Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER

HAKEKAT MANUSIA

Dosen Pengampu : Dr. Wida Rianti.M.Pd

Disusun Oleh :

Rahayu

Silvi Safira Anjani

Afrodhite Hanna Sudiro

JURUSAN S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS PAHLAWAN

BANGKINANG

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakekat Manusia” tepat pada waktunya. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua, khususnya bagi mahasiswa/mahasiswi Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis
juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta memberi dukungan berupa moril maupun materi’il sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Bangkinang, 12 Maret 2022

DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................4

C. Tujuan ..............................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MANUSIA
..........................................................................................................................
6

B. DIMENSI HAKIKAT MANUSIA...................................................................10

C. JENIS-JENIS HAKIKAT MANUSIA.............................................................11

D. KARAKTERISTIK MANUSIA.......................................................................12

E. WUJUD HAKIKAT MANUSIA......................................................................14

E. SOSOK MANUSIA SEUTUHNYA................................................................16

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.Manusia juga mer
upakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esayang memiliki derajat paling tinggi di
antara ciptaannya yang lain.
Ketika Tuhan menciptakan hewan hanya dengan hawa nafsu saja tetapi Tuhan
menciptakan manusia dengan nafsu sekaligus akal dan pikiran. Hal inilah yang paling
mendasar dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan yang membuat manusia
menjadi berkualitas di dunia ini. Sungguh beruntunglah kita karena diciptakan oleh
Allah SWT sebagai seorang manusia. Kita diciptakan sempurna dengan bentuk tubuh
yang lengkap dan juga diberikan akal fikiran yang membuat manusia beda dengan
makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Sebagai manusia, kita mempunyai hakikat
dalam menjalani kehidupan kita didunia ini. Adapun hakikat dari kehidupan manusia
yaitu makhluk, mulia, mempunyai beban, bebas, dan mendapatkan pembalasan.
Sehebat-hebat kita, kita hanyalah makhluk ciptaan Allah SWT yang lemah. Kita
hanyalah makhluk yang tidak dapat berjalan sendiri tanpa pertolongan dari Allah SWT.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah dalam menjalani kehidupan ini, kita harus
meminta pertolongan dari Allah SWT sebagai penguasa kehidupan yang kita jalani saat
ini.

Walaupun sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia merupakan makhluk


yang diciptakan oleh Allah SWT berbeda dari makhluk lainnya. Allah SWT menjadikan
manusia sebagai makhluk yang mulia karena diberikan akal fikirian kepadanya dengan
tujuan agar manusia bisa menggunakan akal fikiran tersebut guna menjadi manusia
yang taan kepada Allah SWT sebagai sang pencipta. Sebagai makhluk yang mulia,
manusia juga diberikan beban oleh Allah SWT. Allah SWT memberikan beban kepada
manusia untuk menjadi perwakilan Allah SWT di bumi guna mengelola kekayaan bumi
ini untuk kemakmuran manusia itu sendiri dan juga kemakmuran makhluk-makhluk
ciptaan Allah SWT yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1.  Bagaimana pengertian hakikat manusia ?


2.   Bagaimanakah dimensi hakikat manusia ?
3.   Apa saja jenis–jenis hakikat manusia ?

4
4.  Bagaimanakah karakteristik manusia ?
5. Bagaimana wujud sikap hakikat manusia?
6. Bagaimana sosok manusia seutuhnya ?

C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia


2. Untuk mengetahui dimensi hakikat manusia
3. Untuk mengetahui jenis–jenis hakikat manusia
4. Untuk mengetahui karakteristik manusia
5. untuk mengetahui wujud sikap manusia
6. untuk mengetahui sosok manusia seutuhnya

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA

 Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakikat manusia adalah


rohani, jiwa atau psikis. Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani.
Hakikat manusia merupakan inti dari kemanusiaan manusia. Dari awal penciptaannya,
dalam kondisi keberadaannya diatas  bumi, sama dengan perjalanannya kembali ke sang
maha pencipta. Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil
membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan tertentu
terdapat kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya. Bentuknya (misalnya orang
hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan keduaa
kinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala. Bahkan Carles
Darwin(dengan teori evolusinya) telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal
dari primata atau kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yangmenu
njukkan bahwa manusia muncul sebagai bentuk ubah dari primata atau kera. Disebut
sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanyadimiliki oleh manusia dan
tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyaihati yang halus dan dua
pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan
seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk
kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunya
idasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut
kemauan.Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia
dengan binatang

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya
karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu memilih
yang terbaik diantara yang dapat diambil.

Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu

a.    Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk


memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

b.    Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.

6
c.    Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

d.    Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

e.    Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk


mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati

Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan


dengan potensi yang tak terbatas

Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik
dan jahat.

Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan
ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.

Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk


sosial. Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan
kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan
beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan,
sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan
pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan
terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban. Kemampuan menghayati kewajiban
sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses
pendidikan (disiplin).

Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang
spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.

Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya
ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil
Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada
tahun 1891 yang disebut. pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap
yang lebih dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama,
yaitu Homo walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu
disebut Homo Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis).

7
Keempat, manusia modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan
otak dan nalarnya.

 Hakikat manusia terdiri atas aspek – aspek, sebagai berikut:

1.   MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN

Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri
(self – awarness). Karena itu, manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia
mampu membedakan dirinyadengan segala sesuatu yang ada di luar dirinya (objek)
selain itu, manusia bukan saja mampu berpikir tentang diri dan alam sekitarnya, tetapi
sekaligus sadar tentang pemikirannya. Namun, sekalipun manusia menyadari
perbedaanya dengan alam bahwa dalam konteks keseluruhan alam semesta manusia
merupakan bagian daripadanya.

Manusia berkedudukan sebagai makhluk tuhan YME maka dalam pengalaman


hidupnya terlihat bahkan dapat kita alami sebdiri adanya fenomena kemakhlukan (M.I.
Soelaeman, 1998). Fenomena kemakhlukkan ini, antara lain berupa pengakuan atas
kenyataan adanya perbedaan kodrat dan martabat manusia daripada tuhannya. Manusia
merasakan dirinya begitu kecil dan rendah di hadapan Tuhan Yang Maha Besar dan
Maha Tinggi. Manusia mengakui keterbatasan dan ketidakberdayaannya dibanding
tuhannya Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa. Manusia serba tidak tahu, sedangkan
Tuhan serba Maha Tahu. Manusia bersifat fana, sedangkan Tuhan bersifat Abadi,
manusia merasakan kasih sayang TuhanNya, namun ia pun tahu pedih siksaNya. Semua
melahirkan rasa cemas dan takut pada diri manusia terhadap tuhannya. Tetapi dibalik itu
diiringi pula dengan rasa kagum, rasa hormat, dan rasa segan karena TuhanNya begitu
luhur dan suci. Semua itu menggugah kesedian manusia untuk bersujud dan berserah
diri kepada PenciptaNya. Selain itu, menyadari akan Maha Kasih SayangNya Sang
Pencipta maka kepadaNya-lah manusia berharap dan berdoa. Dengan demikian, dibalik
adanya rasa cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan yang mengimplikasikan
kesiapan untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.

2.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU

Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri.


Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas
manusia. Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling riil
dalam kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak
dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik, dan
merupakan subjek yang otonom.

8
Setiap manusia mempunya dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing
secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau
bebas bercita – cita untuk menjadi seseorang tertentudan masing – masing mampu
menyatakan “inilah aku” ditengah segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil
distansi, menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas
mengambil sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri atau
otonom. Karena itu, manusia adalah subjek dan tidak sebagai objek.

3.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian, tak
mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup
dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam sesamanya
(bernasyarakat) setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu. Disamping itu,
setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, mereka juga
mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Selain dengan
adanya kesadaran diri, terdapat pula kesadaran sosial pada manusia. Melalui hidup
dengan sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan
dengan ini Aristoteles menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat.

Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh timbal balik
antara individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan antara individu
dengan sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek dengan objek,
melainkan subjek dengan subjek.

