Anda di halaman 1dari 17

MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Oleh :
Kelompok I
Nama : Lies Nofiyanti Gea
: Desni Indah Sari Zalukhu
: Berkat Jaya Halawa
: Damai Kusman Telaumbanua
: Kardiaman Lombu
Fakultas / Prodi :FPIPS/PPKN
Semester/Kelas :I(satu)/B
Mata Kuliah :Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu:

BERKAT PERSADA LASE,S.Pd,M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (FPIPS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
T.A 2021/2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.Atas rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "manusia dan pendidikan" dengan tepat
waktu.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar pendidikan.Penulis
Ucapan terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian apa yang bisa penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
makalah ini.

Gunungsitoli, 27 Agustus 2021

Penulis,

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...............................................................................................1

Latar Belakang.........................................................................................................1

Rumusan Masalah....................................................................................................1

Tujuan......................................................................................................................2

BAB II Pembahasan..............................................................................................3

A. Hakikat Manusia................................................................................................3
B. Wujud sifat hakikat manuia...............................................................................3
C. Dimensi-dimensi hakikat manusia, keunikan dan dinamikanya........................5
D. Pengembangan (Proses pendidikan) Dimensi hakikat manusia........................7

BAB III Penutup....................................................................................................9


A. Kesimpulan........................................................................................................9

Daftar pustaka..........................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dan pendidikan bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Manusia
dimana pun ia berada, dipastikan akan butuh dengan pendidikan, hal ini disebabkan karena
fungsi utama dari pendidikan adalah mengembangkan seluruh potensi manusia yang ada ke arah
lebih baik atau ke arah yang menjadi cita-cita manusia. Karenanya dapat dipastikan pendidikan
tidak akan berjalan tanpa kehadiran manusia. Dalam pendidikan, manusia berperan sebagai
subjek sekaligus objekpendidikan.
Dalam pengantar ilmu pendidikan, hal yang paling mendasar untuk dipelajari selain hakikat
manusia adalah tentang sifat hakikat manusia.Sebab, dengan mengetahui sifat hakikat manusia
tersebut dapat memberikan arti dan makna kita sebagai manusia dalam dunia pendidikan ke
depannya karena dengan pendidikan dapat membantu manusia untuk menumbuhkembangkan
potensi-potensi kemanusiaan yang ada pada diri manusia itu sendiri.
Oleh karena itu sangatlah penting agar para pendidik mempunyai pemahaman yang
jelas mengenai sifat hakikat manusia yang dijabarkan sebagai wujud sifat hakekat
menusia.Pengertian dari sifat hakikat manusia adalah ciri khas manusia yang membedakanya
dari hewan.Disebut wujud sifat hakekat manusia karena secara hakiki wujud sifat tersebut hanya
dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Dan di dalam makalah ini akan
mejabarkan terperinci satu - satu wujud sifat hakekat menusia.

B. Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan kali ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia
2. Bagaimana wujud sifat dan hakikat manusia
3. Dimensi-dimensi hakikat manusia keunikan dan dinamika
4. Pembagian ( proses pendidikan) dimensi hakikat manusia.

iv
C. Tujuan

Yang menjadia tujuan dalam pembahasan ini adalah:


1. Untuk mengetahui pengertian dari hakikat manusia
2. Untuk mengetahui Bagaimana wujud sifat dan hakikat manusia
3. Untuk mengetahui Dimensi-dimensi hakikat manusia keunikan dan dinamika
4. Untuk mengetahui Pembagian ( proses pendidikan) dimensi hakikat manusia.

