Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

GOLONGAN DOSA-DOSA BESAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aqidah An-Nadhliyyah


Cheppy Risnandar Angga Widjaya, M.Pd

Disusun Oleh :
Audina Putri Rezqia 2231040
Desi Permatasari 2231010
Niken Agustin 2231007
Pitria Sumiati 2231049

PROGRAM KELAS KARYAWAN


PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Golongan Dosa Dosa Besar” dengan baik dan
selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Aqidah An-Nadhliyyah.
Terimakasih kami ucapkan kepada bapak Cheppy Risnandar Angga Widjaya, M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Aqidah An- Nahdliyyah dan juga terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami akan sangat menghargai kritik dan saran untuk membangun makalah ini menjadi lebih baik
lagi, dan semoga makalah ini dapat menjadi manfaat untuk kita semua.

Bandung, Desember 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dikaruniakan oleh Allah SWT berupa akal dan pikiran. Akal digunakan
manusia untuk berfikir, memikirkan sesuatu. Sedangkan pikiran digunakan untuk menentukan
sesuatu yang di pikirkan oleh akal. Tetapi terkadang manusia sering tidak menggunakan akal
dan fikirannya dengan baik, dengan cara memikirkan sesuatu yang tidak semestinya di
pikirkan, dan juga tidak di pakai untuk mengembangkan sesuatu yang ada di alam yang
sebenarnya bisa menghasilkan ilmu dan pengetahuan yang baru apabila kita dapat
menggunakan dengan semestinya.
Manusia memang memiliki ke khilafan dalam setiap langkah, perbuatan, maupun sifat
dan tindak tanduk yang dijalaninya, karena manusia juga mempunyai fitrah yang memiliki
kekhilafan.
Suatu perbuatan yang di lakukan manusia, apabila keluar dari jalur yang telah di
tentukan oleh Allh SWT maka itu di katakan Dosa. Perbuatan dosa sering di lakukan oleh
manusia, karena manusia sering tidak menyadari akan perbuatan yang di lakukannya karena
manusia lebih sering mengikuti hawa nafsunya dengan tidak memikirkan akibat buruk dan
apa yang di lakukannya.
Sekalipun manusia di ciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini,
namun karena sifatnya yang lemah, manusia tidak pernah terlepas dari perbuatan salah dan
dosa, kecuali orang-orang yang selalu beriman dan senantiasa mendapat petunjuk dari Allah
SWT.
Dalam pembahasan ini, penulis hanya mengetengahkan beberapa macam dari dosa-dosa
besar.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang


A. Pengertian Dosa Besar
B. Tiga pangkal dosa
C. Tujuh Dosa Besar
D. Menghindari Perbuatan Dosa Besar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dosa Besar

Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau agama. Dan besar adalah
lebih dari ukuran sedang(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Tapi besar
disini bila di hubungkan dengan kata dosa maka berarti; dosa yang mengenai perkara yang
besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau agama yang
berkaitan dengan perkara yang besar(berat).
Dosa besar dalam Islam adalah segala jenis dosa yang balasannya adalah siksa
di neraka. Larangan untuk melakukan dosa besar disebutkan dalam Al-Qur'an pada Surah An-
Najm ayat 32. Di antara dosa-dosa besar, terdapat lima belas dosa yang paling besar,
yaitu syirik menyekutukan Allah, durhaka terhadap orang tua, sihir, pembunuhan yang
diharamkan, riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari peperangan, memberikan
tuduhan atau berbuat zina kepada wanita mukmin, Meminum khamar, bersumpah palsu dan
bersaksi palsu, berbohong, meninggalkan salat, memutuskan hubungan silaturahim,
bergunjing dan bermaksiat karena lalai.
Allah SWT tidak suka terhadap hamba-Nya yang berbuat dosa. Oleh karena itu pelaku
dosa diancam oleh Allah SWT dengan hukuman baik waktu masih berada di dunia terlebih
lagi di akhirat. Hukuman di dunia bisa berupa musibah binasa dan di akhirat berupa siksaan
api neraka yang sangat dahsyat.
Firman Allah SWT (Q.S. Yunus ( 10 ) : 13)

Artinya: “ Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum


kamu, ketika mereka berbuat kedzaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang
kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi
mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan
kepada orang-orang yang berbuat dosa. “

(Q.S. Az Zukhruf (43) : 74)

Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab neraka


Jahannam.”