4.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA

Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup


berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia,
bahkan hakikatnya meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak terlepas dari
kebudayaan, bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama
kebudayaannya (C.A. Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer menegaskan
bahwa “manusia tidak menjadi manusia karena sebuah factor didalam dirinya, misalnya
naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya,
kebudayaanya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat manusia” (C.A. Vanpeursen,
1988).

Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada diri
manusia mengimplikasiakn adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini
tentu saja didukung pula oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain
terhadap kebudayaan masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya
dampak positif dan negative dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang-

9
kadang terombang ambing diantara 2 relasi kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau
melestarikan bentuk lama (tradisi), sedang yang lain terdorong untuk menciptkan hal-
hal yang baru (inovasi).

5.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SUSILA

      Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak
bebas, bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah,
eksistensi manusia memiliki aspek kesusilaan.

      Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan
pada suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan berbuat ini
juga selalu berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga
harus dipilihnya. Karena manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan
perbuatannya secara otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan
pertanggung jawaban atas perbuatannya.

6.      MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERAGAMA

        Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi


manusia  yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu
agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada manusia
manapun, baik dalam rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun dalam rintang
geografis dimana manusia berada. Keberagaman menyiratkan adanya pengakuan dan
pelaksanaan yang sungguh atas suatu agama.

   Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan


telah menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia
beriman dan bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut
masalah-masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman akan tampak
dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik
berkenaan dengan sistem keyakinannya, system peribadatan maupun berkenaan dengan
pelaksanaan tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan
manusia dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam.

B. DIMENSI HAKIKAT MANUSIA

         Dimensi dalam bahasa latinnya adalah dimensio merupakan ukuran. Manusia


memiliki karakteristik yang membedakannya dengan hewan, manusia juga memiiki
dimensi yang bersifat unik, potensial, dan dinamis.

10
Ada 4 (empat) macam dimensi manusia:

1. Dimensi Individual

Sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada
manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.

  2. Dimensi Religius

  Sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri
manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.

3. Dimensi Kesosialan

 Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk


sosial.        Socrates mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” (Mahluk/hewan
yang         bermasyarakat). Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas
pada        dorongan untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri
(terisolir). Manusia hanya akan menjadi manusia jika berada di antara
manusia.            Individualitas manusia terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan)

    4.   Dimensi Kesusilaan

Sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk        
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya   dengan
manusia yang lainnya.

  

 Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia

 1. Pengembangan yang Utuh

                        Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakekat manusia ditentukan


oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakekat manusia itu sendiri secara   potensial dan
kualitas pendidkan yang disediakan untuk memberikan     pelayanan.
                        Pengembangan dimensi hakekat manusia yang utuh diartikan sebagai
pembinaan terpadu terhadap pembinaan dimensi hakekat manusia sehingga        dapat
tumbuh dan berkembang secara selaras.Perkembangan yang dimaksud            mencakup
yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan      yang bersifat vertical
(yang mnciptakan ketinggian martabat manusia).        Dengan demikian secara totalitas
membentuk manusia yang utuh.

11
  2. Pengembangan yang Tidak Utuh

                        Pengembangan yang tidak utuh terdapat dimensi hakekat manusia akan
terjadi didalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakekat     manusia yang
terabaikan untuk ditangani,misalnya dimensi kesosilaan             didominasi oleh
pengembangan dimensi keindividualan ataupun domian     afektif didominasi oleh
pengembangan domain kognitif. Pengembangan yang          tidak utuh berakibat
terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak       mantap.pengembangan yang
semacam ini merupakan pengembangan yang patologis

              Jika dalam mengembangkan dimensi manusia yang baik ada yang    terabaikan,
maka manusia itu akan memiliki kepribadian yang tidak mantap.

C. JENIS – JENIS HAKIKAT MANUSIA

Jenis - jenis hakikat manusia sebagai berikut:

1.      Kodrat adalah sesutau yang tidak bisa dirubah atau sifat pembawaan alamiah yang
terjelma dalam diri manusia itu ketika diciptakan oleh tuhan.

2.      Harkat adalah nilai manusia sebagai mahluk tuhan yang di bekali cipta,rasa,karsa


dan hak-hak serta kewajiban assasi manusia.

