing $10, maka garis isocostnya


adalah:
100 = 10 L + 10K atau K 10 L
dapat kita gambarkan seperti dalam gambar 6.7 garis AA .

Sedang bila ada kenaikan dalam C, misalnya sebesar $140, maka garis isocostnya
menjadi:
140 = 10L + 10K atau K 14 L
Garis tersebut dapat kita gambarkan seperti dalam gambar 6.7 garis BB.

Sedang bila ada penurunan C menjadi $80, maka garis isocostnya menjadi:
80 = 10L + 10K atau K = 8 - L
Garis tersebut dapat kita gambarkan seperti dalam gambar 6.7 garis CC.

Sekarang dengan C = $100, Pl = $5, dan Pk = $10 maka garis isocostnya menjadi:
1. 100 = 5L + 10K atau K = 10 0,5 L
Gambar 6.7
Garis Isocost
Kapital

16

14 B

12

10 A

8 C

C A B D
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

Kombinasi Input yang Optimal Untuk Minimisasi Biaya atau Maksimisasi


output
Kombinasi Input yang Optimal yang dibutuhkan untuk minimisasi biaya atau
maksimisasi output untuk pengeluaran tertentu dapat dicapai pada saat slope garis
isokuan sama dengan slope garis isocost atau:
MRTSL,K = Pl/Pk atau MPL/Pl= MPK/Pk
MTRS = Marginal Rate of Technical Substitution, banyaknya kapital yang harus
dikorbankan sebagai akibatnya ada kenaikan labor yang digunakan untuk
mendapatkan tingkat output yang sama.

Gambar 6-8
Kombinasi Input yang Optimal
Kapital

14 B

12 Garis Ekspansi

10 A

8 C

4 14Q
8Q 10Q
2
C A B
0 2 4 6 8 10 12 14 16 Labor
Terlihat dalam gambar 6-8 kombinasi input yang optimal untuk menghasilkan output
8 unit adalah dengan menarik 4 unit capital dan 4 unit L. Sedang untuk menghasilkan
output 10 unit, kombinasi input yang optimal adalah 5 unit K dan 5 unit L.

Return to Scale
Return to scale menunjuk pada tingkat dengan mana output berubah sebagai hasil
dari sebuah perubahan dalam kuantitas tertentu dari semua input yang digunakan
dalam produksi. Ada tiga jenis return to scale:
a. Constant Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output
meningkat dalam proporsi yang sama (gambar 6.9. a )
b. Increasing Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output
meningkat dalam proporsi yang lebih besar (gambar 6.9. b )
a. Decreasing Return to Scale yaitu bila kuantitas semua input yang digunakan dalam
produksi ditingkatkan dengan proporsi tertentu akan mengakibatkan output
meningkat dalam proporsi yang lebih kecil (gambar 6.9. c )

Gambar 6.9
Return to Scale

6 6 6
200 Q 300 Q 150Q
3 3 3
100 Q 100 Q 100 Q

3 6 L 3 6 3 6

Increasing return to scale muncul disebabkan seperti peningkatan operasi,


pembagian divisi yang lebih besar dan spesialisasi dapat diterapkan dan mesin-mesin
dapat digunakan dengan lebih terspesialisasi dan lebih produktiv.
Estimasi Produksi dengan Metode Langgrange ()

Metode Langgrange

Metode ini merupakan salah satu cara menentukan titik maksimum dan minimum suatu
fungsi yang diiringi dengan persyaratan atau kendala yang harus dipenuhi.

Metode ini banyak digunakan dalam berbagai masalah terapan di dunia nyata, terutama
di bidang ekonomi. Sebagai contoh, seorang pengusaha ingin mencapai tingkat produksi
yang optimum, tapi dibatasi oleh ketersediaan anggaran, tenaga kerja, bahan dsb.

Contoh Kasus:
Fungsi produksi suatu perusahaan digambarkan dengan Qx = 12. K.L
Perusahaan menganggarkan $ 96.000 untuk memproduksi barang X. Harga yang harus
dibayar perunit untuk Modal (K) = $ 4000 dan Tenaga Kerja (L)= $ 3000.
- Berapa input K dan L yang harus digunakan untuk memperoleh produksi yang
optimum
- Berapa unit output yang dihasilkan dari kombinasi dua input tsb
Persoalan seperti ini bisa diselesaikan dengan metode Langgrange ()

Penyelesaian:
Diket: Q = 12. K. L
Batasan : $ 96.000 = 4000 K + 3000.L
= 96.000 4000 K -3000 L = 0
= 96 4K 3L = 0
Persamaan yang diperoleh dengan menggunakan metode Langrange
Q = 12.K.L + (96 4K -3L)
Q = 12.K.L + 96 4K -3L
Latihan:

1. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat output dari sebuah fungsi produksi yang
dapat dihasilkan dengan menggunakan berbagai kombinasi kapital (K) dan tenaga
kerja (L):

K Output (Q)
6 4 8 14 16 13 11
5 6 12 16 18 15 14
4 7 13 16 20 18 16
3 8 12 14 16 16 14
2 4 7 12 13 12 8
1 1 3 8 7 6 5
0 1 2 3 4 5 6 L

Dari tabel tersebut:


a. Tarik garis-garis di tabel tersebut yang mencerminkan isoquant-isoquant 8,
12, dan 16 satuan output
b. Tentukan apakah dari penggunaan kombinasi dari L =1 dan K= 1 sampai
dengan L= 6 dan K= 6 berlaku constant, decreasing dan /atau increasing
return to scale? Jelaskan alasannya!!!

. 2. Diketahui fungsi prduksi adalah Q = 16 K L , Harga input K dan L masing masing


adalah $ 40 untuk K dan $ 20 untuk L, jika perusahaan ingin memaksimalkan
produksi, berapakah K dan L yang harus digunakan perusahaan dengan anggaran
sebesar $ 2000?
B. ANALISIS BIAYA PRODUKSI

i. Pengertian Biaya Produksi dan Konsep Biaya Produksi


1. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang atau jasa

2. Konsep biaya produksi


a. Biaya langsung dan biaya tidak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang
dihasilkan. Contoh, biaya bahan baku, tenaga kerja
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan
proses produksi
b. Biaya eksplisit dan biaya implisit
Biaya eksplisit adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan dari kantong
perusahaan untuk membeli input yang diperlukan dalam produksi. Contoh
gaji TK, sewa tanah/ gedung, pembelian bahan mentah.
Biaya implisit adalah pengeluaran yang bukan tunai yang dapat berupa
pengorbanan waktu kerja atau usaha yang biasanya dinilai sesuai dengan
harga pasar
c. Biaya kesempatan dan biaya historis
Biaya kesempatan adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam
penggunaan alternatif yang paling baik.
d. Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu
membeli faktor produksi. Contoh pada waktu membeli satu kantong semen
seharga Rp 50.000 semen itu digunakan 3 bulan kemudian, dimana pada
waktu itu harganya Rp 65.000. Menurut konsep biaya historis, biaya
diperhitungkan pada saat semen dibeli.
e. Biaya Incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan
yang telah dibuat, dengan demikian biaya incremental bisa berupa biaya
tetap, biaya variabel atau kedua-duanya
e. Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya yang akan dibebankan apabila suatu keputusan
telah dilakukan. Dengan demikian biaya relevan adalah biaya incremental

