Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGEMBANGAN KARAKTER

“Hakikat Manusia”
Dosen Pembimbing: Lucia Endang Hartati YK, S.Kep., MN.

Nama Anggota:

1. Septiani Wahyu Kurniasari (P1337420123014)


2. Rahmania Diana Putri (P1337420123034)
3. Yeni Nurkaromah (P1337420123055)
4. Muhammad Alif Hidayatullah (P1337420123068)
5. Ayuningtyas Syafira F.U (P1337420123110)

KELAS REGULER A1
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2024
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengembangan Karakter Perawat” dengan tepat waktu.
Makalah “Pengembangan Karakter Perawat” disusun guna memenuhi
tugas dosen pada Mata Kuliah Pengembangan Karakter Keperawatan di
Poltekkes Kemenkes Semarang. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan penulis tentang “Pengembangan
Karakter Perawat”. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada
Ibu Lucia Endang Hartati YK, S.Kep., MN, selaku dosen mata kuliah. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 4
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
A. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan .................................................. 5
B. Manusia Sebagai Makhluk Individu............................................................ 6
C. Manusia Sebagai Makhluk Sosial ............................................................... 7
D. Manusia Sebagai Makhluk Unik dan Multidimensi ( Jasmani, Rokhani,
Intelek, Personal dan Sosial )............................................................................. 8
BAB III.................................................................................................................. 9
PENUTUP ............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia, sebagai makhluk penuh keingintahuan, terus mencari
pemahaman tentang segala sesuatu. Dorongan untuk mengetahui tidak
hanya membawa manusia bertanya tentang lingkungan sekitarnya, tetapi
juga tentang dirinya sendiri. Melalui berbagai pendekatan dan sudut
pandang, termasuk common sense, ilmiah, filosofis, dan religi, manusia
berusaha memahami hakikatnya. Keragaman manusia dalam tampilan
fisik, strata sosial, dan pengetahuan tentang dirinya mencerminkan
kesamaan esensial yang disebut sebagai hakikat manusia.

Hakikat manusia melibatkan kompleksitas keterampilan kognitif,


emosional, dan sosial. Manusia merupakan makhluk berpikir, merasa, dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan rasionalitas,
moralitas, serta potensi untuk belajar dan berkembang menjadi ciri khas
hakikat manusia. Selain itu, manusia memiliki keinginan untuk mencari
arti hidup dan berkontribusi dalam masyarakat, menciptakan koneksi sosial
yang mendalam. Dengan demikian, hakikat manusia tidak hanya terbatas
pada aspek fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual dan budaya yang
memberikan makna dan tujuan hidup.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, dapat di
rumuskan beberapa masalah yaitu sebagai berikut:
1) Bagaimana Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan?
2) Bagaimana manusia sebagai mahluk individu?
3) Bagaimana manusia sebagai mahluk sosial?
4) Bagaimana manusia sebagai mahluk yang unik dan multidimensi
(jasmani, rohani, intelek, personal, dan sosial)?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah yaitu:
1) Mampu mengetahui Manusia sebagai mahluk ciptaan tuhan
2) Mampu mengetahui manusia sebagai mahluk individu
3) Mampu mengetahui manusia sebagai mahluk sosial
4) Mampu mengetahui manusia sebagai mahluk yang unik dan
multidimensi (jasmani, rohani, intelek,personal, dan sosial).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan


Hakikat manusia sebenarnya adalah makhluk multidimensional karena
banyak definisi manusia. Menurut pandangan Notonegoro tentang hakikat
manusia dalam status kodratinya, manusia terdiri dari dua unsur, yaitu
sebagai pribadi yang mandiri dan sebagai makhluk Tuhan. Sebagai
makhluk individu yang mandiri, manusia mempunyai kehendak bebas
(free-will) dalam batas-batas tertentu, yang menjadikan manusia mandiri
dan bebas. Karena manusia diciptakan oleh Tuhan, maka mereka tidak bisa
lepas dari ketetapan Tuhan (takdir-Nya).
Manusia merupakan makhluk paling sempurna ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa dibandingkan makhluk lainnya. Karena manusia mempunyai
kecerdasan dan nalar untuk berpikir logis dan dinamis serta dapat
membatasi diri pada tindakan-tindakan yang tidak boleh kita lakukan dan
kita dapat memilih mana tindakan yang baik (positif) atau buruk (negatif)
bagi kita. Manusia ditempatkan menurut wataknya, harkat dan
martabatnya, hak dan kewajibannya.
1. Kodrat Manusia
Kodrat Manusia adalah seperangkat sifat- sifat sah, kemampuan atau
bakat alamiah yang dimiliki manusia, yaitu manusia sebagai makhluk
pribadi dan sosial yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di
tinjau dari kodratnya, kedudukan manusia secara pribadi antara lain
sesuai dengan sifat sifat aslinya, kemampuannya, dan bakat-bakat alami
yang ada pada dirinya.
2. Harkat Manusia
Harkat manusia berarti derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia berarti harga diri manusia. Martabat manusia adalah
kedudukan terhormat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa yang berakal, sehingga manusia mempunyai kedudukan yang
tinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya. Di tinjau dari
martabatnya, Martabat manusia lebih tinggi dan terhormat
dibandingkan dengan makhluk lainnya.
4. Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia adalah hak asasi manusia yang dimiliki setiap
manusia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak untuk
hidup, hak milik dan hak atas kebebasan atau kemerdekaan.
5. Kewajiban Manusia
Kewajiban Manusia artinya sesuatu yang harus dilakukan manusia.
Kewajiban manusia adalah keharusan berbuat sesuatu karena manusia
adalah makhluk individu yang mempunyai hak asasi manusia. Di tinjau
dari kewajibannya setiap orang mempunyai kedudukan yang setara
dalam hal tanggung jawabnya, yang berarti tidak ada diskriminasi
dalam melaksanakan tugas kehidupan sehari-hari.

B. Manusia Sebagai Makhluk Individu


Manusia sebagai Makhluk Individu “Individu” berasal dari kata Latin
individuum yang berarti “tidak dapat dibagi-bagi”.
Kata “individu” mengacu pada unit terkecil dan paling terbatas, Menurut
Dr. A. Lysen.

Manusia dilahirkan sebagai makhluk individual. Artinya, tubuh dan jiwa


tidak terpisah dan tidak dapat dipisahkan. Secara biologis, manusia tidak
berbeda dengan hewan dan terlahir sempurna secara fisik. Namun, secara
spiritual mereka sangat berbeda dari semua binatang ataupun jiwa.
Manusia menyatu dengan tubuhnya untuk melakukan aktivitas. Aktivitas
manusia yang dilakukan tidak hanya dari aspek material saja, namun juga
dari aspek spiritual.

Dalam perkembangannya, manusia sebagai makhluk individu tidak hanya


berarti kesatuan jiwa dan raga, tetapi akan menjadi individu yang unik
melalui ciri-ciri kepribadian, termasuk kemampuan dan keterampilan.
Pertumbuhan dan perkembangan pribadi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Ada tiga pandangan mengenai hal ini:
1. Pandangan Natvistik, menyatakan bahwa perkembangan individu
ditentukan semata-mata berdasarkan faktor intrapersonal seperti bakat
dan potensi, termasuk hubungan dan kemiripan dengan orang tua.
2. Pandangan empiristik, menyatakan bahwa pertumbuhan pribadi hanya
didasarkan pada faktor lingkungan. Lingkungan menentukan tumbuh
kembang seseorang. Pandangan ini berbeda dengan pandangan
natvistik.
3. Pandangan konvergen, bahwa pertumbuhan pribadi dipengaruhi oleh
faktor pribadi dan lingkungan. Bakat anak merupakan potensi yang
harus diadaptasi untuk menciptakan lingkungan positif agar anak dapat
berkembang secara optimal. Pandangan ini mencoba menggabungkan
dua pandangan sebelumnya. Individualisme merupakan suatu cara
berpikir yang mengembangkan pemikiran bahwa manusia pada
dasarnya adalah individu yang bebas dan mandiri. Individualisme
menekankan individualitas, martabat, hak, dan kebebasan setiap
individu.
C. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial Manusia sebagai makhluk individu
tidak dapat hidup sendiri. Dia selalu menjalani hidupnya dengan dan
bergantung pada orang lain. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat, namun lebih dari itu kita juga
dikaruniai dengan jiwa yang tumbuh dan berkembang. Kemajuan
masyarakat yang didorong sejak lahir selalu diwujudkan dalam berbagai
bentuk. Oleh karena itu, dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya.
Manusia dianggap sebagai makhluk sosial antara lain karena mempunyai
dorongan dan kebutuhan untuk menjalin hubungan (berinteraksi) dengan
orang lain.
Seseorang tidak dapat hidup sebagai pribadi kecuali dia hidup di antara
orang lain.
Tidak mungkin manusia bisa berjalan tegak dengan bantuan orang lain.
Manusia dapat menggunakan tangannya, berkomunikasi, dan berbicara
untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya sepenuhnya.
Kita dapat menyimpulkan bahwa manusia adalah makhluk sosial karena
beberapa alasan:
1. Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial.
2. Perilaku manusia memerlukan penilaian orang lain.
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
4. Potensi manusia berkembang ketika kita hidup di antara manusia lain.

