Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK CIPTAAN TUHAN”

DOSEN PENGAMPUH : : Siti Choirul SST, M.Keb

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1

1. ADE PUTRI
2. APRIYANTI MBIUWA
3. ANISYA TRIYA WALANGADI
4. VIVI ANGRIANI HANAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

T.A 2022-2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT


yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Manusia Sebagai Makhluk
Ciptaan Allah”. Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata


Kuliah Pengembangan Diri Dengan Budi Pekerti dengan dosen pengampuh Ibu
Siti Choirul Dwi Astuti SST,M.Keb. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami
selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. kami
juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap
pembaca.

Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan


pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai
penulisan makalah kami ini.

Gorontalo, Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................2
A. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan...........................................2
B. Macam-Macam Budi Pekerti................................................................3
C. Manusia sebagai makhluk yang perlu dan dapat di didik.....................3
D. Manusia Sebagai Mahluk Yang Terbaik...............................................4
E. Tugas Manusia Sebagai Hamba............................................................11
F. Latihan Soal..........................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk ciptaan tuhan yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki derajat paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang paling
penting dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan
untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.Pendidikan adalah proses
mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Jadi dalam hal ini
pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik. Pendapat lain
mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan
yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.Jadi
karena manusia diciptakan oleh Tuhan dengan berbekal akal danpikiran
maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan
kehidupannya demi memuaskan rasa keingintahuannya.Modul ini akan
membantu Anda untuk memahami berbagai pengertian dan aspek hakikat
manusia dan berbagai aplikasi aspek hakikat manusia terhadap pendidikan.
Materi dalam modul ini dapat membantu Anda dalam
mengembangkan wawasan kependidikan Anda, yang kemudian dapat
berfungsi sebagai asumsi dalam rangka praktik pendidikan maupun studi
pendidikan selanjutnya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
2. Untuk mengetahui Macam-Macam Budi Pekerti
3. Untuk mengetahui Manusia sebagai makhluk yang perlu dan dapat di didik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan


Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling tinggi derajatnya
diantara makhluk ciptaan-nya yang lain. Manusia diberi akal, pikiran, perasaan
dan keyakinan untuk mengembangkan kualitas hidupnya didunia. Hal itu yang
membedakan manusia dengan ciptaan tuhan yang lain. Di kehidupannya
manusia mengembangkan kualitas hidupnya dengan Pendidikan, pengalaman,
dan informasi yang lebih untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Manusia
adalah makhluk Tuhan yang diciptakan dengan bentuk raga yang
sebaikbaiknya dan rupa yang seindah-indahnya dilengkapi dengan berbagai
organ psikofisik yang istimewa seperti panca indra dan hati agar manusia
bersyukur kepada Tuhan yang telah meanugrahi keistimewaan- keistimewaan
itu. (Miranda, n.d.)

Manusia didudukkan sesuai dengan kodrat,harkat, martabat, hak, dan


kewajibannya:(Rustam and Haris 2018)

1. Kodrat manusia.
Kodrat manusia bersifat sah, Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia
secara pribadi antara lain sesuai dengan sifat-sifat aslinya, kemampuannya,
dan bakat-bakat alami yang melekat padanya.
2. Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Kata martabat memiliki arti
yaitu pangkat atau derajat yang dimiliki manusia. Dengan memiliki martabat
ini maka manusia menjadi beda dengan manusia lain.
4. Hak Asasi manusia
Hak asasi manusia yakni hak yang di miliki manusia. Maka dari itu

2
kewajiban yang harus dimiliki setiap manusia harus dilindungi, dihormati,
dipertahankan, dan tidak boleh di abaikan, dikurangi, atau di rampas ileh
siapaapun.