B. Tiga Pangkal Dosa

Segala sesuatu itu ada yang memulainya dan disebut sebagai yang pertama. Setelah
muncul yang pertama, baru kemudian disusul yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya.
Yang banyak dikenal dan diingat orang biasanya yang pertama karena darinyalah pelajaran
diambil.
Begitu juga dengan dosa atau kehilafan. Ada tiga kehilafan yang pertama kali dilakukan
oleh makhluk kepada penciptanya yaitu :

1. Sombong
Dosa pertama yang dilakukan makhluk adalah sombong.Sifat ini dimiliki iblis dan
ditunjukkan disaat Allah swt menyuruhnya untuk bersujud kepada Adam. Iblis menolak
melaksanakan perintah itu dengan memberikan alasan. Ia katakan bahwa ia menolak
bersujud kepada Adam karena Iblis merasa lebih baik dari Adam.
“Saya lebih baik dari dia. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan engkau ciptakan
adam dari lumpur”.
Demikian pembelaan iblis kepada Allah. Sejak saat itulah Iblis menjadi makhluk
pembangkang, padahal, sebelumnya ia adalah makhluk yang taat kepada Allah. Sifat
sombonglah yang menyebabkan dia akan menjadi penghuni neraka untuk selamanya.

2. Tamak/Rakus

Sifat ini dimiliki manusia. Adam manusia pertama yang menghuni surga mendapatkan
segala yang diinginkan. Segala kebutuhannya terpenuhi dan segala fasilitas telah tersedia.
Beraneka buah dan makanan yang tersedia diperbolehkan untuk dinikmati, kecuali satu
pohon yang tidak boleh didekati. Ternyata semua kemawahan yang dimiliki Adam tidak
membuatnya puas. Ia ingin menikmati semua yang ada dihadapannya. Larangan untuk
mendekati pohon itu malah menambah hasrat untuk menikmati buahnya. Pada akhirnya
buah terlarang itu ia lahap. Petaka pun bermula, Adam terusir dari surga karena sifat yang
dimilikinya.

3. Iri Hati / Dengki


Iri hati ataupun dengki selalu menggelayuti hati manusia. Rasa itu muncul saat ada
saudara, teman, ataupun tetangga disekelilingnya mendapatkan nikmat yang terkadang
tidak ia miliki. Sedih saat orang lain bahagia, dan senang saat orang lain menderita. Ia ingin
kelebihan harta, jabatan ataupun kebahagian yang dimiliki orang lain itu lenyap berganti
derita. Manakala itu terjadi iapun tersenyum bahagia.
Qabil tidak rela jika Habil saudara kandungnya itu memiliki calon istri yang lebih cantih
dari calon istrinya. Dia menginginkan apa yang seharusnya menjadi hak Habil yaitu istri
yang cantik. Iri yang tumbuh dalam hati habil berakhir dengan terbunuhnya Habil ditangan
Qabil. Rasa dengki dan iri akan menabur dosa-dosa yang lain juga melenyapkan kebaikan
yang telah dilakukan.
Ketiga dosa itu menjadi awal dari semua dosa dan penyebab terjadinya
bencana. Sombong dosa pertama yang dilakukan makhluk, Tamak Kesalahan pertama
yang dilakukan manusia saat masih di surga, sedang Irihati dosa manusia pertama di atas
bumi.
Begitu lembutnya sifat-sifat itu merasuk ke dalam hati, hingga tak terasa oleh manusia.
Jika itu terjadi, maka perbanyaklah mohon ampun kepadaNya. Jika sifat itu masih
bercokol, jangan wujudkan dalam perbuatan. Biarkan di dalam hati saja mudah-mudahan
Allah mengampuninya.
C. Macam-Macam Dosa Besar

Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim disebutkan yang artinya:


“Jauhilah tujuh dosa besar, para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa sajakah dosa-
dosa besar itu?” Nabi bersabda 1. Menyekutukan Allah (Syirik), 2. melakukan sihir, 3.
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah SWT kecuali dengan cara yang hak, 4. memakan
harta riba, 5. makan harta anak yatim, 6 keluar dari medan perang karena takut kepada
musuh, 7. menuduh zina kepada wanita mukminat yang telah bersuami. (HR Bukhari Muslim).
Berdasar pada hadits tersebut, terdapat tujuh dosa besar. Dari tujuh dosa besar tersebut
uraiannya secara luas/ rinci sebagaimana berikut:

