Anda di halaman 1dari 18

DOSA-DOSA BESAR, MACAM-MACAM DAN BENTUK DOSA BESAR

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

HADITS

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Eka Putri Salsabilah (220101080)


2. Eli Suryani (220101085)
3. Puspita Liliana (220101109)

Dosen Pengampuh ; Muhammad Wahyudi ,M,Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-QUR’AN AL-ITTIFAQIAH INDRALAYA

TAHUN 2024-2025

1
KATA PEMGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT kami berlindung dari
segala macam godaan setan dan kejahatan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada baginda Rasulullah SAW, para keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang selalu
setia mengikuti mereka hingga hari akhir nanti. Dengan rasa syukur kami kepada Allah SWT
yang telah menganugerahkan kenikmatan, dan kesehatan sehingga penulis dapat makalah ini
dengan baik. Makalah dengan judul “Dosa dosa besar,macam macam bentuk dosa besar” ini
di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hadits

Penyusun makalah ini mempunyai maksud dan tujuan agar para pembaca mendapat
wawasan dengan ilmu Tentang pengertian, tujuan dan sasaran supervisi pendidikan. Dan
dalam penyusunan makalah ini juga tak lepas dari kerja sama anggota kelompok 5 serta kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Hadits ustadz MUHAMMAD
WAHYUDI, M. Pd. I Yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

Meski demikian, kami meyakini masih banyak yang perluh diperbaiki dalam
penyusunan makalah ini, baik dari segi tulisan, tata bahasa, dan tanda baca sehingga sangat
diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sehingga dapat menjadi bahan evaluasi
penulis, dan kami berharap semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Indralaya, 1 Maret 2024

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................................


1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................


i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................


ii .................................................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................................................


1

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................................


1
B. RUMUSAN MASALAH ...............................................................................................................
1
C. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................................


3

A. PENGERTIAN DOSA BESAR ....................................................................................................


3
B. TIGA PANGKAL DOSA BESAR ...............................................................................................
4
C. MACAM-MACAM DOSA BESAR .............................................................................................
5
D. CARA MENHINDARI DOSA BESAR DAN TAUABAT .........................................................
9

ii
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................
12

A. KESIMPULAN .............................................................................................................................
12
B. SARAN .........................................................................................................................................
12

DAFAR PUSTAKA .................................................................................................................................


13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dikaruniakan oleh Allah SWT berupa akal dan pikiran. Akal digunakan
manusia untuk berfikir, memikirkan sesuatu. Sedangkan pikiran digunakan untuk
menentukan sesuatu yang di pikirkan oleh akal. Tetapi terkadang manusia sering tidak
menggunakan akal dan fikirannya dengan baik, dengan cara memikirkan sesuatu yang
tidak semestinya di pikirkan, dan juga tidak di pakai untuk mengembangkan sesuatu
yang ada di alam yang sebenarnya bisa menghasilkan ilmu dan pengetahuan yang baru
apabila kita dapat menggunakan dengan semestinya.
Manusia memang memiliki ke khilafan dalam setiap langkah, perbuatan, maupun
sifat dan tindak tanduk yang dijalaninya, karena manusia juga mempunyai fitrah yang
memiliki kekhilafan.
Suatu perbuatan yang di lakukan manusia, apabila keluar dari jalur yang telah di
tentukan oleh Allh SWT maka itu di katakan Dosa. Perbuatan dosa sering di lakukan
oleh manusia, karena manusia sering tidak menyadari akan perbuatan yang di
lakukannya karena manusia lebih sering mengikuti hawa nafsunya dengan tidak
memikirkan akibat buruk dan apa yang di lakukannya.
Sekalipun manusia di ciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi
ini, namun karena sifatnya yang lemah, manusia tidak pernah terlepas dari perbuatan
salah dan dosa, kecuali orang-orang yang selalu beriman dan senantiasa mendapat
petunjuk dari Allah SWT.
Dalam pembahasan ini, penulis hanya mengetengahkan beberapa macam dari dosa-
dosa besar.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
A. Pengertian Dosa Besar
B. Tiga pangkal dosa
C. Tujuh Dosa Besar
D. Menghindari Perbuatan Dosa Besar

