Anda di halaman 1dari 21

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

Di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Di susun Oleh :

NAMA : SYAMSUL

NIM : 22210040

JURUSAN : PAI/TARBIYAH

Dosen Pengampu : AGUS BASRI, S.pd.I M.pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH

STAI DDI KOTA MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala Puja Puji Syukur Senantiasa Kami Panjatkan Atas Kehadirat Allah

Swt,Yang Dengan Izin Dan Rahmat-Nya Kami Bisa Menyelesaikan Makalah Ini

Dengan Baik. Makalah Ini Dibuat Dengan Tujuan Untuk Memenuhi Tugas Mata

Kuliah Ilmu Pendidikan Islam Yang Diampu Oleh : AGUS BASRI, S.pd.I M.pd.I

Tak Luput Juga, makalah Ini Di Buat Untuk Menambah Pengetahuan dan

Pengalaman Bagi Mahasiswa.

Makalah Ini Kami Susun Sebaik Dan Semaksimal Mungkin Dengan

Bantuan Dari Berbagai Pihak Yang Memperlancar Proses Penyusunan, Sehingga

makalah Ini Dapat Terselesaikan Tepat Terima Kasih Kepada Semua Pihak Yang
Telah Berkontribusi.

Menyadari Bahwa makalah Yang Kami Buat Tidaklah Sempurna Baik Dari

Susunan Maupun Tata Bahasanya. Oleh Karena Itu, Dengan Tangan Terbuka Kami

Menerima Segala Kritik Dan Saran Yang Disampaikan Pembaca Agar Kami Dapat

Menyempurnakan laporan Kami.

Akhir Kata, Kami Berharap Semoga Makalah Ini Dapat Memberikan

Informasi Kepada Mahasiswa Dan Dapat Dipergunakan Sebagaimana Mestinya.

Gowa, 13 Oktober 2023

Penyusun
Syamsul

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 1

A. Hakekat Manusia Dan Pengembangannya ..................................................... 1


1.1 Hakekat Manusia dalam Pemikiran Filosofis ............................................ 1

2.1 Hakekat Manusia dalam Psikologi ............................................................ 2

3.1 Hakekat Manusia dalam Pandangan Filsafat …………………………………2

4.1 Hakekat Manusia dalam Pandangan Islam…………………………………….3

5.1 Pengembangan Manusia ............................................................................ 4

B. Dimensi-Dimensi Manusia ............................................................................. 5

C. Proyeksi Manusia Indonesia Masa Depan .....................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................... 14

A. Kesimpulan ................................................................................................... 14

B. Saran ............................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang unik dan memiliki potensi yang tidak terbatas.

memiliki kemampuan untuk berpikir, belajar, dan berkembang. Pendidikan

merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkan potensi

manusia secara optimal. Hakikat manusia dapat diartikan sebagai esensi, nilai, dan

hak-hak yang melekat pada setiap individu sebagai manusia. Hakikat manusia

mencakup berbagai aspek, antara lain aspek biologis, psikologis, sosial, dan

spiritual.
Hakikat manusia dan keterkaitannya dengan pendidikan adalah konsep yang

mendalam. Manusia memiliki kemampuan intelektual yang unik dan kemampuan

untuk belajar sepanjang hidupnya. Inilah sebabnya mengapa pendidikan menjadi

unsur kunci dalam perkembangan individu dan masyarakat.

Manusia memiliki potensi intelektual untuk memahami dunia, memecahkan

masalah, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Pendidikan adalah proses yang

memfasilitasi pengembangan potensi ini. Melalui pendidikan, individu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan etika yang membentuk

kepribadiannya.

Keterkaitan manusia dengan pendidikan juga mencakup aspek sosial.

Pendidikan membantu membentuk nilai-nilai yang mendasari masyarakat, seperti

toleransi, keadilan, dan kesetaraan. Ini juga memungkinkan individu untuk

berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Pendidikan

adalah fondasi pembangunan sosial dan ekonomi suatu negara, karena individu

yang terdidik cenderung memiliki peluang lebih baik untuk mencapai kesuksesan

dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hakekat Manusia Dan Pengembangannya?

