Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN KEMANUSIAAN DALAM PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


Pendidikan Multikultural
Dosen Pengampu : Muhammad Syafi’i, MA

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Anisa Padila (0301172346)
Sabrina (0301172388)
Shufiatul Ihda (0301172349)
Surya Ramadhan Sipayung (0301172364)

PAI-1/VII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2020

i
KATA PENGANTAR

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬


Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hubungan Kemanusiaan Dalam Pendidikan”. Adapun maksud dari penyusunan
makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Multikultural yang dibimbing
oleh Bapak Muhammad Syafi’i, MA.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun telah banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, sudah selayaknya penyusun mengucapkan terima kasih, terutama kepada
Bapak Muhammad Syafi’i, MA., karena telah perhatian dan sabar dalam membimbing
penyusun dalam penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa terima kasih penyusun ucapkan
kepada pihak lainnya yang tidak dapat dituliskan satu persatu.

Medan, 18 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Konsep-Konsep Manusia ............................................................................ 5
B. Konsep-Konsep Pendidikan ......................................................................... 6
C. Hubungan Kemanusiaan Dalam Pendidikan ............................................... 7
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang kita ketahui bahwasannya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan
yang paling mulia. Akan tetapi ketika manusia sudah tidak memikirkan lagi kemanusiaannya
serta mengabaikannya, maka hilanglah derajatnya sebagai manusia. Sejak lahir seorang
manusia sudah langsung terlibat di dalam kegiatan pendidikan serta pembelajaran. Seperti
halnya dirawat, dijaga, dilatih, dan juga dididik oleh orang tua, keluarga dan masyarakat untuk
menuju kematangannya.

Manusia dan pendidikan tidak bisa terpisahkan. Karena manusia pendidikan mutlak ada
begitu juga pendidikan, karena pendidikan manusia semakin lebih baik lagi serta sebagai
manusia yang menusiawi. Oleh karena itu, antara manusia dengan pendidikan tidak akan
terpisahkan.

Sudah jelas bahawasannya pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup


manusia, baik pendidikan yang berlangsung secara alami oleh orang tua atau pendidikan dari
seorang pendiidk yang diselenggarakan di sekolah. Untuk mengetahui lebih dalam terkait
dengan hubungan kemanusiaan dalam pendidikan akan pemakalah jelaskan pada bab
selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep-konsep manusia?
2. Bagaimana konsep-konsep pendidikan?
3. Bagaimana hubungan kemanusiaan dalam pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui konsep-konsep manusia.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep pendidikan.
3. Untuk mengetahui hubungan kemanusiaan dalam pendidikan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep-Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, namun ketika ia sudah
mengabaikan kemanusiaannya, maka derajatnya tidak lebih tinggi dari seeokor binatang. Hal
ini telah diterangkan dalam Al-Qur’an surah At-Tin ayat 4-5. “Sesungguuhnya telah kami
ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan kemudian kami kembalikan dia ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Hakikat manusia itu sendiri dapat dilihat dari
berbagai dimensi. Dimensi religius, dimensi sosiologi, dimensi simbolis, dimensi individual,
dan dimensi historis. 1

Terlihat dari dimensi religius, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna, dimensi sosiologis manusia adalah makhluk sosial yang berada pada suatu
komunitas atau masyarakat. Dari dimensi simbolis, manusia adalah makhluk yang mengenal
dan memiliki nilai-nilai estetika, etika, ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya.
Sedangkan dari dimensi individualnya manusia merupakan sosok yang memiliki berbagai
macam keunikan dan kekhasan tersendiri. Dan dari dimensi historis, hanya manusia yang dapat
dikatakan makhluk yang menyejarah. Oleh karena itu, manusia akan dengan terus menerus
berkembang selama keberadaannya di dunia ini.2

Manusia adalah makhluk monodualis, artinya manusia yang nampaknya satu tapi
sebenarnya terdiri dan dua unsur yaitu jiwa dan raga, jasmani dan rohani. Disebut makhluk
monodualis karena kedua unsur tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Manusia akan tetapi disebut manusia jika kedua unsur tersebut melekat dalam dirinya. Karena
kedua unsur tersebut akan selalu berkembang menuju kesempurnaan. Manusia dapat disebut
sebagai makhluk berbudaya dan berkembang seiring penemuan berbagai inovasi-inovasi untuk
kelanjutan hidupnya yang lebih baik.3

Dalam Al-Qur’an manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain Al-insan, Al-
naas, Al-abd, baru adam. Al-insan berarti suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering

1
Sholehuddin, Humanisasi Pendidikan Meneguhkan Sisi Kemanusiaan Dalam Peoses Pembelajaran
(al-Afkar: 2018), h. 74.
2
H.A.R, Tilaar, Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia: Strategi Reformasi
Pendidikan Nasional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 129-130.
3
M. Arifin, Filsafat Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 58.

