Nim. : 5192431001
FAKULTAS TEKNIK
Kata Pengantar
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
limpahan nikmat beserta karunia-Nya hingga saya dapat memenuhi tugas CJR ini tepat
waktu,dan dengan segenap kemampuan saya
Tidak lupa saya mengucapkan terima kassih kepada orang tua saya yang telah
memberikan sarana dan prasarana untuk saya sehingga saya dapat berkuliah dan
menyelesaikan tugas CBR dan terima kasih untuk dosen pengampu yang telah
memberikan tugas CBR ini kepada saya, dengan memberikan pentunjut beserta arahan-
arahan dalam pembuatan CBR yang baik dan benar sesuai dengan sitematika yang ada.
Kemudian rasa terima kasih penulis juga ucapkan kepada teman-teman yang telah
membantu dalam penyumbangan ide beserta saran kepada penulis.
Joshua Valentino
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR
B. Tujuan Penulisan CBR
C. Manfaat CBR
D. Identitas Buku
Bab II Ringkasan Buku
Ringkasan Buku Utama
Ringkasan Buku Kedua
Ringkasan Buku ketiga
Bab III Pembahasan
Pembahasan Isi Buku
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Bab IV Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDALUHUAN
Terkadang kita mencari pengetahuan pada suatu buku,namun kita pernah merasa
bahwa buku tersebut memiliki kekurangan, sehingga menimbulkan kesan yang tidak
puas. Kekurangan pada sebuah buku dapat kita lihat dari pembahasannya, analisisnya,
serta kalimat yqng di gunakan pada sebuah buku. Saya membuat Critical Book Report
ini, agar dapat mempermudah Anda dalam memilih bukuyang tepat, dan
memndapatkan ilmu pengetahuan. Terutama dalam materi filsafat pendidikan.
2.Edisi. :1
F.BUKU PEMBANDING 2
1.Judul. : Filsafat Ilmu
2.Edisi. :
BAB 2
RINGKASAN BUKU
1.Pengertian Filsafat
Filsafat adalah suatu proses kritis atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang sangat kita jungjung tinggi.
Pengertian filsafat secara Etimologi:
Kata filsafat dalam bahasa inggris (philosophy), dan dalam bahasa arab falsafah,
yang kedua nya dari bahasa yunani yakni, philosophia yang mempunyai arti philein
(cinta) sedangkan sophia (kebijaksanaan) jadi dapat kita simpulkan bahwa orang
yang senang berfilsafat adalah orang pecinta atau pencari kebijaksanaan.
1.)Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan,
yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan,Tuhan,keabadian,kebebasan.
2.)Poedjawijatna
Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka
3.)Notonagoro
Filsafat itu menelah hal-hal yang menjadi objek nya dari sudut intinya yang mutlak
dann yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang di sebut hakikat.
2.Tujuan berfilsafat
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam . Jadi filsafat harus reflektif, radikal, integral. Maksud nya reflektif
(manusia menangkap objek nya secara intensional dan keseluruhan nilai,makna
yang di ungkapkan objek-objek yang di hadapi nya. Sedangkan Radikal(mencari
pengetahuan sedalam-dalam nya atau sampai akar nya. Filsafat ingin menembus
hingga mencapai inti masalah.
3. Alasan Berfilsafat
Pada dasar nya kita sebagai makhluk hidup berpikir tidaj mau menerima apa ada
nya, Ia selalu bertanya apa yang ada di balik yang dilihat, dirasakannya dan gelaja
yang terjadi di lingkuangannya slalu di kaji dan dianalis.
A. Keheranan
Banyak filsuf berpendapat bahwa awal mula nya filsafat adalah timbul
rasa heran atau kagum pada manusia. Misalnya Plato mengatakan: mata kita
memberi pengamatanbintang-bintang.matahari, dan langit. Pengamat ini
memberi dorongan untuk menyelidiki itu lah mencul nya filsafat.
