Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“MANUSIA SEBAGAI PENJAGA CIPTAAN ALLAH”

Dosen Pegampu : Maniur Banjarnahor, S.Pd., M.Pd.K

Disusun Oleh :
Kelompok 7

VeviTeryaHutajulu 11933110
53
Albertinakalami 11950110
05
MelatiAderina 11933110
55

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen Protestan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua rahmat
serta berkat-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalahini
sesuai dengan harapan dan tepat pada waktunya.
Makalahini membahas tentang "ManusiaSebagaiPenjagaCiptaan Allah". Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Maniur Banjarnahor, M.Pd. K selaku dosen
pengampu dalam mata kuliah ini yang telah memberikan penulis arahan dan petunjuk
sehingga menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang bagaimana cara
menyelesaikan makalahini dengan baik dan benar.
Penulis berharap makalahini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta
bermanfaat dalam proses pembelajaran. Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat jauh
dari kata sempurna. Untuk itu diharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun agar penulis dapat menyelesaikan tugas berikutnya dengan lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah
ini dan penulis juga mengucapkan selamat membaca.Semoga dengan adanya pembuatan
tugas ini dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang bagi penulis maupun
bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.

Medan, November 2020

Penulis
Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

PengertianManusia………………………………………………….............................4

MandatIlahiPembaruan……………………………………………………………….5

MandatIlahi Pembangunan……………………………………………………………6

A. DasarTeologis………………………………………………………………….6
B. PanggilaDalamKitabKejadian………………………………………………..6
C. EtikaLingkungan……………………………………………………………….6
D. TindakanManusiaTerhadapLingkungan………………………………………6
E. ManusiadanAlam………………………………………………………………6
F. KrisisEkologi…………………………………………………………………..6
G. Allah MenyelamatkanCiptaannya……………………………………………...6

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………7

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………8
B. Saran …………………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang saling memerlukan
antara yang satu dengan yang lainnya pada ciptaan Allah yang lain, ia memerlukan
tempat tinggal yang aman, tentram dan damai. Di dalamnya ada hubungan yang baik di
antara sesama ciptaan tersebut. Jadi di dalam alam semesta ini ada suatu harmoni yang
senantiasa berjalan bersama-sama. Kalau ciptaan Allah ini mewujudkan suatu harmoni,
maka tentunya Allah sendiri adalah harmoni, suatu keselarasan yang terbesar dan
termulia. Allah sangat menghargai manusia dan menempatkannya “di atas” ciptaan Allah
yang lain. Namun pemahaman ini sering disalahmengertikan sehingga manusia
mempunyai kecenderungan sebagai “penguasa” terhadap ciptaan yang lain, maka cita-cita
untuk mewujudkan harmoni di antara sesama ciptaan Allah semakin sulit untuk
diwujudnyatakan.

Oleh karena itu, makalah ini disusun dengan maksud memberi informasi mengenai ciptaan-
ciptaan Allah sehingga pembaca pun bisa lebih mengenal awal penciptaan Allah terhadap
manusia dan ciptaan lainnya.

B.Rumusan Masalah.

1. ApaPengertianManusia?
2. ApaHakikatManusiadalamkehidupansebagaiumat Kristen?
3. Apatanggunjawabmanusiasebagaipenjagaciptaan Allah?
4. Apa yang membuatManusiajatuhkedalamdosa?

C. Tujuan Masalah.
1. Mengetahuiapapengertianmanusia
2. Mengetahuimaknahakikatmanusiadalamkehidupansebagaiumat Kristen
3. Mengetahuitanggunjawabmanusiasebagaipenjagaciptaan Allah
4. Mengetahuiapa yang membuatmanusiajatuhkedalamdosa

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian manusia

Secara bahasa, manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens”(Latin), yang
berarti berfikir, berakalbudi, atau makhluk yang berakal budi ( mampu menguasai
makhluk lain). Berikut ini adalah pengertian manusia dan defenisi manusia menurut para
ahli

•Menurut Omar Muhammad Al -Toumi Al –Syaibany

“manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhlukYang mampu berfikir,
dan manusia merupakan makhluk tiga dimensi yangTerdiri dari badan, Ruh, dan
kemampuan berfikir/akal.”

