Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TUJUAN HIDUP MANUSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Al Islam dan Kemuhammadiyahan I

Dosen Pengampu : Dr. Rofiq Nurhadi, M.Ag

Oleh :

1. Tri Hartina (202120004)


2. Mayliana Rosani (202120019)
3. Nur Fitria Ramadhani (202120022)
4. Halimmatus Sadiah (202120026)

KELAS 1A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tujuan Hidup Manusia ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan I. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Tujuan Hidup Manusia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dosen Dr. Rofiq Nurhadi,M.Ag,
selaku dosen Al Islam dan Kemuhammadiyahan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Purworejo, 7 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3
2.1 Perjalanan Manusia Selama Hidup dan Tugas-Tugasnya.....................................................3
2.1.1 Menyembah Allah AWT...............................................................................................5
2.1.2 Menjalankan Perannya sebagai Khalifah.....................................................................6
2.1.3 Meneruskan ajaran islam.............................................................................................6
2.2 Tujuan Hidup Manusia.........................................................................................................7
2.3 Langkah Agar Mencapai Hidup Yang Maksimal...................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam Islam sendiri, hakikat manusia didasarkan pada apa yang diterangkan
dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui pengenalan asal kejadian manusia itu
sendiri. Hakikat manusia dalam Islam merupakan suatu keberadaan yang mendasari
diciptakannya manusia yang telah diberi amanat untuk mengatur bumi (Khalifah) yaitu
untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman

Allah SWT dalam Q.S.Adh-Dhariyat [51:56]


‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِإْل ْنَس ِإاَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬
yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.”

Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah memberikan


makna bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan yang diciptakan
adalah pihak yang ditentukan, baik mengenai kondisi maupun makna penciptaannya.

Manusia tidak mempunyai peranan apapun dalam proses dan hasil penciptaan
dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan manusia itu merupakan peringatan bagi
manusia. Seperti halnya manusia tidak ikut
menentukan atau memilih orang tuanya, suku atau bangsa dan lain-lain.
Oleh karenanya manusia harus menyadari atas ketentuan – ketentuan yang telah
diberikan oleh Allah SWT.

Sebagai makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :
1. Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini untuk
mengadakan sesuatu,
artinya seorang manusia mempunyai tugas bekerja dalam hidupnya.
2. Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia, artinya manusia
ada untuk mengadakan sesuatu yang benar serta bermanfaat, dari sanalah

1
muncul segala bentuk karya manusia meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam
kehidupanya.
3. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup, artinya
kebebasan manusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala segi kehidupan dan
melalui kebebasan itulah muncul berbagai kegiatan.
4. Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri manusia ada
kesadaran untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan dalam hidupnya.
Misalnya dalam salah satu wujud kesadaran religius, bahwa manusia harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya pada ilahi.
5. Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan, walaupun manusia
adalah makhluk mulia. Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan
manusia dalam islam sebagai makhluk yang istimewa.
Dalam ilmu komunukasi dan sosiologi, keluarga merupakan bagian dari klasifikasi
kelompok sosial dan termasuk dalam small group atau kelompok terkecil
karena paling sedikit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tujuan manusia diciptakan?
2. Mengapa tujuan itu penting?
3. Apa hikmah yang bisa dipetik setelah mengetahui tujuan diciptakannya manusia?

1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengkaji arti kehidupan.
2. Manyadarkan kita pentingnya kita memahami arti kehidupan.
3. Mendekatkan kita pada Pencipta
4. Menumbuhkan rasa tanggungjawab kita pada alam sebagia kesatuan dari hidup
kita

1.4 Manfaat
Dalam makalah ini dipaparkan tentang arti kehidupan, setelah kita membaca dan
memahami isi dari makalah ini serta berusaha untuk memaknainya dalam hidup ini
semoga kita dapat menjadi insan yang lebih bersyukur karena telah diciptakn oleh Allah
SWT ke dunia yang indah ini dan semoga kita bisa menjadi manusia yang bijak dalam
menjalani kehidupan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perjalanan Manusia Selama Hidup dan Tugas-Tugasnya


Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup. Setiap orang yang
mendalami Al-Qur’an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui bahwa puncak tujuan
dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang diwujudkan pada dirinya dan di antara
manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan
tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Dengan melihat asal mula kejadian manusia,
kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal
dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

Saat Allah SWT menciptakan Adam As, Allah memerintahkan para malaikatnya untuk
bersujud kepada Adam karena kelebihan yang ia miliki meskipun ada makhluk yang
menolak untuk bersujud yakni iblis.