B. Kesangsian
C. Pembebas
D. Pembimbing
4. Pengertian Pendidikan
Pendiddikan adalah suatu proses, dan pendidikan meruoan usaha dengan penuh
tanggung jawab dari orang dewasa untuk membinmbing,memimoin dan mengarahkan
peaerta didik untuk meningkatnya potensi di dalam diri peserta didik
Hubungan masyarakat dan pendidikan adalah hunbungan antar subjek dan
aktifitasnya. Hubungan ini sedemikian menentukan bahwa masyarakat akan lebih maju
bila masyarakat itu aktif membina pendidikan.
Ringkasan Bab 2
FILSAFAT PENDIDIKAN
Ontologi
Ontologi berasal dari bajasa Yunani ‘onta’ yang artinya sunguh-sungguh ada, dan
logos artinnya teori atau ilmu.
Epistemologi
Aksiologi
Menurut John Dewey, Filsafat merupakan teori umum , sebagai landasan semua
pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam kaitan filsafat dengan filsafat
pendidikan, Hasan Langgulung (jalaluddin,1997,22) berpendapat bahwa filsafat
pendidikan adalah penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang
pengalaman manusia yang disebutkan pendidikan.
Filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting , sebab menjadi dasar,
arah dan pedoman suatu sistem pendifikan
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa hubungan fusngsional antara filsafat dan
filsafat pwndidikan adalah:
1. Filsafat dalam arti filosofis (artinya merupakan satu cara pendekatan yang
dipakai dalam memecahkan problem atau masalah pendidikan
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada
menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relasi dengan kebutuhan yang
nyata
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan, memounyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam mengembangkan teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan.
Ringkasan Bab 3
Ringkasan Bab 4
FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat,
bangsa dan negara indonesia memandang bahwa manusia adalah
makhluk tertinggi ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan Mulia yang di
anugrahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan berkembang
Oleh karena itu, sila-sila dalam pancasila menunjukkan sistem etika dalam
pembangunan iptek,seperti berikut ini:
Bangsa Indonesia tetap memiliki kotmitmen yang kuat untuk melakukan upaya
sebagai langkah mencerdaskan kehidupan bangsa. UUD 1945 pasal 31 ayat 1
yang baru sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menkadi:
Ringkasan Bab 5
Mudyahardjo (2001)
Mc Leod (1989)
2. Tujuan Pendidikan
Nativisme
Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J. Rousseau seorang filsuf bangsa prancis. Beliu
berpendapat bahwa semua manusia yang baru lahir mempunyai
pembawaan yang baik , tidak ada seorang yang lahir dengan pembawaan
yang buruk. Bagimana hasil perkembangannya di tentukan oleh
pendidikan yang di terimahnya.
3. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sekolah
Lingkungan Masyarakat
Buku Pembanding 1
BAB 1
Ringkasan Bab 1
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, eksistensinya ditentukan secara
mutlak oleh sang pencipta,tersusun atas kesatuan jiwa dan raga, serta eksis sebagai
individu yang memasyarakatkan.
Dengan demikian keunikan yang ada pada manusia dapat dikatan bahwa, sebagai
makhluk yang berpikir, memiliki jiwa raga, rasa dan karsa manusia dihadapkan dengan
dunia nyata. Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Individu terdiri dari dua kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in
dapat dapat diartikan tidak, sedangkan devided berarti terbagi. Jadi
individiu dapat di artikantidak terbagi
Manusia dikatakan makhluk sosial karena dalam diri manusia ada naluri
dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, ada naluri
kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain.
Disisi lain manusia tidak hanya diberi kemampuan berfikir tetapi juga
diberi Qolbu yang bisa meyakini keagungan dan kebesaran Tuhan,
mereka yakin bahwa akan adanya kekuatan lain yang mengatur sistem
kehidupan di dunia.
BUKU PEMBANDING 1
BAB ll
N.Driyarkara
1. Idealisme
2. Realisme
3. Pragmatisme
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik
dilihat dari proses,jalan,serta tujuannya. Fakta ini dapat dipahami karena
oendidikan pada hakikatnya merupakan spekulasi filsafat.jika di cermati dari
fungsinya secara praktis, adalah sarana bagi manusia untuk dapat memecah
berbagai problematika kehidupan yang dihapainya, termasuk dalam probkem
matika pendidikan secara luas.
Tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat, yakni untuk realisasi ide-ide filsafat,
filsafat memberi asas kepastian bagi peranan pendidikan sebagai wadah
pembinaan manusia yang telah melahirkan ilmu pendidikan.