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat hakikat manusia
1. Pengertian sifat hakikat manusia
Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik ,yang secara prinsipil
membedakan manusia dari hewan ,meskipun antara manusia dengan hewan banyak
kemiripan ,terutama jika di lihat dari segi biologisme.Ragam pemahaman tentang hakikat
manusia yang dapat membedakan dengan makhluk hidup ciptaan tuhan yang lainnya dapat
di kaji sebagai berikut.
a. Homo religius
Hakikat manusi sebagaisosok makhluk keragaman tuhan yang maha esa
menciptakan manusi sebagai makhluk yang paling sempurnah dibanding makhluk yang lain
kesempurnaan itu lah sehing manusia bisa berpikir sempurnah ,biasa menentukan benar
dan baik jadi di landasi ajaran agama atau kepercayaan ,etika aturan dan normal yang
berlaku.
b. Homo sapiens
Hakikat manusia dipahami sebagai animal rational yaitu makhluk yang bijaksana dan
dapat berpikir,sehingga mampumengembangkan dirinyasebagai manusia yang seutuhnya
manusia berpikir ,berbuat,belajar,dan memiliki citc-cita.
c. Homo faber
Pemahaman sebagai makhluk yang berpiuransi (membuat perkakas) melau
kemampuandaya piker dan keterampilan tangan manusia dapat menciptakan sesuatu(sabagai
produsen)untuk kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya.
d. Homo hominis socius
Pemahaman manusia sebagai makhluk individu,yang memiliki jati diri sebagai
pembedadenganindividu lainnya,namun pada sisi lain manusia sebagaikawan sosialdan
tempat berinteraksi dengan manusia lain.
e. Manusia bukan dari primate atau lara
Pernyataan bahwa hewan tidak identic dengan manusia yang dinyatakan oleh charies
Darwin dalam teori evolusinya ,jelasnya tidak ditemukan bukti yang menunjukkanbahwa
manusia muncul sebagai bentuk ubahdari primata/lara melalui proses evolusi.

vi
f. Manusia sebagai makhluk yangselalu gelisah dan bermasalah
Keberadaan manusia dimuka bumi ini akan selalu di hadapkan pada masalah dan
kegelisahan,namun masalah dan kegelisahan itu selalu dapat diatasi oleh manusiabila dia
menyadari akan hakikat dari manusiaitu sendiri.

g. Manusiasebagai makhluk etis dan estetis


Hakikat manusia pada dasarnya sebagai makhluk yang memiliki kesadaran
susila(ettika) dengan memahami normalsosial dan mampu berbuar sesuaidengan normaldan
kaidah etika.makna etis merupakan pemahaman tenteng hakikat manusiasebagai makhluk
yang memiliki rasa keindahan dan rasa estetik.
2. Aspek-aspek haikat manusia
a. Manusia sebagai makhluk Tuhan
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang pernah di ciptakan oleh tuhan
yang maha esa kesempunaan yang memiliki oleh manusia merupakan suatu konsenkuensi
fungsi dan tugas mereka di muka bumi ini,manusia merupakan subjek yang memiliki
kesadaran dan penyadaran diri, oleh karena itu manusia sebagai subjek yang menyadari
keberadaannya ia mampu membedakan dirinya dengan segla sesuatu yang adadi luar
dirinya.
b. Manusiasebagai kesatuan badan dan jiwa
Tubuh manusia adalah zar semu yang akan lenyap bersamaan dengan kematian
manusia,tubuh manusia sebagai penjara bagi jiwa,sedangkan jiwa adalah zar sejati yang
berasal dari dunia sejati,dunia idea jiwa tertanamdi dalam tubuh manusia ,sementara ide
tetap abadi.
c. Manusia sebagai makhluk individu
Manusia sebagai individu atau sebagai pribadi merupakan kenyataan yang paling riil
dalam kesadaran manusia .sebagai individu manusia adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dibagi, memiliki perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unit dan
merupakan subjek yang otonom setiap manusia mempunyai dunianya sendiri dan tujuan
hidupnya sendiri.

3. Wujud sifat hakikat manusia


Sifat hakikat manusia adalah Rohani jiwa atau psikhe,yang secara prinsipil dan
membedakan manusia dengan hewan.Hakikat manusia terbagi beberapa bagian yaitu :

