Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Hakikat Manusia dan Pendidikan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan


Dosen Pengampu:
Dr. Mohamad Erihadiana, M. Pd.

Disusun oleh:
Nur Sholehah (1232020010)
Anisa Sarah (1232020026)
Muhammad Raihan As Syauqi (1232020043)
Pendidikan Agama Islam
Kelas A Semester II

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Puji dan syukur, senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah
memberikan berbagai macam kenikmatan, salah satunya ialah nikmat ilmu. Dan atas
izin-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun dalam penyusunannya
tidak sedikit menemui hambatan dan kesulitan. Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada junjungan kita, penghulu para utusan Allah SWT., Nabi
Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag., CHS., MCE., selaku Rektor
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
2. Bapak Dr. Cecep Anwar, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
3. Bapak Oban Sobandi, S.Pd.I., M.Ag., selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
4. Bapak Dr. Mohamad Erihadiana, M. Pd., selaku Dosen Pengampu.
5. Bapak dan ibu dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
yang telah memberikan ilmunya.
6. Ibunda dan ayahanda tersayang kami yang selalu memberikan do’a dan
motivasinya dalam menyusun makalah ini.
7. Rekan-rekan seperjuangan di kelas Pendidikan Agama Islam 2.A, yang telah
banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Hanya do’a yang penulis panjatkan kepada-Nya, semoga amal baik mereka
dapat diterima sebagai amal shaleh dan memperoleh balasan dari Allah SWT.,
setimpal dengan amal kebaikannya. Aamiin.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1. 1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1. 2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1. 3. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2
1. 4. Manfaat Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
2. 1. Hakikat Manusia ......................................................................................... 3
2. 1. 1. Manusia Menurut Manusia .................................................................... 4
2. 1. 2. Manusia Menurut Tuhan ........................................................................ 4
2. 1. 3. Inti Manusia ........................................................................................... 5
2. 2. Hakikat Pendidikan .................................................................................... 7
2. 2. 1. Pengertian Pendidikan ............................................................................ 7
2. 2. 2. Proses Pendidikan .................................................................................. 8
2. 3. Dampak Perubahan Kontekstual dalam Pendidikan Terhadap
Pemahaman Hakikat Manusia ............................................................................ 11
2. 3. 1. Peran Pendidikan dalam Pengembangan Potensi Hakikat Manusia .... 11
2. 3. 2. Peran Pendidikan dalam Membantu Manusia Mencapai Potensi
Maksimal ............................................................................................................ 12
BAB III
PENUTUP ................................................................................................................. 14
3. 1. Simpulan..................................................................................................... 14
3. 2. Saran ........................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 16

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan yang diberikan akal dan
pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan mempunyai derajat
tertinggi di antara ciptaanya-Nya yang lain. Hal terpenting yang membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya adalah manusia dibekali dengan akal, pikiran, emosi
dan keyakinan untuk meningkatkan kualitas hidupnya di dunia.
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau
sekelompok orang dengan tujuan untuk mendewasakan diri melalui pengajaran dan
pelatihan. Dalam hal ini pendidikan adalah proses atau tindakan mendidik. Dari sudut
pandang lain, pendidikan adalah bimbingan atau dukungan orang dewasa dalam proses
tumbuh kembang anak hingga dewasa, dengan tujuan membantu anak mempunyai
kapasitas yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas hidupnya sendiri tanpa
memerlukan bantuan orang lain.
Manusia adalah subjek pendidikan dan tujuan pendidikan. Manusia dikaruniai
potensi-potensi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan potensi yang
dimilikinya dalam kehidupan. Untuk mengembangkan potensinya, masyarakat
membutuhkan pendidikan. Fungsi pendidikan adalah mengembangkan dan
mengembangkan potensi manusia agar menjadi manusia seutuhnya. Seorang pendidik
harus mempunyai pandangan yang jelas tentang hakikat manusia agar dapat
merencanakan dan melaksanakan upaya pendidikan. Selain itu, seorang pendidik juga
harus mampu mengembangkan dimensi dari sifat hakikat manusia.
Berdasarkan latar belakang di atas telah menginspirasi penulis ingin
menganalisis tentang pembelajaran landasan pendidikan. Maka makalah ini berjudul:
“Hakikat Manusia dan Pendidikan”.
1. 2. Rumusan Masalah
Pada uraian latar belakang di atas, penjelasannya lebih menuju kepada Hakikat
Manusia dan Pendidikan, maka penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Hakikat Manusia?
2. Bagaimana Hakikat Pendidikan?
3. Bagaimana Peran Pendidikan dalam Membentuk Potensi Hakikat
Manusia?