Sebagai seorang muslim kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita adalah surga, bukan
dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Allah sebutkan empat poin dalam ayat ini. Yaitu:

PERTAMA, SEMUA JIWA PASTI AKAN MATI

Siapapun dia orangnya pasti akan mati. Tidak akan ada orang yang kekal. Siapapun dia!
Bahkan para Nabi dan Rasul tidak ada yang hidup. Semua meninggal. Bahkan
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).” (QS. Az-
Zumar[39]: 1)

3
Semua Nabi dan Rasul mati kecuali satu Nabi yang belum mati, yaitu Nabi Isa
‘alaihissalam yang diangkat langsung oleh Allah dan ditugaskan untuk membunuh
dajjal. Setelah membunuh dajjal baru Nabi Isa meninggal dunia.

Maka dari itu ketika Abu Bakar as-Siddiq mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam meninggal, semua sahabat sedih sampai ‘Umar mengatakan, “barangsiapa
mengatakan Nabi Muhammad mati, maka aku akan penggal lehernya.” Hal ini karena
kecintaan beliau yang luar biasa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kalau sudah meninggal tidak boleh disembah. Masih hidup saja tidak boleh disembah
apalagi sudah meninggal. Inilah ajaran islam, tauhid kepada allah subhanahu wa
ta’ala. Bahwa orang yang hidup tidak bisa memberikan manfaat, tidak bisa menolak
bahaya. Apalagi orang itu sudah meninggal. Yang bisa memberikan manfaat dan
menolak bahaya hanyalah Allah subhanahu wa ta’ala. Abu Bakar membawakan ayat
dalam surat Ali Imron:

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya
beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang
(murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan
mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-
orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imron[3]: 144)

Para sahabat menangis karena benar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wasallam telah meninggal.

KEDUA, DUNIA BUKAN TEMPAT GANJARAN

Seseorang akan diberikan ganjaran secara sempurna nanti pada hari kiamat. Ketika
orang berbuat baik di dunia maka akan dibalas 10 sampai 700 kali lipat. Namun
sempurnanya ganjaran akan diberikan ketika nanti hari kiamat. Orang yang melakukan
keburukan akan dibalas di dunia. Tapi sempurnanya balasan akan diberikan nanti ketika
di akhirat.

KETIGA, ORANG YANG SUKSES

Dalam ayat ini Allah juga menyebutkan barang siapa yang dijauhkan dari api neraka
dan dimasukkan ke surga maka dialah orang yang sukses. Hendaknya seorang muslim
mengingat ayat ini. Bahwa orang yang sukses menurut Al-Qur’an, orang yang menang,

4
orang yang berhasil adalah orang yang dimasukkan oleh Allah kedalam surga dan
dijauhkan dari api neraka.

Ukuran dunia bukan ukuran sukses. Orang mendapatkan gelar, mendapatkan


kedudukan, mendapatkan jabatan, mempunyai rumah yang besar, mempunyai mobil
yang banyak, mempunyai perusahaan yang banyak, itu bukan sukses. Sukses yang
hakiki, sukses yang abadi, menurut Allah di dalam Al-Quran adalah ketika orang
dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Inilah orang yang dikatakan
sebagai orang sukses.

Orang yang pertama kali sukses adalah para sahabat, para Nabi dan Rasul. Semua Nabi-
Nabi, semua Rasul adalah orang yang sukses.

Berbeda dengan kita yang mengukur kesuksesan dengan dunia. Ketika seseorang
memiliki harta yang banyak, memiliki kedudukan, memiliki jabatan, menjadi walikota,
menjadi menteri, kita akan mengatakan mereka adalah orang yang sukses. Padahal tidak
demikian. Karena itu justru menjadi fitnah yang besar untuk mereka. Itulah yang
dinamakan fitnah syahwat. Dan banyak orang yang tertipu dengan dunia.

KEEMPAT, DUNIA ADALAH KEHIDUPAN YANG MENIPU

Allah juga menyebutkan dalam ayat ini bahwa tidaklah kehidupan di dunia ini
melainkan kehidupan yang menipu. Allah yang mengatakan demikian. Maka jangan
mengejar dunia. Tapi kejarlah akhirat. Tujuan hidup seorang mukmin adalah surga
bukan dunia.

