Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANUSIA DALAM

PANDANGAN ISLAM MK.


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PRODI S1 PTO - FT
MAKALAH KELOMPOK 2
MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM Skor Nilai:

DISUSUN OLEH :

FIKRI RAMADHANA (5211122006)


FARHAN AL FARIZI (5212122002)
HAMMUDA SITORUS (5213322011)
WITNO KHADI (5211122005)
HABIB WELIYANDI (5213322009)
IKMAL PULUNGAN (5213122029)
MAKMUR PERTAHANAN HARAHAP (5213122014)

Dosen Pengampu : NIKMAH DALIMUNTHE, S.Ag, MH.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Februari 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.

Ribuan terima kasih saya ucapkan kepada :

1. Ibu dosen yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman semester IV.

Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami
senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya.
Dengan demikian, kami berharap makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata,
permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.

MEDAN, 22 FEBRUARI 2023

KELOMPOK 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan............................................................................................................... 2

BAB 2 PEMABASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Manusia ............................................................................................ 3


B. Istilah Penyebutan Manusia Dalam Al-Quran .................................................. 4
C. Asal Usul Penciptaan Manusia........................................................................... 7
D. Eksistensi Dan Martabat Manusia..................................................................... 9
E. Tugas Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah Allah ............................. 11

BAB 3 PENUTUP ....................................................................................................... 13

A. KESIMPULAN .................................................................................................. 13
B. SARAN .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam pandangan Islam, manusia memiliki latar belakang yang sangat penting dan
terdiri dari beberapa aspek seperti berikut:
1. Penciptaan: Manusia dalam pandangan Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh
Allah SWT. Allah menciptakan manusia dari tanah liat dan mengembuhkannya
dengan roh yang berasal dari-Nya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
memiliki nilai dan martabat yang tinggi karena diciptakan oleh Allah SWT.
2. Tujuan penciptaan: Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan agar ia beribadah
dan bertaqwa kepada-Nya. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga
kelestarian alam dan menjalankan peran sosialnya dalam kehidupan.
3. Potensi: Manusia dalam pandangan Islam memiliki potensi yang besar untuk
berkembang dan berbuat baik. Allah SWT memberikan manusia akal, kemampuan
berpikir, serta potensi spiritual dan emosional yang sangat besar.
4. Keterbatasan: Manusia juga memiliki keterbatasan, seperti keterbatasan fisik dan
mental. Namun, keterbatasan tersebut bukanlah penghalang untuk berbuat baik dan
bermanfaat bagi orang lain.
5. Fitrah: Setiap manusia dalam pandangan Islam memiliki fitrah atau naluri yang
bawaannya. Fitrah manusia adalah bersifat baik dan suci, namun dapat terpengaruh
oleh lingkungan dan faktor-faktor lainnya.
6. Tanggung jawab: Manusia dalam pandangan Islam memiliki tanggung jawab moral
dan sosial untuk menjalankan peran dan tugasnya dalam kehidupan. Manusia harus
memenuhi hak Allah dan hak sesama manusia.
Dengan memahami latar belakang manusia dalam pandangan Islam, kita dapat
menghargai dan menghormati nilai dan martabat setiap manusia serta memotivasi diri untuk
berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain.
1.2 Tujuan
Tujuan dari memahami manusia dalam pandangan Islam adalah untuk memperoleh
pemahaman yang benar tentang hakikat manusia, nilai dan martabatnya, serta perannya
dalam kehidupan. Dengan pemahaman yang benar, seseorang dapat memperoleh kesadaran
akan tanggung jawab dan tugasnya sebagai manusia yang beriman.
Pemahaman yang benar tentang manusia dalam pandangan Islam juga dapat membantu
seseorang untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal, baik secara
spiritual maupun sosial. Seseorang juga dapat memahami keterbatasan yang dimilikinya dan
berusaha untuk memanfaatkan potensi yang ada untuk mencapai tujuan hidup yang lebih
bermakna.
Selain itu, memahami manusia dalam pandangan Islam dapat membantu seseorang untuk
berinteraksi dengan sesama manusia dengan lebih baik, menghargai perbedaan dan