vii
a. Kemampuan menyadari diri
Kemampuan menyadari diri adalah mampu dan bias mengembangkan aspek
solidaritasnya dan juga mengembangkan aspek Individualitas karna karakter pada diri
manusia antara manusia dengan hewan lainnya,berkat adanyak kemampuan menyadari
diri yang memiliki oleh manusia maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri
khas atau karakteristikdiri,dan kemampuan membuat jarak dengan lingkungannya
berarah ganda yaitu arahluar dan arah dalam.Dengan arah keluar maksudnya
memandang lingkungan sebagai objek,dan memanipulasi kedalamlingkungan untuk
memnuhi kebutuhannya ,puncak aktifitas yang mengarah keluar ini dapat dipandang
sebagai gejala egoism,Pengembangan arah keluar merupakan pembinaan aspek
sosialitas ,sedangkan pengembangan arah kedalam berarti pembinaan aspek
individualitas manusia.Kenyataan dalam pernyataan yaitu menimbulkan kesan yang
keliru mengira bahwa manusia dan hewan hanya berbeda secara gradual,yaitu suatu
perbedaan yang melalui rekayasa dapat di buat menjadi sama keadaan.Kenyataan
tersebut mempunyai Implikasi pedagogis untuk menumbuhkembangnya kemampuan
yang baik.
b. Kemampuan Bereksistensis
. Kemampuan bereksintensi adalah menerobos dan mengatasi batas batas yang
membelegung diri sendiri dan manusia dapat membuat jarak dengan lingkungannyadan
kemampuan membuat jarak dengan lingkungan berarah ganda,jika seandainya pada diri
manusia tidak terdapat kebebasan dan kemampuan bereksistensi,manusia itu tidak lebih
dari hanya sekedar esense berkala artinya membedakan manusia sebagai makhluk
human diman hewan onderdil dari lingkungan sedangkan manusiamenjadi manajer
terhadap lingkungannya.
c. Kata hati (Conscience of man)
Kata hari maksudnya sering disebut dengan istilah hati nurani,lubuk hati,suara
hati dan pelita hati,manusia memiliki pengertian yang menyertai tentang apa yang
akan,yang sedang,dan yang telah di buatnya,hati nurani menunjukkan bahwa
kemampuan diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya perbuatan
manusia.Dan orng yang tidak memiliki pertimbangan dan kemampuan untuk
mengambil keputusan tentang yang baik dan benar dan yang buruk,ataupumampuan
dalam mengambil keputusan tersebut hanya dari sudutpandang tertentuatau biasa
dikatakan bahwa kata hatinya tidak cukup tajam.sering dalam mengambikeputusan

viii
orang mengalami kesulitan terutama jika harus mengambil keputusan antara yang baik
dan yang kurang baik atau antara buruk dan yang paling sulinya karna orang
dihadapkan kepada sejumlah pilihan ,untuk dapat memilih alternative mana yang baik
harus berhadapan dengan kriteria serta kemampuan analisis yang perlu di dukung oleh
kecerdasan akal budi.
d. Moral
Moral adalah manusia menyebut kemanusiaan atau orng lain dalam tindakan
yangMemilki nilai positif,dan manusia yang tidak mempunyai moral disebut
amoral,Artinya tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif dimata manusiaMoral
juga dapat diartikan sebagai suatu yang berhubungan dengan prinsip prinsip Tingkah
laku,akhlas,budi pekerti,dan mental yang membentuk karakter dalam diriSeseorang
sehingga dapat menilai dengan apa yang baik dan buruk,moral mengatur Cara
berinteraksi dan merujuk pada tindakan,perilaku yang memiliki nilai positif Sesuai
dengan normal yang ada di suatu masyarakat.
e. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan sifat orang yang bertanggung jawab dalam
perbuatanYang seseorang lakukan,dan juga diartikan sebagai keberanian untuk
menunjukkan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia,dan
diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan.kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatanyang sengaja atau tidak bisa menjadi perwujudan kesadaran dan
kewajiban bagi manusia dan wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban
menanggung memikul jawab menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat
bertanggungjawab sebagai suatu keadaan dimana semua tindakan atau perbuatan sikap
merupakan penjelmaan dari nilai nilai moral serta nilai nilai kesusilaan.
f. Rasa Kebebasan
Dalam pernyataan ini kebebasan merupakan kekuasaan atau
kemampuanBertindak tanpa paksaan ketiadaan kendala.slah satu contok Indonesia telah
bebas Dari penjajahan,Indonesia merdeka dalam arti bebas berbuat sepanjang tidak
Bertentangan dengan tuntutan manusia,pernyataan tersebut menunjukkan
bahwaMerdeka tidak sama dengan berbuat bebas tanpa ikatan dan berkaitan erat dengan
Kata hati dan moral.
g. Kewajiban dan hak