2. Bagaimana Dimensi-Dimensi Manusia?

3. Bagaimana Proyeksi Manusia Indonesia Masa Depan?

C. Tujuan

1. Mahasiswa Mampu Memahami Dan Mengetahui Hakekat Manusia Dan

Pengembangannya .

2. Mahasiswa Mampu Memahami Dan Mengetahui Dimensi-Dimensi

Manusia.

3. Mahasiswa Mampu Memahami Dan Mengetahui Proyeksi Manusia


Indonesia Masa Depan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Manusia Dan Pengembangannya

Hakekat manusia adalah subjek yang mendalam dan telah diperdebatkan oleh

filosof dan ahli psikologi selama berabad-abad. Ini mencakup pemahaman tentang

siapa manusia, bagaimana manusia berkembang, dan apa yang membuat manusia

unik. Di bawah ini, saya akan membahas hakekat manusia dan pengembangannya

dalam konteks psikologi dan pemikiran filosofis.1

1.1 Hakekat Manusia dalam Pemikiran Filosofis:

• Rasionalitas: Banyak filosof menganggap bahwa rasionalitas adalah ciri


khas manusia. Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir, merenung,

dan membuat keputusan yang tidak hanya didasarkan pada naluri.

• Kemampuan Moral: Kemampuan untuk memahami moralitas dan etika juga

dianggap sebagai aspek penting dalam hakekat manusia. Manusia memiliki

kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk serta membuat

pilihan moral.

• Kebebasan: Konsep kebebasan dalam pemikiran filosofis mengatakan

bahwa manusia memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dan bertindak

sesuai dengan kehendak mereka sendiri.

• Pencarian Arti Hidup: Beberapa filosof, seperti Søren Kierkegaard dan

Jean-Paul Sartre, menekankan bahwa manusia secara inheren mencari arti

dalam hidup mereka.2

Ahmad Norma (ed.). 1997. Hakikat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h 56


1

Hadari Nawawi. 1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Arif, A. 2010.
2

Manusia dan Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya, h 23

1
2.1 Hakekat Manusia dalam Psikologi:

• Pengembangan Kognitif: Psikologi perkembangan, seperti teori Jean Piaget,

menyatakan bahwa manusia mengalami tahap-tahap perkembangan kognitif

yang berbeda dalam masa kehidupan mereka.

• Teori Identitas: Menurut Erik Erikson, perkembangan identitas adalah

bagian penting dari pengembangan manusia. Ini melibatkan pencarian

identitas diri dan pencapaian tahap-tahap psikososial.

• Teori Perkembangan Moral: Lawrence Kohlberg mengembangkan teori

tentang perkembangan moral manusia, yang berfokus pada tahapan-

tahapan perkembangan moral dari tingkat prakonvensional hingga


postkonvensional.3

• Teori Psikoanalisis: Sigmund Freud mengembangkan teori psikoanalisis

yang mengatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konflik

dalam alam bawah sadar mereka.

• Pengembangan Sosial: Teori perkembangan sosial, seperti yang

dikemukakan oleh Lev Vygotsky, menekankan peran interaksi social dalam

pengembangan manusia.

3.1 Hakekat Manusia dalam Pandangan Filsafat

Manusia merupakan makhluk yang sangat unik. Para ahli pikir dan ahli

flsafat memberikan sebutan kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat

dilakukan manusia di bumi ini, diantaranya:

• Manusia adalah Homo Sapiens, artinya makhluk yang mempunyai budi,

• Manusia adalah Animal Rational, artinya binatang yang berpikir,

• Manusia adalah Homo Laquen, artinya makhluk yang pandai menciptakan

bahasa dan menjelmakan pikiran,

• Manusia adalah Homo Faber, artinya makhluk yang terampil,

3
Miranda, Dian. 2008. Hakekat Manusia dan pengembangannya. h. 36.

2
• Manusia adalah Zoon Politicon, artinya makhluk yang pandai bekerjasama,

bergaul dengan orang lain dan mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya,

• Manusia adalah Homo Economicux, artinya makhluk yang tunduk pada

prinsip-prinsip ekonomi dan bersifat ekonomis,

• Manusia adalah Homo Religous, artinya makhluk yang beragama.

4.1 Hakekat Manusia dalam Pandangan Islam

• Manusia sebagai Hamba Allah (Abd Allah): Sebagai hamba Allah, manusia

wajib mengabdi dan taat kepada Allah selaku Pencipta karena adalah hak

Allah untuk disembah dan tidak disekutukan.