B. Analisis Biaya Produksi


a. Analisis Biaya Jangka Pendek
Biaya jangka pendek adalah analisis biaya dengan membedakan biaya tetap dan
biaya variabel. Jenis biaya jangka pendek yaitu :
Total Cost (TC)
TC adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli
input/ faktor produksi untuk menghasilkan output atau produk akhir
- Total Fixed Cost (TFC)
TFC adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang
dihasilkan
Total Variabel Cost (TVC)
TVC adalah biaya yang tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan

- Average Cost (AC)


TC
AC adalah biaya rata-rata perunit output. AC
Q
- Average Fixed Cost (AFC)
TFC
AFC adalah biaya tetap rata-rata perunit output. AFC
Q

- Average Variabel Cost (AVC)


AVC adalah biaya variabel rata-rata perunit output. TVC
AVC
Q

- Marginal Cost (MC)


MC adalah biaya tambahan yang terjadi akibat ditambahnya produksi
sebanyak satu unit TC
MC
Q

Contoh :
Tabel Biaya Produksi Jangka Pendek
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC

0 50 0 50 0 0 0 0
1 50 25 75 50 25 75 25
2 50 35 85 25 17,5 42,5 10
3 50 40 90 16,67 13,33 30 5
4 50 50 100 12,5 12,5 25 10
5 50 60 110 10 12 22 10

KURVA BIAYA TC, TFC DAN TVC

TFC TVC TC

120
110
100 100
TC,TFC,TVC

85 90
80 75
60 60
50 50 50 50 50 50
40 35 40
20 25
0 0
0 1 2 3 4 5 6
OUTPUT

KURVA AFC, AVC, AC DAN MC

AFC AVC AC MC

80
BIAYA PERUNIT

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6
OUTPUT
Contoh 2
Tabel Biaya Produksi Jangka Pendek
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
Kuantitas Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
output Tetap Variabel Total Tetap variabel total Marginal
Total Total Rata2 Rata2 Rata2

0 60 0 60 - - - -
1 60 20 80 60 20 80 20
2 60 30 90 30 15 45 10
3 60 45 105 20 15 35 15
4 60 80 140 15 20 35 35
55
5 60 135 195 12 27 39

Biaya jangka pendek dalam persamaan matemetis


Misalkan fungsi biaya digambarkan dalam persamaan matemetis

TC 7.200 60Q 0, 2Q 2
maka
TFC 7.200
TVC 60Q 0, 2Q 2
7.200
AFC
Q
60Q 0, 2Q 2
AVC 60 0, 2Q
Q
7.200 60Q 0, 2Q 2
AC
Q
MC 60 0, 4Q

4. Analisis Biaya Jangka Panjang


Fungsi produksi dinyatakan dalam jangka panjang bila dalam produksinya semua input
bersifat variabel atau tidak ada input tetap.

Dalam jangka panjang semua input adalah variabel sehingga hanya terdapat satu kurva biaya
total yang disebut dengan biaya total jangka panjang. (LRTC=long-run total Cost)
LRTC

LRTC

Demikian juga dengan kurva biaya rata-ratanya yaitu biaya rata-rata jangka panjang
(LRAC= long-run average cost) dan biaya marjinal jangka panjang (LMC= long-run
marginal cost) dimana : LRAC= LTC/Q

LRAC
LRMC

LRMC

LRAC
5. Maksimasi Laba

Laba akan dicapai bila TR > TC,

Cara perusahaan menghitung laba maksimum dan menentukan kombinasi input


input yang akan digunakan untuk memproduksi output dapat dilakukan dengan 3
pendekatan:

a. Pendekatan Totalitas
b. Pendekatan Rata rata
c. Pendekatan Marjinal

a. Laba dengan Pendekatan Totalitas

= TR TC

BEP ------- TR = TC
P.Q = TFC + TVC
P.Q = TFC + (AVC x Q)
P.Q (AVC x Q) = TFC
Q (P AVC) = TFC

Q = TFC/P - AVC

b. Laba dengan Pendekatan Rata-rata

= (P - AC) Q -------- mak = P > AC


BEP = P = AC
Rugi = P < AC

c. Laba dengan Pendekatan Marjinal

Laba maksimum pada saat MR = MC


Laba maksimum tercapai pada saat turunan pertama = /Q = 0

Maka:
= TR TC = /Q = TR/Q - TC/Q
MR MC = 0
MR = MC
Soal Latihan:
Latihan:

1. Berdasarkan biaya total perusahaan berikut ini :

a. Turunkanlah skedul biaya tetap total dan biaya variabel dari perusahaan
b. Dari sana turunkan skedul biaya tetap rata-rata, biaya variabel rata-
rata, biaya total rata-rata dan biaya marginal perusahaan
c. Gambarkan dalam bentuk Kurva TC, TFC, TVC dan kurva AC, AFC, AVC
dan MC

2. Suatu perusahaan menghadapai permintaan yang dirumuskan dalam


persamaan Q = 150 3P, dengan biaya marjinal (MC) dan biaya rata-rata
(AC) = $ 15 per unit.

Pertanyaan:
a. Berapa tingkat out put agar tercapai laba maksimum dan berapa laba
maksimumnya?
b. Berapa tingkat out put agar penerimaan maksimum?
c. Tentukan Q, P, TR, TC, MR dan dengan tabulasi.
VII. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pengambilan keputusan dan
resikonya
2. Mahasiswa mampu melakukan analisis berdasarkan teknik pengambilan
keputusan dan resikonya

A. Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif yang ada. Sedangkan
pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif yang ada yang dilakukan secara sistematis untuk ditindaklanjuti atau
digunakan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.