BUKU PEMBANDING 1
BAB lll
KAJIAN FILSAFAT TENTANG ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI
Ontologi Ilmu
Istilah ontologi terdiri dari dua suku yakni antos dan logos. Ontos berarti sesuatu
yang berwuujud dan ilmu pengetahuan.dengan demikian ontoligi adalah
pengetahuan tentang wujud dan hakekat keberadaan sesuatu bisa juga di sebut
studiyang membahas kebetadaan.
B.Epistemologi Ilmu
Metode Ilmiah adalah cra yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang
benar.
C.Aksiologi Ilmu
Istilah aksioligi (axiology)berasal dari kata axios yang berarti nilai dan logos yang
bermakna pengetahuan, teori tentang nilai dari segala sesuatu yang ada (realitas). Yang
ingin dijawab dari perspektif filsafat ilmu tentang aksiologi ialah: untuk apa
pengetahuan yang berupa ilmu ity dipergunakan?bagaimana kah cara penggunannya
dalam kaidah-kaidah moral? Intinya Aksiologi itu sangat berkaitan dengan ilmu dan
teori.
BUKU PEMBANDING 1
BAB IV
Kattsoff (1996) menyimpulkan bahwa apapun yang diketahui pada akhirnya berupa
ide,artinya sesuatu yang berhakekat akal. Aliran idealisme kenyataannya tidak
terpisahkan dengan alam dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita.
Inti yang terpenting dari ajaran ini adalah manusia menganggap jiwa lebih berharga dan
lebih tinggi dibandingkan dengan materi kehidupan manusia.
C.Essensialisme
D.Eksistensialisme
Sadulloh(2003)
Mengemukakan bahwa eksistensialisme dengan pendidikan sangat berhubungan erat,
karena keduanya sama-sama membahas masalah yakni manusia, hubungan antar
manusia,hidup,hakikat kepribadian, dan kebebasan.
Pragmatisme berasal dari kata ‘pragma’ yang berarti praktik atau aku berbuat. Hal ini
mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya
dengan apa yang dapat dilakukan. Manusia dan lingkungannya berdampingan, dan
mempunyai tanggung jawanb yang sama terhadap realitas. Realitas adalah apa yang
dapat dialami dan diamati secara indera.
BUKU PEMBANDING 1
BAB V
Pendidikan yang pada umumnya berlaku di dunia barat terutama Amerika Serikat dan
Eropa. Biasanya filsafat pendidikan itu menyoroti beberapa hal:
1. Mengkaji secara filsafati tentang hakikat manusia yang ideal sesuai dengan
filsafat dan budaya yang dianut suatu bangsa
2. Menentukan bentuk dan menetapkan nilai yang dianut sebagai landasan berpikir
dalam prelaksanaan pendidikan
3. Merumuskam tujuan pendidikan berbasis pada falsafah dan nilai pancasila
Secara historis, pendidikan yang melembaga telah dikenal sebelum belanda menjajah
Indonesia, seperti padekopan,pesantren dan sebagainya.
BUKU PEMBANDING 1
BAB Vl
A.Falsafah Pancasila
1. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah dasar negara Repulbik Indonesia. Konsep dasar ini tertuang dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Repulbik Indonesia tahun 1945.
Pancasila adalah falsafah bangsa yang digali dari bumi Indonesia. Ia lahir melalui proses
yang panjang dan sebagai cita-cita bersama srluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga
merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam dari para pendahulu kita terutama para
pendiri bangsa Indonesia (Founding Father).
Di samping Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa dan negara Indonesia,
Pancasila juga dipandang sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,
pandangan hidup bangsa, perjanjian luhur bangsa disumber hukum bangsa Indonesia.
Disebut sebagai rujukan bersikap dan berprilaku karena Pancasila memiliki nilai luhur
yang digali oleh para pendiri bangsa dari akar budaya bangsaa itu sendiri.