ix
Kewajiban dan hak adalah dua macam gejala yang timbul sebagai manifestasi
dari manusia sebagai makhluk sosial.Tak ada hak tanpa kewajiban. Jika seseorang
mempunyai hak untuk menuntut sesuatu maka tentu ada pihak lain yang berkewajiban
untuk memenuhi hak tersebut. Sebaliknya kewajiban ada oleh karena ada pihak lain
yang harus dipenuhi haknya. Dalam realita hidup sehari hari, umumnya hak
diasosiasikan dengan suatu yang menyengkan, sedangkan kewajiban dipandang sebagai
suatu beban.Dilihat dari segi ini, wajib bukanlah ikatan melainkan suatu keniscayaan.
Artinya, selama seseorang menyebut dirinya seseorang dan mau dipandang sebagai
manusia, maka kewajiban itu menjadi keniscayaan baginya.sebab jika mengelakkannya
maka ia berarti mengingkari kemanusiannya ( yaitu sebagai kenyataan makhluk
sosisal).Pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bertalian erat dengan soal
keadilan .dalam hubungan ini mungkin dapat dikatakan bahwa keadilan terwujud bila
hak sejalan dengan kewajiban.kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan
tidaklah hadir dengan sendirinya ,tetapi bertumbuh melalui sebuah ptoses .usaha
menumbuhkembangkan rasa wajib sehingga dihayati sebagai suatu keniscayaan dapat
ditempuh melalui pendidikan disiplin.disiplin diri menurut Selo Soemardjan meliputi
empat aspek,yaitu:
1) .Displin rasional ,yang bila terjadi pelanggaran menimbulkan rasa salah
2) .Disiplin sosial,jika dilanggar menimbulkan rasa malu.
3) Disiplin afektif,jika dilnggar menimbulkan rasa gelisah
4) Disiplin agama,jika terjadi pelanggaran menimbulkan rasa berdosa.
h. kemampuan menghayati kebahagiaan
kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia penghayatan
hidup yang disebut kebahagiaan ini meskipun tidak mudah untuk dijabarkan tetapi tidak
sulit untuk dirasakan. Sebagian orang mungkin menganggap bahwa seseorang yang
sedang mengalami rasa senang atau gembira itulah sedang mengalami
kebahagiaan.Sebagian lagi menganggap bahwa rasa senang hanya merupakan aspek dari
kebahagiaan, sebab kebahagiaan sifatnya lebih permanen dari pada perasaan senang
yang sifatnya lebih temporer.Kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya sebagai
himpunan dari pengalaman pengalaman yang menyenangkan saja, tetapi lebih dari itu,
yaitu merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan dan
sejenisnya dengan pengalaman pengalaman pahit dan penderitaan. Proses integrasi dari
semua itu menghasilkan suatu bentuk penghayatan hidup yang disebut bahagia.

x
Pada saat orang mnghayati kebahagiaan aspek rasa lebih berperan dari pada aspek
nalar. Orang yang sedang terganggu pikiran atau tidak beres kesadarannya tidak
akansanggup menghayati kebahagiaan. Rangkaian kejadian yang didalamnya tercermin
kebahagiaan, misalnya seorang yang telah lulus dan mendapatkan gelar sarjana dengan
predikat kelulusan yang baik (kebahagiaan).setelah itu dengan masa menunggu sekitar
satu tahun (penderitaan) dapat diterima pada sebuah perusahaan dengan gaji yang
sanagt menggembirakan. Setelah dua tahun dinas ia mendapat kecelakaan dan
menjadikan mukanya rusak (penderitaan).
Sebuah kesimpulan yang dapat ditarik dari apa yang telah dipaparkan tentang
kebahagiaan ialah bahwa kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaannya
sendiri secara faktual ataupun pada rangkaian prosesnya maupun pada perasaan yang
diakibatkannya tetapi terletak pada kesanggupan menghayati semuanya itu dengan
keheningan jiwa, dan mendudukan hal hal tersebut didalam rangkain atau ikatan tiga hal
yaitu: usaha, norma norma dan takdir.
Yang dimaksud dengan usaha adalah perjuangan yang terus menerus untuk
mengatasi masalah hidup.Hidup dengan menghadapi masalah itulah realitas hidup.
Selanjutnya usaha tersebut harus bertumpu pada norma norma atau kaidah kaidah.
Kebahagiaan adalah hidup yang tentram, tanpa tekanan itulah hidup merdeka.
Seseorang akan hanya merasa merdeka dalam arti yang sebenarnya bila tidak merasakan
adanya paksaan paksaan dari norma norma kehidupan. Jadi kebahagiaan dicapai dengan
penyatuan diri dengan norma norma ( kaidah kaidah hidup). Kemudian takdir
merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dalam proses terjadinya kebahagiaan. Istilah
takdir baru boleh disebut sesudah orang melaksanakan nusaha sampai batas kemampuan
kemudian hasilnya sepadat atau tidak dengan yang diinginkan diterima dengan pasrah
serta penuh kesyukuran.Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan itu dapat
diusahakan peningkatannya.Dengan demikian pendidikan mempunyai peranan penting
sebagai wahana untuk mencapai kebahagiaan, utamanya pendidikan keagamaan.