•Menurut I Wayan Watra

“manusia merupakan makhluk yang dinamis yang menganut triasdinamika,Yaitu cipta,


karsa, dan rasa.

•Menurut Erbe Sentanu

“manusia adalah makhluk sebaik-baiknya ciptaanNya. Bahkan bias dibilang


manusiaadalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan denganMakhluk lain.”

** Manusia menurut kesaksian Alkitab**

Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah. (Kej 1 dan Yer 18:1-17) Fakta yangPertama dari
kesaksian Alktab tentang manusia adalah bahwa manusiaMakhluk ciptaan Allah. Sebagai
makhluk, ia tetap makhluk dan tidak pernah menjadi sama dengan khalikNya. Sebagai
khalik, Allah berdaulat atas hidup dan tujuan hidup manusia. Alkitab menggambarkan
hubungan manusia dengan Allah penciptanya sebagai tanah liat ditangan penjunan.
Demikianlah manusia diitangan Allah pencipta, tujuan hidupnya ditentukan oleh
khaliknya.

2
Salah satu aspek hakikat manusia berdasarkan ajaran Alkitab adalah bahwa manusia
diciptakan menurut gambar Allah. Gambar AllahInilah yang dikenal sebagai istilah“imago
dei” . Hal ini bisa juga diartikanSeolah-olah manusia mirip dengan Allah.

Manusia adalah hasil ciptaan Allah (Kej 1:26-27 dan Kej 2:7), manusia bukanlah pletikan
Allah, jelmaan dari sebagian diri Allah, bukan pula anak dalam arti biolologis yang keluar
dari diri Allah. Manusia adalah makhluk yang real ada, hasil karya dari tangan agung sang
Khalik.

1. Perbedaan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lainnya

Allah menugaskan manusia untuk menaklukan dan berkuasa atas alamSemesta (kej
1:28).Pemguasaan atas alam semesta memerlukan usaha keras manusia agar manusia itu
mampumenundukkanya. Tetapi sebelum tugas menaklkna alam semesta, Allah
memberkati manusia danmelengkapinya terlebih dahulu dengan kemampuan yang
dibutuhkannya jadi manusia tidak hanyadiberi kesempatan, tetapi juga kemampuan untuk
menyelediki, mengerti,Mengolah, mengatur danmemanfaatkan alam semesta.

Kepada manusia dipercayakam Allah tugas dan tanggung jawab untukmengambil


prakarsa dan berkarya demi kepentingan manusia itu sendiri dan makhluk ciptaan lainnya.
Dan hal inilah yang membuat manusia berbeda dengan mahkluk ciptaan lainnya.

2. Hakikat manusia dalam kehidupannya sebagai umat kristen

Roh Kudus dikirim bagi orang pilihan untuk membimbing mereka mengenal kebenaran
Alkitab dan memampukan mereka menerima janji pengampunan Allah. Hanya dengan
iman manusia dapat diselamatkan melalui kuasa Roh Kudus yang melahirbarukan.
Sebagai orang-orang pilihan Allah mereka harus menunjukkan kehidupan yang sesuai
yakni selalu memuliakan Allah dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Menciptakan manusia tidak seperti Allah menciptakan ciptaanNya yang lain (unik).
Manusia diciptakan dari tanganNya sendiri. ManusiaManusia diciptakan melalui sebuah
musyawarah dalam diri Allah (Kej1:26-27).