Pancasila bukanlah semacam barang mati yang tidak biisa dikembangkan dan diperluas
jangkauan maknanya seoanjang tidak bertentangan dengan ruh nilai pancasila itu
sendiri
Berikut ini adalah penjabaran dari kelima sila Pancasila disebut butir-butir moral
Pancasila:
Sebagaimana kita ketahui bahwa filsafat adalah sebagai aktifitas pikir murni
manusia atau kegiatan akal manusia dalam usaha untuk mengerti secar intens segala
sesuatu yang ada dalam dirinya dan diluar dirinya. Berfilsafat merupakan suatu daya
atau kemampuan pikir yang tinggi dari manusia.
BUKU PEMBANDING l
BAB VII
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
Berikut ini beberapa persoalan yang menjadi hambatan dalam ketercapaian tujuan
pendidikan:
BUKU PEMBANDING 2
BAB I
Filsafat ilmu adalah ikhtiar manusia untuk Memahami pengetahuan agar menjadi
bijaksana. Dengan filsalat ilmu ke Absahan atau cara pandang harus bersifat ilmiah.
Filsalat ilmu memperkenaIkan knowledge dan science yang dapat ditransfer melalui
proses pembelajaran atau pendidikan.
Menurut Muchsin, dalam kajian filsafat ilmu dikenal adanya beberapa dimensi, yaitu:
Dalam sejarah tercatat paling penting yang dapat di Susun menurut garis historis
sedikitnya sepuluh metode yang digunakan Dalam filsafat termasuk dalam filsafat ilmu
yaitu:
1. Metode kritis yang di kembangkan oleh socrates dan plito metode ini
Bersifat analisis terhadap istilah dan pendapat metode ini dikenal
merupakan metode hermeneutika.
2. Metode intuitif yang dikembangkan oleh Plotinos dan Bergson dengan
Jalan intropeksi bersama dengan persucab moral, sehingga tercapai
suatu Penerangan atau pencerahan pikiran
3. Metode skolastik yang dikembangkan oleh Aristoteles, Thomas
Aquinas Dan termasuk aliran filsafat abad pertengahan ini yaitu
dengan bertitik Tolak dari definisi atau prinsip yang jelas kemudian di
tarik kesimpulan.
Salah satu yang terpenting dalam filsafat termasuk filsafat ilmu yaitu Menyangkut
pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan itu, baik pertanyaan Yang bersifat
komperhensif maupun spesifik. Hal ini sepadan dengan Stathis Psillos and Martin Curd,
dia mengatakan bahwa filsafat ilmu secara umum Yaitu bertujuan menjawab
pertanyaan seputar ilmu yang meliputi menjelaskan bahwa filsafat secara umum
menjawab.
Dari kutipan Prof. Dr. Amsal Bakhtiar, M.A, tujuan fisafat ilmu adalah:
BUKU PEMBANDING 2
BAB ll
Sebelum membahas sejarah perkembangan filsafat ilmu, sebagai Penulis kiranya kami
menjelaskan beberapa hal yaitu betapa pentingnya atau Manfaat dari mahasiswa untuk
mempelajari filsafat ilmu, dan manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut, antar
lain:
Zaman Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, Karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide atau pendapatnya, Yunani pada
masa itu dianggap sebagai gudangnya ilmu dan filsafat. Bangsa Yunani juga tidak dapat
menerima pengalamanpengalaman yang didasarkan pada sikap menerima saja
(receptive attitude) Tetapi menumbuhkan anquiring attitude (senang menyelidiki
secara kritis).
BUKU PEMBANDING 2
BAB lll
Pendapat Sidi Gazalba ini memperlihatkan adanya tiga ciri pokok dalam filsafat yaitu:
Filsafat menggarap bidang yang luas dan umum, sedangkan ilmu membahas bidang-
bidang yang khusus dan terbatas. Tujuannya pun lain, Filsafat bertujuan mencari
pemahaman dan kebijaksanaan atau kearifan hidup. Sedangkan ilmu, bertujuan untuk
mengadakan deskripsi, prediksi, Eksperimentasi, dan mengadakan kontrol.
B.Pengertian Metodelogi
Metodologi berasal dari kata metodologi dan logos. Metodologi bisa diartikan ilmu yang
membicarakan tentang metode-metode. Kata metode berasal dari kata yunani
methodes, sambungan kata depan meta (menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata
benda hodos (jalan, perjalanan, cara, dan arah). Metode ialah cara bertindak menurut
sistem aturan tertentu..