1. Kufur (Kafir)
Dalam Al Qur’an, kafir sangat erat hubungannya antara manusia dengan Allah
SWT sebagai sang pencipta dan hubungannya mayoritas negative. Seperti menolak
berhukum dengan hukum Allah SWT (pelajari Q.S. 5 :44), tidak menjalankan kebaikan
atau amal shaleh (pelajari Q.S. 30 : 44), dan mengingkari karunia Allah SWT (pelajari
Q.S. 5 : 44).
Orang yang kafir akan mendapatkan balasan berupa siksaan baik di dunia maupun
akhirat (pelajari Q.S. 3 : 56) dan amalnya didunia sia-sia belaka (pelajari Q.S. 2 : 217).
Walaupun orang kafir itu berbuat baik sebaik-baiknya maka tetap dinilai sia-sia belaka
alias tidak ada gunanya buat akhirat.
2. Munafiq
Orang yang munafiq memiliki ciri-ciri sebagaimana yang tercantum dalam hadits
yang artinya:
“ Tanda-tanda orang munafiq ada tiga yaitu apabila berbicara bohong, apabila
berjanji menyelisihi dan apabila dipercaya berkhianat.” (H.R. Bukhari Muslim)

3. Fasik

Orang fasik adalah orang yang melupakan terhadap Allah SWT sehingga ia
meninggalkan kewajiban dalam beragama Islam. (pelajari Q.S. 59 : 19) dan sikap
mental, perilaku, ucapan dan perbuatannya tidak sesuai dengan peraturan Allah SWT.

4. Syirik
Orang yang berbuat syirik yaitu berupa menyekutukan kepada Allah SWT. Dosa
syirik atau musyrik ini dosa yang berat sehingga Allah SWT tidak mengampuni dosa
tersebut sebagaimana firman-Nya:

Artinya

:“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.. Barang
siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.” (Q.S. An Nisa (4) : 48).
5. Membunuh
Membunuh ada dua macam yaitu membunuh terhadap dirinya sendiri (bunuh diri)
dan membunuh terhadap orang lain. Kedua-duanya termasuk dosa besar . Membunuh
diri sendiri yang menjadi sasaran adalah dirinya sendiri seperti gantung diri, minum obat
nyamuk, terjun ke jurang dan dengan cara apapun hukumnya adalah haram dan dosa
besar. Firman Allah SWT dalam surat Annisa ayat 29 difirmankan:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287];
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Q.S. An Nisa (4) : 29).
Sedangkan membunuh orang lain yaitu membunuh dan sasarannya adalah orang
lain misalnya factor dendam, factor persaingan dalam usaha dan lain sebagainya. Yang
jelas bunuh membunuh adalah dilarang oleh Allah SWT . Sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “ Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baguinya”. (Q.S. An Nisa (4) : 93)
Sabda Rasulullah SAW
Artinya: “ Pertama kali yang akan diadili diantara manusia pada hari kiamat adalah perkara
pembunuhan ( HR Bukhari Muslim).

6. Durhaka kepada kedua orang tua


Durhaka kepada kedua orang tua merupakan salah satu dari dosa besar. Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim disebutkan::
Artinya: “ Dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah SWT, durhaka terhadap kedua
orang tua, membunuh yang bernyawa (kecuali yang dibenarkan menurut hukum Islam)
dan bersumpah palsu.” (H.R. Bukhari)
Bentuk durhaka kepada kedua orang tua diantaranya adalah mencaci maki,
menghina, menggertak, mengancam, mengintimidasi, mengumpat dengan kata-kata
yang menyakitkan hati orang tua, penganiayaan fisik dan psikis, menelantarkan orang
tua yang berada dalam kesusaha, menjauhi kedua orang tua dan bahkan tidak mau
mengakui orang tuanya sendiri.
7. Zina dan Homo Seksual
Dalam Al Qur’an disebutkan:

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu merupakan
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al Isra’ (17) : 32)
Ayat diatas menegaskan bahwa dekat saja dilarang apalagi melakukannya. Zina
merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Apabila ada manusia yang
melanggar dinilai dosa besar. Yang dimaksud dengan zina adalah hubungan badan
layaknya suami istri tanpa adanya suatu ikatan pernikahan. Orang yang berzina, apabila
masih bujang hukumannya berupa didera atau dicambuk 100 kali dan disingkirkan
selama satu tahun. Sedangkan yang sudah menikah dan masih melakukan zina maka
hukumannya dirajam sampai mati.

8. Menuduh zina terhadap wanita yang baik-baik


Menuduh berzina terhadap wanita yang sebetulnya baik-baik saja juga termasuk
dalam kategori perbuatan dosa besar. Menuduh berarti tidak ada saksi-saksi yang
dibenarkan oleh syara’.Menuduh berzina terhadap wanita yang baik sangat merugikan
bagi yang tertuduh beserta keluarganya.