Dasar Pengambilan Keputusan :


a. Intuisi
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi (perasaan) memiliki sifat subjektif.
Kelemahan dari pengambilan keputusan ini adalah seringkali keputusan yang
diambil kurang baik, sulit mencari alat pembanding sehingga sulit diukur kebenaran
dan keabsahannya
b. Pengalaman
Pengalaman seseorang seringkali dapat memperkirakan suatu keadaan,
memperhitungkan untung rugi atau baik buruknya keputusan yang dipilih.
c. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat meningkatkan kepercayaan kepada
pengambil keputusan, sehingga keputusan yang diambil secara umum dapat diterima
d. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
kepada bawahannya atau orang yang lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah
kedudukannya
e. Rasional
Pengambilan keputusan yang rasional sering kali bersifat logis, objektif, transparan
dan dapat memaksimumkan hasil sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan.
Pengambilan keputusan rasional berlaku sepenuhnya pada keadaan ideal dimana ada
kejelasan masalah, kesatuan tujuan yang ingin dicapai, alternatif diketahui jenis dan
konsekuensinya dan dapat memperoleh hasil yang maksimal yaitu pemilihan
alternatif terbaik.

B. Pengambilan Keputusan Dengan Resiko


Pengambilan keputusan dengan resiko adalah pengambilan keputusan dengan keadaan
atau kondisi sebagai berikut :
a. Alternatif yang harus dipilih memiliki lebih dari satu kemungkinan hasil
b. Pengmbilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan atau keputusan
yang dapat diambil
c. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi
terhadap berbagai tindakan dan hasil
d. Resiko terjadi karena pengambilan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti
walaupun diketahui nilai probabilitasnya

Penyelesaian pengambilan keputusan dengan resiko dapat dilakukan dengan


beberapa cara :

1) Nilai Yang Diharapkan (Expected Value) Dari Suatu Keputusan


Nilai yang diharapkan adalah jumlah dari nilai-nilai kemungkinan yang
diharapkan terjadi terhadap probabilitas masing-masing dari suatu kejadian
yang tidak pasti. Jadi nilai yang diharapkan adalah penjumlahan nilai dari hasil
dikalikan probabilitas dari hasil tersebut.

Contoh 1
Perusahaan X dalam tahun 2008 diperkirakan akan memperoleh tiga
kemungkinan laba dengan probabilitas sebagai berikut :
- Kemungkinan laba $ 50.000 dengan probabilitas 0,20
- Kemungkinan laba $100.000 dengan probabilitas 0,50
- Kemungkinan laba $150.000 dengan probabilitas 0,30

Perhitungan nilai harapan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel Nilai Yang Diharapkan Perusahaan X

Kemungkinan Laba Probabilitas Nilai Yang Diharapkan

$ 50.000 0,20 $ 10.000


$ 100.000 0,50 $ 50.000
$ 150.000 0,30 $ 45.000

1,00 $ 105.000

Contoh 2:
Seseorang harus memilih menginvestasikan uangnya apakah dalam bentuk
obligasi atau saham. Keuntungan yang akan diperoleh dalam jangka panjang
akan sangat tergantung pada laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan
ekonomi tinggi memiliki probabilitas 0,35 dan laju pertumbuhan ekonomi
rendah memiliki probabilitas 0,65. jika dipilih obligasi keuntungan Rp 300 jt
apabila pertumbuhan ekonomi tinggi dan Rp 200 juta bila pertumbuhan
ekonomi rendah. Apabila dipilih saham, keuntungan Rp 350 juta bila laju
pertumbuhan ekonomi tinggi dan Rp 150 juta jika laju pertumbuhan ekonomi
rendah.
Dengan menggunakan nilai harapan keputusan mana yang harus dipilih?
Tabel Nilai Yang Diharapkan dari Investasi Obligasi
Kemungkinan Laba Probabilitas Nilai Yang
Pertumbuhan Ekonomi Diharapkan

300.000.000 0,35 105.000.000


200.000.000 0,65 130.000.000

1,00 235.000.000

Tabel Nilai Yang Diharapkan dari Investasi Saham


Kemungkinan Probabilitas Pertumbuhan Nilai Yang Diharapkan
Laba Ekonomi
350.000.000 0,35 122.500.000
150.000.000 0,65 97.500.000
1,00 220.000.000

Dari hasil perhitungan, nilai yang diharapkan dari investasi dalam bentuk obligasi
sebesar Rp 235 juta dan dari investasi dalam bentuk saham Rp 220 juta. Oleh
karena itu harus diputuskan untuk melakukan investasi dalam bentuk obligasi

2) Analisis Pohon Keputusan (decision Tree)


Pohon keputusan adalah diagram pemilihan keputusan dan peluang kejadian yang
menyertai keputusan, serta hasil hubungan antara pemilihan dengan kejadian.
Tujuan penggunaan analisis pohon keputusan adalah untuk memudahkan
pengambaran situasi keputusan secara sistimatis dan konfrehensif.

Contoh
Suatu perusahaan merencanakan suatu investasi dengan memperluas pabrik.
Analisa yang dilakukan mempertimbangkan 2 alternatif kebijakan yang harus
dipilih. Kebijakan A membuat pabrik besar dan kebijakan B membuat pabrik
kecil. Dalam pembuatan pabrik besar biaya awal diperkirakan $5 Jt dan pabrik
kecil $ 2 Jt. Kondisi pasar yang dihadapi ada 3 kemungkinan dengan probabilitas
sebagai berikut
Untuk pabrik besar :
Permintaan tinggi probabilitasnya 0,50
Permintaan sedang probabilitasnya 0,30
Permintaan rendah probabilitasnya 0,20
Untuk pabrik kecil :
Permintaan tinggi probabilitasnya 0,50
Permintaan sedang probabilitasnya 0,40
Permintaan rendah probabilitasnya 0,10
Present value dari cash flow pada permintaan tinggi, sedang dan rendah untuk
pabrik besar adalah $8,8 juta, $3,5 juta, $,1,4 juta dan untuk pabrik kecil adalah
$2,6 juta, $2,4 juta, $,1,4 juta.
Pertanyaan :
Lakukanlah analisis pohon keputusan dan tentukan kebijakan mana yang harus
diambil perusahaan?