C.Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan melalui metode ilmiah, yaitu:
1. Masalah
Masalah diartikan sebagai suatu situais dimana fakta yang terjadi sudah
Menimpang dari batas-batas toleransi dari sesuatu yang diharapkan.Masalah
adalah sesuatu yang apabila didaya gunakan akan memiliki nilai tambah
2. Rumusan Masalah
Penguraian permasalahan harus berangkat dari latar belakang yang bersifat
umum, yaitu berada dalam kerangka pemikiran yang luas dengan Mengaitkan
topik penelitian pada banyak hal yang relevan menuju Permasalahan yang lebih
spesifik dan terpusat pada pokok persoalan nya.
3. Tujuan
Tujuan adalah salah satu karekteristik dan kekuatan pendorong utama dalam
kehidupandari tujuan di dalam metode ilmiah bahwa tujuan yang dimaksud
adalah dalam setiap penelitian.
4. Landasan Teori
Landasan merupakan ciri yang penting bagi penelitian ilmiah untuk
mendapatkan data. Yang dimaksud landasan teori disini adalah teori yang terkait
dengan variable yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam
paradigm penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah
BAB IV
Sarana berpikir ilmiah adalah sistematika dalam mencapai tujuan, Untuk melakukan
kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut
memungkinkan dilakukannya penelitian ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan
sarana berpikir ilmiah ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang
ilmuwan. Tanpa menguasail Ini maka kegiatan ilmiah yang baik tak dapat dilakukan
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka Diperlukan sarana
yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
1. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh Proses
berpikir ilmiah dimana bahasa merupakan alat berpikir dan alat Komunikasi
untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain.
2. Matematika
Dalam abad ke 20 ini, seluruh kehidupan manusia sudah mempergunakan
matematika, baik itu matematika sederhana hingga yang rumit sekalipun.
Matematika adalah kebenaran ilmiah yang diwakili dengan bentuk lambang
ataupun symbol.
3. Statistik
Pada mulanya, statistik hanya digunakan untuk menggambarkan Keadaan dan
menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan saja, seperti Perhitungan banyak
penduduk, pembayaran pajak, mencatat kepegawaian. Tetapi sekarang ini
statistik hampir digunakan oleh semua bidang, Statistik adalah kesimpulan
kebenaran dilihat dari bentuk angka
4. Logika
Logika adalah bidang penyelidikan yang membahas fikiran, yang dinyatakan
dalam bahasa. Secara luas dapat dikatakan bahwa logika adalah Cabang filsafat
yang membicarakan prinsip-prinsip serta norma-norma Penyimpulan yang sah
atau secara sederhana logika adalah cabang filsafat yang membahas metode-
metode penalaran yang sah dari premis Kesimpulan.Logika adalah sarana
berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan, karena itu berpikir
logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir, seperti setengah
tidak boleh lebih besar daripada satu, logika yakni akal pikiran, akal yang bisa
memproses informasi secara sistematis.
BUKU PEMBANDING 2
BAB V
A.Pengertian Ontologi
Kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu : Ontos : being, dan Logic Jadi
ontology adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan). Atau bisa juga ilmu tentang yang ada.Secara istilah ontologi adalah ilmu
yang membahas tentang hakikat yang ada yang merupakan realiti baik berbentuk
jasmani atau kongkrit maupun rohani atau abstrak Ontologi membahas tentang yang
ada, yang tidak terikat oleh satu Perwujudan tertentu. Dalam kaitan dengan ilmu, aspek
ontologis mempertanyakan tentang objek yang ditelaah oleh ilmu
Ontologi adalah hakikat yang ada yang merupakan asumsi dasar bagi apa yang disebut
sebagai kenyataan dan kebenaran. Ontologi menurut Anton Bakker (1992) merupakan
ilmu pengetahuan yang paling universal dan paling menyeluruh.
Istiilah ontologi banyak digunakan ketika membahas yang ada dalam konsep filsafat
ilmu.