• Manusia sebagai al-Nas: Mengacu pada status manusia dengan lingkungan

masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan fitrahnya manusia memang

makhluk sosial.

• Manusia sebagai khalifah Allah: Sebagai khalifah di bumi manusia

mempunyai wewenang untuk memanfaatkan alam (bumi) untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sekaligus bertanggung jawab terhadap kelestarian

alam.

• Manusia sebagai Bani Adam: Merujuk pada berbagai keterangan dalam Al-

Quran yang menjelaskan bahwa manusia adalah keturunan Adam dan

bukan berasal dari hasil evolusi dari makhluk lain seperti yang

dikemukakan oleh Charles Darwin.

• Manusia sebagai al-Insan: Mengacu pada potensi yang diberikan Tuhan

kepadanya. Potensi yang diberikan adalah kemampuan berbicara,

kemampuan menguasai ilmu pengetahuan melalui proses tertentu dan

sebagainya.4

Khasinah, S. (2013). Hakikat manusia menurut pandangan islam dan Barat. Jurnal Ilmiah
4

Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 13(2).

3
• Manusia sebagai Makhluk Biologis: Manusia adalah makhluk jasmaniah

yang secara umum terikat kepada kaidah umum makhluk biologis seperti

berkembang biak, mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan, serta

memerlukan makanan untuk hidup, dan pada akhirnya mengalami

kematian.

5.1 Pengembangan Manusia:

• Pengembangan Fisik: Ini mencakup pertumbuhan fisik, perkembangan

organ, dan perubahan fisik sepanjang siklus kehidupan.

• Pengembangan Kognitif: Ini melibatkan perkembangan pemikiran,

kemampuan berbicara, dan pemahaman konsep-konsep kompleks.


• Pengembangan Emosional: Ini mencakup perkembangan perasaan,

pengenalan emosi, dan kemampuan mengelola perasaan.

• Pengembangan Sosial: Ini terkait dengan interaksi dengan orang lain,

pengembangan hubungan sosial, dan pemahaman norma sosial.

• Pengembangan Moral: Ini melibatkan pemahaman nilai-nilai moral dan

etika serta pengembangan sistem nilai.5

Pengembangan manusia adalah proses seumur hidup yang melibatkan banyak

aspek yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal,

termasuk genetika, lingkungan, pengalaman hidup, dan budaya. Pemahaman

tentang hakekat manusia dan pengembangannya telah menjadi subjek kajian yang

mendalam dalam psikologi, sosiologi, antropologi, dan filsafat.

Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka


5

Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. h 76

4
B. Dimensi-Dimensi Manusia

Manusia adalah makhluk yang kompleks dan memiliki banyak dimensi yang

berkontribusi pada identitas dan pengalaman mereka. Berikut adalah beberapa

dimensi utama yang membentuk hakekat manusia.6

• Dimensi Fisik: Ini mencakup aspek fisik manusia, seperti tubuh, organ, dan

sistem fisiologis. Dimensi fisik juga mencakup kesehatan fisik, kekuatan,

kelemahan, dan perubahan fisik sepanjang siklus kehidupan.

• Dimensi Kognitif: Ini melibatkan kemampuan berpikir, belajar,

merencanakan, mengingat, dan menyelesaikan masalah. Dimensi kognitif

mencakup proses pemikiran, seperti persepsi, kreativitas, penalaran, dan


ingatan.

• Dimensi Emosional: Emosi adalah bagian penting dalam pengalaman

manusia. Dimensi emosional melibatkan pengalaman perasaan, seperti

sukacita, sedih, kemarahan, rasa takut, dan cinta. Ini juga termasuk

pemahaman tentang bagaimana mengelola emosi dan kecerdasan

emosional.

• Dimensi Sosial: Manusia adalah makhluk sosial, dan dimensi sosial

mencakup interaksi manusia dengan orang lain. Ini mencakup hubungan

keluarga, persahabatan, komunitas, dan peran sosial dalam masyarakat.

• Dimensi Moral: Ini melibatkan pemahaman nilai-nilai moral dan etika serta

kemampuan untuk membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip moral.

Dimensi moral memengaruhi perilaku dan tindakan manusia.