Pentingnya peran pendidikan dapat menjadi pengalaman belajar dimana


seseorang belajar tentang berbagai aspek kehidupan, memahami prespektif yang
berbeda, sebagai proses untuk mengubah sikap dan perilaku manusia, dan
mencoba menerapkannya dalam kehidupan nya sehari-hari. Manusia memiliki
kesadaran dan penyadaran diri yang mampu membedakan dirinya dengan segala
sesuatu yang ada di luar dirinya.. Manusia memiliki Hasrat untuk mengetahui.
Pendidikan juga berfungsi untuk menyadarkan manusia agar manusia mampu
mengenal, melihat dan memahami realitas kehidupan yang ada di sekelilingnya.
Manusia perlu mendidik diri karena manusia sebagai mahkluk yang disebut
Animal Educable. Manusia yang bereksistensi harus dapat menjadikan diri itu
hakikatnya adalah manusia itu sendiri. Jadi, sebaik dan sekuat upaya pihak lain
atau pendidik kepada peserta didik untuk membantunya menjadi manusia, akan
tetapi apabila peserta didiknya tidak ingin mendidik dirinya sendiri maka upaya
bantuan tersebut tidak akan memberikan kontribusi bagi kemungkinan manusia
tadi untuk menjadi manusia. (Nisa Pangesti Br Tarigan et al. 2022)

B. Macam-Macam Budi Pekerti


a. Sikap Terhadap Tuhan Sebagai makhluk kita menghormati sang
Pencipta Melalui penghayatan iman, kita diajak untuk menghormati dan
memuji Sang Pencipta. Pujian tersebut bisa diwujudkan dalam sikap
berbaik kepada semua makhluk ciptaan, khususnya pada diri sendiri.
(Habibah 2019)
b. Sebagai sesama ciptaan Tuhan, siapapun mereka itu bernilai.
Penghargaan Terhadap Perempuan, salah satu wujud syukur tiap-tiap
manusia ialah penghargaan terhadap perempuan (gender). Hal itu
menjadi sangat penting pada zaman ini supaya perempuan itu tidak
dipandang sebelah mata terhadap laki-laki. Perempuan serta laki-laki
diciptakan sederajat yang membedakan laki- laki serta perempuan ialah

3
Fungsinya. (Anggota et al. 2021)
C. Manusia sebagai makhluk yang perlu dan dapat di didik
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang telah dibekali dengan akal
dan pikiran. Manusia dididik dan mendidik dirinya agar terbentuk
kemampuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya secara terus-menerus.
Potensi didik mendidik itulah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Kemajuan teknologi yang semakin cepat membuat manusia dituntut
untuk memperoleh pendidikan yang lebih agar tidak tertinggal dengan
individu lainnya. (Rahayu 2022)
Salah satu contohnya adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan.
Menurut pandangan luas, pendidikan adalah segala jenis pengalaman
kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan
kemudian bisa mengerjakan sesuatu hal yang telah diketahui. Allah SWT
berfirman dalam Q.S. Al Mujadalah ayat 11 yang artinya : Hai orang-orang
beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Fadhilah and Maunah 2021)

D. Manusia Sebagai Mahluk Yang Terbaik


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya. Berbeda dengan makhluk lainnya
yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia memiliki yang tidak dimiliki oleh
makhluk lainnya, yaitu kemampuan berfikir. Manusia dengan hewan memang
sama-sama memiliki otak, akan tetapi otak yang dimiliki oleh manusia dapat
digunakan untuk berfikir secara baiknya, sedangkan hewan otaknya tidak
digunakan secara semestinya, serta manusia dapat berbahasa yang dapat