1. 3. Tujuan Penulisan
Dalam mencari materi ini ada beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan pengetahuan tentang Hakikat Manusia.
2. Untuk mendeskripsikan pengetahuan tentang Hakikat Pendidikan.
3. Untuk mendeskripsikan pengetahuan tentang Peran Pendidikan dalam
Membentuk Potensi Hakikat Manusia.

1. 4. Manfaat Penulisan
Berbekal hasil belajar dari materi ini mahasiswa diharapkan mampu mengerti,
memahami, dan menjelaskan serta dapat menjawab seputar materi Hakikat Manusia
dan Pendidikan ini.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Hakikat Manusia
Hakikat manusia perlu dibahas lebih dahulu karena pendidikan yang kita
idamkan itu adalah untuk manusia. Tema dalam pembahasan ini ada tiga, yaitu:
Manusia Menurut Manusia yang membahas tentang hakikat manusia menurut
beberapa tokoh, kedua Manusia menurut Tuhan yang diambil dari ayat Al-Qur'an, dan
ketiga Inti Manusia1.
Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan Tuhan Yang
Maha Esa. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan konsekuensi dari fungsi
dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu manusia sadar akan
keberadaannya, ia mempunyai kemampuan untuk membedakan dirinya dari segala
sesuatu yang ada di luar dirinya (benda).
Hakikat manusia adalah sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi yang terdiri
dari tiga unsur, yaitu: jasmani (fisik, nafsu), akal (rasio), dan rohani (psikis, roh).
Karena manusia adalah hamba dan khalifah Allah di bumi, maka manusia adalah:
makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang lahir dalam keadaan tidak berdaya (kertas
bersih), membutuhkan bantuan orang lain, makhluk yang mampu berpikir, makhluk
yang mampu bernalar, makhluk yang ingin tahu tentang segala hal, makhluk yang
mampu berbicara, makhluk yang mampu membuat alat, organisme sosial yang mampu
bekerja sama, organisme yang mampu mengorganisir dirinya untuk memenuhi
kebutuhan kelangsungan hidupnya, organisme yang hidup sesuai prinsip ekonomi,
organisme keagamaan, makhluk rasional bebas 'bertindak berdasarkan alasan moral,
makhluk mempunyai kontrak sosial untuk menghormati dan melindungi hak orang
lain2.