3
4.Penyebab manusia jatuh kedalam dosa

1) Manusia pertama jatuh ke dalam dosa, memang bukan karenaConcupiscence. Karena


concupiscence/ ‘kecenderungan berbuat dosa’ ituHanya terjadi sebagai akibat dari
kejatuhannya di dalam dosa. Menurut St. Thomas Aquinas, dalam Summa Theologica II-
II, q. 163, a.1,

Mengutip Sir 10:13, “Kecongkakan adalah permulaan dari dosa.” “dosa masuk ke dalam
dunia oleh dosa satu orang…” Maka dosa pertama dariManusia adalah kesombongan.Kita
ketahui bahwa Allah menciptakan manusia pertama baik adanya, dengan diberikannya 4
rahmat yang disebut 4 peternatural gifts, yang adalah

a) Immortality / tidak tunduk terhadap kuasa maut,


b) immunity from suffering / tidak dapat menderimau,
c) Infused knowledge
d) Integrity , yaitu harmoni dan tunduknya segala macam keinginan dan emosi dari
kedagingan kita

2) Jadi dengan pengertian ini, maka bukan berarti manusia diciptakan seperti ‘barang salah
produksi’ sehingga jatuh dalam dosa. Alkitab malah menyebutkan bahwa setelah
menciptakan manusia, “Allah melihat semuaYang dijadikan-Nya itu sangat baik”(Kej 1:
31),padahal pada hari- harisebelumnya ‘hanya’ dikatakan “baik”.

Justru karena diciptakan secitra dengan Allah, maka manusia dapat memilih sendiri apa
yang menjadi keinginannya, yaitu untuk taat kepada-Nya maupun menolak-Nya.
Sayangnya manusia pertama memilih untuk menolak kasih Allah dan menolak taat kepada
Allah, karena lebih percaya kepada bujukan Iblis. Oleh karena itulah, Yesus, sebagai
Adam ke-duamemperbaiki’/ memulihkan kejatuhan ini dengan menyatakan kasihKepada
Allah Bapa dengan ketaatan yang sempurna terhadap kehendak Allah Bapa, dengan
menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib demi menyelamatkan umat manusia.

3) Allah yang Mahatahu sudah mengetahui bahwaMenciptakan manusia dengan akal budi
dan kehendak bebas dapat menyebabkan manusia dapat menolak Dia. Tuhan tidak terkejut
dengan dosa manusia pertama tersebut, yang akhirnya diturunkan kepada semua manusia.

4
Maka sudah menjadi rencana-Nya pula bahwa Ia akan mengutus Putera-Nya Yesus untuk
menebus dosa umat manusia.

4) Maksud Allah beristirahat pada hari ke-tujuh adalah untuk Memberikan teladan kepada
kita untuk beristirahat pada hariTuhan yaitu pada hari Minggu [hari Sabbath pada
Perjanjian Lama].Memang ini ada kaitannya dengan wafat dan kebangkitan Kristus.
HariHari kebangkitan Kristus yang terjadi pada ‘hari pertama dalam minggu itu’ (Yoh
20:1), bagi orang Kristen akhirnya menggantikan hari Sabbath Yahudi. Hari Sabbath yang
dimaksudkan sebagai hari beristirahat setelah Penciptaan manusia disempurnakan oleh
Kristus melalui hari Minggu Paskah yang menandai hari Keselamatan yang menjadikan
manusia menjadi ciptaan yang baru.

5) “Sudah selesai” sebagai perkataan Yesus yang terakhir sebelum wafat-Nya lebih
mengacu kepada pernyataan sudah dipenuhinya segala tugas yang dipercayakan oleh
Allah Bapa kepada-Nya di dunia. Atau dengan kata lain misiInkarnasi-Nya sudah selesai.
TuhanTuhan sendiri tidak pernah beristirahat dalam arti yang harafiah, sebab Ia terus
berkarya, baik dalam penciptaan maupun dalam penyelenggaraan Ilahi-Nya.