1
memperkuat ikatan sosial antara manusia. Hal ini penting dalam menciptakan masyarakat
yang saling mendukung dan saling menghargai satu sama lain.
Dalam Islam, manusia juga memiliki tujuan hidup yang sangat jelas, yaitu untuk
beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT serta mengembangkan potensi yang dimiliki
untuk bermanfaat bagi orang lain. Dengan memahami tujuan hidup tersebut, seseorang dapat
mencapai kebahagiaan dan kesuksesan yang sejati dalam hidupnya.
1.3 Manfaat
1. Memahami nilai dan martabat manusia: Dengan memahami manusia dalam
pandangan Islam, seseorang dapat memahami bahwa setiap manusia memiliki nilai
dan martabat yang tinggi karena diciptakan oleh Allah SWT. Hal ini dapat membantu
seseorang untuk menghargai dan menghormati setiap individu, serta memotivasi diri
untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi orang lain.

2. Mengembangkan potensi diri: Pemahaman tentang potensi manusia dalam pandangan


Islam dapat membantu seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya secara
maksimal, baik secara spiritual maupun sosial. Seseorang juga dapat memahami
keterbatasan yang dimilikinya dan berusaha untuk memanfaatkan potensi yang ada
untuk mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna.

3. Meningkatkan kualitas interaksi sosial: Dengan memahami manusia dalam pandangan


Islam, seseorang dapat berinteraksi dengan sesama manusia dengan lebih baik,
menghargai perbedaan, dan memperkuat ikatan sosial antara manusia. Hal ini penting
dalam menciptakan masyarakat yang saling mendukung dan saling menghargai satu
sama lain.

4. Mencapai tujuan hidup yang sejati: Manusia dalam pandangan Islam memiliki tujuan
hidup yang jelas, yaitu untuk beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT serta
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk bermanfaat bagi orang lain. Dengan
memahami tujuan hidup tersebut, seseorang dapat mencapai kebahagiaan dan
kesuksesan yang sejati dalam hidupnya.

5. Memperoleh kebahagiaan sejati: Memahami manusia dalam pandangan Islam dapat


membantu seseorang untuk memperoleh kebahagiaan sejati dalam hidupnya, karena
Islam memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana seseorang dapat mencapai
kebahagiaan yang abadi dan keberhasilan di dunia dan akhirat.

6. Menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT: Memahami manusia dalam
pandangan Islam dapat membantu seseorang untuk memahami kehendak dan
kehendak Allah SWT dan memperkuat hubungannya dengan-Nya melalui ibadah dan
amal yang benar. Hal ini dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Allah SWT
dan mencapai keberkahan hidup yang sejati.

2
BAB 2
PEMBAHASAN
MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM
A. Pengertian Manusia

Menurut Wikipedia, Manusia (Homo sapiens) adalah spesies primata yang jumlahnya
paling banyak dan tersebar luas. Mereka adalah jenis kera besar yang dicirikan oleh gaya
berjalan dua kaki dan kemampuan kognitif yang mumpuni berkat otak mereka yang besar
dan kompleks. Manusia adalah makhluk yang sangat sosial dan cenderung hidup dalam
struktur sosial yang kompleks yang terdiri dari banyak kelompok yang saling bekerja sama
dan bersaing, mulai dari keluarga dan jaringan kekerabatan hingga negara politik.

Sedangkan Manusia menurut pandangan Islam adalah makhluk Allah ‫ﷻ‬ yang

memiliki unsur dan daya materi yang memiliki jiwa dengan ciri-ciri berfikir, berakal, dan

bertanggungjawab pada Allah ‫ﷻ‬ yang diciptakan dengan memiliki akhlak. Manusia

adalah makhluk hidup yang memiliki akal dan budi, manusia termasuk makhluk
ciptaanNya yang paling sempurna. Manusia juga makhluk sosial yang membutuhkan

orang lain. Menurut Al Quran manusia pertama yang di ciptakan Allah ‫ﷻ‬ adalah nabi

adam dan nabi adam diciptakan Allah ‫ ﷻ‬dari saripati tanah.