1
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010),
Halaman 7.
2
Jakub Saddam Akbar, dkk, Landasan Pendidikan (Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia,
2023), Halaman 16.
2. 1. 1. Manusia Menurut Manusia
A. Socrates
Socrates berpendapat bahwa pembelajaran sesungguhnya adalah
belajar tentang manusia, karena manusia mengatur dirinya sendiri,
membuat aturan-aturan untuk tujuan tersebut, dan manusia mengatur
alam menurut kehendaknya. Socrates berkata bahwa di dalam diri
manusia terdapat jawaban atas berbagai masalah dunia. Menurut
Socrates, manusia itu bertanya tentang dunia dan masing-masing
mempunyai jawaban tentang dunia. Namun, menurut Socrates, sering
kali manusia tidak menyadari bahwa jawaban atas pertanyaan yang
mereka ajukan pada diri mereka tersembunyi di dalam diri mereka
sendiri3. Oleh karena itu, harus ada orang lain yang membantunya
mengungkapkan jawaban yang tersembunyi. Seseorang harus
membantunya melahirkan ide-ide yang ada dalam dirinya.
B. Plato
Menurut Plato, jiwa manusia merupakan wujud entitas non
material yang dapat dipisahkan dari raga. Menurutnya, jiwa sudah ada
sebelum lahir dan jiwa tidak dapat dimusnahkan, yaitu abadi. Plato juga
menambahkan bahwa manusia mempunyai dua kodrat, yaitu: rasio dan
kesenangan. Kedua unsur esensial ini dijelaskan Plato dengan contoh
seseorang memakan kue atau meminum sesuatu, ia makan dan minum,
itu adalah suatu kesenangan sedangkan akalnya mengetahui bahwa
makanan dan minuman itu berbahaya baginya.

2. 1. 2. Manusia Menurut Tuhan


Penjelasan terbaik tentang hakikat manusia adalah penjelasan sang
pencipta. Kelemahan menjelaskan dengan menggunakan akal manusia adalah
akal manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Bukti terbaik mengenai batas-
batas nalar adalah bahwa nalar tidak mengetahui apa sebenarnya nalar itu.
Akal adalah salah satu aspek penting dalam hakikat manusia. Ini
dijelaskan dalam banyak tempat di dalam al- Qur'an. Harun Nasution (1982:39-

3
Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan Dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi
(Jakarta: Bulan Bintang, 1978).

4
48) menjelaskan bahwa ada tujuh kata yang digunakan al-Qur'an untuk mewakili
konsep akal. Pertama kata nazara, seperti di dalam surat Qaaf ayat 6-7, surat al-
Thaariq ayat 5-7, al-Ghasiyah 17- 20. Kedua kata tadabbara, seperti dalam surat
Shaad ayat 29, surat Muhammad ayat 24. Ketiga kata tafakkara, seperti di dalam
surat al-Nahl ayat 68-69, al-Jatsiyah ayat 12-13. Keempat kata faqiha, kelima
kata tadzakkara, keenam kata fahima, dan ketujuh kata 'aqala. Kata-kata itu
semua menunjukkan bahwa al-Qur'an mengakui akal adalah aspek penting
dalam hakikat manusia.
Kata 'aqala di dalam al-Qur'an kebanyakan digunakan dalam bentuk fi'l
(kata kerja), hanya sedikit dalam bentuk ism (kata benda); itu menunjukkan
bahwa pada akal yang penting ialah berpikir bukan akal sebagai otak yang
berupa benda. Kata 'aqala menghasilkan kata 'aqaluhu, ta'qiluna, na'qilu,
ya'qiluha, dan ya'qiluna, dimuat di dalam al-Qur'an pada 49 tempat. Kata al-
albaab (jamak dari al-lubb) juga berarti akal, terdapat di dalam al-Qur'an pada
16 tempat. Tambahan dari Jalal itu memperjelas pemahaman kita bahwa akal
atau berpikir adalah salah satu unsur manusia yang hakiki4.
Manusia memiliki tiga potensi yang sama pentingnya yaitu jasmani,
akal, dan ruh5. Eksistensi manusia ialah jasmani, akal, dan ruh; ketiganya
menyusun manusia menjadi satu kesatuan6.