B. Dimensi dimensi hakikat manusia serta potensi, keunikan, dan dinamikanya


1. dimensi keindividualan

Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, sesuatu yang merupakan suatu


keuntungan yang tidak dapat dibagi bagi ( in devide ) selanjutnya individu diartikan
sebagai pribadi. Dikatakan bahwa setiap individu besifat unik, secara fisik mungkin
bentuk muka sama tetapi terdapat perbedaan mengenai matanya. Karena adanya
xi
individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita cita, kecenderungan,
semangat, dan daya tahan yang berbeda beda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jwab
sendiri merupakan ciri yang sanagt ensesial dari adanya individualitas pada diri
manusia.Sifat sifat tersebut telah dimiliki sejak lahir dan ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa dibina melalui pendidikan, benih
benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu
kepribadian unik akan tetap tinggal laten. Dengan kata lain kepribadian seseorang akan
terbentuk dengan semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang
khas sebagai miliknya.

2. Dimensi kesosialan

Setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas.Adanya dimensi kesosialan pada
diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul artinya setiap orang dapat
berkomunikasi yang pada hakikatnya didalamnya terkandung unsur saling memberi dan
menerima.Adanya kesediaan untuk saling memberi dan menerima itu dipandang sebagai
kunci sukses pergaulan.Dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin
bertemu dengan sesamanya.Dengan adanya pergaulan tingkat sosial kita meningkat dengan
diikiti banyak orang yang kita kenal.Manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara
manusia.Kiranya tidak usah dipersoalkan bahwa tidak ada seorang manusia pun yang dapat
hidup seorang diri lengkap dengan sifat hakikat kemanusiaannya ditempat
terasing.Sebabnya orang hanya dapat mengembangkan imndividualitasnya didalam
pergaulan sosial.

3. Dimensi kesusilaan
Susila berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi.Tetapi
didalam masyarakat pengertian susila berkembang sehingga memiliki arti kebaikan yang
lebih. Dalam bahasa ilmiah sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi
berbeda yaitu etiket ( persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika ( persoalan
kebaikan). Orang yang berbuat jahat berarti melanggar hak orang lain dan dikatakan tidak
beretika atau tidak bermoral. Sedangkan tidak sopan diartikan sebagai tidak beretiket. Jika
etika dilanggar ada orang lain yang merasa dirugikan, sedangkan pelanggaran etiket hanya
mengakibatkan ketidak senangan orang lain.

Persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai nilai pada hakikatnya
manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksanakannya
sehingga dikatakan manusia itu adalah makhluk susila.Pendidikan kesusilaan berarti
menanakan kesadaran dan kesediaan melakukan kewajiban disamping menerima hak.

4. Dimensi keberagaman

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius.Manusia memerlukan agama demi


keselamatan hidupnya. Agama menjadi sandaran vertikal manusia, sehingga manusia dapat
menghayati agama melalui proses pendidikan agama. Pendidikan agama seyogianya
menjadi tugas orang tua dalam lingkungan keluarga,karna pendidikan agama adalah
persoalan afektif dan kata hati.disamping itu penanaman sikap dan kebiasaan dalam
xii
beragama dimulai sedini mungkin,meskipun masih terbatas pada latihan kebiasaan.tetapi
untuk pengembangan pengkajian lebih lanjut secara massal dapat di manfaatkan melalui
pedndidikan agama di sekolah.