5
lupa. Al-naas berarti manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam
berarti anak-anak adam karena berasal dari keturunan Nabi Adam.4

Manusia sebagai makhluk Allah SWT dianugerahkan-Nya potensi yang banyak sekali
jumlahnya. Fitrah atau potensi baik itu dalam bentuk akhlak dan sifat-sifat Allah yang agung
sebagai yang terkandung dalam asmaul husna. Asmaul husna merupakan potensi yang yang
dikaruniakan Allah kepada manusia yang wajib ditumbuhkembangkan melalui kegiatan
pendidikan Islam. 5

B. Konsep-Konsep Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata didik berarti memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Dengan demikian pendidikan diartikan “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan”6. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam pasal 1 disebutkan
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan segala
potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam pasal 4 dijelaskan
bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Dengan demikian pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk
membuat masyarakat dapat mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia,
serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membentuk manusia yang utuh lahir dan batin, yaitu
cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur. Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidik
harus memiliki konsep 3 kesatuan sikap yang utuh, yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, dan tut wuri handayani. Pengertiannya, bahwa sebagai pendidik harus mampu
menjadi tauladan bagi peserta didiknya, pendidik juga mampu menjaga keseimbangan, juga
dapat mendorong, dan memberikan motivasi bagi peserta didiknya.

4
Mahmud, dkk, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), h. 10.
5
Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam (Jakarta: Al-husna, 1991), h. 361.
6
Syafaruddin, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2017), h. 26.

6
Menurut Syah, pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang mempunyai arti
memelihara dan memberi latihan. Kedua hal tersebut memerlukan adanya ajaran, tuntunan, dan
pimpinan tentang kecerdasan pikiran. Pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap
dan perilaku seseorang dan sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Menurut Lengeveld pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja
kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasaan
dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakannya menurut
pilihannya sendiri. 7
Menurut Soltis pendidikan adalah “A society attemps to develop in its young the
capacity to recognize the good and worthwile in life”. Pendapat ini menekankan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha masyarakat untuk mengembangkan kemampuan generasi
muda untuk mengenali kebaikan dan kemuliaan dalam kehidupan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu merupakan suatu usaha dan upaya dalam
menuntun, melatih, membimbing, mengajar dan mendidik manusia, agar manusia mempunyai
sikap sopan dan santun, bertutur kata yang baik dan mempunyai kemampuan berpikir dalam
membedakan baik dan buruknya suatu hal.
Selain daripada definisi pendidikan diatas, Hasan Langgulung mengemukakan empat
fungsi pendidikan, yaitu:8
1. Fungsi edukatif, mendidik dengan tujuan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik agar terbebas dari kebodohan.
2. Fungsi pengembangan kedewasaan berpikir melalui proses transmisi ilmu
pengetahuan.
3. Fungsi penguatan, keyakinan terhadap kebenaran yang diyakini dengan pemahaman
ilmiah.
4. Fungsi ibadah, sebagai pengabdian hamba kepada sang pencipta yang telah
menganugerahkan kesempurnaan jasmani dan rohani kepada manusia.

C. Hubungan Kemanusiaan Dalam Pendidikan


Manusia sebagai makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu
bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola

7
Syafaruddin, dkk, Sosiologi Pendidikan (Medan: Perdana Publishing, 2017), h. 49-50.
8
Syafaruddin, dkk, Sosiologi Pendidikan.....h. 51-52.