Tabel Informasi Terkait Kebijakan A Dan Kebijakan B


Kebijakan A Kebijakan B

1. Estimasi biaya awal $5 Juta $2 Juta

2. Kondisi pasar yang dihadapi Tinggi Tinggi


Sedang Sedang
Rendah Rendah
3. Probabilitas terjadinya permintaan
- Tinggi 0,50 0,50
- Sedang 0,30 0,40
- Rendah 0,20 0,10

4. PV dari Cash Flow (laba)


- Tinggi $8,8 Juta $2,6 Juta
- Sedang $3,5 Juta $2,4 Juta
- Rendah $1,4 Juta $1,4 Juta

Kondisi dari 2 alternatif kebijakan dalam tabel digambarkan dalam bentuk pohon
keputusan seperti berikut :
Tabel Pohon Keputusan Untuk Kebijakan A Dan B

Kondisi Probabilitas PV dari PV dari Cash Flow


Permintaan Cash Flow Yg Diharapkan

Tinggi 0,50 $8,8 juta $4,40 juta


Alternatif Sedang 0,30 $3,5 juta $1,05 juta
A Rendah 0,20 $1,4 juta $0,28 juta
Total PV dr Cash Flow yg diharapkan $5,73 juta
Biaya awal $5,00 juta
Titik NPV yang diharapkan $ 0,73 juta
Keputusan

Tinggi 0,50 $2,6 juta $1,30 juta


Alternatif Sedang 0,40 $2,4 juta $0,96 juta
B Rendah 0,10 $1,4 juta $0,14 juta
Total PV dr Cash Flow yg diharapkan $2,40 juta
Biaya awal $2,00 juta
NPV yang diharapkan $ 0,40 juta

Dari pohon keputusan terlihat bahwa NPV yang diharapkan (expected NPV) dari
alternatif A (pabrik besar) adalah $0,73 juta, sedangkan alternatif B (pabrik kecil)
sebesar $0,40 juta. Maka didasarkan dari hasil perhitungan NPV yang diharapkan,
perusahaan harus memilih alternatif A atau membuka pabrik besar, karena
menghasilkan NPV yang lebih besar.
C. Pengambilan Keputusan Dengan Ketidakpastian

Pengambilan keputusan dengan ketidakpastian adalah pengambilan keputusan dengan


kondisi atau keadaan sebagai berikut :
- Tidak diketahui sama sekali jumlah kondisi yang timbul serta kemungkinan
munculnya kondisi-kondisi itu
- Pengambil keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi
atau hasil yang keluar
- Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari suatu tindakan akan tetapi tidak
dapat diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut
- Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap
mengenai peluang terjadinya keadaan tersebut
- Hal yang diputuskan biasanya belum pernah terjadi
- Tingkat ketidakpastian keputusan dapat dikurangi dengan beberapa cara, seperti
dengan mencari informasi terkait yang lebih banyak, melakukan riset atau penelitian
dan penggunaan probabilitas subjektif.

Dalam ketidakpastian terdapat 2 metode untuk pengambil keputusan yaitu :


1) Kriteria keputusan maksimumn (the maxsimun decision criterion)
Berdasarkan kriteria ini alternatif keputusan yang dipilih adalah alternatif keputusan
dengan hasil terbaik diantara hasil yang kurang menguntungkan

Contoh:
Seorang investor menghadapi 2 alternatif penanaman modal. Alternatif pertama
adalah eksplorasi tambang emas dengan dengan 3 kemungkinan kejadian yaitu sangat
mujur, agak mujur dan kurang mujur. Alternatif kedua adalah mengespor hasil
kerajinan industri kecil dengan 3 kemungkinan yaitu, boom, normal dan resesi. NPV
dari kedua alternatif tersebut terlihat dalam table.

Tabel Dua Alternatif Penanaman Modal


Alternatif Pertama Alternatif Kedua

Kemunkinan Kejadian NPV Kemungkinan Kejadian NPV


- sangat mujur $8 Jt - boom $6 Jt
- agak mujur $4 Jt - normal $3 Jt
- kurang mujur $1,5 Jt - resesi $1 Jt
Dari perkiraan seperti tergambar dalam tabel kita mendapatkan bahwa kemungkinan
terburuk dari alternatif pertama adalah kita menerima NPV sebesar $1,5 jt dan
kemungkinan terburuk dari alternatif kedua adalah $ 1 jt. Dengan demikian,
berdasarkan berdasarkan kriteria maksimin kita memilih alternatif pertama

2) Kriteria Minimaks Kekecewaan


berdasarkan kriteria ini kita melakukan pengambilan keputusan dengan pertimbangan
meminimumkan kekecewaan yang mungkin timbul.
Langkah pertama adalah membuat daftar atau matriks oppurtunity loss
(kekecewaan yang mungkin terjadi)
Contoh
Tabel : Opportunity Loss Alternatif Pertama
Kemungkinan Kejadian NPV Opportunity Loss

Sangat Mujur $8 Jt 0
Agak Mujur $4 Jt $4 Jt
Kurang Mujur $1,5 Jt $6,5 Jt

Tabel Opportunity Loss Alternatif Kedua


Kemungkinan Kejadian NPV Opportunity Loss

- Boom $6 Jt 0
- Normal $3 Jt $3 Jt
- Resesi $1 Jt $5 Jt

Dari tabel kita temukan bahwa alternatif kedua yang memiliki kemungkinan
kekecewaan yang terkecil yaitu senilai NPV $3 jt sedangkan pada alternatif yang
pertama kita mendapatkan kekecewaan yang lebih besar yaitu $4 jt. Jadi berdasarkan
kriteria minimaks kekecewaan kita harus memilih alternatif kedua.
VIII. STRUKTUR PASAR

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian Pasar dan Struktur Pasar
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Pasar Persainagn Sempurna
3. Mahasiswa mampu mendesripsikan tentang Pasar Monopoli
4. Mahasiswa mampu memahami tentang Penentuan Harga dan Jumlah Produksi
pada Pasar Monopoli
5. Mahasiswa mampu memahami tentang Pengenaan pajak terhadap Pasar
Monopoli
6. Mahasiswa Mampu Memahami Tentang Penentuan Harga maksimal oleh
pemerintah
7. Mahasiwa mampu mendeskripsikan Pasar Oligopoli
8. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Pasar Monopolistik

A. Pengertian Pasar dan Struktur Pasar


Pengertian pasar dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu :
Dari pandangan pembeli, pasar adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk
tertentu yang dapat dibeli
Dari pandangan penjual, pasar adalah kumpulan pembeli yang menjadi sasaran penjualan
produk tertentu
Dari pandangan industri, pasar adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi
produk tertentu yang saling berkaitan
Struktur pasar adalah semua karakteristik pasar yang bisa berakibat pada prilaku dan
kinerja/ performance perusahaan dipasar

B. Jenis Struktur Pasar


Secara umum struktur pasar dibagi menjadi empat, yaitu :
1) Pasar Persaingan Sempurna
2) Pasar Monopoli
3) Pasar Monopolistik
4) Pasar Oligopoli