• Dimensi Spiritual: Ini mencakup pemahaman tentang makna hidup,

keyakinan agama atau spiritual, dan pencarian makna dalam kehidupan.

Dimensi spiritual mencakup pertanyaan tentang eksistensi, tujuan hidup,

dan koneksi dengan yang lebih tinggi.

6
Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia:Memahami Manusia Melalui
Filsafat.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, h 156

5
• Dimensi Budaya: Manusia hidup dalam konteks budaya tertentu, dan

dimensi budaya mencakup nilai-nilai, norma, bahasa, dan identitas budaya.

Ini memengaruhi cara manusia berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dalam

masyarakat.

• Dimensi Intelektual: Ini mencakup perkembangan intelektual dan

kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

keterampilan. Dimensi ini berhubungan dengan pendidikan, penelitian, dan

pengembangan intelektual sepanjang kehidupan.

• Dimensi Ekonomi: Ekonomi memainkan peran penting dalam kehidupan

manusia. Ini mencakup aspek-aspek seperti pekerjaan, penghasilan,


pengeluaran, dan stabilitas ekonomi.

• Dimensi Lingkungan: Lingkungan fisik tempat manusia tinggal juga

memengaruhi pengalaman mereka. Ini mencakup aspek seperti alam,

perkotaan, dan lingkungan yang meme ngaruhi kesejahteraan manusia.

Dari Semua dimensi-dimensi manusia dapat saya tarik kaseimpulan bahwa

dimensi ini saling terkait dan membentuk identitas dan pengalaman manusia secara

keseluruhan. Pengembangan dan pemahaman diri manusia melibatkan

pertimbangan terhadap semua dimensi ini, dan bagaimana manusia berinteraksi

dengan lingkungan, orang lain, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan mereka.

Zakiah Daradjat, 1992: 23-34) Manusia juga diposisiskan oleh Allah sebagai

makhluk khalifah yang ada di muka bumi. Keberadaan manusia di bumi adalah

berfungsi sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan penduduknya. Oleh

karena itu segala wujud psikologikal dan kesehatan mentalnya di bumi harus sesuai

dengan apa yang diajarkan Allah SWT dalam agama-Nya, seperti difilterisasi dan

disesuaikan dengan prinsip, tujuan dan kaidah-kaidah yang terdapat dalam syariat

Islam. Zakiah daradjad menyatakan berpendapat bahwa ada 7 macam dimensi yang

6
perlu dikembangkan oleh manusia yaitu fisik, akal, iman, akhlak, kejiwaan, ke-

indahan, dan dimensi sosial-kemasyarakatan (Daradjad, 1995:2).

1. Dimensi fisik/jasmaniah

Dimensi fisik atau jasmani merupakan salah satu dimensi kemanusiaan yang

melalui proses kejadian manusia sejak lama yaitu dalam kandungan sampai lahir ke

dunia. Maksudnya kondisi fisik yang baik dalam artian tidak cacat dapat

menentukan kebahagian bagi setiap individu dalam menjalani hidupnya. Begitu

juga sebaliknya individu yang mempunyai prima fisik tidak baik dalam artian

gangguan atau cacat bawaan hal ini akan berdampak pada kehidupannya. Tanpa

bantuan badan jiwa tidak akan bisa melaksanakan kehidupan atau fungsi dan tugas-
tugasnya dalam perkembangan diri dengan baik. Dalam hakikatnya ialah jiwa yang

membutuhkan badan bukan badan yang membutuhkan jiwa, ibaratnya badan adalah

wadah bagi jiwa itu sendiri. Contohnya ialah binatang, makhluk ciptaan Allah yang

tidak memiliki jiwa (akal).

2, Dimensi Iman

Setiap Individu mempunyai hak kebebasan memilih agamanya sendiri.