4
disaling mengerti. Maka dari hal tersebut, manusia adalah makhluk yang
paling sempurna diciptakan oleh Allah.(Sabon and SH 2020)
Allah menciptakan manusia di dunia ini dengan berbagai ragam dan jenis.
Selain itu setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-
beda pada suatu bidang. Tidak ada manusia yang dilahirkan tidak memiliki
kelebihan sedikitpun walaupun hanya sebutir beras. Contohnya pada seorang
yang tidak memiliki fisik secara utuh, misalnya dia tidak memiliki tangan
sejak lahir atau ketika masa kecil atau mudanya mengalami kecelakaan
sehingga harus menghilangkan(amputasi) kedua tangannya demi
keberlangsungan hidupnya kelak.
Mereka yang tidak memiliki kedua tangan pun yang secara rasional
atau logika akan sulit melakukan sesuatu pekerjaan yang benar-benar
membutuhkan tangan, akan tetapi mereka dapat melakukan itu dengan tangan
mereka. Contoh pekerjaannya adalah memasak ataupun mengemudi mobil
ataupun mengangkat suatu barang yang berat dan memandikan anak balita.
Dari pekerjaan tersebut, dimana membutuhkan kedua atau satu tangan untuk
melakukan pekerjaan tersebut, akan tetapi ada seseorang atau beberapa orang
yang tidak mempunyai lengan dapat melakukan pekerjaan tersebut dengan
mudahnya tanpa ada kesulitan walau mereka tidak mempunya lengan seperti
orang normal. Maka dari hal itu, sekurang-kurangnya kemampuan seseorang,
dibaliknya itu terdapat kelebihan yang tersembunyi yang mungkin tidak
semua orang dapat mengetahuinya. Jadi jangan pernah menjudge orang
tersebut orang yang bodoh tanpa ada kemampuan.
Selain itu, manusia diciptakan dengan mempunyai hawa nafsu sama
seperti hewan, akan tetapi yang membedakannya adalah manusia dapat
mengendalikan hawa nafsunya tersebut, walau tak semua manusia dapat
melakukannya. Maka dari hal itu, Allah pun menciptakan manusia sebagai
suatu yang tidak dapat ditebak arah akhir perjalanannya, berbeda dengan
malaikat yang diciptakan oleh Allah dari cahaya. Malaikat diciptakan oleh
Allah sebagai makhluk yang begitu tunduk kepada Allah tanpa melanggar
apapun perintah yang didapatkannya. Malaikat diciptakan oleh Allah tanpa

5
sebuah nafsu, nafsu yang membuat manusia berbeda dengan malaikat dan
sulit ditebak akhir perjalanannya di dunia. Hingga suatu ketika ada dua
malaikat yang bertanya-tanya kenapa manusia seperti itu? serta kesal dengan
perilaku manusia yang merusak karena terikuti hawa nafsu mereka. Hingga
pada suatu saat, malaikat tersebut diamanati oleh Allah menjadi manusia
dengan memiliki hawa nafsu. Malaikat tersebut menjadi hakim di dunia dan
tetap menjalankan perintah Allah dengan semestinya. Akan tetapi hanya
karena seorang wanita cantik, mereka tergoda dan melakukan hal yang tidak
seharusnya, yakni meminum minuman haram hingga mabuk. Mereka
menyetubuhi wanita tersebut dan adapula kisah yang mereka mencekik
seorang tamu yang tanpa bersalah karena mabuk mereka.(Herlina 2022)
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh
Allah di dunia ini karena kelebihan-kelebihan yang diberikan oleh Allah.
Manusia dapat berfikir, dapat melakukan suatu pekerjaan walau mempunyai
kekurangan, baik itu fisik ataupun intelegence, mempunyai nafsu tetapi dapat
mengarahkannya ke arah yang lebih baik (tergantung individu masing-
masing) yang berbeda dengan malaikat yang tanpa terdapat nafsu, serta
manusia diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) di bumi (dunia) yang
sehingga Allah memerintahkan malaikat dan jin patuh terhadap Nabi Adam
AS sebagai nabi pertama serta manusia pertama di dunia. Maka dari hal itu,
seburuk-buruknya seorang manusia, dia tetap memiliki suatu kelebihan
walaupun tidak tampak dengan gamblangnya.allah berfirman dalam al-
qur’an:
Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak
menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi
ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-
Nya di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang
sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana
Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang
kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30)

6
Kemuliaan tersebut bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang
Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar
ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik
maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan
nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik seluruh tubuhnya yang
demikian indah dan dinamis. Dengan demikian, manusia dianugerahkan
berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah
kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka
memperoleh kemuliaan-Nya. Namun demikian, kemulian manusia erat
kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut
dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan
kehendak yang telah dirancang Tuhan Pencipta.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka
dapat memanfaatkan secara optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan
yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan Intellectual dalam diri
mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi
penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling
hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilanan
control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan
visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta
dan di dunia.(Anwar 2019)
Dalam ilmu mantiq (logika) manusia disebut sebagai Al-Insanu
hayawanun nathiq (manusia adalah binatang yang berfikir). Nathiq sama
dengan berkata-kata dan mengeluarkan pendapatnya berdasarkan pikirannya.
Sebagai binatang yang berpikir manusia berbeda dengan hewan. Walau pada
dasarnya fungsi tubuh dan fisiologis manusia tidak berbeda dengan Hewan,
namun hewan lebih mengandalkan fungsi-fungsi kebinatangannya, yaitu
naluri, pola-pola tingkah laku yang khas, yang pada gilirannya fungsi
kebinatangan juga ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin
tinggi tingkat perkembangan binatang, semakin fleksibel pola-pola