9. Memakan makanan yang diharamkan oleh Allah SWT


Memakan makanan yang diharamkan oleh Allah SWT seperti makan bangkai,
darah, daging babi, hewan yang disembelih bukan atas nama Allah SWT, hewan yang
mati tercekik, dipukul atau jatuh, ditanduk, dan diterkam binatang buas. (pelajari Q.S.
5 ; 3)
10. Miras/Narkoba
Sabda Nabi Muhammad SAW:
Artinya: “Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang memabukkan adalah
haram.” (HR Abu Daud).
Khamar cakupannya sangat luas, segala yang memabukkan adalah haram baik itu
berupa serbuk, cairan, padat, gas, dihisap, diminum atau disuntikkan semuanya kategori
khamar. Seperti halnya yang beredar di masyarakat, wiski, brendy, heroin, kokain, pel
gedek, ektasi, ganja, morfin atau sangat dikenal dengan Narkoba.
11. Mencuri, merampok dan menganiaya orang
Ketiga perbuatan ini juga termasuk dalam dosa besar. Mencuri yaitu mengambil
barang milik orang lain dengan cara diam-diam atau sembunyi sembunyi. Merampok
yaitu merebut arau merampas harta benda orang lain dengan cara paksaan misalnya
dengan ancaman senjata tajam atau bahkan sampai tingkat pembunuhan. Dan
menganiaya orang yaitu tindakan yang dilakukan dengan cara melukai atau membuat
cacat seseorang.

Contoh-contoh dosa besar tersebut apabila diklasifikasikan sebagai


berikut:

1) Dosa besar yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat diantaranya: mencuri,


membunuh, menganiaya orang dan merampok.
2) Dosa yang berhubungan dengan masalah makanan dan minuman diantaranya yaitu:
makan makanan yang haram seperti makan daging Babi, bangkai, darah, daging hewan
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, jatuh, yang dipukul yang
ditanduk dan yang di terkam binatang buas. Sedangkan dalam hal minuman seperti
homr, miras, narkoba, dan hal-hal lain yang memabukkan.
3) Dosa besar yang berhubungan dengan pemuasan nafsu syahwat diantaranya yaitu zina,
lesbian, homosek, dan menuduh zina terhadap orang yang baik
4) Dosa bersar terhadap sang Kholiq yaitu diantaranya, Kufur, syirik, musyrik, nifak dan
fasik.
5) Dosa besar yang berhubungan dengan dirinya sendiri yaitu diantaranya prustasi dan
bunuh diri,
6) Dosa besar yang berhubungan dengan keluarga yaitu durhaka kepada orang tua.

D. Cara Menghindari Perbuatan Dosa Besar dan Taubat.

Menghindari perbuatan dosa besar artinya walaupun ada kesempatan untuk


melakukannya tetapi justru kita menyingkir dari perbuatan tersebut. Untuk menghindarinya
perlu mengetahui caranya supaya tidak melakukan dosa besar. Yaitu dengan cara sebagai
berikut:
1) Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarub illallah)
2) Menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa apabila melakukan dosa besar akibatnya
sangat fatal yang akan menimpa pada diri sendiri jua
3) Menyadari apabila berbuat dosa besar akan membuat gundah gulana, merasa selalu
bersalah dan jiwa menjadi tergoncang.
4) Disiplin dan khusuk dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT misalnya menjalankan
ibadah shalat, sebagaimana firman Allah

Sesungguhnya shalat itu mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar (Q.S. Al Ankabut
(29) : 45).
5) Meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa setiap amal baik maupun buruk selalu dicatat
oleh malaikat.

Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan


perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan
tersebut dimasa yang akan datang.
Kata “taubat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata bahasa
arab. Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “taubat” mengandung dua pengertian.
Pertama, taubat berarti sadar dan menyasali dosanya (perbuatan salah atau jahat) dan
berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya.
Kedua, kata taubat berarti kembali kepada agama (jalan) yang benar. “Bertaubat”
berarti menyadari, menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).
Dalam bahasa Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-
Taubatan) yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang kembalinya
berulang-ulang dan terus-menerus disebut Tawwâb. Secara istilah taubat berarti kembali
kepada dengan melepaskansegala ikatan penyimpanganyang pernah dilakukan, kemudian
bertekad untuk melaksanakan semua hak-hak allah swt.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan
perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan
tersebut dimasa yang akan datang.
Hadist tentang bertaubat.
Artinya : “Dari Abi Burdah dari seorang laki-laki dari sebagian sahabat Muhajirin
beliau mengatakan kami telah mendengar Nabi Muhammad bersabda “Wahai ingatlah
manusia, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah dan mohonlah pengampunan kami
sekalian kepada-Nya, maka sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah dan kami mohon
pengampunan kepada-Nya pada tiap hari 100 kali atau lebih”.