Ketika berusaha siang dan malam melaksanakan syariat Islam tujuannya adalah untuk
masuk surga bukan dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa
dunia ini lebih jelek dari bangkai kambing. Dunia tidak ada harganya meskipun hanya
seberat sayap nyamuk. Sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya
Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR.
Tirmidzi)

Berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yang disebutkan dalam Alqur’an dan
sunah rasul:

5
2.1.1 Menyembah Allah AWT
Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan
beribadah kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah, manusia wajib
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya. Manusia juga
harus menjadikan rukun iman dan rukun islam sebagai pedoman hidupnya.
Berikut ini adalah ayat yang menyebutkan kewajiban manusia untuk beribadah
kepada Allah SWT:

“Dan tidak Aku (Allah) ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah kepada-Ku” (Qs Adz zariyat : 56).

2.1.2 Menjalankan Perannya sebagai Khalifah


Manusia adalah khalifah di muka bumi dan setiap manusia adalah pemimpin
bagi dirinya sendiri. Istilah khalifah disini adalah pemimpin dimana manusai
bertanggung jawab menjaga keberlangsungan hidupnya dan alam sekitarnya.
Sebagai makhluk yang dikaruniai akal maka manusia memiliki kewajiban untuk
mengelola sumber daya alam dan menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu,
manusia juga berkewajiban untuk menjaga dirinya sendiri dari perilaku yang
tidak baik karena setiap perlakuan atau perbuatan manusia di dunia kelak akan
dimintai pertanggung jawabannya. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam
surat Albaqarah ayat 30 yang berbunyi:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya


Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.(QS
Al Baqarah :30).

2.1.3 Meneruskan ajaran islam


Tidak hanya beribadah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah, manusia
juga wajib menuntut ilmu dan meneruskannya, pada generasi selanjutnya agar
ajaran islam tetap terjaga hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan menurut
Islam yang menyebutkan bahwa ilmu pendidikan islam bukan hanya ilmu yang
diajarkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT akan tetapi juga untuk

6
menuntun perilaku manusia dan menunjukkan perbuatan amar ma’ruf nahi
mungkar. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah surat Al imran ayat
104 yang berbunyi:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.“(QS Al Imran : 104)

Tujuan hidup manusia tersebut hendaknya dipahami dan dilaksanakan oleh manusia
karena tanpa tercapainya tujuan hidup tersebut maka tuhas manusia di bumi ini tidaklah
dapat terpenuhi.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa sebaik-baik generasi adalah


para sahabat yang bertemu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi sebutkan
bahwa mereka adalah yang terbaik. Nabi sebutkan mereka yang terbaik tentang aqidah,
ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya, jihadnya, merekalah yang terbaik, para sahabat.
Bukan rupanya, bukan kendaraannya, bukan hartanya, ukurannya adalah hati dan amal.
Merekalah yang terbaik dari umat ini.

2.2 Tujuan Hidup Manusia


“Apa tujuan Anda hidup di dunia ini?” Saya yakin akan ada banyak versi jawaban
ketika pertanyaan itu diajukan kepada Anda.

Ada yang mengatakan tujuan hidup adalah untuk berbuat sebaik mungkin kepada
sesama manusia.

Ada yang mengatakan tujuan hidup adalah untuk menjadi kaya.

Ada juga yang mengatakan tujuan hidup adalah untuk membahagiakan orang tua.

Bahkan ada juga yang menjadikan kekuasaan sebagai tujuan hidupnya.

Tentu semua jawaban itu tidak terlepas dari apa yang mendorongnya untuk meniti jalan
tersebut.Ketika kita masih kecil, sering kali kita ditanya oleh bapak atau ibu guru kita
tentang apa yang menjadi tujuan hidup kita atau tentang apa yang kita cita-citakan.
Jawabannya pun juga bermacam-macam. Ada yang ingin jadi orang kaya, ada yang
ingin jadi dokter, ada yang ingin jadi polisi dan sebagainya. Semua itu dengan mudah
kita ucapkan seakan pasti kita akan menjadi apa yang kita impikan. Namun, rupanya
semua itu berubah tatkala kita menginjak usia dewasa. Diusia ini kita mulai mengetahui

7
bahwa hidup tidak semudah apa yang kita bayangkan. Kita sadar bahwa semua itu perlu
usaha yang keras untuk sukses mencapainya.

Betapa banyak usaha dan upaya kita lakukan demi mencapai apa yang menjadi tujuan
kita. Waktu dan harta juga harus kita korbankan demi sukses menggapai apa yang kita
impikan.Namun, tak sedikit dari kita justru gagal meraih mimpi yang kita jadikan
sebagai tujuan hidup.Dan memang begitulah kehidupan dunia. Penuh dengan
ketidakpastian dan tidak menentu. Apa yang kita perjuangkan mati-matian ternyata tak
membuahkan hasil seperti apa yang diinginkan. Apabila kita pikir-pikir, kegagalan dan
kesuksesan akan selalu ada dalam kehidupan kita. Kalau tidak sukses maka ya kita
gagal. Sebaliknya, kalau tidak gagal maka ya kita sukses. Hanya salah satu diantara dua
pilihan itulah yang akan kita alami.