1) Pasar persaingan sempurna (perfect competition market)


Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
a. Banyak penjual/ produsen
b. Barang yang dijual bersifat homogen
c. Ada kebebasan untuk masuk kedalam pasar
d. Perusahaan tidak dapat menentukan harga produk (price taker)
e. Harga ditentukan melalui mekanisme pasar
f. Setiap perusahaan memiliki pengetahuan yang lengkap tentang produk dan pasar

2) Pasar monopoli (monopoly market)


Ciri-ciri pasar monopoli :
a. Hanya terdapat satu perusahaan yang beroperasi di pasar
b. Terdapat hambatan untuk masuk kepasar
c. Perusahaan dapat menentukan harga (price maker)
d. Perusahaan dapat melakukan diskriminasi harga

3) Pasar persaingan monopolistis (monopolistic compotition market)


Ciri-ciri pasar persaingan monopolistis :
a. Terdapat banyak produsen/ penjual
b. Produk yang dihasilkan heterogen karena dibedakan menurut kualitas, merek,
kemasan dan sebagainya
c. Ada kelonggaran untuk memasuki pasar (tidak seketat pasar monopoli)

4) Pasar oligopoli (oligopoly market)


Ciri-ciri pasar oligopoli :
a. Didalam pasar hanya terdapat beberapa penjual yang mendominasi pasar
b. Terdapat sejumlah kecil perusahaan yang memiliki kekuatan pasar (maket power)
c. Terdapat hambatan bagi perusahaan baru untuk memasuki pasar
d. Adanya saling ketergantungan antar perusahaan dalam pasar (mutual
interdependence)

C. Pasar Persaingan Sempurna

1) Kurva Permintaan Pasar Persaingan Sempurna


Dalam pasar persaingan sempurna, harga produk hanya ditentukan oleh perpotongan
antara kurva permintaan pasar dan kurva penawaran pasar, maka perusahaan menjual
setiap produk pada harga tersebut, sehingga kurva permintaan untuk perusahaan
merupakan garis lurus/ horizontal.

P P

E D

0 Q 0 Q

Kurva Pasar/Industri Kurva Perusahaan

Ex : misalkan persamaan bagi kurva permintaan dan penawaran pasar bagi produk
adalah:
QD= 625 5P
QS= 175 + 5P
Dengan meletakan QD sama dengan QS, kemudian mencari solusi untuk P, kita
memperoleh:
QD=QS
625-5P =175+5P
450 =10P
P = 45
Dengan mensubtitusikan P=45 kedalam fungsi permintaan atau penawaran kita
memperoleh :
QD = 625 - 5P = 625 5(45) = 400, Dan QS = 175 + 5P= 625 + 5 (45) = 400

Tingkat harga keseimbangan dan tingkat permintaan yang


dihadapi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna

55 S

45 P=45

35

25

15 D

250 300 350 400 450 500 550

2) Keadaan Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna


Bagi perusahaan yang berada pada pasar persaingan sempurna akan menghadapi
kemungkinan keadaan, yaitu:
a. Perusahaan memaksimumkan laba

Gambar Kurva MC, AC dan AVC


Pada Perusahaan Memaksimumkan Laba
P

MC
AC
P1 F P1 =d1 =MR1

H G

0 Q
Q1
Perusahaan memaksimumkan laba apabila :
Harga (P) lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC)
Laba terjadi pada tingkat output dimana MC=MR1. Karena di dalam pasar
persaingan sempurna MR sama dengan P, maka MC=MR1=P1=d1, yaitu pada
titik F dan tingkat output yang memaksimumkan laba adalah Q1, laba perusahaan
akan sebesar segi empat P1FGH.

b. Perusahaan meminimumkan kerugian

Gambar Kurva MC, AC dan AVC


Pada Perusahaan Meminimumkan Kerugian

MC AC

I J

P2 K AVC P2=d2=MR2

M L

0 Q
Q1

Perusahaan meminimumkan kerugian apabila :


- Harga (P) lebih rendah dari biaya rata-rata (AC) tetapi lebih besar dari biaya
variabel rata-rata (AVC). Pada keadaan ini perusahaan harus tetap beroperasi
walaupun dalam keadaan rugi, karena kalau menghentikan kegiatan akan
menderita kerugian yang lebih besar lagi. Dari gambar, terlihat pada harga P2
kerugian perusahaan sebesar segi empat IJKP2. Apabila perusahaan
menghentikan kegiatannya, kerugian akan lebih besar lagi yaitu sebesar segi
empat IJLM yang sama dengan AFC, yaitu biaya yang harus tetap dibayar
oleh perusahaan walaupun perusahaan tidak beroperasi.

c. Langkah Dalam Memaksimumkan Laba Ekonomis Dalam Pasar Persaingan


Sempurna
Langkah perusahaan dalam pengendalian output untuk memaksimumkan laba
ekonomis adalah sebagai berikut :
- Mencari informasi tentang harga produk (P) yang berlaku di pasar
- Mencari Informasi tentang biaya
- Mencari aturan-aturan sebagai berikut :
Jika P > AVC maka tentukan output dimana P=MC pada saat ini perusahaan
akan memaksimumkan laba atau meminimumkan kerugian. Perusahaan akan
memaksimumkan laba bila AVC<P>AC, Perusahaan akan meminimumkan
kerugian bila AVC<P<AC
Bila P<AVC maka manejer harus memutuskan untuk menghentikan aktifitas
mereka.

d. Menghitung Keuntungan Atau Kerugian Ekonomis

Informasi Harga Produk (P)

Informasi AVC dan MC

Apakah Keputusan Manejerial


P>AVCmin Tidak Berproduksi

Keputusan Manejerial
Berproduksi pada MR=MC

Keuntungan/ Kerugian Ekonomis


=TR-TC

Contoh:
Sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna menghasilkan produk A. Harga
pasar dari produk tersebu Rp.20 per unit. Perkiraan biaya total perusahaan dengan
menggunakan model fungsi biaya diperoleh hasil sebagai berikut :

TC 30 20Q 3Q2 0, 25Q3

Dimana: TC diukur dalam ribuan Rp


Q diukur dalam ribuan unit

Hitunglah ;
a. Tingkat output dimana AVC mencapai minimum
b. Tingkat output yang memaksimumkan laba bagi perusahaan
c. Besarnya laba maksimum bagi perusahaan

Penyelesaian: TC 30 20Q 3Q 2 0, 25Q 3


TVC 20Q 3Q 2 0, 25Q 3
AVC TVC / Q
20Q 3Q 2 0, 25Q 3

Q
20 3Q 0, 25Q 2
dTC
MC
dQ
20 6Q 0, 75Q 2
a. AVC Minimum pada saat AVC = MC :

