Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Lutfi Alfarizi

NIM : 31402000289

Kelas : A3E4

Mata Kuliah : Islam dan Disiplin Ilmu

Dosen Pengampu : Drs. H. Bedjo Santoso, M.T.,Ph.D.

Tugas 2

1. Apa dibalik kedahsyatan Allah menciptakan ruang angkasa yang dahsyat ini?

“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-


Nya." Segala sesuatu yang Allah telah ciptakan, baik manusia, binatang liar, malaikat, ataupun
bintang-bintang dan planet-planet, telah diciptakan untuk kemuliaan-Nya.

Apakah ada kehidupan di planet lain? Kita sama sekali tidak tahu. Sejauh ini, tidak ada
bukti mengenai kehidupan di planet lain dalam sistem tata surya kita. Mengingat akhir zaman sudah
sangat dekat, tidak mungkin jika manusia akan mencapai kemajuan yang cukup jauh untuk
mengunjungi galaksi lain sebelum kedatangan Yesus Kristus yang keduakalinya. Di manapun, ada
kehidupan atau tidak, Allah tetap yang menjadi Sang Pencipta dan Pengendali segala sesuatu. Segala
sesuatu diciptakan semata-mata untuk kemuliaan-Nya.

Terkada bencana alam juga terjadi oleh ulah manusia itu sendiri atas keserakahannya.
Namun tak jarang juga setelah bencana menimpanya, sekumpulan masyarakat menyalahkan Tuhan.
“mungkin Tuhan marah”. Tujuan Tuhan dalam menciptakan alam semesta adalah bukan untuk
dirusak, dicemari, dan dihancurkan. Akan tetapi adalah untuk difungsikan semaksimal mungkin
dalam kehidupan. Tujuan alam diciptakan juga bukan untuk disembah, dikultuskan, dan dimintai
pertolongan. Akan tetapi adalah untuk dikelola, dibudidayakan, dan dimanfaatkan dalam kehidupan.
Pada akhirnya alam diciptakan hanya sebagai fasilitas semata bagi manusia untuk mengenal dan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.

2. Rugikah Allah jika 6 milyar manusia ingkar?

Tidak, karena Allah Ta'ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan dan
mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun. Allah memiiliki sifat
Qiyamuhu Binafsihi yang artinya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apa pun dan tidak
membutuhkan bantuan siapa pun.

Akan tetapi, manusia yang akan rugi “Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai
makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu
dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan. Perbuatan buruk manusia merupakan sumber
kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan. Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang
memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya
sehingga merugikan dirinya.”

3. Gembirakah Allah jika manusia tunduk kepada-Nya?

Iya, Bagi kaum muslim bisa melakukan taubat dengan sebenar-benarnya kepada Allah
SWT akan berdampak baik, dan niscaya akan mendapatkan kemudahan dikemudian hari. Dan
Allah akan senang terhadap ummatNya yang telah melakukan taubatan nasuha, “"Niscayalah
Allah itu lebih gembira dengan taubat hambaNya ketika ia bertaubat kepadaNya daripada
gembiranya seseorang dari engkau semua yang berada di atas kenderaannya - yang dimaksud ialah
untanya - dan berada di suatu tanah yang luas, kemudian menyingkirkan kenderaannya itu dari
dirinya, sedangkan di situ ada makanan dan minumannya. Orang tadi lalu berputus-asa.”

Mengapa Allah menyukai orang yang bertaubat? Allah SWT sangat mencintai orang-orang
yang berbuat maksiat lalu ia bertaubat, ketimbang orang sholeh yang merasa dirinya paling benar.
Karena sejatinya manusia adalah tempatnya dosa, tempatnya berbuat salah, dan tempatnya
melakukkan maksiat.” Sebenarnya barangsiapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah
mencintai orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran: 76) dan “Dan mereka menanyakan
kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor." Karena itu
jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila
mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan
diri. (QS Al-Baqarah: 222).

Anda mungkin juga menyukai