Firman Allah SWT

Yang Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At -Tahrim: 8)

Taubat nashuha ialah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta’ala, tiada sekutu
bagi-NYA dari dosa yang pernah dia lakukan baik karena sengaja atau lupa dengan kembali
secara benar, ikhlas, percaya, dan berhukum dengan ketaatan yang akan menghantarkan
hamba tersebut kepada kedudukan para wali Allah yang bertaqwa serta menjauhkan antara
dia dengan jalan-jalan syaitan.
Di antara hal yang memperkuat akan wajibnya taubat nashuha untuk dilakukan secara
berkelanjutan dan secepat mungkin adalah bahwa manusia manapun tidak akan pernah lepas
dan tidak akan selamat dari kekurangan, namun setiap makhluk bertingkat-tingkat dalam
kekurangan tersebut sesuai dengan takdirnya masing-masing, bahkan pada dasarnya mereka
pasti memiliki kekurangan. Sehingga hal tersebut harus ditutupi dengan taubat nashuha. Allah
SWT telah menganjurkan untuk melakukan taubat dan beristighfar, karena hal itu lebih baik
daripada gemar melakukan dosa secara terus-menerus.
Dalam bertaubat, ada tiga tahapan atau tingkatan., tahap pertama yaitu berpaling dari
dosa karena takut kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan orang mukmin
biasa. Kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat balasan atau pahala dari Allah
SWT, Inabat merupakan tahapan para wali dan yang diridhai Allah SWT. Ketiga yaitu aubat,
aubat adalah taubat karena mematuhi perintah allah SWT, bukan karena menginginkan pahala
atau takut kepada Allah SWT. Aubat merupakan tahapan para nabi dan rasul.
Untuk benar-benar bertaubat, manusia harus berupaya merenung, bertafakur dan
beramal serta menyadari bahwa menjadi orang yang dicintai allah itu merupakan sesuatu yang
tidak terhingga harga dan nilainya. Hanya Allah lah yang tahu kegemilangan spiritual dan
kesempurnaan sang hamba, dan apa yang akan menjadi bentuk akhirati dari kecintaan-Nya
itu. Dan hanya allah yang tahu bagaimana perlakuan-Nya terhadap orang-orang yang
dicintai-Nya ini.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama. Dan besar adalah
lebih dari ukuran sedang(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Tapi besar
disini bila di hubungkan dengan kata dosa maka berarti; dosa yang mengenai perkara yang
besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau agama yang
berkaitan dengan perkara yang besar(berat).
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan
perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan
tersebut dimasa yang akan datang.
Dalam bahasa Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-
Taubatan) yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang kembalinya
berulang-ulang dan terus-menerus disebut Tawwâb. Secara istilah taubat berarti kembali
kepada dengan melepaskan segala ikatan penyimpanganyang pernah dilakukan, kemudian
bertekad untuk melaksanakan semua hak-hak allah swt.
Para ulama’ berkata bahwa bertaubat dari segala dosa hukumnya wajib. Jika
kemaksiatan itu dilakukan seorang hamba kerada allah yang tidak ada kaitanyya dengan hak
manusia, maka taubat didalam nya mempunyai tiga syarat: pertama, meninggalkan
kemaksiatan itu. Kedua, menyesali perbuatannya. Ketiga, bertekad untuk tidak
mengulanginya lagi selama lamanya. Jika salah satu dari ketiga syarat ini tidak terpenuhi maka
taubatnya tidak sah.
Jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak adam (manusia), maka syaratnya ada empat
yang tiga sama dengan diatas dan ditambah menunaikan hak saudaranya. Misalnya jika hak
itu berupa harta dan sebagainya maka dia harus mengembalikannya.

B. Saran

Jika kita berbuat dosa dan termasuk dalam golongan 7 dosa besar sebaiknya kita bertaubat
seperti firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya)
DAFTAR PUSTAKA

https://onesearch.id/GolonganDosaBesardalamIslam.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Dosa_besar_dalam_Islam
https://narasi.tv/read/narasi-daily/dosa-besar-yang-tidak-diampuni
https://www.gramedia.com/literasi/dalil-tentang-taubat-di-dalam-al-quran/

Anda mungkin juga menyukai