20 3Q 0, 25Q 2 20 6Q 0, 75Q 2
0,50Q 2 3Q 0
Q 2 6Q 0
Q6 0
Q6
AVC mencapai minimum pada tingkat output = 6000 unit produk A.
AVCminimum 20 3Q 0, 25Q 2
20 3(6) 0, 25(6) 2
11 (dalam satuan Rp per unit)

b. Tingkat Output Yang Memaksimumkan Laba:


Karena harga pasar A adalah P= Rp 20/ unit, berarti lebih besar dari AVC minimum
sebesar Rp 11/unit (P>AVC). Oleh karena itu perusahaan harus berproduksi pada
tingkat output dimana P=MC.
P=MC
20=20 6Q 0,75Q 2
6Q 0,75Q 2 0
6 0,75Q 0
0,75Q 6
Q 8
jadi perusahaan dapat memaksimumkan laba pada tingkat produksi
8000 unit.

c. Laba maksimum perusahaan: TR PXQ


20 X 8000
160.000
TC 30 20Q 3Q 2 0, 25Q 3
30 20(8) 3(8) 2 0, 25(8)3
126.000
Laba Maksimum = TR-TC
= 160000 - 126.000
= 34.000
D. Pasar Monopoli

1) Pengertian Dan Penyebab Terjadinya Pasar Monopoli


Pasar monopoli adalah sebuah bentuk organisasi pasar dimana hanya terdapat
sebuah perusahaan yang menjual produk padahal produk tersebut tidak memiliki
subtitusi yang dekat.
Ada beberapa penyebab terjadinya monopoli, diantaranya adalah sebagai berikut :
- Perusahaan menguasai sepenuhnya input atau faktor produksi tertentu, contoh
menguasai bahan baku.
- Perusahaan menguasai hak cipta atau hak paten yang melarang perusahaan lain
menggunakan proses produksi tertentu atau melarang menghasilkan produk
yang sama.
- Dalam produksi tertentu, bisa terjadi skala ekonomis artinya dalam jangka
panjang biaya produksinya menurun sehingga perusahaan dapat menjual
produknya dengan harga murah sehingga perusahaan lain tidak bisa
menyaingi.

2) Hubungan antara Output, Harga Dengan Pendapatan Marginal


Karena di dalam pasar monopoli hanya terdapat satu perusahaan dan perusahaan
tersebut bersifat penentu harga (price taker), maka kurva permintaan perusahaan
monopoli memiliki kemiringan negative. Artinya apabila perusahaan menaikan
harga maka jumlah output yang diminta konsumen akan turun dan sebaliknya
apabila harga turun jumlah output yang diminta konsumen akan naik.

Gambar Kurva Permintaan Dalam Pasar Monopoli


p

P1

P2

MR

0 Q1 Q2 Q
Hubungan antara Q, P, MR secara sederhana digambarkan dalam tabel.
Tabel Hubungan Antara Q, P dan MR

P Q TR MR

8 0 0 -
7 1 7 7
6 2 12 5
5 3 15 3
4 4 16 1
3 5 15 -1
2 6 12 -3
1 7 7 -5
0 8 0 -7

Kurva Hubungan Antara Q, P, MR dan TR

p TR

16

MR D

0 4 8 Q 0 4 8 Q

E. Pasar Oligopoli

Pengertian dan Penyebab Terjadinya Pasar Oligopoli


Pasar Oligopoli adalah suatu bentuk organisasi pasar dimana penjualan atas sebuah
produk yang homogen atau terdiferensiasi. Jika hanya ada dua penjual disebut duopoli
(duopoly), jika produknya terdiferensiasi disebut oligopoli terdiferensiasi
(differentiated oligopoly). Ada beberapa penyebab terjadinya oligopoli, diantaranya
adalah sebagai berikut :
- Skala ekonomi baru dapat tercapai apabila perusahaan memproduksi dalam
jumlah yang besar, sehingga dengan sedikit perusahaan kebutuhan pasar bisa
dipenuhi.
- Dibutuhkannya modal yang besar atau input yang terspesialisasi untuk masuk
didalam industry.
- Beberapa perusahaan memiliki hak paten untuk secara eksklusif memproduksi
suatu produk atau memanfaatkan suatu proses produksi tertentu.
- Perusahaan yang sudah duluan masuk memiliki pelanggan yang setia, sehingga
perusahaan baru sangat sulit untuk menyainginya.
- Beberapa perusahaan memiliki atau menguasai seluruh atau sebagian besar bahan
baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk.
- Pemerintah memberikan hak monopoli kepada beberapa perusahaan.
- Perusahaan yang ada mengenakan harga yang cukup rendah untuk menghalangi
perusahaan baru masuk kedalam industry.

Model Pasar Oligopoli


Terdapar beberapa model pasar oligopoli, yaitu
a. Model Kurva Permintaan Berlekuk
Model ini didasari asumsi penting yaitu,
- Jika sebuah perusahaan oligopolis menaikan harga produknya, maka
perusahaan lain didalam industri tidak akan menaikan harga tersebut
- Jika sebuah perusahaan oligopolis menurunkan harga produknya, maka
perusahaan lain didalam industri akan turut menurunkan harga.

Akibat asumsi ini kurva permintaan untuk perusahaan oligopolis akan belekuk
seperti terlihat pada gambar

Gambar Model Kurva Permintaan Berlekuk

A
B
6
MC
G
E D
H

0 J C Q
40
MR

Kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah D atau ABC dan
memiliki patahan pada titik B (pada tingkat harga $6 dan jumlah output 60). AB
adalah kurva permintaan apabila perusahaan menaikan harga, dan BC adalah kurva
permintaan apabila perusahaan menurunkan harga. Kurva MR adalah AGEHJ.
Tingkat output terbaik bagi oligopolis adalah 40 unit.
Contoh soal secara aljabar. Fungsi permintaan perusahaan apabila menaikan harga :
Q1 280 40 P1 P1 7 0, 025Q1

Fungsi permintaan perusahaan apabila menurunkan harga :