C. Pengembangan Dimensi Hakiakat Manusia

Sasaran pendidikan adalah manusia sehingga dangan sendirinya pengembangan dimensi


hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat
manusia tetapi masih dalam wujud potensi,belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau
aktualisasi.Dari kondisi “potensi”menjadi wujud aktualisasi terdapat rentangan proses yang
mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasa nya.Seseoarang yang
dilahirkan dengan bakat seni misalnya,memerlukan pendidikan untuk diperoleh menjadi
seniman terkenal.Setiap manusia lahir dikaruniai naluri yaitu dorongan dorongan yang alami
(dorongan makan,mempertahankan diri,dan lain lain.Meskipun pendidikan itu pada dasarnya
baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin saja bisa terjadi kesalahan kesalahan yang disebut
lazimnya salah didik.Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi
yaitu:pengembambangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.

1. Pengembangan yang utuh


Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor,yaitu
kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang
disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.Namun demikian kualitas
pendidikan yng berhasil adalah pendidikan yang sanggup menghantarkan subjek didik
menjadi seperti dirinya sendiri selaku anggota masyarakat.Selanjutnya pengembangan yang
utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaiu:wujud dimensi dan arahnya
a. Dari wujud dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan rohani,antara dimensi
keindividualan,kesosialan,kesusilaan,dan keberagaman,antara aspek kognitif,afektif,dan
psokomotor.pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah diktakan utuh jika keduanya
mendapat pelayanan secara seimbang.Pengembangan dimensi
keindividualan,,kesosialan,kesusilaan,dan keberagaman dikatakan utuh jika semua
dimensi tersebut mendapat layanan dengan baik,tidak terjadi pengabaian terhadap salah
satunya.Sehingga pengembangan dimensi keberagaman menjadi tumpuan dari ketiga
dimensi yang disebut terdahulu.Pengembangan domain kognitif,afektif,dan psikomotor
dikatakan utuh jika ketiganya mendapat pelayanan yang berimbang.
b. Dari arah pengembangan
Keutuhan pengemmbangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan
kepadapengembangan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman
secara terpadu.Pengembangan dimensi keindividualan serempak dengan kesosialan
berarti membangun terwujudnya hakikat manusia sebagai makhluk monodualis.
Pengembangan yang sehat terhadap dimensi keberagaman akan memberikan landasan
dari arah pengembangan dimensi keindividualan, kesosialan dan kesusilaan.
Pengembangan domin kognitif, afektif, dan psikomotor disamping keselarasannya
(perimbangan antara ketiganya) juga perlu diperhatikan arahnya.Yang dimaksud adalah
arah pengembangan dari jenjang rendah kejenjenag yang lebih tinggi.
xiii
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan
sebagai pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh
dan berkembaang secara selaras.

2. pengembangan yang tidak utuh


Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi didalam
proses pengembangan jika ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk
ditangani, misalnya dimensi kesosialan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan atau domain afektiv didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak
mantap.

xiv
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Manusia diciptakan dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya kemudian membedakan


dengan makhluk yang lain. Kelebihan tersebut adalah karena manusia memiliki akal dan
pikiran.Dengan akal dan pikirannya, manusia mampu membudidayakan lingkungannya untuk
kepentingan kehidupan manusia itu sendiri. Wujud sifat hakikat manusia dapat kita lihat dari 4
pandangan yaitu Pandangan Psikoanalitik, Pandangan Humanistik, Pandangan Martin Buber,
Pandangan Behavioristik.
Pada hakikatnya, kesatuan integral dan potensi-potensi (esensial) yang ada pada diri
manusia yang terdiri dari : manusia sebagai makhluk individu, manusia sebagai makhluk sosial;
manusia sebagai makhlukmoral, dimensi keberagaman. Sedangkan pengembangan dimensi
hakikat manusia dilakukan melalui interaksi dengan diri sendiri, masyarakat dan pengembangan
perilaku yang baik.

B.Saran

Sebagai
seorangpendidikhendaknyamengetahuidahuluartidarimanusiaitusendiri,sehinggamengetahuicara
memperlakukanseorangmanusiaberbedadenganhewanataumakhlukhiduplainnya,karenapadahaki
katnyamanusiadanhewanituberbeda,jikamanusiaberakalsedangkanhewantidakberakal.

xv
xvi
Daftar Pustaka

UMAR TIRTARAHARDJA dan LA SULO S.L.2016.Pengantar pendidikan.Jakarta:RINEKA


CIPTA
http://eprints.umm.ac.id/45722/20/Anshory%20Utami%20-%20Pengantar%20Pendidikan.pdf

xvii

Anda mungkin juga menyukai