Anda di halaman 1dari 14

Critical Book Report

Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : Dr. Sudirman, S.E., M.Pd.


Disusuh Oleh : Bony Charlos Tambunan
NIM 2231131009
Pendidikan Bahasa Prancis

Fakultas Bahasa dan Seni


Universitas Negeri Medan
Medan
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME dimana atas bimbingan dan bantuan dariNya,
penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report ini dengan waktu yang tepat dan materi yang jelas.
Banyak permasalahan yang di hadapi oleh penulis dalam pembuatan Critical Book Report ini, namun
dengan adanya kesabaran dari pada Tuhan, penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report ini.
Tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada teman-teman yang sudah membantu dalam
proses penyelesaian Critical Book Report ini.

Tidak lupa juga doa orang tua yang menyertai penulis agar diberi kebijaksanaan dalam
menulis Critical Book Report ini sehingga dapat menjadi sarana untuk membantu para
mahasiswa/mahasiswi dalam memahami apa itu Filsafat Pendidikan. Penulis berharap agar mendapat
saran dan kritik apabila ada terdapat kesalahan dalam mengetik ataupun isi dari Critical Book Report
ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
Pendahuluan.........................................................................................................................................4
1.Latar Belakang................................................................................................................................4
2.Tujuan.............................................................................................................................................4
3.Manfaat..........................................................................................................................................4
4.IDENTITAS BUKU UTAMA...............................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
Isi Buku..................................................................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................................................6
BAB I

Pendahuluan
1.Latar Belakang
Filsafat Pendidikan memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar, setiap tenaga pengajar harus memahami filsafat pendidikan agar terciptanya
lingkungan belajar yang nyaman. Mahasiswa calon guru haruslah menguasai filsafat
pendidikan agar lebih bijak dalam menyampaikan materi dan agar materi mudah
untuk di pahami, dan juga filsafat pendidikan merupakan salah satu dasar ilmu yang
menjadi bekal untuk setiap proses mengajar guru

2.Tujuan

1. Mengkritisi buku.
2. Membandingkan dan menyamakan antara kedua buku.
3. Meringkas buku.
4. Mencari kekurangan dan kelebihan buku.

3.Manfaat

1. Untuk lebih kritis dalam berpendapat dan berargumen.


2. Untuk lebih mudah dalam memahami materi Filsafat Pendidikan
4.IDENTITAS BUKU UTAMA

Judul Buku : Filsafat Pendidikan


Pengarang : Dr. Edward Purba, MA.
Penerbit : UNIMED PRESS
Tahun Terbit : 2023
Edisi : Vol. 1
Jumlah Halaman : 170 Halaman
BAB II

Isi Buku

BAB I

A. Pengertian Filsafat Dan Filsafat Pendidikan

Dalam memahami pengertian filsafat dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yakni
sudut pandang etimologi dan terminologi.

1. Pengertian Filsafat Berdasarkan Etimologi

Kata filsafat yang dalam bahasa inggris Philosophy, dan dalam bahasa arab falsafash,
yang keduanya berasal dari bahasa Yunani yakni, Philosophia. Philosophia terdiri atas
dua suku kata yakni philein dan Sophia; philein berarti cinta dan sophia berarti
kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan dalam arti
yang sedalam-dalamnya. Orang yang senang dengan filsafat dan membidangi filsafat atau
ahli filsafat atau filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Phytagoras (582-496
SM) adalah orang yang menggunakan kata filsafat yang artinya pada saat itu belum
begitu jelas. Kemudian pengertian filsafat itu diperjelas para ahli berikutnya seperti oleh
kaum sophist dan juga oleh Socrates.

2. Pengertian Terminologi

Dalam menelusuri pengertian filsafat berdasarkan sudut pandang terminologi, dapat


dilakukan dari berbagai pengertian yang telah disampaikan oleh para pakar filsafat itu
sendiri.

Pengertian terminologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata
filsafat itu sendiri. Pengertian yang dikemukakan para ahli tidak sama sesuai dengan
pandangan para ahli tersebut. Berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian yang
dikemukakan para ahli (Surajiyo, 2008, 3-4)
a. Plato

Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang


asli. Plato adalah seorang sahabat dari Socrates, ia telah mengubah pengertian
kearifan yang awalnya berkaitan dengan soal-soal praktis dalam kehidupan menjadi
pemahaman intelektual. Ia menegaskan, filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran asli. Dari sisi lain, ia juga mengarrtikan filsafat sebagai
interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang penting atau yang berarti bagi hidup dan
mengarahkannya untuk mencapai ide-ide abadi.