Q 2 100 10 P2 P2 10 0,1Q 2

Fungsi biaya total perusahaan adalah


TC=2Q+0,025Q 2

Penyelesaian : Pertama kita menghitung MR1 , MR 2 dan MC


TR1 PQ
(7 0, 025Q1 )(Q)
7Q , 025Q12

dTR
MR1 7 0, 05Q1
Q

TR 2 PQ
(10 0,1Q 2 )(Q)
10Q 0,1Q 2 2

dTR
MR 2 10 0, 2Q 2
Q

dTC
MC= 2 0, 05Q
Q

Untuk menemukan titik potong antara kurva permintaan perusahaan


apabila menaikan dan menurunkan harga kita menyamakan
Q1 Q2 Q
7 0,025Q1 10 0,1Q 2
0,075Q 3
Q 40

dan
P1 7 0,025Q1
7 0,025(40)
6
batas atas dan bawah dari terputusnya MR adalah :
MR 1 7 0, 05Q1
7 0, 05(40)
72
5

MR 2 10 0, 2Q2
10 0, 2(40)
10 8
2

karena
MC 2 0, 05Q
MC 2 0, 05Q
2 0, 05(40)
22
4
maka kurva MC akan memotong
kurva MR diantara 5 dan 2

Laba total perusahaan adalah :


=TR-TC =TR-TC
=240-120
TR=PQ =120
=(6)(40)
=240

TC=2Q+0,025Q 2
=2(40)+0,025(40) 2
=80+40
=120

b. Model Kartel Terpusat


Kartel merupakan organisasi resmi para produsen dalam sebuah industri yang
menentukan berbagai kebijakan bagi seluruh perusahaan dalam kartel itu.

Terdapat dua jenis kartel, yaitu:


1. Kartel terpusat (centralized cartel), yang merupakan perjanjian resmi antara
berbagai produsen oligopolistik dari suatu produk untuk menentukan harga
monopoli, mengalokasikan output masing-masing anggotanya. Contoh:
OPEC
2. Kartel yang berbagi pasar (market-sharing cartel), yang memberikan hak
eksklusif kepada setiap anggotanya untuk beroperasi di daerah geografis
tertentu.

c. Model kepemimpinan harga


Dalam model ini perusahaan-perusahaan dalam industri oligopolis diasumsikan
tanpa kesepakatan resmi memutuskan untuk menetapkan harga yang sama dengan
satu perusahaan yang dianggap sebagai pemimpin harga dalam industry. Satu
perusahaan dapat merupakan pemimpin harga karena perusahaan itu merupakan
yang dominan atau terbesar dalam industri, perusahaan itu mempunyai struktur
biaya yang rendah atau perusahaan itu dianggap sebagai perusahaan barometrik.

F. Pasar Persaingan Monopolistik

Pengertian Pasar Persaingan Monopolistis


Pasar persaingan monopolistis adalah struktur pasar dimana terdapat banyak penjual
dari produk yang heterogen atau terdeferensiasi dan perusahaan mudah untuk masuk
kedalam pasar. Produk terdeferensiasi adalah produk yang mirip tetapi tidak identik
atau sering dikatakan serupa tapi tidak sama dan memenuhi kebutuhan dasar yang
sama. Struktur pasar persaingan monopolistik merupakan yang paling umum kita
hadapi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam sektor ritel seperti pakaian,
sepatu, sabun mandi, shampoo, rokok dan lain-lain.

Karena perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic


memproduksi produk yang serupa tetapi tidak sama maka kurva
permintaannya memiliki kemiringan negatif, disamping banyaknya
produk subtitusi maka kurva permintaannya sangat elastis

P P

P1 P1
P2
P2
D

D MR
MR
0 Q
Q1 Q2 Q1 Q2
Monopolistic Persaingan Sempurna

Kurva permintaan yang lebih tajam kemiringannya bermakna bahwa monopolis


mempunyai kekuatan lebih untuk mengatur harga dibandingkan produsen yang
bekerja dalam pasar persaingan monopolistik
IX. PENETEPAN HARGA DALAM PRAKTEK

Learning Outcome
Setelah mempelajari materi ini diharapkan:
1. Mahasiswa memahami konsep diskriminasi harga dan melakukan analisa
penetapan diskriminasi harga dalam praktek.
2. Mahasiswa mampu menbedakan dan menjelaskan jenis-jenis diskriminasi
harga dan diskriminasi harga internasional
3. Mahasiswa mampu memahami cara-cara penetapan harga produk baru dan
penetapan harga pada pasar yang telah mapan

1. Diskriminasi Harga

a. Pengertian Diskriminasi Harga


Diskriminasi harga adalah penentuan harga yang berbeda-beda untuk sebuah produk
pada waktu yang berbeda, untuk pelanggan yang berbeda atau pada pasar yang
berbeda tetapi bukan didasarkan akibat perbedaan biaya.

b. Contoh Diskriminasi Harga dalam Praktek


- Penetapan harga yang berbeda untuk pertunjukan film disiang hari dan dimalam
hari
- Penetapan harga listrik yang berbeda untuk konsumen rumah tangga dan
konsumen industri
- Penetapan harga yang berbeda untuk pasar didalam negeri dan pasar luar negeri
- Penetapan harga tiket yang lebih murah untuk anak-anak dibandingkan orang
dewasa.

c. Jenis Diskriminasi Harga


- Diskriminasi harga tingkat pertama (first Degree Price Discrimination)
Disini produk dijual dengan harga setinggi mungkin. Contoh penjualan produk
secara lelang.
- Diskriminasi harga tingkat kedua (second Degree Price Discrimination)
Disini ditentukan harga perunit yang sama untuk sejumlah produk tertentu yang
dijual kepada setiap pelanggan, kemudian memberikan harga yang lebih murah
perunitnya untuk sejumlah tambahan produk tersebut dan seterusnya
- Diskriminasi harga tingkat ketiga (Third Degree Price Discrimination)
Ini adalah penentuan harga yang berbeda-beda untuk produk yang sama pada
pasar yang berbeda.