7
tindakannya dan semakin kurang lengkap penyesuaian struktural yang harus
dilakukan pada saat lahirnya
Pada primata yang lebih tinggi (bangsa monyet) bahkan dapat
ditemukan intelegensi yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan yang
diinginkan sehingga memungkinkan binatang untuk melampaui pola-pola
kelakuan yang telah digariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya
perkembangan binatang, elemen-elemen dasar eksistensinya yang tertentu
masih tetap sama.
Manusia menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dari binatang apa
pun. Tetapi memahami siapa sebenarnya manusia itu bukan persoalan yang
mudah. Ini terbukti dari pembahasan manusia tentang dirinya sendiri yang
telah berlangsung demikian lama. Barangkali sejak manusia diberi
kemampuan berpikir secara sistematik, pertanyaan tentang siapakah dirinya
itu mulai timbul. Namun informasi secara tertulis tentang hal ini baru terlacak
pada masa Para pemikir kuno Romawi yang konon dimulai dari Thales (abad
6 SM).(Aminullah and Ali 2020)
Beberapa ahli filsafat berbeda pemikiran dalam mendefinisikan
manusia. Manusia adalah makhluk yang concerned (menaruh minat yang
besar) terhadap hal-hal yang berhubungan dengannya, sehingga tidak ada
henti-hentinya selalu bertanya dan berpikir. Sehingga oleh Beerling (Guru
Besar Filsafat) menyebutkannya sebagai “tukang bertanya” atau Sartre
(filosof eksistensi Perancis) menyebutkan bahwa manusia adalah sifatnya
bertanya. Demikian juga Sokrates (470-399 SM) mengajak manusia untuk
memperhatikan diri sendiri agar sadar akan dirinya dengan kata hikmahnya
yang terkenal “Gnothi Seantho” yang artinya kenalilah dirimu.
Seorang filosof besar Yunani mengemukakan bahwa manusia adalah
hewan yang berakal sehat, yang mengeluarkan pendapatnya, yang berbicara
berdasarkan akal-pikirannya. Juga manusia adalah hewan yang berpolitik
(zoonpoliticon, political animal), hewan yang membangun masyarakat di atas
famili-famili menjadi pengelompokkan yang impersonal dari pada kampung
dan negara. Manusia berpolitik karena ia mempunyai bahasa yang

8
memungkinkan ia berkomunikasi dengan yang lain. Dan didalam masyarakat
manusia mengenal adanya keadilan dan tata tertib yang harus dipatuhi. Ini
berbeda dengan binatang yang tidak pernah berusaha memikirkan suatu cita
keadilan.(Gozali 2022)
Filosof terkenal dan termasyhur Islam Ibnu Sina atau Avvicena –begitu
orang barat mengenalnya– (980–1037), menyebutkan adanya tujuh
kesanggupan manusia, yaitu:
1) Makan
2) Tumbuh
3) Berkembang biak
4) Pengamatan hal-hal yang istimewa
5) Pergerakan dibawah kekuasaan
6) Ketahuan dari hal-hal yang urnum dan Kehendak memilih yang bebas.
Tumbuh-tumbuhan memiliki kesanggupan 1, 2, dan 3. Hewan mempunyai
kesanggupan 1, 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan manusia mempunyai kesanggupan
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Yang dimaksud dengan ketahuan pada angka 6 ialah
segala yang kita ketahui, berbeda dengan pengetahuan.
Sedangkan As-Syaikh Musthafa al-Maraghi ketika menafsirkan
makna hidayah dalam surat al-Fatihah menerangkan bahwa ada lima macam
dan tingkatan hidayah yang dianugerahkan Allah s.w.t. kepada manusia,
yaitu:
1. Hidayahal-Ilham gharizahatau (insting).
2. Hidayah al-Hawasy, (indra)
3. Hidayah al- ‘Aql, (akal budi)
4. Hidayah al-Adyan, (agama)
5. Hidayah at-Taufik. Hidayah al- ‘Aql (ke 3) lebih tinggi tingkatannya dari
hidayah terdahulu (insting dan indra yang dianugerahkan Tuhan kepada
hewan). Dan pada hidayah aql pula yang membedakan antara manusia dan
binatang. Di samping itu, di atas akal budi terdapat hidayah agama dan
hidayah at-taufiq.

