“Filsafat Pendidikan”
Disusun Oleh :
M.Fattah
(5233151017)
Dosen Pengampu:
Drs.Arifin Siregar,M.Pd.
FAKULTAS TEKNIK
2023
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kita panjatkan atas khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Critical Book
Report ini dengan baik. Terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Tulisan ini berisi ulasan-ulasan dari buku yang berjudul “FILSAFAT PENDIDIKAN”,
mulai dari identitas buku, isi, keunggulan dan kelemahan serta kesimpulan dan saran dari buku
tersebut.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingatkan akan kemampuan yang kami miliki. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan lebih luas kepada pembaca.
M.Fatttah
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.2. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................3
2.2. kelebihan...................................................................................................................19
2.3. kekurangan................................................................................................................19
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................21
3.2. Rekomendasi..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUA
N
Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, sebagai sumber bacaan kita seperti buku
dalam mempelajari mata kuliah filsafat pendidikan, sebaiknya kita terlebih dahulu mengkritisi
buku tersebut agar kita mengetahui buku mana yang lebih relevan untuk dijadikan sumber
bacaan. Critical book r eport in i dibuat untuk me mper mudah pe mbaca da la m
me milihreferensi, terkhusus pada pokok bahasa tentang akuntansi syariah.
1.2. Tujuan
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah buku dan mencari sumber
bacaan yang relevan
2. Membuat mahasiswa lebih terasah dalam mengkritisi sebuah buku.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang filsafat pendidikan
1
1.4. IDENTITAS BUKU
Identitas Buku 1
1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan
2. Edisi : Cetakan pertama
3. Pengarang : Yusnadi, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis,
Arifin Siregar
4. Penerbit : Halaman Moeka
5. Kota Terbit : Medan
6. Tahun Terbit 2019
7. ISBN : ISBN 978-602-269-343-7
Identitas Buku 2
1. Judul Buku : Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Drs. Edward Purba,M.Si , Prof. Yusnadi,MS
4. Penata letak : Team Kreatif Unimed Press
5. Perancang Sampul : Drs Gamal Kartono,M.Si
6.Penerbit : Percetakan Unimed
7. Kota Terbit : Medan
8. Tahun Terbit :2017
9 ISBN : 976-602-7938-38-0
2
BAB II
RINGKASAN BUKU 1
BAB I HAKIKAT MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT
Manusia adalah mahluk Tuhan yang paling sempurna, eksistensinya ditentukan secara mutlak
oleh sang Pencipta , tersusun atas kesatuan jiwa, dan raga, serta eksis sebagai individu yang
memasyarakat. Secara sederhana manusia dapat dikatakan sebagai mahluk Tuhan yang unik
yang bermukim di bumi yang memiliki karakteristik tersendiri. Melalui tiga potensi akal fikir,
rasa, dan karsa manusia dapat menemukan nilai – nilai kebenaran, keindahan dan kebaikan
serta berpedoman pada ketiga potensi itu pula, manusia dapat mewujudkan kehidupan secara
saleh dan bijaksana.
Berdasarkan uraian di atas, maka manusia dalam kehidupan sehari – harinya dapat
memainkan beberapa peran berdasarkan hakikat adanya akal fikir, rasa, dan karsa serta nafsu
sebagai berikut :
Sebagai mahluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang
jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan
mengopimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia
dapat mengembangkan ide – ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam
kehidupan nya sehari – hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.
Manusia saling membutuhkan satu sama yang lain dan harus bersosialisasi dengan
orang lain. Untuk itulah dikatakan bahwa manusia sebagai mahluk sosial.
3
Hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang intinya
adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia seperti, sandang (pakaian), pangan
(makanan), dan papan (tempat tinggal). Dengan terpenuhinya kebutuhan ini, manusia bisa
bertahan hidup dan berkembang. Beberapa aspek terkait dengan aktifitas sehari – hari
manusia untuk bertahan hidup adalah :
Manusia sebagai mahluk terdidik ialah mahluk Tuhan yang dilahirkan membawa
potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Ki Hajar Dewantoro mendefinisikan pendidikan
adalah tuntunan segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi
manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi – tingginya.
Berpikir adalah proses mental yang melibatkan otak yang menghubung – hubungkan
konsep – konsep untuk mendapatkan suatu kejelasan. Beberapa ahli mengutarakan pendapat
mereka tentang macam – macam berpikir, diantaranya adalah :
Keberadaan akal budi manusia membuat manusia tidak pernah berhenti berfikir.
Keingintahuan manusia selalu dihubung – hubungkan dengan hal – hal lain terlepas dari
benar salahnya kesimpulan yang ia rumuskan. Berpikir merupakan anugrah Tuhan yang tidak
terhingga nilainya, melalui berfikir manusia mampu memecahkan persoalan yang
dihadapinya.
Otak manusia tidak akan mampu memikirkan hal – hal di luar logika manusia dengan
kata lain dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia
selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna, dan yang sempurna tersebut adalah milik Tuhan.
Hal inilah yang merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah
kepada Tuhannya. Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan pendidikan, manusia dapat mengerti bagaimana cara
beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia
akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai
seorang makhluk Tuhan.
4
BAB II
HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pengertian Filsafat
Secara umum dalam memaknai filsafat dapat ditelusuri secara etimologi dan terminologi.
1. Tinjauan Etimologi
Filsafat berarti sejumlah gagasan yang penuh dengan kebijaksanaan, pengetahuan, dan
hikmah. Secara harafiah filsafat adalah mencintai kebijaksanaan, pengetahuan dan
kebenaran. Orang yang berfilsafat (filsuf) berarti adalah orang pencinta atau mencari
kebenaran yang hakiki atau kebijaksanaan.
2. Tinjauan Terminologi
Pengertian terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat itu
sendiri. Pengertian – pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli tersebut memiliki
perbedaan sesuai dengan sudut pandang para ahli tersebut. Berikut beberapa pengertian
filsafat yang dikemukakan oleh ahli
A. Plato
Filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang
kebenaran yang sebenarnya
B. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
C. Immanuel Kant
Filsafat adalah suatu ilmu yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan yaitu
metafisika,etika,agama,dan antropologi.
D. Johann Gotlich Fickte
Filsafat adalah dasar dari segala ilmu yang membicarakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan
E. N. Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yang sedalam – dalamnya tentang sebab – sebab
„ada‟ dan „berbuat‟ permenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam –
dalamnya, sampai ke „mengapa‟ yang penghabisan.
F. Notonogoro
Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang
mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan tidak berubah, yang disebut hakikat.
G. Al-Kindi
Filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batas-batas
kemampuan manusia.
H. Phytagoras
Filosuf ini memberikan pengertian filsafat sebagai the love of wisdom.
I. Ali Mudhofir
5
Filosuf ini memandang filsafat sebagai suatu sikap, metode, kelompok persoalan,
teori atau sistem pemikiran, sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan
makna istilah, dan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh.
Secara umum terdapat empat sistem filsafat umum. Empat sistem filsafat umum
tersebut adalah realisme, idealisme, experimentalisme, dan eksistensialisme. Realisme dan
idealisme dikenal sebagai filsafat tradisional, sedangkan experimentalisme dan
eksistensialisme dikenal sebagai filsafat modern. Perbedaan mendasar antara filsafat
tradisional dengan filsafat modern adalah terletak pada hubungan antara hasil akhir (tujuan)
dan makna (arti). Berdasarkan filsafat idealisme, pendidikan perlu mendinamisasi dua hal.
Pertama, meningkatkan kesadaran dan keakraban peserta didik terhadap seluruh potensi-
potensi rohaniah yang dimilki oleh dirinya. Kedua, mengembangkan hubungan yang selaras
antara unsur rohania peserta didik dengan lingkungannya.
Realisme memandang dunia materi sebagai sesuatu hal yang nyata. Keseluruhan dari
kenyataan terwujud pada struktur fisik dunia. Realisme dikategorikan kedalam dua
kelompok, yaiutu; (1) realis rasional, dan (2) realis ilmiah dan alamiah
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dilihat
dari proses, jalan, serta tujuannya. Filsafat pendidikan dan pendidikan berhubungan sangat
erat sekali. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem
pendidikan.
6
BAB III
A. Ontologi Ilmu
1. Pengertian Ontologi
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno. Pengertian Ontologi
adalah pengetahuan tentang wujud dan hakekat keberadaan sesuatu atau bisa juga disebut
studi membahas keberadaan, realitas sesuatu yang bersifat konkrit.
3. Ontologi Ilmu
Dalam konteks filsafat ilmu, ontologi merupakan ladang yang dikaji atau yang
ditelaah oleh ilmu (science). Objek yang dikaji itu adalan alam semesta yang terdiri dari
benda hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dan benda mati.
B. EPISTEMOLAGING
1. Pengertian Epistmotologi
Epistemologi sering juga dengan teori penglihatan atau kajian tentang pembuktian
kebenaran dari sebuah pengetahuan atau kepercayaan.
2. Metode Ilmiah
Metode Ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun dalam menjawab
aku dmna terus sama siapapun itu . Metode Ilmiah, adalah gambungan dari pendekataan
penulran deduktif dan induktif.
7
C. AKSIOLOGI ILMU
1. Pengertian Aksiologi
Berasal dari kata axios yang berarti nilai dan bagus ysng bermaksa pengethauan dan
teori. Aksiologi berarti pengethauan, teori yang mempelajari tentang hal ini dari segala
sesuatu yang ada (realitas). Jika ontologi berkaitan dengan objek atau masalah yang dijadi
dan epistemologi bertalitan dengan cara atau metode untuk mendapatkan diperoleh itu.
Ketiga aspek ini menjadi penentu betapa kokohnya sebuah pengetahuan ilmu sebagai sebuah
disipilin ilmu. Oleh karena itu, baik ontology,epistemology maupun aksiologi mempunyai
hubungan yang erat bahkan menjadi satu-kesatuan dalam setiap proyek penelitian.
1) Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan penyempurnaan
2) Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan memenuhi
tatasan dalam hidup
3) Tujuan pendidikan sebagai arah/model pendidikan
4) Relasi antara pendidik dan peserta didik sebagai subjek
5) Pemahaman dan pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan
6) Metode dan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik
7) Hubungan antara lembaga pendidikan dengan tatanan masyarakat dan organisasi
serta situasi sosial sekitar.
8) Nilai dan pengetahuan sebagai aspek penting dalam pengajaran
9) Kaitan antara pendidikan dengan kelas sosial dan kenaikan taraf hidup masyarakat
10) Aliran-aliran filsafat yang dapat memberikan solusi atas masalah pendidikan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa setiap pengembangan teori maupun praktek
pendidikan harus dilandasi tiga landasan filsafat yaitu landasan ontoloi, epistemology, dan
aksiologi
8
BAB IV
5. Pragmatisme
Aliran ini merupakan alirang yang berpangkal pada filsafat empirisme inggris
yang berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia adalah apa yang manusia
alami.
BAB V
PERBANDINGAN PENDIDIKAN BARAT VERSUS INDONESIA DARI
PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan Barat
Di atas telah dikemukakakan beberapa pendapat paham atau aliran filsafat pendidika
yang pada umumnya berlaku di dunia Barat terutama Amerika Serikat dan Eropa. Biasanya
paham filsafat pendidikan itu menyoroti beberapa hal :
1. Mengkaji secara filsafat tentang hakikat manusia yang ideal sesuai dengan
filsafat dan budaya yang dianut suatu bangsa.
2. Menentukan bentuk dan menetapkan nilai yang diantu sebagai landasan
berpikir dalam pelaksanaan pendidikan.
3. Merumuskan tujuan pendidikan-pendidikan berbasis pada falsafah
4. Merumuskan bagaimana idealnya hubungan antara guru dan peserta didik
dalam pergaulan pendidikan dan situasi pembelajaran
5. Bagaimana mengembangkan dan membaca kurikulum serta bagaimana pula
menerapkan bagian khusus.
6. Bahwa sesi konseksuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mahluk harus
7. Membelanjai sendiri segala usaha yang di lakukan
8. Bahwa dalam mendidik anak
Ruang pendidik INS (Indoneisan Netherlands) didirikan oleh Muhammad Sjaferi. INS
mulanya dipimpin oleh Bapaknya, kemudian ambil ahli, oleh Moh. Sjafei..
Memiliki harapan yang sama seperti Taman Siswa, Ruang ISN Kayu Taman juga diharapkan
melakukan penyegaran dan dinamisasi.
11
BAB VI
A. Falsafah Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Konsep dasar ini tertuang dalam
pembukaan UUD 1945. Pancasila adalah falsafah bangsa yang digali-gali dari bumi
Indonesia. Pancasila juga merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam dari para pendahulu
kita, terutama para pendiri bangsa. Pancasila sebagai filsafat mendalami hakikat dasar dari
sila-sila Pancasila. Filsafat Pancasila adalah sebagai guide (pedoman) dalam membentuk
pemerintah yang baru dalam rangka mewujudkan kesejahteraan, melindungi segenap
bangsa, melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan kecerdasan bangsa.
Pancasila juga dipandang sebagai jiwa bangsa Indonesia. Pancasila sebagai filsafat
bangsa Indonesia berarti sebagai rujukan dalam bersikap dan bertingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari. Semua bangsa dan Negara di dunia sudah pasti memiliki idiologi
masing-masing yang dijadikan sebagai rujukan dan pedoman berperilaku sekaligus cita-cita
bangsa dan Negara mereka sendiri.
1. Pengertian Toleransi
Pengertian toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap menenggang dan
menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan seseorang
atau kelompok yang berbeda atau yang bertentangan dengan pendirian sendiri. Dengan
demikian toleransi juga mengandung makna menghargai paham yang berbeda dari paham
yang dianutnya sendiri.
Setiap agama resmi di Indonesia, sudah pasti memiliki konsep toleransi menurut
ajarannya masing-masing. Seperti dalam agama islam dalam bertoleransi dengan umat
agama lain mereka di ajarkan untuk berbuat baik dan tidak menjadikan agama sebagai alasan
untuk tidak menjalin hubungan dan bekerjasama. Begitu juga dalam ajaran agama Kristen
mereka di ajarkan untuk mengasihi sesama nya manusia dan berbuat baik kepada semua
orang.
Pancasila sebagai falsafah bangsa dan Negara tentu sangat terkait dengan filsafat
pendidikan yang akan dibangun. Oleh karena bangsa dan Negara Indonesia memiliki falsafah
yang bernama Pancasila, maka Pancasila itulah sebagai landasan dan rujukan dalam
membentuk dan membangun filsafat pendidikannya. Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukan saja domain kognitif dan
psikomotor yang menjadi tujuan berkembangnya potensi peserta didik, melainkan juga
domain afektif yang berkaitan dengan akhlak, moral, dan karakter.
D. Pengertian Karakter
Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan
seorang individu.
BAB I
HAKIKAT FILSAFAT
Bab ini menjelaskan hakikat filsafat. Secara etimologi filsafat adalah berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Plato (Surajiyo,2008,3-
4) mengatakan filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli. Sehingga filsafat itu adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu
yang ada secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal atau pikiran.
Yang dicari pada filsafat adalah hakikat dari suatu gejala atau fenomena secara mendalam.
Dalam berfilsafat harus reflektif, radikal, dan integral. Ciri-ciri pikiran kefilsafatan, yaitu
filsafat merupakan pemikiran umum tentang hal-hal serta proses-proses dalam hubungan
yang umum. Alasan orang berfilsafat karena adanya keheranan, kesangsian, dan kesadaran
akan keterbatasan. Filsafat berperan sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing
keambiguan pada suatu fenomena yang ada. Pendidikan adalah pelaksanaan anthropologi
filsafat, sekaligus mengandung pengertian bahwa pendidikan.
BAB II
Bab ini memliki poin penting agar pembaca dapat menjelaskan peranan filsafat pendidikan
dalam praktik pelaksanaan pendidikan dan dapat pula mendeskripsikan substansi filsafat
pendidikan. Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier antara filsafat dan
pendidikan. Filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung ke dalam pendidikan yang berasal
dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealism. Idealism adalah hal- hal yang
bersifat kerohanian ataupun yang sejenisnya, maka pendidikan yang tersusun atas ide dan
idealisme, sehingga tujuan dari pendidikan itu adalah mengutamakan perkembangan aspek-
aspek spiritual dan kerohanian pada peserta didik. Selain linier, filsafat pendidikan juga
disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu pada pendidikan itu sendiri. Misalkan
berdasarkan suatu defenisi, pendidikan yakni, pendidikan merupakan pemberdayaan
(empowerment) sumberdaya manusia. Maka pendidikan adalah memberikan kebebasan kepada
seseorang untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Kekakuan harus ditembus dengan kebebasan, namun tetap bertanggung jawab. Konsep ini
memunculkan pandangan bahwa yang membangun pengetahuan dan pengalaman pada diri
seseorang adalah orang itu sendiri, dengan demikian timbul teori yang memberi kesempatan
pada seseorang untuk membangun pengetahuan dan pengalamannya sendiri.
14
BAB III
Bab ini menjelaskan pandangan dan pelaksanaan pendidikan aliran filsafat. Aliran
pertama Idealisme, yaitu salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham bahwa
pengetahuan yang tertinggi adalah ide. Idealisme menganggap, bahwa yang kongret adalah
bayang-bayang, yang terdapat dalam akal pikiran manusia yang disebut gagasan atau ide.
Idealisme merupakan suatu aliran yang mengedepankan akal pikiran manusia. Idealisme
mengembangkan pemikiran peserta didik sehingga peserta didik mampu mengembangkan
pikiran dan ide masing-masing.
Prinsip aliran idelisme mendasari semua yang ada dan yang nyata di ala mini hanya
idea, dunia idea merupakan lapangan rohani dan bentuk nya tidak sama dengan alam nyata
seperti yang tampak dan tergambar. Inti nya dari ajaran ini adalah manusia menganggap roh
dan sukma lebih berharga dan lebih tinggi di banding dengan materi.
Aliran kedua yaitu filsafat pendidikan realisme. Realisme adalah aliran filsafat yang
berkeyakinan bahwa objek indra kita adalah rill atau sungguh-sungguh nyata adanya.
Realisme berkeryakinan bahwa alam semesta hakikat nya berdiri sendiri di luar pikiran
manusia. Penekanan realisme kepada dunia luar yang berdiri sendiri. Realisme menganut
prinsip independesi yang menyatakan bahwa pengetahuan manusia tentang realitas tidak
dapat mengubah sebuah realitas bersifat objektif.
penting bagi peserta didik adalah pengetahuan yang bersifat pendidikan umum bukan
pendidikan yang hanya dibutuhkan jika perlu saja.
16
Kedelapan, aliran filsafat pendidikan esensialisme merupakan bentuk protes untuk
pendidikan progresivisme. Penganut paham ini berpendapat bahwa ada hal yang esensial dari
pengalaman peserta didik yang perlu di pertahankan. Esensi adalah apa yang membuat
sesuatu menjadi apa adanya. Esensi mengacu pada aspek yang lebih permanen.
Peserta didik harus di latih untuk dapat berkomunikasi dengan jelas. Membaca,
menulis, dan bercakap-cakap merupakan kemampuan yang sangat penting dikembangkan
dalam diri peserta didik menurut penganut aliran ini. Peserta didik dipandang sebagai
manusia yang memiliki kemampuan yang dapat berkembang dengan baik apabila di dominasi
secara aktif dan semangat. Dalam diri peserta didik perlu di tanamkan disiplin, kerja keras
dan rasa hormat. Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan membaca, menulis dan berhitung terutama dikembangkan di pendidikan dasar.
Ini merupakan hal yang esensial dari pengusaan pendidikan umum.
BAB IV
FILSAFAT PANCASILA
17
Pandangan Filsafat Pendidikan Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional sebagai
acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru
sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:
-Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
BAB V
HAKIKAT PENDIDIKAN
Pada hakikatnya, pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan,
tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membantu menyadarkan anak tentang potensi
seoptimal mungkin, memberikan pengetahuan dan keterampilan, memberikan latihan-
latihan,memotivai untuk terlibat dalam pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah
materi pelajaran sehingga peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan
intensitas proses pembelajaran. Untuk memberi pemahaman akan hakekat dan pengertian
pendidikan, berikut in i sejumlah pendapat yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
- Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku dalam usaha mendewasakan
seseorang melalui pelatihan dan pengajaran.
- Dalam arti sempit pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk
memperoleh pengetahuan sebagai sebuah proses dan metode-metode tertentu.
- Pendidikan berarti kegiatan yang bersifat kelembagaan.
- Pendidkan adalah usaha yang dilakukan orang dewasa untuk mengalihkan
segala pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda.
- Hakekat pendidikan adalah proses kegiatan mengubah perilaku individu kearah
kedewasaan.
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harus mampu tujuan yang sudah
ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran, maka
perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau reformence
peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan
18
.
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian filsafat yang disampaikan dan di uraikan dalam buku ini sangatlah efektif.
Pemahaman mengenai hakikat manusia juga sangat jelas di definisikan dalam buku ini.
Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan memiliki eksistensinya tersendiri yang telah
diberikan oleh sang Pencipta. Manusia memiliki pengetahuan yang dapat mencakup
berbagai informasi dan memiliki pandangan yang luas.
Filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang teratur yang menyelaraskan, dan
memadukan proses pendidikan.
Buku Utama
Kelebihan Buku
1. Buku ini memiliki banyak sekali pengertian- pengertian untuk berbagai topic yang di
bicarakan
2. Memberikan penjelasan mengenai satu materi tersebut dengan jelas dan rinci
3. Terdapat banyak tujuan dan fungsi dari setiap materi yang ada per bab nya
4. Bahasa yang digunakan sangat mudah untuk di mengerti
5. Dalam setiap bab dan materi nya pembahasannya di bahas secara mendalam dan di
jelaskan juga secara rinci
Kekurangan Buku
1. Banyak nya salah penulisan kata di dalam buku ini, contohnya ada beberapa kata
yang penulisannya hurufnya double dan ada kata yang penulisannya salah atau
terbalik
2. Materi yang di berikan memang sudah mendalam dan rinci. Namun, untuk kita
mengerti langsung ke inti pembahasannya bisa dikatakan susah karena terlalu bertele-
tele tidak langsung menembak ke point pentingnya saja.
19
Buku Pembanding
Kelebihan &
Kekurangan
1. Dilihat dari aspek tampilan buku, buku yang saya review ini tidak ada kelebihan yang
signifikan.
2. Kelemahan buku ini terdapat di segi layout dan tata letak, karena tata letak tulisan, baik
bab dan sub bab tidak sistematis. Terlihat pada halaman 101. Selain itu, terlihat pada
halaman 85 pada bagian atas tulisan susunan dan tampilanya tidak rapi. Seharusnya,
hierarki yang ada di halaman 84 di atur sedemikian rupa agar terlihat rapi. Jika seperti itu,
pembaca akan sulit memahami maksud penulis.
Penggunaan font tidak ada masalah, yang jadi masalah adalah terdapat banyak
kesalahan pada penulisan buku ini. Terlihat pada halaman 8 “...tentang kakikat...” tidak ada
bahasa kakikat, setahu saya hakikat. Kemudian terlihat lagi pada halaman 11 “...mnusia
terbuai...” kurangnya huruf „a‟ membuat kata itu tidak bermakna, sehingga kalimat nya pun
tidak jelas. Terlihat juga di halaman 13 “...dalam masa modern ini makin...” nah pada
kalimat ini, sebaiknya setelah kata „ini‟ diberi tanda koma (,) untuk memperjelas makna. Dan
juga dihalaman yang sama, terdapat penggunaan kata yang tidak tepat yaitu “hakekat” yang
benar adalah hakikat.
3. Dilihat dari isi, buku yang saya diriview materinya kurang mendalam jika dibandingkan
dengan utama. Dan juga pada daftar isi, tidak dibuat halaman pada bagian-bagian sub bab,
sehingga hal tersebut tidak memudahkan pembaca.
20
BAB IV
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah ilmu yang mempelajari proses
kehidupan dan alternatif proses pendidikan dalam pembentukan watak , dimana kedua proses
itu pada hakikatnya adalah satu. Filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan
yang erat sekali dan tidak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunnyai peranan penting
dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar
bagi usaha-usaha perbaikan ,menaingkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya
sistem pendidikan. Filsafat memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat
pendidikan karena Filsafat dijadikan sebagai media untuk menyusun proses pendidikan
,menyelaraaskan dan mengharmoniskan dan menernagkan nilai-nilai dan tujuan yang akan
dicapai.dalam pelaksanaanya filsafat pendidikan.
3.2. SARAN
Sebagai seorang calon pendidik kita harus mampu memahami dan mempelajari mengenai
filsafat. Mengapa? Karena kita akan di hadapkan dengan peserta didik dimana kita sebagai
calon pendidik harus mampu mengetahui bagaimana kita harus memperlakukan, mengajari,
membimbing, megerti soal peserta didik kita dan apa yang harus kita lakukan kepada peserta
didik kita. Kita harus terlebih dahulu mengetahui tentang tujuan pendidikan, bagaimana
hakikat nya dan apa aturannya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Ukhbayati, 1991, ilmu pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta
Burhanuddin, Nunu, 2018. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenada Media Group. John Wiley &
Sons, Inc.
Barnadib, Imam.1996. Filsafat Pendidikan – Sistem dan Metode. Yogyakarta: Andi Offset.
22