2. 1. 3. Inti Manusia
Untuk memahami ajaran Al-Quran tentang pendidikan, hal pertama dan
terpenting yang harus dipahami adalah hakikat manusia menurut Al-Quran. Hal
ini sangat penting karena pendidikan adalah untuk manusia. Berbahaya
merancang pendidikan tanpa benar-benar memahami siapa yang akan dididik
menurut desain tersebut.
Manusia dalam tampilannya kelihatan begitu banyak bagian-
bagiannya. Anda melihat ada kepalanya, ada matanya, ada tangan, kaki, dan lain-
lain. Dalam kepala ada otak-yang katanya- merupakan bagian yang berpikir dan
mengambil keputusan. Mata untuk melihat, tangan melakukan perintah otak, dan

4
Abdullah Fattah Jalal, Azas-azas Pendidikan Islam (Bandung: Diponegoro, 1988).
5
Omar Mohammad al-Tourmy al-Syabani, Falsafah Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan
Bintang).
6
Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam (Bandung: Al-Ma’arif, 1988).

5
begitulah selanjutnya. Lantas orang mendesain pendidikan. Kesalahan yang
sering muncul bahwa mendesain pendidikan secara parsial, belum terintegrasi.
Seringkali yang dididik adalah tangan manusia, mata manusia, atau otak
manusia. Manusianya sendiri tidak tersentuh. Karena itu lulusan akan ahli
tangannya - misalnya ahli membuat mesin atau ahli melukis atau ahli memainkan
alat musik- tetapi ia belum tentu manusia. Padahal pendidikan itu adalah
pendidikan untuk memanusiakan manusia. Kita perlu mengetahui, pada
manusia, yang hakikinya manusia itu yang mana. Kita harus mencari kesejatian
manusia7. Hakikat manusia menurut Al-Qur'an adalah manusia terdiri dari unsur
jasmani, akal, dan ruhani. Ketiga unsur tersebut juga tidak kalah pentingnya,
kata Al-Syaibani. Ada tiga kata yang digunakan dalam Al-Quran untuk
menyebut manusia, yaitu: (1) insan, ins, dan nas atau unas, (2) basyar, dan (3)
bani Adam dan zuriyah Adam8.
Istilah Bani Adam dan Zuriyah Adam berarti manusia adalah keturunan
Adam. Sepertinya perlu kita ketahui (untuk kepentingan pendidikan) bahwa
manusia menurut Tuhan mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan manusia, adalah:
A. Diciptakan Allah sebagai khalifah (wakil) di muka bumi (QS. 2:
30; QS. 6: 122). Tentu saja judul tersebut menjelaskan bahwa
manusia memiliki banyak kelebihan.
B. Dimuliakan oleh Allah dan diberi kelebihan yang tidak dimiliki
makhluk lain (surat 17: 70).
C. Memperhatikan alat indera dan akal (surat 16: 78; surat 30: 8).
Karena manusia itu rasional, maka ia harus
mempertanggungjawabkan segala keputusannya.
D. Tempat tinggal dan makan yang lebih baik dibandingkan
makhluk lainnya (surat 70: 10).
E. Berdaya untuk berusaha dan usahanya dihargai (surat 53: 79).

7
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2010),
Halaman 25.
8
Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran (Bandung: Mizan, 2000).

6
Adapun kelemahan manusia adalah sebagai berikut:
A. Manusia adalah makhluk yang lemah (firman 4: 28); HAMKA
menambahkan, kelemahan manusia terutama adalah kelemahan
dalam mengendalikan hawa nafsu, oleh karena itu Allah
memberikan solusi poligami empat kali lebih lama dari keadilan.
B. Manusia cenderung nakal. Tuhan menggambarkan kelakuan
buruk manusia dalam Al-Qur'an. Ketika seseorang berada dalam
bahaya, dia berdoa kepada Allah, tetapi ketika dia lolos dari
bahaya itu, dia kembali ke jalannya yang tersesat seolah-olah dia
tidak pernah berdoa kepada Allah (Sura 10: 12; Surah 39: 8), dan
Ketika seorang manusia menerima anugerah, ia mengatakan
bahwa anugerah itu berasal dari usaha dan kecerdasannya sendiri
(QS 39: 49).
C. Manusia sombong, tidak tahu berterima kasih, dan mudah patah
semangat. Ketika manusia menerima nikmat dari Allah, mereka
berpaling dari Allah dengan sikap sombong; ketika menghadapi
kesulitan, mereka mudah putus asa (surat 17: 67; surat 22: 66;
surat 100: 06; surat 11: 9 , surat 41: 51). Karakteristik ini akan
menyulitkan dalam mendidik masyarakat.
D. Sering kali manusia saling menyakiti. Manusia dilahirkan dengan
keempat anggota badan; itu adalah kesenangan dari Allah.
Namun nikmat tersebut tidak diapresiasi, bahkan sering kali
manusia melakukan hal-hal yang merugikan dirinya seperti
minum-minuman keras, mencuri, dan berjudi. Ia sebenarnya tahu
bahwa tindakan tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang lain.
E. Manusia itu senang membantah (QS.16:4; QS, 18:54).