7
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan
sangat erat karena mempunyai ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia
yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan
hidupnya. Manusia disebut juga “ Homo Sapiens ” yang artinya sebagai makhluk yang
mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia adalah
selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang belum
diketahuinya. Berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi
bisa. Dari rasa ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang bermanfaat untuk
manusia itu sendiri.9
Dalam hidupnya manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai
sesuatu dan sebagian lagi oleh tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Manusia
bukan hanya mempunyai kemampuan – kemampuan, tetapi juga mempunyai
keterbatasan – keterbatasan. Manusia tidak hanya memiliki sifat – sifat yang baik
namun juga mempunyai sifat – sifat yang kurang baik. Menurut pandangan pancasila
manusia mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan
lebih baik. Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan
manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol
serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian
manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan
tingkah laku manusia dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti
itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh
dan berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang
melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun
bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan
perkembangan yang optimal sebagai manusia. Dalam ajaran Agama Islam memandang
bahwa manusia sebagai tubuh, akal dan hati nurani. Potensi dasar manusia yang
dikembangkan itu tidak lain adalah bertuhan dan cenderung kepada kebaikan bersih
dari dosa, berilmu pengetahuan serta bebas memilih dan berkreasi. Kemampuan kreatif
manusia pun berkembang secara bertahap sesuai ukuran tingkat kekuatan dan
kelemahan unsur penunjang kerativitas seperti pendengaran, pengelihatan serta pola
piker manusia tersebut. Berdasarkan undang – undang Sisdiknas No 20 tahun 2003

9
Hatimah, I. dkk. Pembelajaran Berwawasan Kemasyaraktan.2010, hal 12

8
BAB I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.10
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek
kehidupan manusia, hal itu disebabkan karena pendidikan berpengaruh langsung
terhadap perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia, di mana pendidikan adalah
sebuah proses yang bertujuan ‘memanusiakan manusia’, Pada pengertian lain
‘pendidikan’ diartikan sebagai usaha sadar mengarahkan perkembangan manusia yang
bertujuan untuk mendewasakanmanusia, agar mereka mampu menolong dirinya
sendiri. Manusia sangat memerlukan pendidikan untuk kelangsungan hidupnya.11

10
Wahyudin, D. dkk. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka, 2010, h. 26.
11
Tedi Priatna, Hubungan Kemanusiaan dalam Pendidikan, h. 14.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah makhluk Allah yang sangat mulia, karena ia telah dilengkapi sejak awal
penciptaannya dengan akal pikiran. Manusia juga disebut dengan makhluk monodualis, artinya
manusia yang nampaknya satu tapi sebenarnya terdiri dan dua unsur yaitu jiwa dan raga,
jasmani dan rohani.

Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk membuat masyarakat
dapat mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki
keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Pendidikan juga
merupakan suatu usaha untuk membentuk manusia yang utuh lahir dan batin, yaitu cerdas,
sehat, dan berbudi pekerti luhur.

Hubungan kemanusiaan dalam pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Manusia adalah objek dari pendidikan, dan pendidikan yang dilakukan adalah untuk manusia.
Belajar tentang hakikat manusia akan menyempurnakan pendidikan dan belajar tentang hakikat
pendidikan akan menyempurnakan manusia. Sehingga dengan demikian hubungan
kemanusiaan dalam pendidikan sangatlah penting begitu juga sebaliknya.

B. Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, semoga bermanfaat dan dapat menambah
wawasan. Tentunya masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan
makalah ini, dikarenakan terbatasnya pengetahuan. Kami banyak berharap kepada pembaca
dapat memberikan kritikan dan saran yang membangun kepada kami demi kesempurnaan
makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. 1987. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Hatimah, I. dkk. 2010. Pembelajaran Berwawasan Kemasyaraktan. Jakarta: Universitas


Terbuka

Langgulung, Hasan. Kreativitas dan Pendidikan Islam. Jakarta: Al-husna.

Mahmud, dkk. 2015. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sholehuddin. 2018. HUMANISASI PENDIDIKAN MENEGUHKAN SISI KEMANUSIAAN


DALAM PROSEPEMBELAJARAN. al-Afkar.

Syafaruddin, dkk. 2017. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Hijri Pustaka Utama.

Tedi Priatna, Hubungan Kemanusiaan dalam Pendidikan,

Tilaar, H.A.R. 2000. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia: Strategi
Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyudin, D. dkk. ( 2010 ) Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka

11

Anda mungkin juga menyukai