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dosa-dosa besar
2. Untuk mengetahui macam-macam dosa besar
3. Untuk mengetahui cara menghindari dosa-dosa besar
4. Untuk mengetahui akibat melakukan dosa-dosa besar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dosa Besar


Dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum tuhan atau agama. Dan besar adalah
lebih dari ukuran sedang(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Tapi besar
disini bila di hubungkan dengan kata dosa maka berarti; dosa yang mengenai perkara
yang besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau
agama yang berkaitan dengan perkara yang besar(berat).
Allah SWT tidak suka terhadap hamba-Nya yang berbuat dosa. Oleh karena itu
pelaku dosa diancam oleh Allah SWT dengan hukuman baik waktu masih berada di
dunia terlebih lagi di akhirat. Hukuman di dunia bisa berupa musibah binasa dan di
akhirat berupa siksaan api neraka yang sangat dahsyat.
Firman Allah SWT (Q.S. Yunus ( 10 ) : 13).

          
        
.
Artinya: “ Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu,
ketika mereka berbuat kedzaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada
mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali
tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
berbuat dosa. “

(Q.S. Az Zukhruf (43) : 74)


      
Artinya :“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab neraka
Jahannam.”

3
B. Tiga Pangkal Dosa
Segala sesuatu itu ada yang memulainya dan disebut sebagai yang pertama.Setelah
muncul yang pertama, barukemudian disusul yang kedua, ketiga, keempat dan
seterusnya.Yang banyak dikenal dan diingat orang biasanya yang pertama karena
darinyalah pelajaran diambil.
Begitu juga dengan dosa atau kehilafan. Ada tiga kehilafan yang pertama kali
dilakukan oleh makhluk kepada penciptanya yaitu :

1. Sombong
Dosa pertama yang dilakukan makhluk adalah sombong.Sifat ini dimiliki iblis dan
ditunjukkan disaat Allah swt menyuruhnya untuk bersujud kepada Adam. Iblis menolak
melaksanakan perintah itu dengan memberikan alasan. Ia katakan bahwa ia
menolakbersujud kepada Adam karena Iblis merasa lebih baik dari Adam.
“Saya lebih baik dari dia. Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan engkau
ciptakan adam dari lumpur”.
Demikian pembelaan iblis kepada Allah. Sejak saat itulah Iblis menjadi makhluk
pembangkang, padahal, sebelumnya ia adalah makhluk yang taat kepada Allah. Sifat
sombonglah yang menyebabkan dia akan menjadi penghuni neraka untuk selamanya.

2. Tamak / Rakus
Sifat ini dimiliki manusia. Adam manusia pertama yang menghuni surga
mendapatkan segala yang diinginkan. Segala kebutuhannya terpenuhi dan segala fasilitas
telah tersedia. Beraneka buah dan makanan yang tersedia diperbolehkan untuk dinikmati,
kecuali satu pohon yang tidak boleh didekati. Ternyata semua kemawahan yang dimiliki
Adam tidak membuatnya puas. Ia ingin menikmati semua yang ada dihadapannya.
Larangan untuk mendekati pohon itu malah menambah hasrat untuk menikmati buahnya.
Pada akhirnya buah terlarang itu ia lahap. Petakanpun bermula, Adam terusir dari surga
karena sifat yang dimilikinya.

3. Iri Hati / Dengki


Irihati ataupun dengki selalu menggelayuti hati manusia. Rasa itu muncul saat ada
saudara, teman, ataupun tetangga disekelilingnya mendapatkan nikmat yang terkadang

4
tidak ia miliki. Sedih saat orang lain bahagia, dan senang saat orang lain menderita. Ia
ingin kelebihan harta, jabatan ataupun kebahagian yang dimiliki orang lain itu lenyap
berganti derita. Manakala itu terjadi iapun tersenyum bahagia.
Qabil tidak rela jika Habil saudara kandungnya itu memiliki calon istri yang lebih
cantih dari calon istrinya. Dia menginginkan apa yang seharusnya menjadi hak Habil
yaitu istri yang cantik. Iri yang tumbuh dalam hati habil berakhir dengan terbunuhnya
Habil ditangan Qabil. Rasa dengki dan iri akan menabur dosa-dosa yang lain juga
melenyapkan kebaikan yang telah dilakukan.
Ketiga dosa itu menjadi awal dari semua dosa dan penyebab terjadinya
bencana. Sombong dosa pertama yang dilakukan makhluk, Tamak Kesalahan pertama
yang dilakukan manusia saat masih di surga, sedang Irihati dosa manusia pertama di atas
bumi.
Begitu lembutnya sifat-sifat itu merasuk ke dalam hati, hingga tak terasa oleh
manusia. Jika itu terjadi, maka perbanyaklah mohon ampun kepadaNya. Jika sifat itu
masih bercokol, jangan wujudkan dalam perbuatan. Biarkan di dalam hati saja mudah-
mudahan Allah mengampuninya.