Contoh Diskriminasi Harga Tingkat Pertama


Contoh Persoalan Diskriminasi Harga

Misal diketahui fungsi permintaan :


Di pasar A Q1 120 10 P1 atau P1 12 0,1Q1
Di pasar B Q2 120 20 P2 atau P2 6 0, 05Q2
sedangkan fungsi biayanya adalah : TC 90 2Q
Pertannyaan
Tentukan harga dan kuantitas dimasing-masing pasar agar
dicapai keuntungan maksimum
Jawab
TR1 PQ
1 1 (12 - 0,1Q1 )Q1 12Q1 - 0,1Q1 MR1 12 - 0, 2Q1
2

TR2 P2Q2 (6 - 0, 05Q2 )Q2 6Q2 - 0, 05Q2 2 MR2 6 - 0,1Q2

Dengan diskriminasi harga tingkat ketiga maka untuk memaksimumkan laba Kondisi
yang harus dipenuhi adalah : MR1 MR2 MR MC
dTC
MC 2
dQ

MR1 MC
12 - 0, 2Q1 2
0, 2Q1 10
Q1 50

Harga yang harus dibebankan perusahaan untuk produk disetiap pasar adalah:

P1 12 0,1Q1 P2 6 0, 05Q2
12 0,1(50) 6 0, 05(40)
12 5 62
7 4

sehingga
TR2 P2Q2
TR1 PQ
1 1
(4)(40)
(7)(50)
350 160
dan
TR TR1 TR2
350 160
510
biaya total adalah
TC 90 2Q
90 2(Q1 Q2 )
90 2(50 40)
90 2(90)
90 180
270

Laba total perusahaan adalah


TR1 TR2 TC
350 160 270
240

Jadi dengan melakukan diskriminasi harga, perusahaan akan memperoleh laba


maksimum sebesar $240
Apabila perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga, maka perusahaan akan
menjual produknya di dua pasar dengan harga yang sama yaitu :

Q Q1 Q2
120 10 P1 120 20 P2
120 10 P 120 20 P
240 30 P

sehingga
30 P 240 Q
P 8 0, 0333Q

TR PQ
(8 0, 0333Q)Q
8Q 0, 0333Q 2

dTR
MR 8 0, 0667Q
Q
Untuk memaksimumkan laba syaratnya MR=MC, sehingga;
8 0, 0667Q 2 sehingga
0, 0667Q 6 TR PQ
Q 89, 955 90
(5)(90)
450
pada Q=90 maka
TC 90 2Q
P 8 0, 0667Q
8 0, 0667(90) 90 2(90)
8 2, 997 90 180
5 270

maka laba maksimum


=TR-TC
=450-270
=180

Maka laba maksimum perusahaan apabila tidak melakukan diskriminasi harga adalah
$180

d. Diskriminasi Harga Internasional

Diskriminasi internasional disebut dengan istilah Dumping. Terdapat 3 jenis


dumping, yaitu :

Presistent dumping, yaitu penetapan harga yang lebih murah diluar negeri
dibanding dalam negeri untuk produk yang sama akibat adanya persaingan
dari produsen negara lain di pasar luar negeri.

Predatory dumping, yaitu penjualan sementara suatu produk dibawah biaya


produksinya dipasar luar negeri agar bisa menyingkirkan produsen dari luar
negeri dari persaingan

Sporadic dumping, yaitu penjualan yang dilakukan sekali-kali dengan tingkat


harga yang lebih rendah di luar negeri tanpa harus menurunkan harga didalam
negeri karena adanya kelebihan produksi

2. Penentuan Harga Produk Baru

Ada 3 cara penetapan harga untuk produk baru, yaitu :

a) Price Skimming (penyaringan harga). Price skimming adalah pemilihan harga yang
relatif tinggi untuk produk baru pada saat diperkenalkan pertama kali dengan
maksud memperoleh sebanyak mungkin laba. Hal yang memungkinkan dilakukannya
price skimming :
- Perusahaan monopoli, karena pada saat produk pertama kali diperkenalkan
tidak terdapat produk serupa di pasar.
- Kapasitas out put pada saat pertama kali produk diperkenalkan umumnya
relatif kecil dibandingkan permintaan pasar.
b) Penetration Pricing (harga penetrasi)
Penetration Pricing adalah praktek penetapan harga yang lebih rendah pada saat
produk baru pertama kali diperkenalkan dengan tujuan memperoleh market share
yang lebih besar di masa yang akan dating.
c) Penyesuaian Harga Setiap Saat
Perusahaan inovator akan menentukan harga awal didasarkan pada estimasi yang
terbaik mengenai situasi permintaan pasar, probabilitas dari masuknya pesaing di
masa yang akan datang dan struktur biaya perusahaan.

3. Penetapan harga pada pasar yang telah mapan


Pada pasar produk/barang yang telah mapan, tingkat harga umumnya telah terbentuk
secara historis, maksudnya,bahwa harga tersebut terbentuk dalam waktu yang cukup
lama. Dalam pasar yang telah mapan, tingkat harga umum bisa dinaikkan atau
diturunkan oleh pemimpin harga atau perusahaan-perusahaan terutama jika perubahan
harga tersebut dianggap perlu. Perubahan harga tersebut bisa dilakukan oleh setiap
perusahaan secara individual dengan cara menambahkan tingkat mark up terhadap
biaya langsung yang baru (Penyesuaian).
Soal Latihan

1. Diketahui Fungsi Permintaan industri dalam pasar Persaingan Sempurna adalah:


Q = 15 2,5P, Marjinal Costnya/ MC = 1,5 + 0,2 Q, Pada saat perushaan tersebut
mencapai keuntungan maksimu, Total Fixed Cost /FC = 13,50.
Pertanyaan:
a. Berapa jumlah komoditas yang dijual
b. Harga jual
c. Total Revenue
d. Average Fixed Cost
e. Average Variable Cost
f. Keuntungan Maksimum Perusahaan

2. Diketahui fungsi permintaan produk yang dihasilkan oleh Perusahaan Monopoli


adalah Q = 100 0,25P , dan Fungsi Biaya adalah TC = 200 + 40 Q.
Pertanyaan:
a. Berapa produk yang haris di terjual dipasar agar perusahaan mencapai
keuntungan yang maksimum?
b. Pada harga satuan berapa produk harus dijual kepasar agar keuntungan
maksimum?
c. Berapa keuntungan maksimum yang diperoleh?
d. Jika perusahaan di kenai pajak sebesar Rp 10/unit, berapa produk harus dijual,
harga yang ditetapkan dan keuntungan maksimum?

3. Diketahui Fungsi Permintaan perusahaan X dalam Pasar Persaingan Monopolistik


adalah P = 100 2Q, Fungsi biaya adalah TC = 5 + 2Q.
Pertanyaan :
- Tentukan kombinasi harga dan tingkat produksi yang memaksimumkan
keuntungan perusahaan dan laba yang diperoleh perusahaan
4. Fungsi Permintaan Pasar Duopoli adalah P = 150 -0,5 (QA + QB)
Fungsi Biaya dari masing-masing Perusahaan Duopoli adalah TCA = 4QA, dan
TCB = 0,4 QB2
Pertanyaan:
a. Carilah Fungsi keuntungan dari masing-masing perusahaan duopoli
b. Buatlah grafik dari fungsi reaksi dari masing masing pengusaha duopoli
c. Tentukan kuantitas produk yang menjadikan pasar dalam kondisi keseimbangan

Anda mungkin juga menyukai