Dalam pengertian khusus yang dianggap lebih rasional danmanusiawi, kebebasan

yang dimaksud adalah kebebasan sebagai kesempurnaan eksistensi, kebebasan

sebagai sifat kehendak, dan akhirnya kebebasan dalam arti sosio-politik (Dister,

1988:47). Semua agama yang ada di dunia pasti mengajarkan hal-hal yang baik, itu

kembali lagi kepada individunya. Dapatkah ia beriman kepada agamanya? Bicara

tentang beriman, dalam Islam Allah menyuruh hamba-Nya yang beriman untuk

masuk kedalam ajaran islam yang secara utuh dan seluruhnya. Bentuk ajaran islam

tersebut adalah beriman kepada allah SWT, beriman kepada Rasul, beriman kepada

malaikat dan kitab-kitabnya, beriman kepada ghada baik dan buruk serta hari

kiamat. Dari sini kita dapat mengartikan secara sempit bahwa beriman itu adalah

percaya. Definisi secara luas nya iman adalah percaya dalam hati, pengucapan oleh

7
lisan, dan dilakukan dalam bentuk perbuatan nyata. Keimanan yang direalisasikan

secara benar akan melahirkan kepribadian yang baik.

3. Dimensi akal

Akal adalah satu-satu dimensi kehidupan yang meninggikan manusia dari

malaikat dan hewan karena dengannya kualitas manusia menjadi bertambah tinggi

dan kedudukannya semakin unik di bumi. Dipilihnya Adam AS (manusia) sebagai

khalifah Allah di bumi, mengalahkan malaikat, adalah karena manusia memiliki

akal yang dengannya manusia dapat memiliki kualitas di bidang ilmu pengetahuan

dan teknologi serta seni untuk mengelola dan memakmurkan dunia.

4. Dimensi akhlak
Akhlak merupakan perbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam rangka mengharapkan ridha Allah, termasuk perbuatan

buruk juga bagian dari akhlak. Anak yang di besarkan dengan bimbingan akhlak

mulia dari orang tuanya dan lingkungan maka ia memiliki banyak figure untuk di

teladani.

5. Dimensi Kejiwaan

Kejiwaan merupakan bagian dari kondisi psikologis seseorang dalam

menampilkan perilaku keseharian yang hanya dapat diukur melalui tindakan atau

perbuatan. Psikologi berasal dari kata psyche dan logos. Masing-masing kata itu

mempunyai arti jiwa" dan "ilmu". Zakiah Daradjad memberikan pemahaman

tentang istilah jiwa atau kejiwaan dengan istilah kesehatan mental, sehingga beliau

mendefinisikan kesehatan mental itu adalah terhindarnya seseorang dari gangguan

kejiwaan (neorisis) dan penyakit kejiwaan (psikosis). Gangguan kesehatan mental

akan mempengaruhi : perasaan, pikiran, kelakuan, dan kesehatan tubuh.

6. Dimensi Keindaan'estetika

Ajaran Islam menyuruh umatnya untuk hidup bersih, suci, tertib, indah, dan

mencintai aktivitas-aktivitas kesenian dalam kehidupan manusia sebagai cara untuk

8
memenuhi keperluan dimensi estetikanya. Lihatlah alam ini tak terlepas dari

keindahan, yang sangat menakjubkan, gunung-gunung yang menghiyasi sekaligus

menjadi pasak bumi yang indah sekali, begitu juga sungai mengalir penuh dengan

keteraturan dan keindahan, lautan dan sebagainya tak terlepas dari keindahan yang

menimbul kesejukan, ketika mata memandang. Hakikat keindahan adalah rasa

senang dan bahagia. Dimensi keindahan juga respek terhadap dimensi kejiwaan,

karena individu yang berjiwa sehatlah yang dapat merasakan keindahan sehingga

dapat menghantarkan ke kebahagian.

7. Dimensi Sosial Kemasyarakatan

Beberapa Psikolog, beranggapan bahwa, perkembangan sosial


kemasyarakatan sudah ada sejak anak lahir kedunia, terbukti seorang anak yang

menangis adalah dalam rangka mengadakan sosial/hubungan dengan orang lain,

atau anak tampak mengadakan aktivitas meraba, tersenyum bila memperoleh

rangsangan dan teguran dari luar (Ahmadi.2005:102).

Ketujuh dimensi atau aspek kemanusiaan itu yang juga merupakan

kepribadian manusia dalam Islam harus bertumbuh kembang dalam keseimbangan

kesatuan ikatan, serta saling melengkapi dan menyempurnakan di antara satu dan

lainnya dan tidak boleh ada yang terabaikan atau paling diunggulkan. Adapun

dimensi kemanusiaan yang di kekemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti yang

menjelaskan bahwa dimensi-dimensi manusia dapat dikelompokkan menjadi

empat dimensi yang terdiri dari pertama dimensi keindi-vidualan,kedua dimensi

kesosialan, ketiga dimensi kesusilaan dan keempat dimensi keberagamaan.7

Keempat dimensi tersebut akan diuraikan satu persatu dibawah ini sebagai berikut:

7
Ida Umami, Hakekat penciptaan manmusia dan pengembangan dimensi kemanusia serta
urgensinya terhadap pengembangan dan kelestarian lingkungan dalam prespektif al-qur 'an, JI.
Ki Hajar Dewantara, 15 A, Iringmulyo Kota Metro, Lampung: STAIN Jurai Siwo Metro. h. 125

9
1. Dimensi Keindividualan

Dalam bahsa Latin individu bersal dari kata individumum berarti "yang tak

terbagi". Sedangkan menurut Lysen mengartikan individu sebagai "orang atau

seorang" sesuatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi.

Selanjutnya individu juga diartikan sebagai pribadi, karena adanya keindividualitas

itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita kecendrungan, semangat

dan daya tahan yang berbeda (Prayitno, 1994:63) Keberadaan manusia sebagai

individual bersifat unik (unique), artinya antara satu manusia dengan manusia yang

lain memiliki perbedaan. Perwujudan individualan ialah kesadaran diri manusia.

Semakin manusia sadar akan dirinya maka ia juga akan sadar terhadap
lingkungannya.

2. Dimensi kesosialan

Manusia merupakan makhluk sosial, yang artinya tidak dapat bertahan

hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Adanya dimensi

kesosialan pada manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan

adanya dorongan tersebut seseorang dapat belajar dari orang lain, dapat

mengembangkan minat dan bakatnya, dapat mengidentifikasi sifat-sifat orang di

luar sana. Bahkan manusia dapat menjadi manusia yang sempurna apabila banyak

menjalin hubungan baik sesama manusia lainnya.

3. Dimensi kesusilaan

Kesusilaan mencakup etika dan etiket. Persoalan kesusilaan selalu

berhubungan erat dengan nilai-nilai. Pada hakikatnya manusia memiliki

kemampuan untuk mengambil keputusan susila, serta melaksakannya sehingga

dikatakan manusia adalah makhluk susila. Dalam bidang konseling dimensi

kesusilaan adalah pengembangan dari dimensi individual dan dimensi sosial,

dimensi kesusilaan ini merupakan pemersatu antara dimensi individual dan dimensi

sosial.

10
4. Dimensi keberagaman

Dimensi keberagamaan merupakan salah satu karakteristik esensial

eksistensi manusia yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan

kebenaran suatu agama yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Keberagamaan

mengisyaratkan bahwa adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas

suatu agama. Manusia memiliki potensi untuk mampu beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa (Prayitno, 1994:13).

C. Proyeksi Manusia Indonesia Masa Depan

Proyeksi masa depan manusia Indonesia melibatkan berbagai aspek yang


kompleks dan multifaset. Banyak faktor yang dapat memengaruhi arah masa depan

individu dan masyarakat Indonesia.8 Di bawah ini, saya akan menyajikan beberapa

proyeksi dan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan:

• Pertumbuhan Penduduk: Pertumbuhan penduduk Indonesia akan terus

menjadi faktor penting dalam proyeksi masa depan. Kebijakan keluarga

berencana, pendidikan, dan pelayanan kesehatan akan memainkan peran

penting dalam mengelola pertumbuhan penduduk.

• Pendidikan: Investasi dalam pendidikan akan memengaruhi masa depan

Indonesia secara signifikan. Dengan peningkatan akses ke pendidikan

berkualitas, dapat diharapkan tingkat literasi dan kompetensi penduduk

meningkat.

• Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi kualitas hidup

masyarakat. Diversifikasi ekonomi, pengembangan industri, dan

pengurangan ketimpangan ekonomi akan menjadi faktor penting dalam

menciptakan masa depan yang lebih stabil dan makmur.

8
Jalaludidin2011:Filsafat Pendidikan Islam:Telaah Sejarah dan
Pemikirannya.Jakarta:Kalam Mulia, h 67

11
• Teknologi dan Inovasi: Kemajuan teknologi akan berperan dalam

transformasi sosial dan ekonomi. Investasi dalam penelitian dan

pengembangan serta pemanfaatan teknologi informasi akan

memengaruhi berbagai sektor, termasuk industri, pendidikan, dan

pelayanan kesehatan.

• Lingkungan Hidup: Keberlanjutan lingkungan hidup adalah masalah

yang semakin mendesak. Upaya untuk mengurangi dampak perubahan

iklim, pelestarian sumber daya alam, dan pengelolaan limbah akan

memengaruhi kualitas hidup masa depan.

• Kesehatan: Akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, pendidikan


kesehatan, dan perawatan medis akan memengaruhi harapan hidup dan

kesejahteraan masyarakat.

• Perubahan Sosial dan Budaya: Perubahan dalam norma sosial, nilai-

nilai budaya, dan struktur keluarga akan memengaruhi tatanan sosial di

masa depan.

• Politik dan Pemerintahan: Stabilitas politik dan tata kelola yang baik

akan memainkan peran dalam menciptakan lingkungan yang kondusif

untuk perkembangan masyarakat.

• Globalisasi: Keterhubungan yang semakin erat dengan dunia luar akan

membawa tantangan dan peluang. Masyarakat Indonesia akan terlibat

dalam lingkungan global yang semakin terintegrasi.

• Keamanan dan Perdamaian: Keamanan dalam negeri dan hubungan luar

negeri yang stabil akan mendukung pembangunan berkelanjutan dan

perkembangan manusia.9

9
Prof. Dr. MV. Roesminingsih, M.Pd. Drs. Lamijan Hadi Susanto, M.Pd. Teori
dan Praktek Pendidikan h. 8

12
Manusia adalah makhluk berdimensi banyak, sebagaimana dimuat dalam

Manusia Multi Dimensional; Sebuah renungan filsafat (1982:101), mengususlkan

dimensi kesejahteraan manusia meliputi:

• Dimensi Keindividualan: Bahwa setiap individu memiliki keunikan.

Setiap anak manusia sebagai individu ketika dilahirkan telah dikaruniai

potensi untuk menjadi diri sendiri yang berbeda dari yang lain. Tidak

ada diri individu yang identik dengan orang lain di dunia ini. Bahkan

dua anak kembar yang sejak lahir tidak bisa dikatakan identik. Karena

adanya individualitas ini maka setiap orang memiliki kehendak,

perasaan, cit-cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda.


• Dimensi Kesosialan: Bahwa setiap manusia dilahirkan telah dikaruniai

potensi untuk hidup bersama dengan orang lain. Manusia dilahirkan

memiliki potensi sebagai makhluk sosial.

• Dimensi Kesusilaan: Manusia ketika dilahirkan bukan hanya potensi

indiviualitas dan sosialitas, melainkan juga potensi moralitas atau

kesusilaan. Dimensi kesusilaan atau moralitas maksudnya adalah bahwa

dalam diri manusia ada kemampuan untuk berbuat kebaikan dalam arti

susila atau moral, seperti bersikap jujur, dan berperilaku adil.

• Dimensi Keberagamaan: Pada dasarnya manusia adalah makhluk

religius. Sebagai makhluk religius, manusia sadar dan meyakini akan

adanya kekuatan supranatural di luar dirinya. Sebagai orang yang

beragama, manusia meyakini bahwa Tuhan telah mewahyukan kepada

manusia pilihan yang disebut rasul yang dengan wahyu Tuhan manusia

dibimbing ke arah yang lebih baik, dan lebih bertaqwa.10

10
Aryati, A. (2018). Memahami Manusia Melalui Dimensi Filsafat (Upaya Memahami
Eksistensi Manusia). El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis, 7(2), 79-94.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hakekat manusia adalah makhluk rasional yang memiliki kemampuan untuk

berpikir, merasa, dan bertindak. Manusia juga memiliki potensi untuk belajar,

berkembang, dan beradaptasi dengan lingkungannya. Pengembangan manusia

melibatkan proses pendidikan, pengalaman, dan interaksi sosial yang membentuk

kepribadian, nilai, dan keterampilan individu. Dalam mengembangkan diri,

manusia dapat mencapai potensi tertinggi mereka melalui pendidikan, refleksi, dan

komunikasi yang efektif dengan sesama.


Dimensi manusia adalah kumpulan aspek yang kompleks dan unik yang

menjelaskan eksistensi manusia. Kesimpulan mengenai dimensi manusia dapat

ditarik sebagai berikut:

1. Fisik: Manusia memiliki dimensi fisik, termasuk struktur tubuh, organ, dan

sistem biologis yang memungkinkan kita untuk berfungsi dalam dunia fisik.

2. Mental: Dimensi mental mencakup pikiran, emosi, dan kemampuan intelektual

manusia. Ini memungkinkan kita untuk berpikir, merasakan, dan memproses

informasi.

3. Sosial: Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan orang

lain. Dimensi sosial mencakup hubungan interpersonal, budaya, norma sosial,

dan identitas kelompok.

4. Spiritual: Banyak individu memiliki dimensi spiritual yang mencakup

keyakinan, nilai-nilai, dan pencarian makna dalam kehidupan mereka. Ini dapat

terkait dengan agama atau kepercayaan pribadi.

5. Moral: Dimensi moral melibatkan kemampuan manusia untuk membedakan

antara benar dan salah serta mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai etika

dan moral.

14
6. Psikologis: Ini mencakup aspek-aspek psikologis seperti kepribadian, motivasi,

dan perkembangan individu.

7. Budaya: Manusia dipengaruhi oleh budaya mereka, yang mencakup bahasa,

tradisi, seni, dan norma-norma budaya.

8. Lingkungan: Dimensi manusia juga terkait dengan interaksi dengan lingkungan

fisik dan ekologi, yang memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan

manusia.Kesimpulan ini mencerminkan kompleksitas manusia dan bagaimana

berbagai dimensi ini saling terkait dalam membentuk identitas dan pengalaman

manusia di dunia ini.

proyeksi manusia masa depan adalah bahwa manusia akan terus mengalami
perkembangan teknologi yang signifikan, seperti kecerdasan buatan, bioteknologi,

dan komputasi kuantum. Ini akan memengaruhi cara kita bekerja, berkomunikasi,

dan hidup secara keseluruhan. Selain itu, perubahan lingkungan dan perubahan

iklim akan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi manusia di masa depan.

Kita mungkin akan melihat peningkatan dalam upaya untuk menjaga lingkungan

dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan,oleh

karena itu penulis megharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

penyempurnaan makalah ini. Demikian makalah yang kami tulis semoga

kedepannya bisa lebih di kembangkan lagi sekian dan terima kasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Norma (ed.). 1997. Hakikat Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadari Nawawi. 1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: Al-Ikhlas. Arif, A.

2010. Manusia dan Pendidikan Hakikat Manusia dan Pengembangannya.

Miranda, Dian. 2008. Hakekat Manusia dan pengembangannya.

Tirtaharja, Umar dan La Sula. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka

Cipta dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Abidin, Zainal. 2009. Filsafat Manusia:Memahami Manusia Melalui

Filsafat.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya.

Jalaludidin2011:Filsafat Pendidikan Islam:Telaah Sejarah dan


Pemikirannya.Jakarta:Kalam Mulia.

Prof. Dr. MV. Roesminingsih, M.Pd. Drs. Lamijan Hadi Susanto, M.Pd.

Teori dan Praktek Pendidikan

Aryati, A. 2018. Memahami Manusia Melalui Dimensi Filsafat (Upaya Memahami

Eksistensi Manusia). El-Afkar: Jurnal Pemikiran Keislaman dan Tafsir

Hadis, 7(2), 79-94.

Khasinah, S. 2013. Hakikat manusia menurut pandangan islam dan Barat. Jurnal

Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 13(2).

Umami, Ida Hakekat penciptaan manmusia dan pengembangan dimensi

kemanusia serta urgensinya terhadap pengembangan dan kelestarian lingkungan

dalam prespektif al-qur 'an, JI. Ki Hajar Dewantara, 15 A,

Mulyadi, 2013, Dimensi-Dimensi Kemanusiaan, Padang : UIN Imam Bonjol .

Dinasril Amir, 2009, Konsep manusia dalam pendidikan islam, Padang: UIN

Imam Bonjol.

Abdurrahman, Agus, 2013, Psikologi sosial, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persad

16

Anda mungkin juga menyukai