Allah ‫ ﷻ‬befirman :
ُ ُ َ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َُ ُ ََ َ ََ َ ََ َ ‫َ ٰ َ ه‬ َ َ َ َّ
‫ال لهۥكن ف َيكون‬ ‫اب ثم ق‬
ٍ ‫ٱَّلل كمث ِل ءادم ۖ خلقهۥ ِمن تر‬
ِ ‫ِإن مثل ِعيَس ِعند‬
Artinya :
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya,
“Jadilah (seorang manusia), maka jadilah dia” (QS. Ali Imran : 59).

Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khalifah di muka bumi, menghambakan
diri dekat kepadaNya, dan menjalankan suatu amanah dalam benak manusia. Tujuan
Penciptaan Manusia sebagai khalifah bermaksud pada fil ar radh yang mempunyai tugas
sebagai khalifah di muka bumi.

3
B. Istilah Penyebutan Manusia Dalam Al-Quran

1. Dari aspek historis penciptaan, manusia disebut dengan Bani Adam:

Allah ‫ ﷻ‬befirman :
َِ ‫وا َو ََل ُت ْْس ُف ٓو ۟ا ۚ إ َّن ُه ََل ُيح ُّب ْٱل ُم ْْسف‬
‫ي‬
۟ ُ َ ْْ َ ۟ ُ ُ َ
‫ب‬
‫ٱش‬ ‫و‬ ‫وا‬ ‫ل‬ ‫ك‬‫و‬ ‫د‬ ‫ج‬ ْ ‫ند ُك ِّل َم‬
‫س‬
َ
‫ع‬ ‫م‬ْ ‫ن َء َاد َم ُخ ُذ ۟وا ز َين َت ُك‬
ٓ ِ ‫َي َٰٰ ََٰب‬
ِِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ

Artinya :
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS. Al-A’raf : 31)

Tafsir Al-Mukhtashar/Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)

“Wahai anak-anak Adam! Kenakanlah pakaian yang menutupi aurat dan


mempercantik penampilan kalian, yaitu pakaian yang bersih dan suci, ketika kalian
menunaikan salat dan melaksanakan tawaf. Makanlah dan minumlah apa saja yang baik yang
dihalalkan oleh Allah, tetapi jangan berlebih-lebihan dan jangan melampaui batasan yang
wajar dalam hal itu. Dan jangan beralih dari yang halal menuju yang haram. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas-batas yang wajar.”

Ketika Allah ‫ﷻ‬ memanggil manusia dengan “Bani Adam” artinya memfokuskan

pada asal usul penciptaan manusia. Manusia seluruhnya terpanggil karena manusia
merupakan keturunan Adam.

2. Dari aspek bilogis kemanusiaannya, manusia disebut dengan basyar, yang


mencerminkan sifat-sifat fisik, kimiabiologinya.

Konsep al-basyar yang secara makna kata artinya adalah kulit yang nampak, kenapa
manusia dikatakan al-basyar, karena secara fisik kulit manusia lebih tampak daripada rambut
atau bulu-bulunya. Secara luas konsep al-basyar artinya adalah wadah fisik yang bersifat
materil, dimana manusia membutuhkan makan dan minum, siapapun dia dan sebagai apapun
tidak terkecuali.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

4
ُ ُ ْ ٌ َْ َ َّ ٓ َ ٰ َ َ َ ْ ُّ ْ ِ َ ْ َْ ۟ ُ َّ َ َ ۟ َ َ َ ‫ه‬
ْ ‫وا بل َق ٓاء‬ َْ ََُْ َ َ َ
‫ْس ِّمثلك ْم‬ ‫ٱل َء ِاخ َر ِة َوأت َرفن َٰٰ َُٰه ْم ِف ٱل َح َي ٰو ِة ٱلدنيا ما ه ََٰٰذا ِإَل ب‬ ِ ِ ِ ‫وقال ٱلمَل ِمن قو ِم ِه ٱل ِذين كف ُروا وكذب‬
َ ُ َ ْْ َ َّ ُ َ ْْ َ َ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ َّ ُ ُ ْ َ
‫ْسبون‬ ‫يأكل ِمما تأكلون ِمنه ويْسب ِمما ت‬

Artinya:
Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang
mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan
mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti
kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu
minum..(QS. Al-Mu’minun: 33)

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

“Kemudian berkatalah, “pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya dan yang


mendustakan akan menemui Hari Akhirat (kelak) dan yang telah kami mewahkan mereka
dalam kehidupan di dunia,” maksudnya para pembesar yang telah menggabungkan antara
kekufuran, permusuhan dan pengingkaran terhadap hari kebangkitan dan pembalasan, serta
kehidupan mewah di dunia telah menyebabkan mereka melampaui batas sebagai perlawanan
terahadap nabi mereka dan pendustaan serta peringatan (kepada manusia) darinya berkata,”
(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu,” maksudnya dari komunitas kalian,
“dia makan dari apa yang kamu makan dan meminum dari apa yang kmau minum,” lalu sisi
apakah yang melebihkan dia di atas kalian? Kenapa ia tidak berupa malaikat yang tidak
makan makanan dan tidak minum minuman?”

Ayat di atas menjelaskan bahwa “orang ini”yaitu nabi Hud adalah sama seperti
manusia lainnya khususnya dari aspek fisik manusia. Aspek fisik manusia antara lain
membutuhkan makanan dan minuman.

3. Dari aspek kecerdaasannya (rohaniyah), manusia disebut dengan insan, yakni makhluk
terbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
َ َ ْ ُ ‫َ ه‬ َ ‫َخ َل َق ْٱْل‬
َ‫نسََٰٰٰن َ َعل َمه ٱل َب َيان‬ ِ
Artinya:
Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara. (QS. Ar Rahman: 3-4)

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

5
“Dia menciptakan manusia” dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dengan anggota
badan yang terbaik dan bentuk tubuh yang sempurna. Allah benar-benar telah
menciptakannya dengan sempurna, dan telah memberinya keistimewaan sehingga berbeda
dengan binatang, di mana Dia “mengajarnya pandai berbicara,” untuk dapat menjelaskan apa
yang ada di dalam hatinya. Hal ini mencakup pengajaran berbicara dan menulis. Oleh karena
itu, kemampuan berbicara (menjelaskan) yang dengannya Allah mengistimewakan manusia
daripada makhluk lainnya, adalah di antara nikmat yang paling agung dan paling besar.

4. Dari aspek sosiologisnya, manusia disebut an-nas yang menunjukkan sifatnya yang
berkelompok dengan sesama jenisnya.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
َ ُ َّ َ ُ ‫َ ُ َ ه‬ ْ ُ َّ َ ُّ َ ٰ ٓ َ
َ ‫ٱع ُب ُد ۟وا َرَّب ُك ُم هٱلذى َخ َل َق ُك ْم َو هٱلذ‬
‫ين ِمن ق ْب ِلك ْم ل َعلك ْم تتقون‬ ِ ِ ‫يَٰ َٰأيها ٱلناس‬

Artinya:
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah : 21)

5. Dari aspek bentuk ( wujud ) nya manusia disebut Al-Ins


Al-Ins memiliki arti tidak liar atau tidak biadab. Istilah Al Ins berkebalikan dengan
istilah al jins atau jin yang bersifat metafisik dan liar. Jin hidup bebas di alam yang tidak
dapat dirasakan dengan panca indra. Kata Al-Ins disebutkan sebanyak 18 kali dalam Al-
Quran, masing-masing dalam 17 ayat dan 9 surat. Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam
kaitannya dengan jin ,maka manusia adalah makhluk yang kasat mata. Sedangkan jin adalah
makhluk halus yang tidak tampak, ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-
An’am ayat 112:
َ ً ُُ ْ َْ َ ُ ْ ُ
‫ورا ۚ َول ْو‬ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ِ ‫ي ْٱْلنس َو ْٱلج ِّن ُي‬َِ ‫ن َع ُد ًّوا َش َي َٰٰ َِٰط‬ٍّ ‫َو َك َ ٰذ ِل َك َج َع ْل َنا ِل ُك ِّل َن‬
ٍ ‫وِح بعضهم ِإ َٰل بع‬
‫ض زخرف ٱلقو ِل غر‬ ِ ِ ِ ِ
َ َْ َ
ُ َ ُ ُ َ َ َ َ ُّ َ َ ٓ َ
‫وه ۖ فذ ْره ْم َو َما َيف ُتون‬ ‫شاء ربك ما فعل‬

Artinya:

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari
jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang
lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa
yang mereka ada-adakan. (QS. An’am : 112)

6
6. Dari aspek posisinya, manusia disebut ‘abdun (hamba) yang menunjukkan kedudukannya
sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-nya.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
َ َ ْ ُ َ َ َْ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ ٓ َ َّ َ ِّ ُ َ ْ َ َ َ ْ ْ ‫ي َأ‬
َِ ْ ‫َأ َف َل ْم َي َر ْو ۟ا إ َ َٰل َما َب‬
‫ض أ ْو ن ْس ِقط عل ْي ِه ْم‬‫ض ۚ ِإن نشأ نخ ِسف ِب ِهم ٱْلر‬
ِ ‫ر‬ْ ‫ٱْل‬ ‫و‬ ‫ء‬ِ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ٱلس‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬ ‫م‬ ‫يه‬
ِ ‫د‬ ِ ‫ي‬ ِ
َ
ُّ ْ ِّ ُ ً َ ََ َ ٰ َ ِ َّ ٓ َ َّ َ ِّ ً َ
‫يب‬ٍ ‫ِكسفا من ٱلسما ِء ۚ ِإن ِف ذ ِلك لءاية لكل عب ٍد م ِن‬

Artinya:
Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang
mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami
jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).
(QS. Saba: 9)

C. Asal Usul Penciptaan Manusia.


1. Asal usul kejadian manusia dapat dikelompokkan menja di tiga tahapan yaitu :
Proses kejadian manusia pertama (Adam) di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam
diciptakan dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-
baiknya setelah sempurna maka Allah meniupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
ُ ْ َّ َ َ ْ ِّ ٰ َ ْ َ ِّ ً َْ َ ٌٌۢ ٰ َ ِِّ َ ٰ ٓ َ َ ْ َ ُّ َ َ َ ْ َ
‫ون‬
ٍ ‫ْسا من صلصَٰ ٍَٰل من حم ٍإ مسن‬ ‫ِوإذ قال ربك ِللملَٰ َٰ ِئك ِة ِإّن خ َٰ َِٰلق ب‬
Artinya:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk,(QS. Al-Hijr : 28)

َ ‫وا َل ُهۥ َسََٰٰٰجد‬


‫ين‬
۟ ُ ََ
‫وِح فقع‬ ُّ ُ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َّ َ َ َ
ِ ِ ِ ‫يه ِمن ر‬
ِ ‫ف ِإذا سويتهۥ ونفخت ِف‬

Artinya:
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya
ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.(QS. Al-Hijr : 29)

‫ون‬
ُ ْ َّ َ َ ْ ِّ ٰ َ ْ َ َ َٰ ْ ََْ َ ْ َََ
ٍ ‫ولقد خلقنا ِٱْلنسََٰٰن ِمن صلصَٰ ٍَٰل من حم ٍإ مسن‬

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.(QS. Al-Hijr : 26)
7
2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa).

Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakanoleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan demikian halnya dengan manusia Allah berkehendak
menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri) dalam hal ini dijelaskan
Allah dalam firman-Nya.
َ َ َ ُ َ َ ْ ُ ٌۢ ُ َّ َ ‫َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ه‬ ‫ه‬
‫ض َو ِم ْن أنف ِس ِه ْم َو ِم َّما َل َي ْعل ُمون‬
ُ ‫ٱْل ْر‬ ‫ُس ْب َح َٰٰ ََٰن ٱل ِذى خلق ٱْلز ٰوج كلها ِمما تن ِبت‬
Artinya:
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
(QS. Yasin: 36)

Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh allah di jelaskan dalam surat an nisa ayat 1 :
ٓ َ ً ْ َّ َ ْ َ َ َ ْ َّ ِّ ُ َ َ َ ‫َ ٓ ٰ َ ُّ َ َّ ُ َّ ُ ۟ َ َّ ُ ُ ه‬
ۚ ‫س َ ٰو ِحد ٍة َوخل َق ِمن َها ز ْو َج َها َو َبث ِمن ُه َما ِر َجاَل ك ِث ًتا َو ِن َسا ًء‬ ٍ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ق‬‫ل‬ ‫خ‬ ‫ى‬ ‫ذ‬
ِ ‫ٱل‬ ‫يَٰ َٰأيها ٱلناس ٱتقوا ربكم‬
ُ َ َ َ َ ‫َ ْ ْ َ َ َّ ه‬ َ َ ُ ٓ َ ‫َ َّ ُ ۟ ه َ ه‬
‫ٱَّلل كان َعل ْيك ْم َر ِق ًيبا‬ ‫ٱَّلل ٱل ِذى ت َسا َءلون ِب ِهۦ وٱْلرحام ۚ ِإن‬ ‫وٱتقوا‬