2. 2. Hakikat Pendidikan
2. 2. 1. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan
“pe” Dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya).
Istilah Pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”,
yang berarti Bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian

7
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan “education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam Bahasa Arab istilah ini sering
diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Istilah lain ”Ta‟lim”
yang berarti pengajaran dan “ta‟dib” yang berarti melatih9.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
Pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang
dewasa agar Ia menjadi dewasa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
Keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
Keterampilan yang diperlukan dirinya, segala usaha orang dewasa dalam
pergaulan Dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan potensi
jasmani dan rohaninya ke Arah kesempurnaannya10.
Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
mempersiapkan anak menghadapi kehidupan masa depan. Sebenarnya tanda-
tanda proses pendidikan ini sudah ada sejak manusia ada, walaupun prosesnya
masih sangat sederhana. Namun terdapat fenomena bahwa proses pendidikan
sudah ada sejak zaman dahulu, karena proses pendidikan pada zaman dahulu
sangat sederhana sehingga masyarakat seolah-olah tidak menyadari bahwa yang
dilakukan adalah proses pendidikan.
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, pendidikan adalah suatu
usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui
kegiatan pengajaran atau pelatihan pendidikan yang berlangsung di dalam
sekolah dan di luar sekolah, baik formal, nonformal, maupun informal, dan
dilaksanakan sepanjang hayat untuk mengoptimalkan potensi manusia.

2. 2. 2. Proses Pendidikan
Proses pendidikan memang merupakan permasalahan universal yang
dialami oleh setiap suku atau bangsa. Oleh karena itu, hal ini akan dipengaruhi
oleh fasilitas, budaya, keadaan, dan kondisi yang berbeda di negara dan
masyarakat tersebut. Dengan demikian akan terlihat perbedaan-perbedaan

9
Afrahul Fadhila Daulai, “HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN”, Tazkiya (Volume
10: Nomor 2, 2021).
10
Ibid.

8
dalam penyelenggaraan pendidikan, namun yang jelas akan terlihat adanya
kesamaan tujuan yaitu menjadikan anak menjadi dewasa dalam arti mampu
hidup berperilaku mandiri di tengah masyarakat luas. Selain itu, jika kita
mempertimbangkan negara maju, penerapannya akan sangat berbeda dengan
negara atau wilayah belum berkembang.
Pendidikan bagi negara yang sedang membangun seperti Indonesia saat
ini merupakan kebutuhan mutlak yang perlu dikembangkan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Pendidikan yang diselenggarakan
secara tertib, teratur, efisien dan efektif (berdaya guna dan berhasil) akan mampu
mempercepat proses peradaban bangsa, yang terutama bertumpu pada
terciptanya kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan yang baik dan benar melibatkan beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam memastikan pendidikan yang efektif11, yaitu:
A. Membangun Karakter
Pendidikan yang baik harus memperhatikan pembentukan
karakter sejak anak lahir. Ini melibatkan nilai-nilai, etika, dan sikap
yang diinternalisasi oleh siswa. Karakter yang kuat membantu siswa
menghadapi tantangan kehidupan dengan bijaksana dan bertanggung
jawab.
B. Lingkungan yang Suportif dan Kondusif
Sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung
perkembangan anak. Ini termasuk suasana yang aman, dukungan dari
teman sebaya, dan hubungan yang baik antara siswa dan guru.
Lingkungan yang positif memungkinkan siswa mengoptimalkan
potensi mereka dan merasa nyaman belajar.
C. Kurikulum yang Sesuai dengan Perkembangan Zaman
Dunia terus berubah, dan kurikulum harus mengikuti
perkembangan tersebut. Materi pelajaran harus relevan dengan
kebutuhan masa kini dan masa depan. Misalnya, pemahaman bahasa
Inggris sekarang menjadi lebih penting dan harus diajarkan lebih awal.