3.      Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat

4.      Hak assasi adalah sesuatu atau sebuah anugrah yang diberikan oleh tuhan kepada
umatnya dari kita lahir.

5.      kewajiban manusia terhadap Tuhan yang Maha Esa yaitu: a) menganut agama, b)


beribadah kepada tuhan, c) menunaikan tugas yang di perintah oleh tuhan dan menjauhi
larangannya.

6.      kewajiban manusia terhadap diri sendiri yaitu: a) menjaga diri sendiri baik fisik
maupun mental, b) menjaga nama baik sendiri,  c) mengembangkan potensi yang ada
pada diri kita sendiri.

7.      kewajiban manusia terhadap sesama mahluk hidup yaitu: a) saling membantu satu


sama lain (siamotutiprateli), b) toleransi terhadap orang lain, c) saling menghargai satu
sama lain, d) intinya kita semua saudara

12
8.      kewajiban manusia terhadap negara dan bangsa yaitu: a) membentuk karakter atau
diri individu berdasarkan pancasila, b) kesadaran diri wajib bela negara atau bangsa, c)
mengabdi kepada manusia sesuai propesi, d) mengikuti pendidikan kewarganegaraan.

D. KARAKTERISTIK MANUSIA

Karakter manusia dapat di bedakan menjadi 4 karakteristik, yaitu

1.      Psikoanalisis,

2.      Behavioristik,

3.      Kognitif,

4.      Humanistic.

1. Psikoanalisis merupakan suatu aliran psikologi dimana individu ini dipengaruhi


oleh 3 subsistem yang mengarahkannya untuk bertindak, salah satu tokoh yang
bernama siegmun freud menggambarkan tentang 3 subsistem tersebut yakni id,
ego dan super ego. Id merupakan subsistem yang ada sejak manusia itu dilahirkan,
id ini yang mendorong agar individu tersebut bertindak namun dari alam yang
tidak sadar ibarat gunung es yang mengambang itu yang kelihatan di permukaan
hanyalah ujung gunung yang sedikit, jadi id ini berada di bawah permukaan yakni
alam tidak sadar. Sifat-sifat ini dapat di contohkan dengan sikap egois, bicara
yang tidak sopan dan lain sebagainya, id ini tidak bisa membedakan mana yang
baik, benar, salah, moral atau tidak bermoral. Subsistem yang berikutnya
adalah ego yakni subsistem yang menjembatani id, jadi ego ini menahan id agar
tidak sampai melakukan hal-hal yang yang dirasa perlu dipikirkan lebih dahulu.
Misalkan sesorang yang terserempet mobil, tanpa sadar dia telah mengumpat dan
berbicara kasar terhadap yang telah menyerempet namun, ketika melihat orang
tersebut ternyata orang itu pernah membantunya pada waktu pasti orang tersebut
akan berpikir-pikir dulu akan akan melakukan hal-hal yang telag diprogram oleh
id. Ego ini menahan tindakan-tindakan tersebut. Super ego yakni subsistem yang
mengawasi dan mengontrol jalannya id dan ego sehingga tidak semata-mata
seorang tersebut harus langsung melakukan tindakan-tindakan bawah alam sadar
mereka. Tindakan tersebut dapat dikontrol dengan superego ini. Manusia pasti
merasakan proses ketiga subsistem tersebut dari id ke ego dan sampai ke
superego.
2. Behavioristik merupakan aliran psikologi dimana seseorang dipengarhi oleh
lingkungan, manusia dalam aliran ini dinamakan dengan homo mechanicus yaitu
manusia mesin. Yakni manusia yang di gerakkan oleh mesin, dia mau bergerak

13
ketika sudah diprogram dan di suruh untuk bergerak. Pengaruh lingkungan sangat
besar jadi seseorang tersebut langsung terpengaruh dengan apa yang terjadi pada
saat itu dan langsung memberikan rangsangan. Bisa di contohkan seorang anak
dapat di bentuk karakternya menjadi penakut bila anak tersebut ditakut-takuti,
anak tersebut langsung memberikan respon dari apa yang telah diketahuinya.