1. Aliran monoisme
Paham monoisme menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh
Kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin. Haruslah 1 hakikat saja
sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa Rohani
2. Aliran dualisme
Aliran dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara 2 paham
yang saling bertentangan,yaitu materialism dan idialisme.menurut aliran
Dualism materi maupun ruh sama merupakan hakikat materi muncul bukan
karena
adanya ruh,begitu pun ruh muncul bukan karena materi.
3. Aliran pluralism
Pluralisme berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan
Kenyataan.
D.Asumsi
Salah satu permasalah didalam dunia filsafat yang menjadi perenungan para filsuf
adalah masalah gejala alam. Mereka menduga-duga Apakah gejala dalam alam ini
tunduk kepada determinisme, yakni hukum alam yang bersifat universal, ataukah
hukum semacam itu tidak terdapat Sebab setiap gejala merupakan pilihan bebas,
ataukah keumuman itu memang ada namun berupa peluang, sekedar tangkapan
probabilistik? Ketiga masalah ini yakni determinisme, pilihan bebas dan probabilistik
merupakan permasalahan filasafati yang rumit namun menarik. Tanpa mengenal ketiga
aspek ini, serta bagaimana ilmu sampai pada pemecahan masalah yang merupakan
kompromi, akan sukar bagi kita untuk mengenal hakikat keilmuan dengan baik.
E.Peluang
Ilmu yang paling termasuk paling maju dibandingkan dengan ilmu lain adah fisika.
Fisika merupakan ilmu teoritis yang dibangun di atas sistem Penalaran deduktif yang
meyakinkan serta pembuaktian induktif yang mengesankan. Namun sering dilupakan
orang bahwa fisika pun belum merupakan suatu kesatuan konsep yang utuh. Artinya
fisika belum merupakan pengetahuan ilmiah yang tersusun secara semantik, sistematik,
konsisten dan analitik berdasarkan pernyataan-pernyataan ilmiah yang disepakati
bersama.
BUKU PEMBANDING 2
BAB Vl
A.Logika
1.Pengertian Logika
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid, dan dapat dipertanggung
jawabkan.perkataan “logika” diturunkan dari kata sifat “logike”, bahasa Yunani, yang
berhubungan dengan kata benda “logos”, yang berarti fikiran atau perkataan sebagai
pernyataan dari fikiran itu. Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan yang erat antara
fikiran dan perkataan yang merupakan pernyataan dalam bahasa.
2.Macam-macam Logika
1. Induksi
Adalah suatu metode penalaran yang berdasarkan sejumlah hal khusus Untuk
tiba pada suatu kesimpulan yang bersifat boleh jadi atau kemungkinan.
Aristoteles mendefinisikan induksi sebagai suatu aluran (proses peningkatan)
darii hal-hal yang bersifat khusus individual menuju ke hal-hal yang bersifat
universal.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai
kemestian dari pernyataan yang merupakan pangkal fikir (premis). Dapat
diartikan deduksi sebagai suatu metode penalaran yang berpangkal dari
pendapat umum ke khusus.
BUKU PEMBANDING 2
BAB VII
1. Etika
Istlah Etika atau ethics (bahasa inggris) memiliki banyak arti, secara Etimologi
istilah etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu ethos atau Ethkos, yang
mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, akhlak,
watak, perasaan, sikap, cara berfikir.pun dalam bentuk jamaknya menjadi latar
belakang terbentuknya Istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani besar Aristoteles sudah
di pakai untuk Menunjukan filsafat moral.
Etika menurut Abdullah dalam kenyataannya dapat di pakai dalam arti Berikut:
2..Moral
Moral berasal dari bahasa Latin, mos (jamaknya mores), yang berartii adab atau cara
hidup. Sedangkan menurut etimologinya sama dengan etika, sekalipun bahasa aslanya
berbeda. Jika kita memandang arti kata moral, perlu kita simpulkan bahwa etika adalah
nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kata ilmu berasal dari Bahasa Arab, “alima, ya’lamu, ‘ilman dengan Wazan fa’il, yaf’alu
yang berarti mengerti, memahami benar-benar.” Adapun pengertian ilmu dalam Kamus
Bahasa Indonesia adalah “Pengetahuan tentang suatu bidang yang di susun secara
bersistem menurut metodemetode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan
gejalah-gejalah tertentu dibidang pengetahuan.