C. Macam-Macam Dosa Besar


Dalam hadits riwayat Bukhari Muslim disebutkan yang artinya:
“Jauhilah tujuh dosa besar, para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, apa sajakah
dosa-dosa besar itu?” Nabi bersabda 1. Menyekutukan Allah (Syirik), 2. melakukan
sihir, 3. membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah SWT kecuali dengan cara yang
hak, 4. memakan harta riba, 5. makan harta anak yatim, 6 keluar dari medan perang
karena takut kepada musuh, 7. menuduh zina kepada wanita mukminat yang telah
bersuami. (HR Bukhari Muslim).
Berdasar pada hadits tersebut, terdapat tujuh dosa besar. Dari tujuh dosa
besar tersebut uraiannya secara luas/ rinci sebagaimana berikut:

1. Kufur (Kafir)
Dalam Al Qur’an, kafir sangat erat hubungannya antara manusia dengan Allah
SWT sebagai sang pencipta dan hubungannya mayoritas negative. Seperti menolak
berhukum dengan hukum Allah SWT (pelajari Q.S. 5 :44), tidak menjalankan kebaikan
atau amal shaleh (pelajari Q.S. 30 : 44), dan mengingkari karunia Allah SWT (pelajari
Q.S. 5 : 44).

5
Orang yang kafir akan mendapatkan balasan berupa siksaan baik di dunia maupun
akhirat (pelajari Q.S. 3 : 56) dan amalnya didunia sia-sia belaka (pelajari Q.S. 2 : 217).
Walaupun orang kafir itu berbuat baik sebaik-baiknya maka tetap dinilai sia-sia belaka
alias tidak ada gunanya buat akhirat.

2. Munafiq
Orang yang munafiq memiliki ciri-ciri sebagaimana yang tercantum dalam hadits
yang artinya:
“ Tanda-tanda orang munafiq ada tiga yaitu apabila berbicara bohong, apabila berjanji
menyelisihi dan apabila dipercaya berkhianat.” (H.R. Bukhari Muslim)

3. Fasik
Orang fasik adalah orang yang melupakan terhadap Allah SWT sehingga ia
meninggalkan kewajiban dalam beragama Islam. (pelajari Q.S. 59 : 19) dan sikap
mental, perilaku, ucapan dan perbuatannya tidak sesuai dengan peraturan Allah SWT.

4. Syirik
Orang yang berbuat syirik yaitu berupa menyekutukan kepada Allah SWT. Dosa
syirik atau musyrik ini dosa yang berat sehingga Allah SWT tidak mengampuni dosa
tersebut sebagaimana firman-Nya:
                 
   
Artinya :“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya..
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.” (Q.S. An Nisa (4) : 48).

5. Membunuh
Membunuh ada dua macam yaitu membunuh terhadap dirinya sendiri (bunuh diri)
dan membunuh terhadap orang lain. Kedua-duanya termasuk dosa besar . Membunuh
diri sendiri yang menjadi sasaran adalah dirinya sendiri seperti gantung diri, minum
obat nyamuk, terjun ke jurang dan dengan cara apapun hukumnya adalah haram dan
dosa besar. Firman Allah SWT dalam surat Annisa ayat 29 difirmankan:

6
          
              

artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu (Q.S. An Nisa (4) : 29).
Sedangkan membunuh orang lain yaitu membunuh dan sasarannya adalah orang
lain misalnya factor dendam, factor persaingan dalam usaha dan lain sebagainya. Yang
jelas bunuh membunuh adalah dilarang oleh Allah SWT . Sebagaimana firman-Nya:

           
    

Artinya: “ Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baguinya”. (Q.S. An Nisa (4) : 93)
Sabda Rasulullah SAW
Artinya: “ Pertama kali yang akan diadili diantara manusia pada hari kiamat adalah
perkara pembunuhan ( HR Bukhari Muslim).