Artinya:

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (QS. An-Nisa: 1)

Jumhur ulama menafsirkan nafsin Wahidah adalah dari bagian tubuh Adam yaitu
tulang rusuk Nabi Adam , pendapat mereka diperkuat oleh salah satu hadis yang diriwayatkan
Bukhari dan Muslim yang artinya “maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang
rusuk Adam” (HR Bukhari Muslim)

3. Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa).

Semua keturunan Adam kejadiannya melalui proses reproduksi kecuali Nabi Isa
Alaihissalam dalam proses ini di samping dapat ditinjau menurut Al Quran dan hadist serta
dapat pula ditinjau secara medis di dalam Al Quran proses kejadian manusia secara
reproduksi dijelaskan secara terperinci melalui firman-Nya.

8
َ ‫َو َل َق ْد َخ َل ْق َنا ْٱْل‬
ِ ‫نسَٰٰ ََٰن ِمن ُس َل َٰٰ ََٰل ٍة ِّمن ِط‬
‫ي‬ٍ ِ
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
(QS. Al Muminun : 12)

ِ ‫ُث َّم َج َع ْل َن َٰٰ َُٰه ُن ْط َف ًة ِف َق َرار َّم ِك‬


‫ي‬ٍ ٍ ِ
Artinya:
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). (QS. Al Muminun : 13)

ُ َْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ً َ َ َ َ َ ْ ُّ َ ْ َ َ ُ
‫ث َّم خلقنا ٱلنطفة علقة فخلقنا ٱل َعلقة ُمضغة فخلقنا ٱل ُمضغة ِعظ َٰٰ ًَٰما فك َس ْونا ٱل ِعظ َٰٰ ََٰم ل ْح ًما ث َّم أنشأن ََٰٰٰه‬
َِ ‫ٱَّلل َأ ْح َس ُن ْٱل َخ ََٰٰٰلق‬
‫ي‬
ُ‫َ ًْ َ َ َ َََ َ َ ه‬
‫خلقا ءاخر ۚ فتبارك‬
ِِ

Artinya:

Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al Muminun :
14)

Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Quran dengan saripati berasal dari tanah
sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein sari-sari makanan yang kita makan
semua berasal dari tanah kemudian melalui proses metabolisme yang ada di dalam tubuh
diantaranya menghasilkan hormon (sperma) kemudian hasil dari pernikahan (hubungan
seksual) maka terjadilah pembauran antara sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di
dalam rahim kemudian berproses hingga mewujudkan bentuk manusia yang sempurna
(seperti dijelaskan dalam ayat di atas).

D. Eksistensi Dan Martabat Manusia


Allah menciptakan manusia terdiri dari aspek jasmaniah dan rohaniyah. Pada sisi
rohaniyah, manusia dianugerahi akal yang menjad pembeda manusia dengan makhluk
lainnya. Di samping akal, manu juga dilengkapi dengan nafs dan rah. Nafs dimiliki oleh
setiap makhluk hidup termasuk hewan dan binatang yang menjadi penggerak da penentu
bekerjanya sistem biologis. Sedangkan ruh merupakan getaran Ilahiyah (ketuhanan) yang

9
dengannya manusia dapat mencerna nilai- nilai kebenaran, kasih sayang, kejujuran, keadilan
dan sebagainya. Manusia diciptakan Allah SWT memiliki beberapa keistimewaan:

1. Aspek kreasi
Manusia adalah makhluk yang paling unik, diciptakan dalam bentuk dan tatanan yang
paling baik dan sempurna.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
َْ َ ِ َ َٰ ْ ََْ َ ْ ََ
‫ف أ ْح َس ِن تق ِو ٍيم‬ٓ ‫لقد خلقنا ٱْلنسََٰٰن‬
ِ ِ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. (QS. At Tin: 4).