Adalah suatu pengetahuan ilmiah yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut: Dasar
pembenaran yang dapat dibuktikan dengan metode ilmiah dan teruji dengan cara kerja
ilmiah.Selain secara etimologis, kita dapat melihat pengertian etika dari Kamus Umum
Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta), etika di jelaskan ilmu Pengetahuamn
tentang asas-asas akhlak (moral)
BUKU PEMBANDING 2
BAB Vlll
Prespektif Ilmu, Seni dan Agama dalam Khazanah Pengetahuan, Budaya dan Peradaban
A.Hakikat Ilmu
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ilmu dan Pengetahuan. Kedua
kata tersebut biasa diucapkan secara sendiri sendiri yakni ilmu dan pengetahuan atau
digabung menjadi ilmu pengetahuan. Secara bahasa, ilmu (knowledge) berarti
kepandaian tertentu atau pengetahuan tentang suatu bidang.
Ilmu menurut Jujun S. Suriasumantri adalah merupakan suatu cara berpikir dalam
menghasilkan suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang dapat di andalkan
B.Hakikat Seni
Dalam dunia modern saat ini, seni seakan mendapat tempat yang Sangat istimewa
dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan hampir di semua bidang kehidupan seni menjadi
salah satu bagian bahkan pelengkap kehidupan itu sendiri. Seni itu sendiri dapat
dinikmati melalui pandangan (visual art), melalui pendengaran (audio art) maupun
keduanya, yakni pandangan dan pendengaran (audio visual art).
Seni dan estetika adalah suatu kata yang tidak terpisahkan. Suatu karya yang bernilai
seni tentunya juga bernilai estetika dan suatu karya yang estnetik tentunya juga bernilai
seni karena estetika itu adalah wawasan keindahan dan keindahan itu terkait dengan
cita rasa.
C.Hakikat Agama
Secara bahasa, kata agama adalah berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata
“a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau. Artinya, orang yang memeluk
suatu agama diharapkan tidak kacau, tidak membuat kacau atau tidak berbuat kacau
karena secara filosofi agama sangat erat hubungannya dengan moral.
D.Hakikat Budaya
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta budhayah yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dari asal kata tersebut, kebudayaan
dapat diartikan hal-hal bersangkutan dengan akal atau budi.
Definisi budaya (culture) pertama kali dipopulerkan oleh E.B. Taylor pada tahun 1871
dalam bukunya Primitive Culture di mana kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum adat serta kemampuan
dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
E.Hakikat Peradaban
Peradaban berasal dan kata adab, yang artinya kesopanan, kehormatan, budi bahasa,
etika, dan lain-lain. Lawan dari beradab yaitu biadab, tak tahu adab dan sopan santun.
Masyarakat telah mencapai tahap kebudayaan tertentu dan telah maju berarti
masyarakat tersebut telah mencapai tingkat peradaban tinggi yang bercirikan
penguasaan ilmu, teknologi, seni dan lain-lain. Jadi, peradaban yaitiusemua bidang
kehidupan untuk kegunaan praktis. Sebaliknya, Kebudayaan yaitu semua yang berasal
dari hasrat, gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam
hubungan masyarakat, misalnya musik, seni, agama, ilmu, dan filsafat. Jadi, lapisan atas
yaitu Kebudayaan, sedang lapisan bawah yaitu peradaban.
PEMBAHASAN
Menurut Saya ketiga buku sangat bagus dalam meningkatkan pengertahuan terutama
dalam Filsafat Pendidikan dan Filsafat Ilmu. Di balik buku inu juga menjelaskan secara
bertahap, apa itu filsafat, aliran-alirannya sampai ke sejarahnya,
Seperti yang kita pahami sebelumnya, pada buku utama pengertian Filsafat
Langeveld
Filsafat adalah dasar dari segala ilmu yang membicarakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
1. Keherann
2. Kesangsian
Pada buku pembanding Bab 1 di jelaskan bahwa manusia sebagai makhkuk yang
berfikir
Jadi menurut Saya alasan seseorang ingin berfilsafat karna manusia makhluk yang
mempunyai pikiran, dari pikiran tersebut muncul rasa keingintahuan yang sangat
besar sehingga itu merupakan alasan utama seseorang berfilsafat.