6. Durhaka kepada kedua orang tua


Durhaka kepada kedua orang tua merupakan salah satu dari dosa besar. Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim disebutkan::
Artinya: “ Dosa-dosa besar yaitu menyekutukan Allah SWT, durhaka terhadap
kedua orang tua, membunuh yang bernyawa (kecuali yang dibenarkan menurut hukum
Islam) dan bersumpah palsu.” (H.R. Bukhari)
Bentuk durhaka kepada kedua orang tua diantaranya adalah mencaci maki,
menghina, menggertak, mengancam, mengintimidasi, mengumpat dengan kata-kata
yang menyakitkan hati orang tua, penganiayaan fisik dan psikis, menelantarkan orang
tua yang berada dalam kesusaha, menjauhi kedua orang tua dan bahkan tidak mau
mengakui orang tuanya sendiri.

7
7. Zina dan Homo Seksual
Dalam Al Qur’an disebutkan:
         
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina sesungguhnya zina itu merupakan
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S. Al Isra’ (17) : 32)
Ayat diatas menegaskan bahwa dekat saja dilarang apalagi melakukannya. Zina
merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Apabila ada manusia yang
melanggar dinilai dosa besar. Yang dimaksud dengan zina adalah hubungan badan
layaknya suami istri tanpa adanya suatu ikatan pernikahan. Orang yang berzina, apabila
masih bujang hukumannya berupa didera atau dicambuk 100 kali dan disingkirkan
selama satu tahun. Sedangkan yang sudah menikah dan masih melakukan zina maka
hukumannya dirajam sampai mati.

8. Menuduh zina terhadap wanita yang baik-baik


Menuduh berzina terhadap wanita yang sebetulnya baik-baik saja juga termasuk
dalam kategori perbuatan dosa besar. Menuduh berarti tidak ada saksi-saksi yang
dibenarkan oleh syara’.Menuduh berzina terhadap wanita yang baik sangat merugikan
bagi yang tertuduh beserta keluarganya.

9. Memakan makanan yang diharamkan oleh Allah SWT


Memakan makanan yang diharamkan oleh Allah SWT seperti makan bangkai,
darah, daging babi, hewan yang disembelih bukan atas nama Allah SWT, hewan yang
mati tercekik, dipukul atau jatuh, ditanduk, dan diterkam binatang buas. (pelajari Q.S. 5
; 3)

10. Miras / Narkoba


Sabda Nabi Muhammad SAW:
Artinya: “Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap yang memabukkan
adalah haram.” (HR Abu Daud).
Khamar cakupannya sangat luas, segala yang memabukkan adalah haram baik itu
berupa serbuk, cairan, padat, gas, dihisap, diminum atau disuntikkan semuanya kategori
khamar. Seperti halnya yang beredar di masyarakat, wiski, brendy, heroin, kokain, pel
gedek, ektasi, ganja, morfin atau sangat dikenal dengan Narkoba.

8
11. Mencuri, merampok dan menganiaya orang
Ketiga perbuatan ini juga termasuk dalam dosa besar. Mencuri yaitu mengambil
barang milik orang lain dengan cara diam-diam atau sembunyi sembunyi. Merampok
yaitu merebut arau merampas harta benda orang lain dengan cara paksaan misalnya
dengan ancaman senjata tajam atau bahkan sampai tingkat pembunuhan. Dan
menganiaya orang yaitu tindakan yang dilakukan dengan cara melukai atau membuat
cacat seseorang.