9
Sehubungan dengan tingkat-tingkat eksistensi atau tingkat-tingkat
keberadaan makhluk di alam semesta, E.P. Schumacher seorang ekonom dan
filosof membagi menjadi beberapa tingkatan:
a) Tingkat eksistensi (keberadaan) benda mati yang tersusun dari pelikan
(mineral), seperti batu, tanah dan lain-lain.
b) Tingkat eksistensi tumbuh-tumbuhan yang tersusun dari unsure
pelikan dan unsur hidup. Unsur pelikan adalah bagian yang kelihatan
dan unsur hidup adalah ghaib.
c) Tingkat eksistensi hewan yang tersusun dari unsur pelikan, unsur
hidup dan unsur kesadaran. Unsur kesadaran ini yang hewan beraksi
kapan dia mau makan, minum, berteduh, tidur, mengelak dari bahaya,
membela diri atau menyerang bila perlu.
d) Tingkat eksistensi tertinggi di dalam alam semesta fisika adalah
manusia yang tersusun dari unsur pelikan, unsur hidup, kesadaran dan
sadar diri. Unsur sadar diri inilah yang menjadikan manusia
mempunyai rasa malu; punya konsep aku, engkau dan dia; punya
konsep dimensi waktu: kemaren, kini dan esok; punya konsep harga
diri, adab dan sopan santun. Jadi unsur sadar dirilah yang membedakan
manusia dengan makhluk lainnya, menurut E.F. Schumacher.(Furqon,
Rachman, and Haq 2022)
Dari uraian singkat di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Manusia adalah jenis hewan juga.
2. Manusia mempunyai perbedaan tertentu dibanding dengan hewan
lainnya.
3. Ditinjau dari segi jasmaniah, perbedaan antara manusia dengan hewan
adalah gradual, tidak fundamental.
4. Ditinjau dari segi rohaniyah, perbedaan antara manusia dengan hewan
adalah prinsipil, asasi.
5. Keistimewaan ruhaniyah manusia dibandingkan dengan hewan terlihat
dalam kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir,
berpolitik, mempunyai kebebasan/kemerdekaan, memiliki sadar diri,

10
mempunyai norma, tukang bertanya atau tegasnya manusia adalah
makhluk berbudaya.
Para ahli pikir berbeda pendapat dalam mendefinisikan manusia.
Perbedaan tersebut sebenarnya disebabkan oleh kenyataan kekuatan dan
peran multidimensional yang dimainkan manusia. Sedangkan
kecenderungan para ahli pikir hanya meninjau dari sisi yang menjadi titik
pusat perhatiannya dan mengabaikan sisi yang lainnya. Perkembangan ilmu
pengetahuan yang bergerak dari zaman ke zaman juga senantiasa
memperkaya wawasan mereka tentang manusia. Pada zaman modern
pendefinisian manusia banyak dilakukan oleh mereka yang menekuni
bidang psikologi.(Gumati and Juharah 2020)

E. Tugas Manusia Sebagai Hamba


Disamping peran manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi memiliki
kebebasan, iajuga sebagai hamba Allah (‘abdun). Seorang hamba Allah harus
taat dan patuh kepada perintah Allah. Makna yang esensial dari kata ’abdun
(hamba) adalah ketaatan, ketundukan dan kepatuhan, yang kesemuanya hanya
layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan
dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan
hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela
maupun terpaksa.
Ada 2 macam ibadah, yaitu :(Kahar 2019)
1) Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata
caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an
maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi.
Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
2) Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia
yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang
dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT. Misalnya

11
zikir, wakaf, shadaqah dan sebagainya yang di kerjakan semata-mata
karena Allah SWT.