A. MANUSIASEBAGAI PENJAGACIPTAAN ALLAH

a. HUBUNGAN EKONOMI DENGAN EKOLOGI

Ekoteologi lahir sebagai akibat dari sebuah keprihatinan terhadap kerusakan alam
yang terjadi dan seakan tidak mendapat sedikitpun perhatian manusia. Ekoteologi
mencoba Kembali mengingatkan bagaimana hubungan yang begitu erat antaraa
manusia dengan alam. Hubungan manusia dan alamdalam konsep ekoteologi dipahami
sebagai manusia yang adalah relasi Allah, dalam relasi dengan alam berupaya
mewujudkan kerajaan Allah. Secara sederhana, ekoteologi dipahami begini.

AnalisisPerkembangan Hubungan Manusia dengan Alam

Atas dasar pola ekonomi dan kebudayaan masyarakat padaZaman tertentu,


maka Robert P. Borrong mengemukakan tiga jenis perkembangan hubungan manusia
dengan alam, yaitu:a.Manusia Setara dengan AlamDalam masyarakat tradisional

5
manusia dan alam sederajat. Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan yang
bersifat kontinuitas.

b. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM

a. Manusia dan alam ibarat dua sisi mata uang yang saling terkait tak terpisahkan.
Manusia dan alam mempunyai hubungan yang saling tergantung dan saling
membutuhkan. KrisisKrisis lingkungan hidup yang dialami manusia pada masa
sekarang merupakan akibat langsung dari kekurangpedulian pengelolaan lingkungan
hidup itu sendiri. Artinya manusia umumnya melakukan pengelolaan sumber-sumber
alam tidak peduli pada peran etika. Dengan kata lain, krisis lingkungan hidup yang
dialami manusia berakar pada krisis etika (moral).Manusia kurang peduli pada norma-
norma kehidupan atau lebih peduli pada kepentingan diri sendiri.

b..Manusia Menguasai Alam

Teknologi memungkinkan manusia mengubah lingkungan alamiah menjadi lingkungan


buatan, misalnya hutan diubah menjadi lahan pertanian, tempat pemukiman dan
sebagainya. Manusia dapat mengubah alam sesuai kebutuhannya dengan menggunakan
kemampuannya berbudaya.

c..Alam Menguasai Manusia

Telah dijelaskan bagaimana proses manusia menguasai alam, Yaitu dengan penerapan
teknologi untuk mengeksploitasi alam. Sebenarnya, ada nilai di balik perilaku itu, yaitu
“rasa takut” manusia terhadap alam.

Ada beberapa teori tentang etika ekologi, yaitu:

a)Etika Antroposentris

b)Etika Ekosentris

c)Etika Ekologi Kristen

d)Etika Ekologi Alkitab

-Etika Pelayanan

6
-Etika Solidaritas

-Etika Damai Sejahtera

e)Reflksi Teologisf) Etika Ekologis

Menyelamatkan alam berarti menyelamatkan hidup kita. Yesus Kristus tersalib,


mengorbankan hidup-Nya demi penyelamatan bumi dan segala isinya (Yoh. 3:16).
Oleh karena itu, kita terpanggil, diberi teladan dan keselamatan haruslah senantiasa
meneladani perbuatan-Nya, yaitu menyelamatkan bumi dan alam ini.

B. PANDANGAN ALKITAB MENGENAI KEUTUHAN CIPTAAN

Kita memangmempunyaiduapilihandalambersikapterhadapbumi,
yaitubersikapkasardansewenang-wenang, ataubersikapharmonis.Ceritapenciptaan di
Alkitabbagaikanmenawarkanduamacampilihanitu.Ceritapenciptaanmenurutmazhab Imam
(Kej. 1:1-2:4a) yang ditulispadaawalmasapembuangan Babel abad ke-6 SM
menawarkanmanusiauntuk “menaklukkandanmenguasai” (Kej. 1:28; Ibranikabashartinya
‘mengalahkan,’ danradahartinya ‘menginjak - injak’). Sebaliknya,
ceritapenciptaanmenurutmazhabYahwis(Kej. 2:4b-3:24) yang
ditulispadamasakerajaanDaudabadke-10 SM, menawarkanmanusiauntuk
“mengusahakandanmemelihara” (Kej. 2:15; Ibraniabadartinya ‘mengabdi,’ dansyamarartinya
‘melestarikan’).