11
Istiqomatul Hayati, Pendidikan yang Baik Harus Penuhi Syarat-Syarat Apa Saja?, (
https://blog.tempo.co/read/1161546/pendidikan-yang-baik-harus-penuhi-syarat-syarat-apa-
saja ), (4 Januari 2019), (16.31).

9
D. Akreditasi yang Terpercaya
Memilih sekolah dengan akreditasi yang baik adalah kunci.
Akreditasi menunjukkan bahwa sekolah telah memenuhi standar
tertentu dan memberikan kualitas pendidikan yang baik. Ini juga
memudahkan siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Dalam proses mengajar, ada empat langkah yang harus diperhatikan:
A. Persiapan
Guru harus mempersiapkan materi pelajaran dan memotivasi
siswa untuk menerima pelajaran. Ini melibatkan perencanaan dan
pengorganisasian sebelum mengajar.
B. Presentasi
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang jelas dan
menarik. Ini melibatkan keterampilan komunikasi yang baik.
C. Aplikasi
Siswa diberi kesempatan untuk menerapkan 3 pengetahuan yang
telah dipelajari. Ini bisa melalui latihan, diskusi, atau proyek.
D. Evaluasi
Guru mengevaluasi pemahaman siswa melalui tes, tugas, atau
penilaian lainnya. Evaluasi membantu memahami sejauh mana tujuan
pembelajaran telah tercapai12.
Selain itu, menyusun rencana pembelajaran yang efektif juga penting.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana
pembelajaran meliputi:
A. Memperhitungkan tahap perkembangan dan capaian siswa.
B. Membangun kapasitas siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat.
C. Mendukung perkembangan kompetensi dan karakter siswa secara
holistik.
D. Mempraktikkan pembelajaran yang relevan, sesuai konteks,
lingkungan, dan budaya.

12
Muryo Setyo, Langkah-Langkah Mengajar yang Baik dan Benar, (
https://www.panduanmengajar.web.id/2016/01/langkah-langkah-mengajar-yang-baik-
dan.html?m=1 ), (28 Januari 2016).

10
E. Berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan13.
Semua langkah ini bersama-sama membentuk pendidikan yang baik
dan benar, yang mempersiapkan siswa untuk masa depan dengan baik.

2. 3. Dampak Perubahan Kontekstual dalam Pendidikan Terhadap Pemahaman


Hakikat Manusia
2. 3. 1. Peran Pendidikan dalam Pengembangan Potensi Hakikat Manusia
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
mengembangkan potensi hakikat manusia. Berikut adalah beberapa aspek peran
pendidikan:
1. Mengembangkan Potensi Diri
Pendidikan membantu manusia menggali dan mengembangkan
potensi- potensi yang ada dalam dirinya. Ini mencakup potensi jasmani,
rohani, dan intelektual. Melalui proses pembelajaran, individu dapat
mengasah keterampilan, memperluas pengetahuan, dan menggali
bakat- bakatnya.
2. Membentuk Karakter
Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan dan keterampilan,
tetapi juga tentang membentuk karakter. Nilai-nilai, etika, dan moral
diajarkan melalui pendidikan. Karakter yang baik membantu individu
berinteraksi dengan masyarakat secara positif.
3. Pengetahuan dan Wawasan
Pendidikan memberikan pengetahuan dan wawasan tentang
dunia. Ini melibatkan pemahaman tentang ilmu pengetahuan, seni,
budaya, sejarah, dan banyak lagi. Pengetahuan ini memperkaya
kehidupan dan membantu individu berpartisipasi secara aktif dalam
masyarakat.
4. Keterampilan
Pendidikan juga bertujuan untuk mengajarkan keterampilan
praktis. Ini termasuk keterampilan berkomunikasi, keterampilan teknis,