F. Latihan Soal
1. Dalam agama-agama tertentu, bagaimana manusia dianggap memiliki
tanggung jawab terhadap lingkungannya?
a) Tidak ada tanggung jawab
b) Manusia bebas untuk merusak lingkungan
c) Manusia memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawatnya
d) Lingkungan hanya milik manusia
e) Manusia hanya boleh menggunakan sumber daya alam
2. Apa yang menjadi nilai moral penting dalam agama-agama yang mengajarkan
tentang penciptaan manusia?
a) Keserakahan
b) Kepentingan diri
c) Kebajikan dan kasih sayang
d) Kepentingan materi
e) Kebejatan
3. Menurut agama-agama tertentu, apa yang akan terjadi setelah kematian
manusia?
a) Reinkarnasi
b) Kehidupan tanpa akhir
c) Kehancuran total
d) Pertanggungjawaban di akhirat
e) Tidak ada sesuatu setelah kematian
4. Apa yang menjadi peran agama dalam pandangan tentang etika manusia?

12
a) Agama hanya membuat konflik
b) Agama tidak berperan dalam etika
c) Agama membentuk panduan etika
d) Etika terpisah dari agama
e) Agama hanya menciptakan dogma
5. Bagaimana hubungan antara manusia dan Allah dalam pandangan agama?
a) Manusia adalah lebih kuat dari Allah
b) Manusia adalah musuh Allah
c) Manusia adalah makhluk yang tak berarti
d) Manusia adalah khalifah (wakil) Allah di bumi
e) Manusia adalah dewa sendiri
6. Apa yang menjadi dasar keyakinan tentang penciptaan manusia dalam
perspektif agama?
a) Evolusi
b) Big Bang
c) Ciptaan Allah
d) Kebetulan
e) Mutasi genetik
7. Manusia diberikan akal oleh Allah untuk melakukan apa?
a) Merusak alam
b) Menciptakan kekacauan
c) Bertindak bijak dan bertanggung jawab
d) Hanya memenuhi nafsu
e) Membenci sesama manusia
8. Dalam pandangan agama, apa yang menjadi tujuan utama keberadaan manusia
di dunia ini?
a) Kekayaan material
b) Kebahagiaan semata
c) Ibadah dan kebaikan
d) Kepuasan diri
e) Kejahatan

13
9. Bagaimana hubungan manusia dengan alam menurut pandangan agama?
a) Manusia berada di atas alam
b) Manusia tidak memiliki kewajiban terhadap alam
c) Manusia sebagai penjaga alam
d) Manusia harus mengeksploitasi alam
e) Manusia tidak berhubungan dengan alam
10. Bagaimana pandangan agama terhadap pentingnya menjaga keberagaman
manusia?
a) Tidak penting
b) Lebih baik homogen
c) Penting untuk perdamaian dan toleransi
d) Keberagaman hanya menyebabkan konflik
e) Keberagaman hanya boleh dalam hal tertentu

Kunci Jawaban
1. C.Manusia memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawatnya
2. C. Kebajikan dan kasih sayang
3. D. Pertanggungjawaban di akhirat
4. C. Agama membentuk panduan etika
5. D. Manusia adalah khalifah (wakil) Allah di bumi
6. C. Ciptaan Allah
7. C. Bertindak bijak dan bertanggung jawab
8. C. Ibadah dan kebaikan
9. C. Manusia sebagai penjaga alam
10. C. Penting untuk perdamaian dan toleransi

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia, sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, memiliki posisi yang
setara di hadapan-Nya. Manusia diberi akal dan hati nurani, yang
memungkinkannya untuk membedakan antara tindakan yang baik dan buruk, serta
memberikan kebebasan untuk membuat pilihan sendiri dalam perilaku dan
tindakannya. Jadi manusia diatas bumi ini adalah sebagai khalifah, yang
diciptakan oleh allah dalam rangka utuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu
adalah untuk mencapai kesenangan dan ketengangan di akhirat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aminullah, Muhammad, And Marzuki Ali. 2020. “Konsep Pengembangan Diri