Ceritapenciptaantradisi imam berkonteksbumi yang basahdanhijau,


sedangkanceritatradisiYahwisberkonteksbumi yang
gersang.Lalukeduaversiitudisambungmenjadisatusebagaimana yang
adapadakitasekarangolehpara editor diBabelpadaakhirmasapembuangan,
ataupascapembuangansekitartahun 530 SM.”Memangadaduapilihan.Pertama,
kitamencemaridanmerusakbumi.Kedua, kitamenyayangidanmemeliharabumi.Kita
bolehmemilih.Pilihannyaterpulangpadakita.Istilah “gambar Allah” yang terdapat di
dalamKejadian 1:26-28. Kecenderunganumumadalahmelihat di
dalamistilahiniadadominasiatasalam.KarenaTuhanmemerintahkansegalasesuatu,
demikianjugamanusiasebagaigambar Allah memerintahkanciptaan lain.Gambar Allah
memperlihatkanrelasi yang bersifat analogical.Istilahgambar

7
Allahsebenarnyamaumemberijalankeluarbagipermasalahan di Israel,
sampaiseberapajauhkemiripanmanusiadengan Allah.Memangadahubunganantaragambar
Allah danpenguasaanalam, tetapibukandalamartibahwagambaritusemata-
mataterdiridaripenguasaan.Relasinyalebihbersifatkonsekuential:
olehkarenamanusiaadalahgambarAllah, biarlahiaberkuasa.Berbicaramengenaipenguasaan,
tekananumumnyadiletakkanpadakekuatanmanusiadankegiatan-kegiatannya yang eksploitatif.

Manusia juga perlu bersahabat dengan alam. Ia mencintai alam. Kesan yang diberikan
olehKejadian 2:18-20 ialah bahwa Allah memberi binatang-binatang dan burung-burung
untukmanusia supaya manusia dapat hidup dalam persekutuan dengan binatang-binatang dan
burung-burung itu. Tentu persekutuan itu kurang memenuhi kebutuhan manusia untuk
persahabatan dan persekutuan, karena di antara binatang-binatang dan burung-burung tidak

ada “penolong yang sepadan dengan” manusia (Kej. 2:20). Persekutuan manusia yang

lengkap hanya mungkin dengan Allah dan manusia yang lain. Namun demikian, persahabatan
manusia dengan alam juga penting.

Istilah “sesama makhluk” patut dipakai dalam membicarakan hubungan kita dengan

makhluk-makhluk yang lain. Sesama makhluk berbeda dengan sesama manusia. Ada orang-
orang yang ingin menambah hukum ketiga kepada kesimpulan hukum Taurat dalam
Matius22:37-39. Menurut mereka kita harus mengasihi Allah, sesama manusia dan alam.
Saranmereka kurang memerhatikan perbedaan antara manusia dan makhluk-makhluk yang
lain.Saran itu juga mengurangi makna kasih. Dalam Perjanjian Baru kasih mengandung
kesanggupan untuk berkorban bagi orang yang dikasihi. “Tidak ada kasih yang lebih besar
daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh.17:13).
Kasih semacam ini hanya patut kepada manusia atau Allah Keutuhan Ciptaan Menurut
Konsepsi Alkitab

Apa Itu Keutuhan Ciptaan?Untuk menggambarkan tentang Keutuhan Ciptaan, dapat di


gambarkan dengan sebuah gelang rantai yang dimana masing-masing mata rantai memiliki
nilai dan fungsi yang sama sehingga saling kait-mengkait dan menjadi satu gelang rantai, jika
satu mata rantai rusak dan terlepas maka tidak ada lagi keutuhan, dan akibatnya tidak bisa
lagi disebut dengang gelang rantai karena terputus. Allah sang khalik (pencipta) menciptakan
kita agar mahkluknya dan saling miliki hubungan ketergangungan dan itulah keutuhan
sebagai CiptaanNya nampak.