13
Deni Purbowati, Cara Menyusun Rencana Pembelajaran yang Efektif dan Contoh Modul
Ajar, ( https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-menyusun-rencana-pembelajaran-yang-
efektif-dan-contoh-modul-ajar ), (Februari 2024).

11
dan keterampilan hidup sehari-hari. Keterampilan ini mempersiapkan
individu untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
5. Semua Sebagai Satu Kesatuan
Sebenarnya, pendidikan tidak terbatas pada satu aspek saja. la
mencakup karakter, pengetahuan, dan keterampilan secara sekaligus.
Pendidikan yang holistik menggabungkan semua elemen ini untuk
membentuk manusia yang berdaya dan berintegritas.
Jadi, pendidikan bukan hanya tentang mengisi kepala dengan informasi,
tetapi juga tentang membentuk hati dan tangan agar dapat berkontribusi secara
positif dalam masyarakat dan dunia..

2. 3. 2. Peran Pendidikan dalam Membantu Manusia Mencapai Potensi


Maksimal
Pendidikan adalah proses yang memainkan peran krusial dalam
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan individu. Berikut adalah
beberapa cara di mana pendidikan berkontribusi:
A. Pengetahuan dan Keterampilan
Pendidikan memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk berfungsi dalam masyarakat. Dengan
memahami konsep-konsep dasar, individu dapat mengambil keputusan
yang lebih baik dan mengatasi tantangan.
B. Pengembangan Karakter
Pendidikan tidak hanya tentang buku teks dan pelajaran. Ini juga
melibatkan pengembangan karakter, etika, dan nilai-nilai. Pendidikan
membantu membentuk kepribadian dan moral individu.
C. Peningkatan Peluang
Individu yang memiliki akses ke pendidikan memiliki peluang
yang lebih baik untuk mencapai kesuksesan. Pendidikan membuka
pintu menuju pekerjaan yang lebih baik, penghasilan yang lebih tinggi,
dan mobilitas sosial.
D. Pemahaman Budaya dan Toleransi
Melalui pendidikan, individu memahami budaya, sejarah, dan
perbedaan antara indvdu. Ini mempromosikan toleransi, kerjasama, dan
pemahaman antar kelompok.

12
E. Inovasi dan Kreativitas
Pendidikan merangsang pikiran kritis dan kreativitas. Individu
yang terdidik lebih mungkin berkontribusi pada inovasi dan solusi
untuk masalah kompleks.
F. Kesejahteraan Masyarakat
Pendidikan memainkan peran penting dalam mengurangi
kemiskinan, meningkatkan kesehatan, dan memperkuat masyarakat
secara keseluruhan.
Jadi, pendidikan bukan hanya tentang menghafal fakta, tetapi juga
tentang membentuk karakter, memperluas wawasan, dan mempersiapkan
individu untuk menghadapi dunia dengan percaya diri. Semua ini membantu
manusia mencapai potensi maksimalnya dan menjadi individu yang berdaya.