Dalam Menghadapi Perkembangan Teknologi Komunikasi Era 4.0.”
Komunike: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 12 (1): 1–23.
Anggota, Pekerti, D I Iain, Priadi Peranan, Organisasi Keluarga, Mahasiswa
Nahdlatul, Meningkatkan Religiusitas, And Pekerti Anggota. 2021. “Skripsi
Oleh : Priadi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri ( Iain ) Ponorogo.”
Anwar, M Fuad. 2019. Landasan Bimbingan Dan Konseling Islam. Deepublish.
Efendi, Saprudin. 2023. “Perspektif Psikologi Pendidikan Islam Tentang Manusia
Dan Potensinya.” Pandawa 5 (2): 21–29.
Furqon, Syihabul, Budhy Munawar Rachman, And Mochamad Ziaul Haq. 2022.
“Jalan Menuju Metafisika Yang Integral: Syarah Al-Isyarat Wa At-Tanbihat:
Al-Ilahiyah.” Jaqfi: Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam 7 (1): 34–60.
Gozali, Aktobi. 2022. “Argumentasi Rasionalitas Mukjizat Dalam Pendekatan
Tafsir Falsafi.” Institut Ptiq Jakarta.
Gumati, Redmon Windu, And Juharah Juharah. 2020. “Psikologi Agama (Telaah
Terhadap Perkembangan Studi Psikologi Agama Kontemporer).”
Habibah, Umi. 2019. “Manajemen Program Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (Pai) Dan Budi Pekerti Dalam Pembentukan
Karakter Religius Siswa Kelas V Sd Muhammadiyah Macanan Ngemplak
Sleman Yogyakarta.” Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Herlina, Lenny. 2022. Pendidikan Agama Islam Interdisipliner Bermuatan
Beragama Untuk Disiplin Ilmu Dokter Dan Kesehatan. Prenada Media.
Kahar, Abdul. 2019. “Pendidikan Ibadah Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.”
Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam 12 (1): 20–35.
Ma’ruf, Ilham, Muntaha Muntaha, And Nurlaili Nurlaili. 2023. “Manusia

16
Makhluk Bertuhan.” Jurnal Pendidikan Dan Konseling (Jpdk) 5 (4): 273–83.
Miranda, Setia. N.D. “A N W R U L” 3: 1143–52.
Mujayyanah, Fauziyah, Benny Prasetiya, And Nur Khosiah. 2021. “Konsep
Pendidikan Akhlak Luqmanul Hakim (Kajian Tafsir Al-Misbah Dan Al-
Maraghi).” Jurnal Penelitian Ipteks 6 (1): 52–61.
Nasution, Baktiar, And Bambang Supradi. 2022. “Hakikat Manusia: Tela’ah
Istilah Manusia Dalam Al-Qur’an Dan Hubungannya Dengan Pendidikan.”
Symfonia: Jurnal Pendidikan Agama Islam 2 (1): 1–16.
Nisa Pangesti Br Tarigan, Giva, Rezxi Limbong, Wika Wiryanti Siregar, And
Azizah Hanum Ok. 2022. “Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Islam.”
Populer: Jurnal Penelitian Mahasiswa 1 (3): 99–110.
Https://Doi.Org/10.58192/Populer.V1i3.408.
Rahayu, Ani Sri. 2022. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar: Perspektif Baru
Membangun Kesadaran Global Melalui Revolusi Mental. Bumi Aksara.
Rasikah, Laili, Mohammad Akbar Alwi, And Abdul Aziz. 2022. “Hakikat
Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Dalam Pengembangan Pendidikan
Akuntansi Di Era Global.” Para 4 (1): 81–83.
———. 2023. “Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Dalam
Pengembangan Pendidikan Akuntansi Di Era Global.” In Prosiding Seminar
Nasional Lppm Ump, 4:81–83.
Rustam, Rusyja, And Zainal A Haris. 2018. Buku Ajar Pendidikan Agama Islam
Di Perguruan Tinggi. Deepublish.
Sabon, Max Boli, And M Sh. 2020. Hak Asasi Manusia: Bahan Pendidikan
Untuk Perguruan Tinggi. Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Syihabuddin, Muhammad Arif. 2019. “Nilai-Nilai Manajemen Pendidikan Islam
Dalam Proses Penciptaan Nabi Adam As.” MIYAH: Jurnal Studi Islam 15
(2): 199–213.

Yahya, M Daud. 2020. “Moderasi Beragama Rahmat Semesta Bagi Lokalitas,


Bangsa, Dan Dunia Global.”

17

Anda mungkin juga menyukai