Jadi menurut Saya ketiga buku ini sangat cocok bagi Sesorang yang mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi. Dan dari ketiga buku ini menurut Saya buku yang paling bagus
dan menarik adalah buku yang berjudul Filsafat Ilmu, karena buku ini
mempunyaigambar yang menarik setiap babnya, sehingga pembaca terkesan ingin tahu
apa isi dari buku Filsafat Ilmu.
Ketiga buku ini juga menggukan bahasa yang mudah dimengerti sehinng pembaca
paham isi dari ketiga buku tersebut.
Ketiga Buku mudah mengerti karena menggunakan bahasa yang mudah mengrti
Pada buku Filaafat Ilmu mempunyai gambar sedangkan Buku Pembanding 2
menmpunyai tabel sehingga kedua Buku sangat menarik minat baca.
Pada ketiga Buku memiliki jarak antara paragraf yang telat sehinnga ketiga buku
mudah dibaca dan dipahami.
Ketiga Buku ini mempunyai gambar sampul yang menarik sehingga mwmbuat
pembaca terkesan ingin tahu isi ketiga buku tersebut
Ketiga buku ini sangat lengkap karna menjelaskan secara umum dan mendalam
tentang filsafat dan sejarah filsafat
Ketiga buku memiliki Nomor ISBN
Kekurangan Buku:
Buku Filsafat Ilmu menpunyai kesalahan dalam penulisan huruf kapital seperti:
Tambah,Dan (tidak sesuai tata cara penulisan)
Penulisan kata yang salah pada Buku Filsafat Ilmu pada Bab , seperti Ruhani
seharusnya Rohani, Ilmu pengetahuan (sain) seharusnya sains, bersangkut paut
seharusnya bersangkutan.
Pada Buku Pembanding (1) Filsafat Pendidikan tidak memiliki gambar, hanya
tulisan, sehingga mengurangi minat baca.
Pada Buku utama tidak memiliki halaman 10, sehinnga isi dari buku tersebut
kurang tepat terutama pada halaman 11
BAB lV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Filsafat adalah ilmu atau suatu proses pemikiran untuk memecahkan suatu masalah
atau pertanyyan, agar masalah dan pertanyaan tersebut dapat diselesaikan dengan
menyimpulkan dari beberapa para ahli menjadi suatu landasan.
1. Buku ini sangat menjelaskan Filsafat Pendidikan, Filsafat Ilmu, sehinng buku ini
cocok bagi Sesorang yang ingin memperdalam mengenai Filsafat
2. Filsafat Pendidikan merupakan faktor terbentuknya Pendidikan yang berguna
bagi Pesrta Didik
3. Filsafat adalah proses pemikiran yang bertujuan untuk memecahkan
masalah/pertaanyan agar permasalahan/pertanyaan tersebut dapat terjawab.
B. Rekomendasi
1. Ketiga buku ini sangat cocok dan tepat bagi Sesorang yang ingin memperdalam
Filsafat Pendidikan, Filsafat Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
A. Susanto, Filsafat Ilmu Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistomologis dan
Aksiologis. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
B. Susanto, Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.Ahmad Nasution, Taufik,
Filsafat Ilmu Hakikat Mencari Pengetahuan. Yogyakarta: CV. Budi Utama.
C. Ahmat Taufik Nasution. Filsafat Ilmu: hakikat mencari pengetahuan. Yogyakarta:
Rajawali. 2012.
D. Amien, Miska M, Pengantar Filsafat Pengetahuan Islam. Jakarta: UI Press,1983.
E. Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
F. Anshari, Endang S. Ilmu, filsafat, dan Agama. Surabaya: bina ilmu. 1985
G. Ahmad Fhatoni, Transformational Thingking. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2006.
H. Dardiri, Humaniora-Filsafat dan Logika. Jakarta: CV. Rajawali, 1986.
I. Dodiet Aditya, Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian. Surakarta, 2013.
J. Emmi kholilah, Jurnal An-Nahdhah, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Kritis. STAI
Ma’arif Jambi.
K. Emzir, Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010