13
BAB III
PENUTUP

3. 1. Simpulan
Hakikat manusia didefinisikan sebagai keseluruhan karakteristik yang
menjadikan manusia unik, termasuk kemampuan untuk berpikir, merasakan, dan
berinteraksi dengan lingkungan. Ini mencakup dimensi fisik, intelektual, emosional,
dan spiritual yang bekerja bersama untuk membentuk individu. Dalam konteks ini,
manusia dipandang sebagai makhluk yang belajar, memahami dan terus berkembang
melalui penalaran yang dimilikinya. Pemahaman ini tentang hakikat manusia
menekankan pentingnya pertumbuhan dan pembelajaran yang berkelanjutan,
memandang setiap manusia sebagai individu yang kompleks terdiri atas jasmani (fisik,
nafsu), akal (rasio), dan robani (psikis, roh).
Hakikat pendidikan, dipahami sebagai proses yang mendukung dan
memfasilitasi pengembangan penuh potensi manusia. Pendidikan tidak hanya
berkaitan dengan pemasukan informasi dan menghafal isi konteks suatu pembelajaran,
tetapi juga pengembangan karakter, nilai, dan kemampuan untuk berpikir secara kritis
dan kreatif. Ini menciptakan lingkungan yang mendukung dimana individu dapat
belajar untuk memahami diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka,
memungkinkan mereka untuk menjalani kehidupan dengan kebijaksanaan. Oleh
karena itu, pendidikan dianggap sebagai alat yang penting tidak hanya untuk
pembangunan pribadi tetapi juga untuk kemajuan negara dan keberlangsungan
manusia.
Peran pendidikan dalam membentuk potensi hakikat manusia adalah multifungsi
dan signifikan. Melalui pendekatan holistik, pendidikan dapat membuka jalan bagi
individu untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan mereka dalam
berbagai bidang, sambil membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan moral.
Pendidik berperan penting dalam proses ini, bertindak sebagai fasilitator, mentor, dan
model peran, membantu peserta didik untuk mengenali dan meraih potensi mereka.
Dengan demikian, pendidikan memegang kunci untuk memungkinkan manusia tidak
hanya untuk mencapai tujuan pribadi mereka tetapi juga untuk berkontribusi terhadap
kesejahteraan dan kemajuan masyarakat secara keseluruhan.

14
3. 2. Saran
Demikianlah pembahasan tentang Hakikat Manusia dan Pendidikan yang bisa
penulis bahas dalam makalah ini, tentunya juga dalam pembuatan makalah ini tidak
akan terlepas dari kesalahan dan kekurangan yang penulis buat, baik yang sengaja atau
tidak sengaja. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada pembaca sekalian untuk
memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini bisa sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, J. S. (2023). Landasan Pendidikan. Jambi: PT. Sonpedia.


al-Syaibani, O. M.-T. (t.thn.). Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Daulai, A. F. (2021). HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN. Tazkiya.
Hayati, I. (2019, Januari 4). Pendidikan yang Baik Harus Penuhi Syarat-Syarat Apa
Saja? Diambil kembali dari Tempo:
https://blog.tempo.co/read/1161546/pendidikan-yang-baik-harus-penuhi-
syarat-syarat-apa-saja
Jalal, A. F. (1988). Azas-Azas Pendidikan Islam. Bandung: Diponegoro.
Purbowati, D. (2024, Februari). Cara Menyusun Rencana Pembelajaran yang Efektif
dan Contoh Modul Ajar. Diambil kembali dari Aku Pintar:
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/cara-menyusun-rencana-pembelajaran-
yang-efektif-dan-contoh-modul-ajar
Quthb, M. (1988). Sistem Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma'arif.
Sarwono, S. W. (1978). Berkenalan Dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi.
Jakarta: Bulan Bintang.
Setyo, M. (2016, Januari 28). Langkah-Langkah Mengajar yang Baik dan Benar.
Diambil kembali dari Panduan Mengajar:
https://www.panduanmengajar.web.id/2016/01/langkah-langkah-mengajar-
yang-baik-dan.html?m=1
Shihab, Q. (2000). Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan.
Tafsir, A. (2010). Filsafat Pendidikan Islami. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.

16

Anda mungkin juga menyukai