   

3. Kognitif yakni aliran psikologi dimana manusia tersebut masih menggunakan


pikirannya untuk merenung dan berpikir kembali apa yang telah diterimanya, jadi
individu tersebut tidak langsung melakukan respon namun di telaah terlebih
dahulu dan di cari sebabnya mengapa bisa begitu. Kalau behavioristik jika
individu itu di takut-takuti maka akan langsung takut berbeda dengan kognitif, dia
akan mencari tahu kenapa hal tersebut perlu di takuti sehingga ibarat komputer
setelah data itu masuk maka akan di proses dahulu sebelum data itu akan keluar
sebagai output.
4. Humanistic merupakan aliran psikologi yang memanusiakan manusia maksudnya
aliran ini meyakinkan manusia tersebut bahwa dalam dirinya itu terdapat potensi,
kretivitas dan kemampuan sehingga individu tersebut dapat bertanggung jawab
atas dirinya.

       Tidak semua individu memiliki keempat kerakteristik tersebut, karena karakteristik
tersbut sifatnya labil dan berubah-ubah tidak mungkin tetap, dimisalkan saja untuk hari
ini bisa jadi individu tersebut humanistic dan hari kemarin bisa juga kognitif, jadi tidak
bisa diklaim yang mana karakteristik orang tersebut Cuma dapat dibaca ketika individu
tersebut bertindak.

E. WUJUD HAKIKAT MANUSIA

Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia menjadidelapan, yaitu :

1. Kemampuan Menyadari Diri

Menurut kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan padaadanya


kemampuan adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari
bahwa dirinya (akunya) memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Halini menyebabkan
14
manusia dapat membedakan dirinya dengan aku-aku yang lain(ia, mereka) dan dengan
non-aku (lingkungan fisik) disekitarnya. Bahkan bukan hanya membedakan lebih dari
itu manusia dapat membuat jarak (distansi)dengan lingkungannya. Sehingga
mempunyai kesadaran diri bahwa manusia mempunyai perbedaan dengan makhluk
lainnya.

2. Kemampuan Bereksistensi

Kemampuan bereksistensi yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos,dan


mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya. Kemampuan menerobosini bukan
saja dalam kaitannya dengan soal ruang, melainkan juga dengan waktu. Dengan
demikian manusia tidak terbelanggu oleh tempat atau ruang ini(di sini) dan waktu ini
(sekarang), tapi dapat menembus ke “sana” dan ke “masa depan” ataupun “masa
lampau”. Kemampuan menempatkan diri dan menerobos inilah yang disebut
kemampuan bereksistensi. Justru karena manusia memiliki kemampuan bereksistensi
inilah maka pada diri manusia terdapat unsur kebebasan. Dengan kata lain, adanya
manusia bukan “berada” seperti hewan dikandang dan tumbuh-tumbuhan di dalam
kebun, melainkan “meng-ada” dimuka bumi. Kemampuan bereksistensi perlu dibina
melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari pengalamannya, belajar
mengantisipasi sesuatu keadaandan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari
sesuatu serta mengembangkan daya imajinasi kreatif sejak dari masa kanak-kanak.

3. Kata Hati atau (Consecience Of Man) sering disebut hati nurani, pelita hati,dan
sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang
yang baik/benar dan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. Dalam kaitan
dengan moral (perbuatan), kata hati merupakan “petujuk bagi moral/perbuatan”.
Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih akal kecerdasan dan kepekaanemosi.
Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang didasari oleh kata hati
yang tajam.

4. Moral

Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang singkron dengan
kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik manusia sebagaimanusia merupakan moral
yang baik atau moral yang tinggi (luhur).
Sebaliknya perbuatan yang tidak sinkron dengan kata hati yang tajam ataupun merupaka
nrealisasi dari kata hati yang tumpul disebut moral yang buruk atau moral yang rendah
atau lazim dikatakan tidak bermoral. Seseorang dikatakan
bermoral tinggi karena ia menyatukan diri dengan nilai-nilai yang tinggi, serta segenap
perbuatannya merupakan peragaan dari nilai-nilai yang tinggi. Moral(etika) menunjuk

15
kepada perbuatan yang baik/benar ataukah yang salah, yang berperikemanusiaan atau
yang jahat.