Contoh-contoh dosa besar tersebut apabila diklasifikasikan sebagai berikut:


1. Dosa besar yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat diantaranya: mencuri,
membunuh, menganiaya orang dan merampok.
2. Dosa yang berhubungan dengan masalah makanan dan minuman diantaranya yaitu:
makan makanan yang haram seperti makan daging Babi, bangkai, darah, daging
hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, jatuh, yang dipukul
yang ditanduk dan yang di terkam binatang buas. Sedangkan dalam hal minuman
seperti homr, miras, narkoba, dan hal-hal lain yang memabukkan.
3. Dosa besar yang berhubungan dengan pemuasan nafsu syahwat diantaranya yaitu
zina, lesbian, homosek, dan menuduh zina terhadap orang yang baik
4. Dosa bersar terhadap sang Kholiq yaitu diantaranya, Kufur, syirik, musyrik, nifak
dan fasik.
5. Dosa besar yang berhubungan dengan dirinya sendiri yaitu diantaranya prustasi dan
bunuh diri,
6. Dosa besar yang berhubungan dengan keluarga yaitu durhaka kepada orang tua.

D. Cara Menghindari Perbuatan Dosa Besar dan Taubat.


Menghindari perbuatan dosa besar artinya walaupun ada kesempatan untuk
melakukannya tetapi justru kita menyingkir dari perbuatan tersebut. Untuk
menghindarinya perlu mengetahui caranya supaya tidak melakukan dosa besar. Yaitu
dengan cara sebagai berikut:
a) Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarub illallah)
b) Menyadari dengan sesadar-sadarnya bahwa apabila melakukan dosa besar akibatnya
sangat fatal yang akan menimpa pada diri sendiri jua

9
c) Menyadari apabila berbuat dosa besar akan membuat gundah gulana, merasa selalu
bersalah dan jiwa menjadi tergoncang.
d) Disiplin dan khusuk dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT misalnya
menjalankan ibadah shalat, sebagaimana firman Allah
        
Yang Artinya: Sesungguhnya shalat itu mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar
(Q.S. Al Ankabut (29) : 45).
e) Meyakini dengan seyakin-yakinnya bahwa setiap amal baik maupun buruk selalu
dicatat oleh malaikat.

Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan


perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi
perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.
Kata “taubat” yang sudah menjadi kosa kata bahasa Indonesia berasal dari kata
bahasa arab. Didalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “taubat” mengandung dua
pengertian. Pertama, taubat berarti sadar dan menyasali dosanya (perbuatan salah atau
jahat) dan berniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatannya. Kedua, kata taubat
berarti kembali kepada agama (jalan) yang benar. “Bertaubat” berarti menyadari,
menyesali, dan berniat hendak memperbaiki (perbuatan yang salah).
Dalam bahasa Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-
Taubatan) yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang kembalinya
berulang-ulang dan terus-menerus disebut Tawwâb. Secara istilah taubat berarti kembali
kepada dengan melepaskansegala ikatan penyimpanganyang pernah dilakukan, kemudian
bertekad untuk melaksanakan semua hak-hak allah swt.
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan
perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi
perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.
Hadist tentang bertaubat.
Artinya : “Dari Abi Burdah dari seorang laki-laki dari sebagian sahabat
Muhajirin beliau mengatakan kami telah mendengar Nabi Muhammad bersabda “Wahai
ingatlah manusia, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah dan mohonlah
pengampunan kami sekalian kepada-Nya, maka sesungguhnya kami bertaubat kepada
Allah dan kami mohon pengampunan kepada-Nya pada tiap hari 100 kali atau lebih”.
Firman Allah SWT

10
       
Yang Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At -Tahrim: 8)
Taubat nashuha ialah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta’ala, tiada sekutu
bagi-NYA dari dosa yang pernah dia lakukan baik karena sengaja atau lupa dengan
kembali secara benar, ikhlas, percaya, dan berhukum dengan ketaatan yang akan
menghantarkan hamba tersebut kepada kedudukan para wali Allah yang bertaqwa serta
menjauhkan antara dia dengan jalan-jalan syaitan.
Di antara hal yang memperkuat akan wajibnya taubat nashuha untuk dilakukan
secara berkelanjutan dan secepat mungkin adalah bahwa manusia manapun tidak akan
pernah lepas dan tidak akan selamat dari kekurangan, namun setiap makhluk bertingkat-
tingkat dalam kekurangan tersebut sesuai dengan takdirnya masing-masing, bahkan pada
dasarnya mereka pasti memiliki kekurangan. Sehingga hal tersebut harus ditutupi dengan
taubat nashuha. Allah SWT telah menganjurkan untuk melakukan taubat dan
beristighfar, karena hal itu lebih baik daripada gemar melakukan dosa secara terus-
menerus.
Dalam bertaubat, ada tiga tahapan atau tingkatan., tahap pertama yaitu berpaling
dari dosa karena takut kepada Allah SWT. Tahapan seperti ini merupakan tahapan orang
mukmin biasa. Kedua yaitu inabat, yaitu taubat karena ingin mendapat balasan atau
pahala dari Allah SWT, Inabat merupakan tahapan para wali dan yang diridhai Allah
SWT. Ketiga yaitu aubat, aubat adalah taubat karena mematuhi perintah allah SWT,
bukan karena menginginkan pahala atau takut kepada Allah SWT. Aubat merupakan
tahapan para nabi dan rasul.
Untuk benar-benar bertaubat, manusia harus berupaya merenung, bertafakur dan
beramal serta menyadari bahwa menjadi orang yang dicintai allah itu merupakan sesuatu
yang tidak terhingga harga dan nilainya. Hanya allahlah yang tahu kegemilangan
spiritual dan kesempurnaan sang hamba, dan apa yang akan menjadi bentuk akhirati dari
kecintaan-Nya itu. Dan hanya allah yang tahu bagaimana perlakuan-Nya terhadap
orang-orang yang dicintai-Nya ini.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