2. Aspek ilmu hanya manusia yang mampu menyerap ilmu pengetahuan, karena
dianugerahi akal pikiran.
Dengan akal manusia mampu melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta
menciptakan kebudayaan dan peradaban yang terus berkembang.

3. Aspek kehendak
Manusia memiliki kehendak yang menyebabkannya bisa mengadakan pilihan-pilihan
dalam hidup. Manusia bebas memilih jalan hidupnya dengan panduan akal ,namun apa pun
yang dipilihnya tetap punya konsekwensi dan tanggung jawab.

4. Pengarahan akhlak
Manusia adalah makhluk yang dapat dibentuk akhlaknya. Ada orang yang pada
mulanya baik, karena pengaruh lingkungan menjadi seorang penjahat, atau sebaliknya.Oleh
karena itu pendidikan mutlak diperlukan untuk pembinaan akhlak generasi mendatang.
Dengan demikian jelaslah bahwa manusia diciptakan disamping dengan
kesempurnaan penciptaannya, juga dengan sifat-sifat kelemahannya. Jika manusia dengan
akalnya mampu membuat pilihan- pilihan yang baik, serta mampu mengarahkan nafsu, maka
manusia akan menjadi makhluk yang paling sempurna, bahkan bisa melampaui malaikat.
Sebaliknya jika akal manusia dikelabui oleh nafsunya sehingga ia tidak mampu membuat
pilihan-pilihan yang baik, maka kedudukan manusia akan menjadi hina bahkan lebih hina
dari binatang, seperti dijelaskan dalam QS al-A'raf 7:179

10
Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
َ َ ُ ْ ُ َّ ٌِ ُ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َّ ٌ ُ ُ ْ ُ َ ْ َ ِّ ْ َ ِّ ً َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ
‫ِصون ِب َها َول ُه ْم‬ِ ‫نس ۖ لهم قلوب َل يفقهون ِبها ولهم أعي َل يب‬ ِ ‫ٱْل‬ ِ ‫ولقد ذرأنا ِلجهنم ك ِثتا من ٱل ِجن و‬
َ ُ َْ ُ َ َ ُ َ َ ُ َْ ْ َ َ َ ُ ٓ َ َ َّ ٌ َ
‫َءاذان َل ي ْس َم ُعون ِب َها ۚ أ ۟ولَٰٓ َٰٰ ِئك كٱْلن َع َٰٰ َِٰم َب ْل ه ْم أض ُّل ۚ أ ۟ولَٰٓ َٰٰ ِئك ه ُم ٱلغ َٰٰ َِٰفلون‬

Artinya :
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(QS al-A'raf : 179)

E. Tugas Manusia Sebagai Hamba Allah dan Khalifah Allah

Tugas manusia sebagai hamba sesuai dengan misi penciptaannya di muka bumi yaitu
untuk menyembah Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Allah ‫ ﷻ‬berfirman :
ُ ُ ْ َ َّ َ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ
‫ون‬
ِ ‫وما خلقت ٱل ِجن و ِٱْلنس ِإَل ِليعبد‬
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(Q.S Az zariyat : 56)

Pengertian penghambaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak boleh diartikan


secara sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam salat saja.
Penyembahan berarti menjadikan dirinya dan masyarakatnya tetap berada di dalam
kedudukan kepada Allah dan hukum-hukumnya dalam menjalankan kehidupan di muka bumi
ini. Tanggung jawab untuk mengajak manusia kepada tauhid tidak hanya dibebankan kepada
para Rasul. Setiap orang yang beriman memiliki tanggung jawab dakwah ini sesuai dengan
kadar keilmuan dan kemampuannya.

Seorang hamba yang baik ia mampu menjalin hubungan baik secara vertikal (manusia
dengan Tuhan) dan secara horizontal (manusia dengan manusia dan alam semesta).
Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia menjadikan dirinya " perpanjangan"
kekuasaan Allah di muka bumi ini dalam mengelola alam semesta.