5. Tanggung Jawab

Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang


menuntut jawab, merupakan pertanda dari sifat orang yang bertanggung jawab. Wujud b
ertanggung jawab bermacam-macam yaitu tanggung jawab kepada diri sendiri,kepada
masyarakat, dan kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada diri
sendiri berarti menanggung tuntutan kata hati, misalnya penyesalan yang mendalam.Ber
tanggung jawab kepada masyarakat berarti menanggung tuntutan norma-norma sosial.
Bertanggung jawab kepada Tuhan berarti menanggung tuntutannorma-norma agama
misalnya perasaan berdosa dan terkutuk.Tanggung jawab yaitu keberanian untuk
menentukan bahwa
sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung ja
wab dapat diartikan sebagai keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan
sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.

6. Rasa Kebebasan Merdeka, adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai
dengan kodrat manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu
kata hati yang sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat
manusia.

7. Kewajiban dan Hak

Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan hak
adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban

F. SOSOK MANUSIA SEUTUHNYA

 Sosok manusia seutuhnya telah dirumuskan dalam GBHN mengenai


arah pembangunan jangaka panjang. Dinyatakan bahwa pembangunan nasional di
laksanakan di dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.Sosok manusia seutuhnya berarti
bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah, seperti sandang,
pangan, kesehatan, ataupun batiniahseperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan
pendapat yang
bertanggung jawab, atau rasa keadilan, melainkan keselarasan, keserasian, dan keseimb
anganantara keduanya sekaligus batiniah. Selanjutnya juga diartikan bahwa
pembangunan itu merata diseluruh tanah air, bukan hanya untuk golongan atau sebagian
darimasyarakat. Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan hubungan antara

16
manusia dengan Tuhannya, antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan
alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa-bangsa, dan keselarasan antara
cita-cita hidup di dunia dengan kebahagiaan di akhirat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

   Manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang selalu belajar dan dipelajari. Sifat
hakekat manusia menjadi bidang kajian filsafat, khusnya filsafat antrofologi. hal ini
menjadi keharusan oleh karena pendidikan bukanlah sekadar soal peraktek melainkan
peraktek yang berlandaskan dan bertujuan. Sedangkan landasan dan tujuan pendidikan
itu sendiri sifatnya filosofis normatif. Besifat filosofis karena untuk mendapatkan
landasan yang kukuh diperlukan adanya kajian yang bersifat mendasar, sistematis dan
universal tentang ciri hakiki manusia. Potensi kemanusiaan merupakan benih
kemungkinan untuk menjadi manusia. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsipil
berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari
kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat
manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak
terdapat pada hewan.
    Oleh karena itu, sangat strategis jika pembahasan tentang hakekat   manusia
ditempatkan pada seluruh pengkajian tentang pendidikan, Bersifat normatif  karena
pendidikan mempunyai tugas untuk menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia
tersebut sebagai sesuatu yang bernilai luhur,dan hal itu menjadi keharusan. Manusia
juga merupakan suatu pribadi yang selalu mencari tau tentang apa yang belum
diketahuinya.

Manusia merupakan makhluk yang sempurna. Manusia memiliki


akaluntukmenghadapi kehidupannya di dunia ini. Akal juga memerlukkan
pendidikansebagai obyek yang akan dipikirkan. Fungsi akal tercapai apabila akal itu
sendiridapat menfungsikan, dan obyeknya itu sendiri adalah ilmu pengetahuan. Maka
17
dariitu, manusia pada hakikatnya adalah makhluk peadagogis, makhluk social,
makhlukindividual, makhluk beragama

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/45159782/HAKIKAT_MANUSIA_DAN_PENDIDIKAN

http://pendidikandasar12.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/228353402/makalah-hakikat-manusia

https://husnulkhatimahweb.wordpress.com/2016/11/28/makalah-hakikat-manusia-dan-
pengembangannya/

18

Anda mungkin juga menyukai