Tahukah Anda bahwa dibalik kedua pilihan tersebut ternyata ada fenomena yang jarang
kita sadari. Apakah itu? Yaitu “Kematian!”Keberhasilan dan kegagalan yang baru saja
kita persepsikan ternyata bukanlah akhir dari segalanya. Karena, sesungguhnya ada
“kematian” yang akan memisahkan kita dari kedua hal tersebut.

Kematian adalah perkara yang nyata, jelas dan dekat. Semua yang kita jadikan impian
dan tujuan hidup duniawi akan sirna ditelan oleh kematian. Tak ada satupun dari kita
yang mampu menolak, mengundur dan memajukan waktu kematian kita.

Allah ta’ala berfirman :

‫َم ا َتْس ِبُق ِم ْن ُأَّمٍة َأَج َلَها َو َم ا َيْسَتْأِخ ُروَن‬

Tidak (dapat) sesuatu umatpun mendahului ajalnya, dan tidak (dapat pula) mereka
terlambat (dari ajalnya itu).

(QS. Al-Mu’minun : 43)

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menggambarkan hidup manusia bagaikan


didalam sebuah persegi empat yang mengelilinginya. Di dalam persegi empat itu
terdapat sebuah garis lurus yang melewati persegi empat yang digambarkan sebagai
cita-cita manusia. Apabila manusia keluar dari persegi empat tersebut berarti dia sudah
keluar dari kehidupannya. Ini menunjukkan bahwa cita-cita manusia terlalu jauh untuk
dicapai dan melampaui batas ajalnya.

8
2.3 Langkah Agar Mencapai Hidup Yang Maksimal
Beberapa orang selalu menginginkan agar kehidupan yang akan datang lebih baik
daripada kehidupan yang dijalaninya sekarang, baik itu kesuksesan dalam bekerja,
mengapai karir, hubungan rumah tangga yang harmonis, serta jalinan social terhadap
masyarakat luas dan sekitarnya. Tetapi itu semua seringkali terhalang oleh berbagai
macam masalah yang kita hadapi setiap harinya dan yang lebih buruk lagi masalah itu
datang dari diri kita sendiri, yang tentunya membuat semua itu jadi lebih sulit untuk
diselesaikan. Oleh karena itu hidup secara maksimal akan membuat kita lebih bisa
mendapatkan apa yang kita mau di masa kedepannya. Mulai sekarang janganlah
berpikir secara sempit, hindari pola pikir yang sempit serta mulai sekarang berpikirlah
dengan paradigma yang tentunya tidak pernah Anda ketahui sebelumnya ataupun baru
Anda terima agar membuat hidup kita lebih maksimal.

Setelah kita memahami tujuan hidup manusia yang sebenarnya maka kita sebagai
manusia itu sendiri sudah selayaknya untuk beribadah kepada Allah SWT

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah kita menjabarkan mulai dari pengertian dari manusia sampai dengan fungsi
manuisa maka dapatlah kita simpulkan bahwa Pengertian manusia menurut pandangan
Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan
Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan
ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-
baiknya (at-Tiin : 95:4)..Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia
adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya
sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan sistem
hardware dan software, lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat
ini bekerja secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya
sebagai khalifah Allah di bumi. Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia
menyembah dan mengabdi kepada Allah swt. Sedangkan fungsi penciptaan manusia ke
dunia, diklasifikasikan ke dalam tiga (3) pokok, yaitu:

1. Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi


2. Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
3. Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)

3.2 Saran
Setelah mengetahui Pengertian manusia, tujuan dan fungsinya , karena jiwa yang
memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta
akan memperoleh imbalan surga. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai
jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya.
Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS
Al Fajr : 27-30)

10
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah.
Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai
pencipta semua makhluk.
Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua sehingga kita menjadi manusia
yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca
khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang
merespon makalah ini sangat ditunggu.

11
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2019/09/07/14498/-p-jadi-tujuan-
hidup-seorang-muslim-ini-tiga-hal-yang-perlu-kita-ingat-p-.html
 https://www.nasehatquran.com/2019/05/tujuan-hidup-manusia-menurut-islam.html
 https://www.handokotantra.com/7-langkah-agar-kita-mencapai-hidup-yang-
maksimal.html

12

Anda mungkin juga menyukai