11
Nama Khalifah dan kata yang keturunan dengannya ditemukan pada beberapa surah
dalam Al Quran. Pertama kali disebutkan di dalamnya adalah pada surah Al-Baqarah ayat 30.
ٓ ِّ ُ َ ُ ْ ََ ۟ ُ َ ً َ َ َ ْ ِ ٌ َ ِِّ َ ٰ ٓ َ َ ْ َ ُّ َ َ َ ْ َ
‫ض خ ِليفة ۖ قال ٓوا أت ْج َع ُل ِف َيها َمن ُيف ِسد ِف َيها َوي ْس ِفك ٱلد َما َء‬ ِ ‫ر‬ْ ‫ٱْل‬ ‫ِوإذ قال ربك ِللملَٰ َٰ ِئك ِة ِإّن ج ِاعل ِف‬
َ َ َ َ َ ْ َ ِّ َ َ َ َ ُ ِّ َ ُ َ َ ْ َ ُ ِّ َ ُ ُ ْ َ َ
‫ال ِإ ِ ّٓن أعل ُم َما َل ت ْعل ُمون‬ ‫ونحن نسبح ِبحم ِدك ونقدس لك ۖ ق‬

Artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui".

Nama khalifah dalam konteks ini berarti seorang makhluk yang diberikan peran dan
tugas sebagai pelaku pengurusan dunia. Maksudnya khalifah memiliki kedudukan sebagai "
petugas sekaligus pemegang amanah memerintah" untuk memakmurkan dan mengurus
tatanan kehidupan manusia di bumi, baik temporalitasnya secara duniawi maupun
spiritualitasnya secara agamawi.

Tugas kekhalifahan manusia adalah sebuah tanggung jawab yang berat. Tugas ini
hanya diberikan kepada manusia. Gunung, laut dan makhluk Allah lainnya tidak mampu
mengemban tugas ini. Keterangan ini dijelaskan oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala dalam
Quran surah Al-Ahzab ayat 72.
ُ َّ
‫نسَٰٰ َُٰن ۖ ِإنهۥ‬ َِ ْ ‫ٱْل ْرض َو ْٱلج َبال َف َأ َب‬
َ ‫ي َأن َي ْحم ْل َن َها َو َأ ْش َف ْق َن م ْن َها َو َح َم َل َها ْٱْل‬ َْ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ
َّ ‫ٱْل َم َان َة َع ََل‬
‫ٱلس َم َٰٰ َ َٰٰو ِت و‬ ‫ِإنا عرضنا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ً ً ‫ان َظ ُل‬
َ َ
‫وما َج ُهوَل‬ ‫ك‬

Artinya:
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh,

12
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat diketahui tentang hakikat manusia itu sebenarnya. Dengan
pengaruh dari lingkungan harus diselaraskan dengan perkembangan manusia agar menjadi
manusia seutuhnya. Dalam penjelasan Al-Qur’an sangat mengangkat derajat manusia karena
dengan beberapa potensi dan kelebihan yang dimilikinya. Sehingga harus dibidik potensi
tersebut agar dapat bermanfaat secara penuh. Dengan akal yang dimiliki manusia maka harus
mempergunakan dengan sebaik-baiknya. Sebab jika tidak dipergunakan maka manusia akan
sama seperti hewan seperi yang diutarakan oleh para filsuf. Karena itu dapat disimpulkan
yaitu:

1. Manusia dalam Pandangan Islam adalah makhluk yang diberikan amanah oleh Allah
swt dan wajib ditunaikan.
2. Manusia memiliki berbagai macam karakter, yang dengan karakter tersebut, antara
yang satu dengan yang lainnya menjadi kelebihan sekaligus kekurangannya.
3. Potensi yang dimiliki oleh manusia telah ada sejak ia lahir, sehingga potensi yang
baik harus ditumbuhkan dan dipelihara.

B. Saran
Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai fungsi, peran dan
tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca dan memahami Al Quran
agar dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai manusia, sehingga
dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.

13
Daftar Pustaka
Siregar laila hapni, dkk. (2023). ISLAM KAFFAH. CV. Kencana Emas Sejahtera Medan
Tafsir web, dapat di lihat secara online https://tafsirweb.com/2485-surat-al-araf-ayat-31.html
Wikipedia, dapat dilihat secara online https://id.wikipedia.org/wiki/Manusia

14

Anda mungkin juga menyukai