8
SIKAP MANUSIA TERHADAP ALAM BERDASARKAN PANDANGAN
ALKITAB

Karenaalambernilai, manusiaperlumenghargaialam.Iapatutmenggemarikeindahanalam.
Iamengiakanpenilaian Allah waktuDiamemandangciptaan-Nyadan
“melihatbahwasemuanyaitubaik.”
Iapatutmemerolehpembaruansemangatdanberianghatikarenakeelokanalam.Penghargaaninidis
ertaidengan rasa kagumterhadapalam.Manusiaperlumengindahkankeajaibanalam.Rasa
kagumsangatpentingdalamzamanteknologidanilmupengetahuanini.Pengertiankitatentangalam
tidakusahmenghilangkankesadarankitatentangkeajaibanalam.Malahanpengertiankitadapatmen
jadikankitalebihsadarakansifat -sifatalam
yangdahsyatdanmegahMenghargaialamtidaksamadenganmenyembahalam.
Pemazmurmenulis: “Akumelayangkanmatakukegunung-gunung, darimanakahakan dating
pertolonganku?” Pertolongannyadatangbukandarigunung-gunungtetapi “dariTuhan
yangmenjadikanlangitdanbumi” (Mzm. 121:1-2).Karenaalamtidakilahi,
alamtidaklayakdisembah.Penghargaankitakepadaalamdisertaidengan rasa
syukurkepadaPenciptanya.

1.Kesatuan manusia dengan alam

2.Kepemimpinan manusia atas alam

3.Kegagalan manusia memelihara alam

4.Hubungan baru manusia dengan alam

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

•Manusia seperbagai makhluk ciptaan Tuhan kesaksian Alkitab yang paling awal
tentang manusia merupakan ciptaan Tuhan. Manusia tidak terjadi dengan sendirinya
melalui proses evolusi. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk hidup lainnya
termasuk kera dan karenanya bukan keturunan kera. Sebagai ciptaan Tuhan maka
Tuhan adalah sumber hidup dan Tuhan berdaulat atas kehidupan dan tujuan hidup
manusia.

•Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah maka manusia itu adalah
sahabat Allah, yang harus berhubungan dengan Allah. Manusia dan Allah tidak bisa
saling melepaskan diri dari hubungan satu sama lain. Demikian juga halnya dengan
sesamanya, tetapi haruslah hidup saling berhubungan dan saling ketergantungan dan
sama-sama mencerminkan gambar Allah itu dalam hubungan dan kehidupan sehari-
hari.

B.SARAN

Dalam menyelamatkan alam atau lingkungan hidup dari kerusakan dan kehancuran,
gereja sebagai organisasi dan persekutuan orang percaya harus ikut bertanggung
jawab dalam rangka menjalin hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.
Sebagai civitas akademik yang berpendidikan, sebaikya mahasiswa memahami
pengertian manusia sebagai penjaga ciptaan Allah dan dapat menerapkanya di dunia
pendidikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Monica, Fiedel. 2011. MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (Manusia).


Diaksesdari: http://fiedel-monica.blogspot.co.id/2011/09/makalah-pendidikan-agama-
kristen.html (Diaksestanggal: 11 April 2016)

Rau, Lidya L. REFERENSI KTSP DENGAN KECERDASAN MAJEMUK: TUHAN


PENOLONGKU 4.

Researchgate.HakikatManusia. Diaksesdari:
https://www.researchgate.net/publication/282854855_Ekposisi_Gambar_Allah_Menur
ut_Penciptaan_Manusia_Berdasarkan_Kejadian_126-28 (Diaksestanggal: 13 April
2016)

Simanjuntak, Risma Elizabeth danHerniatiMeibang. 2006. BukuPeganganSiswa:


Pendidikan Agama Kristen. Medan: Cahaya

11

Anda mungkin juga menyukai