Yang membuat manusia selalu hidup bermasyarakat adalah, pertama-tama,


dorongan akan kesatuan biologis yang termasuk dalam naluri manusia,
Misalnya:
1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum.
2. Hasrat untuk membela diri.
3. Hasrat untuk mengadakan keturunan.
4. Keinginan untuk meninggalkan keturunan
Dari keinginan untuk memperoleh keinginan hidupnya secara mudah
itu maka timbulah dalam diri manusia suatu dorongan untuk hidup
Bersama dalam Masyarakat. Sejak awal keberadaan manusia, manusia
mempunyai dua kebutuhan dasar Yakni sebagai berikut:
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya.
2. Keinginan untuk menyatu dengan suasana alam sekitar.
Paham yang mengembangkan pentingnya aspek sosial manusia hidup
adalah sosialisme. Sosialisme memberi nilai lebih pada manusia sebagai
makhluk sosial. Sosialisme merupakan reaksi terhadap sistem liberal yang
lahir dari individualisme, namun bentuk ekstern dari sosialisme dapat
berkembang menjadi komunisme. Di dalam komunisme, hak milik
individu dihapuskan dan digantikan dengan milik bersama. Komunisme
percaya bahwa setiap orang harus memiliki sesuatu yang dapat memenuhi
kebutuhannya. Namun, baik sosialisme dan komunisme memiliki tujuan
yang sama yaitu membangun masyarakat sosialis.
D. Manusia Sebagai Makhluk Unik dan Multidimensi ( Jasmani,
Rokhani, Intelek, Personal dan Sosial )
Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk
memebedakan yang salah satu dan yang benar serta menganilisi sesuatu
kemampuannya tergantung pengalaman dan tigkat pendidikan pemiliknya.
Akal digunakan untuk mengingat sesuatu, menarik kesimpulan,
menganalisis, dan memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah.

Jasmani dikaitkan dengan kesehatan dan rekreasi fisik, yang


memberikan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang produktif dan
beradaptasi dengan perbedaan fisik yang sesuai.

Rohani adalah sesuatu hal yang berasa diatas moral. Rohani dikaitkan
dengan hati, kalbu, jiwa, mental, fikiran dan sebagainya yang mewujudkan
sebagai suatu unsur pribadi manusia yang paling unik yang tidak dapat
dilihat oleh pancaindra. Tetapi gejala dalam kerjanya dapat dirasakan
misalnya menangkap dan menyimpan pengertian, mengingat. berpikir,
berkemahuan, rindu, sedih, gembira, dan sebagainya Intelektual dalam
KBBI diartikan kecerdasab, berakal, dn berfikir jernih dalam ilmu
pengetahuan. Menurut Gunarsa intelektual merupakan suatu kumpulan
kemampuan seseorang untuk meperoleh ilmu pengetahuan dan
mengamalkannya dalam hubungan dengan lingkungan dan maslah-maslah
yang timbul.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang
diciptakan dengan sebaik-baiknya. Manusia adalah makhluk spiritual
yang melalui berbagai tahapan kehidupan sebelum lahir, sekarang, dan
setelah kematian.

Oleh karena itu, manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan seperti
makhluk lainnya di muka bumi, dan semua makhluk yang diciptakan
mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan makhluk
lainnya.

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk primer alam, makhluk yang


berkehendak bebas, sadar dan sadar diri, makhluk kreatif, idealis, dan
bermoral.
Sifat manusia didefinisikan sebagai ciri-ciri yang secara mendasar
(yaitu, tidak bertahap) membedakan manusia dari hewan.

B. Saran
Sebagai seseorang yang berpendidikan, sebaiknya mahasiswa
memahami pengertian hakikat manusia dan dapat menerapkan hakikat
manusia di dunia Pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Nawangsih,Elok. Ghufran Hasyim Achmad.2022.Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4Nomor 2
Tahun 2022 Halm 3034 – 3044.Hakikat Manusia dalam Konteks Pendidikan

S.,Muhammad.Sumantri. Hakikat Manusia dan Pendidikan. Retrieved from


https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDK400103-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai