FILSAFAT PENDIDIKAN
DISUSUN
OLEH:
Puji syukur, kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat karunia-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Review ini dengan baik dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Saya juga berterimakasih kepada Ibu Yusra
Nasution, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan tugas Critical Book Review ini kepada saya.
Saya sangat berharap Critical Book Review ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Critical Book
Review ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Critical Book Review sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang lain. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan Critical Book
Review ini di waktu yang akan datang.
BERLIN BERUTU
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ................................................................................................. 4
B. Tujuan penulisan CBR ............................................................................................................. 4
C. Manfaat CBR ............................................................................................................................ 4
D. Identitas Buku ........................................................................................................................... 5
Buku I............................................................................................................................................. 5
Buku II ........................................................................................................................................... 6
BAB II .................................................................................................................................................... 7
ISI BUKU............................................................................................................................................... 7
BUKU I .............................................................................................................................................. 7
BUKU II ........................................................................................................................................... 13
BAB III................................................................................................................................................. 17
PEMBAHASAN/ANALISIS .............................................................................................................. 17
A. Kelebihan Dan Kekurangan Buku I...................................................................................... 17
B. Kelebihan Dan Kekurangan Buku II .................................................................................... 17
BAB IV ................................................................................................................................................. 18
PENUTUP............................................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Mengulas isi sebuah buku
Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku pertama dan buku kedua
Membandingkan isi buku pertama dan buku kedua
4
D. Identitas Buku
Buku I
5
Buku II
6
BAB II
ISI BUKU
BUKU I
Bab I
HAKIKAT MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT
Bab II
HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pengertian Filsafat
Secara umum dalam memaknai filsafat dapat ditelusuri secara etimologi dan
terminologi
1. Tinjauan Etimologi
Secara etimologis, filsafat dalam bahasa indonesia di ambil dari bahasa
yunani, philoshopia dan philoshophos. Philo artinya cinta, sedangkan shopia
atau shopos artinya kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.
2. Tinjauan Terminologi
Secara terminologi sudah banyak dikemukakan oleh alih-alih dalam bidang
filsafat tentang pengertian filsafat. Pengertian Terminologi maksudnya adalah arti yang
7
dikandung oleh filsafat itu sendiri. Menurut plato, arti filsafat adalah suatu ilmu yang
mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya. Sedangkan
menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan).
Bab III
KAJIAN FILSAFAT TENTANG ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI
A. ONTOLOGI ILMU
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno .Banyak filosof yang
membahas tentang ontologi ini seperti Plato,Aristoteles dan lainnya. Namun yang
pertama sekali melemparkan pandangan filsafat mengenai ontologi adalah Thales-
seorang filosof berkebangsaan Yunani. Istilah ontologi terdiri dari dua suku kata yakni
ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu atau
pengetahuan.Dengan demikian pengertian ontologi adalah pengertian tentang wujud
dan hakekat keberadaan sesuatu atau bisa juga disebut studi yang membahas
keberadaan, realitas sesuatu yang bersifat konkrit.
B. EPISTEMOLOGI ILMU
Istilah epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
episteme (Pengetahuan) dan logos (ilmu,teori). Epistemologi sering juga disebut teori
pengetahuan atau kajian tentang pembuktian kebenaran dari sebuah pengetahuan atau
kepercayaan.
8
BAB IV
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
9
( 1842-1910 ) dan Jhon Dewey ( 1859-1952 ).Pragmatisme berasal dari kata “pragma”
yang berarti praktik atau aku berbuat. Hal inj mengandung arti bahwa makna dari segala
sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.
BAB V
PERBANDINGAN PENDIDIKAN BARAT VERSUS INDONESIA DARI
PRESPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan Barat
Di atas telah ditemukan beberapa paham atau aliran filsafat pendidikan yang pada
umumnya berlaku di dunia barat terutama Amerika serikat dan Eropa. Paham-paham
tersebut ialah paham idealisme, realisme, perenialisme, essensialisme, eksistensialisme,
pragmatisme dan rekonstruksionisme. Biasanya paham filsafat pendidikan menyoroti
beberapa hal ;
1. Mengkaji secara filsafat tentang hakikat manusia yang ideal sesuai dengan
filsafat dan budaya yang dianut suatu bangsa.
2. Menentukan bentuk dan menetapkan nilai yang dianut sebagai landasan
berfikir dalam pelaksanaan pendidikan.
3. Merumuskan tujuan pemdidikan berbasis pada falsafah dan nilai pancasila.
4. Merumuskan bagaimana idealnya hubungan antara guru dan pesert dan
peserta didik dalam pergaulan pendidikan dan situasi pembelajaran.
10
5. Bagaimana mengembangkan dan membina kurikulum serta bagaimana pula
menerapkan kurikulum tersebut.
Untuk mengkaji objek yang disoroti dalam filsafat pendidikan bisa saja kita
mengadopsi dari beberapa paham atau aliran filsafat yang sudah ada ( filsafat barat )
selama tidak bertentangan dengan nilai dan budaya serta falsafah yang kita anut.
BAB VI
FALSAFAH PANACASILA SEBAGAI REFERENSI FILSAFAT
PENDIDIKAN
Falsafah Pancasila
Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia. Konsep dasar ini tertuang
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun
1945. Pancasila adalah falsafah bangsa yang digali dari bumi Indonesia. Ia lahir melalui
proses yang panjang dan sebagai cita-cita bersama seluruh bangsa Indonesia. Pancasila
juga merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam dari para pendahulu kita terutama
para pendiri bangsa Indonesia (founding father). Demikian juga Pancasila sebagai
suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis
tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat bangsa lain.
11
BAB VII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN
12
BUKU II
BAB I
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT HIDUP BANGSA
Pancasila adalah :
1. Jiwa seluruh rakyat Indonesia
2. Kepribadian bangsa Indonesia
3. Pandangan bangsa Indonesia
4. Dasar negara Indonesia
5. Tujuan hidup bangsa Indonesia
6. Kebudayaan yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai puncak
13
masih merupakan kebudayaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut
sudah beradab lamanya mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia, karena itu
Pancasila dijadikan sebagai falsafah hidup bangsa.
BAB II
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT PENDIDIKAN NASIONAL
14
Dengan demikian, jelaslah tidak mungkin Sistem Pendidikan Nasional dijiwai
dan didasari oleh sistem filsafat pendidikan yang selain Pancasila. Hal ini tercermin
dalam tujuan Pendidikan Nasional yang termuat dalam UU No. 2 Tahun 1989 dan UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni: pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan.
BAB III
HUBUNGAN PANCASILA DENGAN SISTEM PENDIDIKAN
DITINJAU DARI FILSAFAT
15
BAB IV
FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA DITINJAU DARI ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
A. Ontologi
Ontologi adalah bagian dari filsafat yang menyelidiki tentang hakikat yang ada.
Menurut Muhammad Noor Syam (1984: 24), ontologi kadang-kadang disamakan
dengan metafisika, sebelum manusia menyelidiki yang lain, manusia berusaha mengerti
hakikat sesuatu. Manusia dalam interaksinya dengan semesta raya, melahirkan
pertanyaan-pertanyaan filosofis seperti apakah sesungguhnya realita yang ada itu. Jadi,
ontologi adalah cabang dari filsafat yang persoalan pokoknya apakah kenyataan atau
realita itu. Rumusan-rumusan tersebut identik dengan membicarakan tentang hakikat
ada. Hakikat ada dapat berarti segala sesuatu yang ada, menunujuk kepada hal umum
(abstrak umum universal). (Sutrisno, 1984:82). Dalam kenyataanya, Pancasila dapat
dilihat dari penghayatan dan pengamalan kehidupan sehari-hari.
B. Epistemologi
Epistemologi adalah studi tentang pengetahuan (adanya) benda-benda.
Epistemologi yang diartikan sebagai filsafat yang menyelidiki sumber, syarat, proses
terjadinya ilmu pengetahuan, batas validitas dan hakikat ilmu pengetahuan. Dengan
filsafat, kita dapat menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai demi peningkatan
ketenangan dan kesejahteraan hidup, pergaulan dan berwarga negara. Untuk itu, bangsa
Indonesia telah menemukan filsafat Pancasila.
C. Aksiologi
Aksiologi adalah bidang filsafat yang menyelidiki aspek nilai (value). Nilai
tidak akan timbul karena manusia mempunyai bahasa yang digunakan dalam pergaulan
sehari-hari. Jadi, masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai. Dikatakan mempunyai
nilai, apabila berguna, benar (logis), bermoral dan etis. Dengan demikian, dapat pula
dibedakan nilai materiil dan spiritual. Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara memiliki nilai-nilai: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan. Nilai ideal, materiil, spiritual dan nilai positif dan juga nilai logis, estetika,
etis, sosial dan religius. Dengan demikian Pancasila syarat akan nilai.
16
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
Kelebihan
1. Paduan cover buku ini menarik, memungkinkan memikat minat pembaca.
2. Paduan cover buku ini menarik, memungkinkan memikat minat pembaca.
3. Buku ini menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan mengerti.
4. Dengan penyajian kalimat yang baik, pembaca dapat dengan mudah memahaminya.
Kekurangan
1. Terdapat beberapa penulisan yang salah dalam pengetikannya atau berlebih huruf
dalam pengetikannya.
2. Terkadang ada istilah asing yang tidak di cetak miring atau di cetak tebal.
3. Ada beberapa penjelasan yang kurang diperjelas oleh penulis.
Kelebihan
1. Ditulis oleh para ahli langsung.
2. Bahasa dan kalimat yang digunakan mudah dimengerti.
3. Berpatokan pada para ahli.
4. Informasi yang di kandung sangat bermanfaat.
Kekurangan
1. Terlalu sederhana dalam penjelasannya.
2. Untuk contoh yang diberikan kurang begitu jelas.
3. Informasi yang dikandung terbatas.
4. Banyak kata- kata asing yang tidak dicetak miring dan ditebalkan.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan merupakan ilmu filsafat yang mempelajari hakikat
pelaksanan dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara,
hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisis
secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk
memikirkan permasalahan pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah
relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajran. Salah satu yang sering
dibicarakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuh aspek pengalaman.
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu Pendidikan adalah sebagai
bagian fondasi-fondasi pendidikan dan filsafat pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena filsafat merupakan pemberi arah
dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan
kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
B. Saran
Menurut saya, Informasi adalah hal yang sangat penting. Informasi merupakan
hal yang di incar oleh para pembaca. Sehingga informasi yang dimuat di buku haruslah
informasi yang jelas dan padat, ada kekurangan yang penulis temukan dalam penyajian
informasi dari dua buku tersebut, harapan kedepannya semoga informasi yang dibuat
dapat lebih jelas dan padat dari sebelumnya, sehingga para pembaca lebih antusias
dalam membacanya, dan untuk kata kata asing, semoga dapat ditulis dengan huruf
bercetak miring atau bercetak tebal dan ditambah dengan kata-kata dalam kurung
sebagai arti dari kata-kata asing tersebut.
18
DAFTAR PUSTAKA
19