Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PKN

Nama Anggota : - Ajeng Riskiani

- Fajar Maulana

- Intan Agustina Saifudin

- Muhamad Lutfi Alfarizi

- Nasabila

- Nabil Eko

- Salmatunna'imah

- Sofia Rosikha Diny


KATA PENGANTAR

Segala ucapan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas segala anugerah dan kasihnya yang begitu besar kepada kami sehigga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Upaya Penanganan Pelanggaran
Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara” ini bisa selesai. Makalah ini di
susun berdasarkan data-data yang kami dapat dari berbagai sumber. Pendekatan dan
penyajian makalah ini pada dasarnya membahas mengenai upaya-upaya untuk
menangani pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang ada di Indonesia.

Kami sebagai penulis telah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin.
Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu,
semua kritik dan saran demi perbaikan makalah ini akan kami sambut dengan senang
hati.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Isa Anshori M, si.
Selaku guru pengajar Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan yang telah
membimbing kami dalam membuat makalah ini, sehingga makalah ini dapat
terwujud.
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara

Pelanggaran Hak adalah perbuatan yang baik disengaja tau lalai melawan hukum,
mengurangi, menghalangi atau mencabut hak seseorang sebagai warga negara, dan akan dihukum
secara adil berdasarkan hukum yang berlaku. Pelanggaran Hak Warga Negara ini tercipta akibat
kurangnya pengawasan serta tidak berjalannya hukum secara maksimal.
Contoh pelanggaran hak :
1. Tidak mendapatkan persamaan hukum
2. Dilarang Mengeluarkan pendapat
3. Tidak mendapatkan Kesempatan Memilih
4. Tidak mendapatkan pengajaran
5. Tidak mendapatkan pendidikan
6. Ditangkap tanpa melalui proses hukum yang berlaku
7. Tidak mendapatkan perlindungan hukum
8. Tidak mendapatkan layanan hukum
9. Pembatasan hak politik
Pengingkaran Kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana memiliki kewajibannya sendiri sebagai warga negara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Warga negara kita masih banyak yang belum menyadari betapa
pentingnya kewajiban yang harus dijalani sebagai warga negara demi kemajuan negara.
· Kewajiban mutlak, yaitu kewajiban hak yang tertuju kepada diri sendiri
· Kewajiban publik,, yaitu kewajiban mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul
yang dari perjanjian berkorelasi dengan hak perdata
· Kewajiban positif dan Negatif, yaitu kewajiban yang menghendaki dilakukan sesuatu
sedangkan kewajiban negatif, tidak melakukan sesuatu
· Kewajiban universal atau umum, yaitu kewajiban yangditujukan kepada semua warga negara
atau secara umum
· Kewajiban primer adalah kewajiban yang tidak timbul dari perbuatan melawan hukum
Contoh pengingkaran kewajiban warga negara :
1. Tidak membayar pajak
2. Melawan hukum
3. Tidak menjaga ketertiban
4. Melanggar aturan yang berlaku
5. Tidak ikut mempertahankan NKRI
6. Berprilaku anarkis
7. Tidak menjaga kesatuan dan kesatuan
8. Menghianati Negara
9. Tawuran antar pelajar
10. Melanggar HAM

Faktor – Faktor Penyebab Pelanggaran Hak dan Penginkaran Kewajiban Warga


negara
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut

1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri


Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan menghalalkan
segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang
lain.

2. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara


Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu
bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat
munculnya perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

3. Sikap tidak toleran


Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong
orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.
4. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di sini tidak
hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang
terdapat dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para
pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara. Oleh
karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara.

5. Ketidaktegasan aparat penegak hukum


Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian
kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain. Para
pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas
perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang
juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan menjadi contoh yang tidak baik, serta
dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat pada umumnya.

7. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat juga
memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Kalian tentunya pernah
mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus
tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang sesuai
aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran hak warga negara. Selain itu juga,
kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya
munculnya pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.
Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran
Kewajiban Warga Negara
1. Upaya Pemerintah dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Pernyataan itu tentunya sudah sering Anda dengar. Pernyataan tersebut sangat relevan dalam
proses penegakan hak dan kewajiban warga negara. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan
kewajiban warga adalah dengan mencegah timbulnya semua faktor penyebab dari pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul,
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dapat diminimalisasi atau bahkan
dihilangkan
.
Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis
harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada setiap orang
dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam
rangka menegakkan hukum.
b. Mengoptimalkan peran lembagalembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang dalam
penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),
Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan (Komnas Perempuan).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya
penegakan hak dan kewajiban warga negara.
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat melalui
lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatan-kegiatan
keagamaan dan kursus-kursus).
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat agar
mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus yang
sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai
fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.
a. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran
terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti penangkapan pelaku tindak
pidana umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana
terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran
peraturan lalu lintas.
b. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan
dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya.
c. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasuskasus korupsi dan
penyalahgunaan keuangan negara.
d. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara.
2. Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya Pelanggaran
Anggota Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku
warga negaranya yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara. Sebagai warga
negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan perilaku kita
mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan orang lain. Sikap
tersebut dapat Anda tampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,
bangsa, dan negara.
KESIMPULAN :
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus dari
negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam konsepnya mendorong
terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik atau kenyataannya hak
warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah untuk menarik simpati warga negara dan
diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan pengakuan akan hak – hak tersebut secara utuh.
Misalnya saja hak warga negara untuk mendapatkan penghidupan yang layak. Tentunya jika
melihat kondisi rakyat di negara Indonesia ini, hal itu hanya menjadi impian semata. Pengakuan
hak hanya untuk warga negara yang mampu membeli hak – hak tersebut dengan uang, jabatan dan
kekuasaan. Sedangkan untuk rakyat yang kurang beruntung kehidupannya hanya bisa menunggu
kapan mereka dioerhatikan kesejahteraannya atau menunggu berubahnya kebijakan pemerintah
yang lebih memihak kepada mereka.
Negara akan dapat berjalan dengan baik bila warga negaranya mendukung. Ada beberapa
hal yang merupakan kewajiban dari warga negara dan sebaliknya ada beberapa hal yang menjadi
kewajiban dari negara. Demikian pula dengan hak, ada beberapa hal yang menjadi hak dari negara
dan demikian pula ada beberapa hak yang menjadi hak dari warga negara. Penjaminan hak dan
kewajiban antara negara dan warga negara terdapat dalam konstitusi negara, dalam hal ini UUD
1945. UUD 1945 adalah konstitusi Republik Indonesia.
Kehidupan negara akan berjalan dengan baik, harmonis dan stabil bila antara negara dan
warga negara mengetahui hak dan kewajiban secara tepat dan proporsional. Perlu disadari bahwa
pelaksanaan hak adalah berkaitan dengan kewajiban. Kedua-duanya harus seimbang dan serasi
serta selaras. Penuntutan hak oleh negara dan juga warga negara harus berimbang dengan
kewajibannya. Tidak mungkin orang hanya menutut haknya saja sedang kewajibannya diabaikan.
Bila ada orang yang hanya menuntut haknya saja maka akan pasti merugikan orang lain,
masyarakat bangsa dan negara.

SARAN :
Hak dan kewajiban merupakan suatu instrumen yang saling terkait, sehingga pelaksanaan
hal tersebut harus dilakukan secara seimbang agar tidak terjadi ketimpangan yang akan
menyebabkan timbulnya gejolak masyarakat yang tidak diinginkan .

Anda mungkin juga menyukai