11
Dosa adalah perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau agama. Dan besar adalah
lebih dari ukuran sedang(tinggi, luas, lebar, banyak, hebat, kuasa, mulia, dsb). Tapi besar
disini bila di hubungkan dengan kata dosa maka berarti; dosa yang mengenai perkara
yang besar (berat). Jadi dosa besar adalah perbuatan yang melenggar hukum tuhan atau
agama yang berkaitan dengan perkara yang besar(berat).
Hakikat taubat adalah: Menyesal terhadap apa yang telah terjadi,meninggalkan
perbuatan tersebut saat ini juga, dan ber-azam yang kuat untuk tidak mengulangi
perbuatan tersebut dimasa yang akan datang.
Dalam bahasa Arab kata Taubat, menurut bahasa berasal dari kata (Tâba- Yatûbu-
Taubatan) yang artinya kembali. Orang yang kembali disebut Tâib dan yang kembalinya
berulang-ulang dan terus-menerus disebut Tawwâb. Secara istilah taubat berarti kembali
kepada dengan melepaskan segala ikatan penyimpanganyang pernah dilakukan,
kemudian bertekad untuk melaksanakan semua hak-hak allah swt.
Para ulama’ berkata bahwa bertaubat dari segala dosa hukumnya wajib. Jika
kemaksiatan itu dilakukan seorang hamba kerada allah yang tidak ada kaitanyya dengan
hak manusia, maka taubat didalam nya mempunyai tiga syarat: pertama, meninggalkan
kemaksiatan itu. Kedua, menyesali perbuatannya. Ketiga, bertekad untuk tidak
mengulanginya lagi selama lamanya. Jika salah satu dari ketiga syarat ini tidak terpenuhi
maka taubatnya tidak sah.
Jika kemaksiatan itu berkaitan dengan hak adam (manusia), maka syaratnya ada
empat : yang tiga sama dengan diatas dan ditambah menunaikan hak saudaranya.
Misalnya jika hak itu berupa harta dan sebagainya maka dia harus mengembalikannya.

B. Saran
Jika kita berbuat dosa dan termasuk dalam golongan 7 dosa besar sebaiknya kita
bertaubat seperti firman Allah SWT : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya

DAFTAR PUSTAKA

12
https://greatquranhadis.wordpress.com/tujuh-macam-dosa/

https://tujuhdosabesar.blogspot.co.id/Hamid,Syamsul Rijal, (1999),Buku Pintar Agama


Islam,Jakarta:Penebar Salam

Rasjid,Sulaiman,(1989),Fiqih Islam,Bandung:Sina Bani

Syafe’I Rahmat,(2003),Al-Hadits: Aqidah,Akhlak,Soaial dan Hukum,Bandung: CV Pustaka


Seti

Yasin,Muhammad Nu’aim,(2002),Imam: Rukun, Hakikat dan Yang Membatalkannya,


Bandung: Syamil Cipta Media

Al-Bani,Muhammad Nasrudin,(2006),Silsilah Hadits Sahih,Jakarta:Qisthi Press

13

Anda mungkin juga menyukai