b. Aristoteles

Filsafat Aristoteles secara umum dapat dianggap sebagai filsafat yang berupaya
menengahi kesenjangan antara apa yang ada dalam fikiran dan apa yang ada didalam
realitas. Ia meyakini bahwa abstraksi menjadi pembentuk kategori yang dapat
diterapkan keobjek pemikiran. Menurutnya, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.

c. Al-Kindi

Al-Kindi merupakan orang pertama dalam filsafat Islam yang mengawali pengertian
skolastik Islam di Irak. Ia memberikan pengertian filsafat sebagai ilmu tentang
hakikat sesuatu dalam batas kesanggupan manusia, yang meliputi ; (1) Ilmu Fisika,
terdiri atas benda-benda konkrit yang dapat ditangkap oleh pancaindra; (2) Ilmu
matematika yang berkaitan dengan benda yang memiliki wujud tersendiri dan dapat
dipastikan dengan angka-angka; dan (3) Ilmu Ketuhanan, dan kajian apapun yang
berguna bagi kehidupan manusia

3. Tujuan dan Ciri-ciri Pikiran Filsafat


a. Tujuan

Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Ilmu pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala-gejala atau fenomena
saja. Jadi filsafat harus reflektif, radikal dan intergral. Reflektif berarti manusia
menangkap objeknya secara intensional dan sebagai hasil dari proses tersebut adalah
keseluruhan nilai dan makna yang diungkapkan dari objek-objek yang dihadapinya.
Radikal berarti filsafat mencari pengetahuan sedalam-dalamnya atau sampai ke akar-
akarnya.
b. Ciri-ciri Pikiran Kefilsafatan

Ciri-ciri pikiran kefilsafatan, yaitu filsafat merupakan pemikiran tentang hal-hal serta
proses-proses dalam hubungan yang umum, bersifat sistematis, universal, radikal,
rasional menyeluruh, koheren, konseptual, bebas dan bertanggung jawab.

4. Alasan Berfilsafat
a. Keheranan

Banyak filsuf berpendapat bahwa awal mulanya filsafat ialah timbulnya rasa heran
atau kagum pada manusia.

b. Kesangsian

Filsuf-filsuf beranggapan bahwa kesangsian itu merupakan sumber utama pemikiran


atau penyelidikan

B. Pengertian Filsafat Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses. Sebagai waktu proses,


pendidikan merupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa
dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta didik dengan berbagai
problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaannya.

Filsafat pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo (2004, 5) dapat


dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Filsafat praktik pendidikan yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang


bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan dilaksanakan
dalam kehidupan manusia.
2. Filsafat ilmu pendidikan, yaitu analisis kritis dan komprehensif tentang
pendidikan dan konsep-konsep psikologi pendidikan yang berkaitan
dengan teori-teori belajar, pengukuran pendidikan, prosedur-prosedur
sistematis tentang penyusunan kurikulum, dan sebagainya yang akhirnya
dapat menjadi teori pendidikan.
BAB II

A. Filsafat Pendidikan

1. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem

Filsafat Ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem


pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf besar. Filsafat pendidikan
sebagai mana cabang filsafat lainnya, mencakup sekurang-kurangnya tiga cabang
utama dari filsafat yakni, ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi berasal dari
kata Yunani ‘onta’ yang berarti sesuatu yang sungguh sungguh ada, kenyataan yang
sesungguhnya, dan ‘logos’ yang berarti teori atau ilmu.

2. Substansi Filsafat Pendidikan

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai


bagian dari fondasi-fondasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan, Pendidikan di Indonesia
teraktualisasi dengan berdasar pada praksis dan praktik. Praksis sebagai acuan yang
didasarkan pada landasa yang tersusun dalam bentuk kebijakan dalam pelaksanaan
pendidikan.

3. Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang


dijadikan pandangan hidup oleh sesorang atau suatu masyarakat bahkan suatu
bangsa merupakan asas atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan
kehidupan orang atau masyarakat terseut atau bangsa itu sendiri, termasuk
didalamnya bidang pendidikan. Segala usaha atau aktifitas yang dilakikan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan dilaksanakan dengan mempedomani filsafat
yang dianutnya. Filsafat dan filsafat pendidikan menjadi sangat penting, sebab
menjadi dasar, arah dan pedoman seuatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan
adlaah aktfitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara teratur dan mendalam
yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan,
menyelaraskan dan mengharmoniskan dana menerangkan nilai-nilai dan tujuan
yang akan dicapai.
BAB III

A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

1. Filsafat Pendidikan Idealisme

Idealisme berpendirian, bahwa kenyataan tersusun atas gagasan-gagasan atau


spirit. Segala benda yang nampak berhubungan dengan kejiwaan dan segala aktivitas
adalah aktivitas kejiwaan. Menurutu paham idealisme, guru harus membimbing atau
mendiskusikan dengan peserta didik bukan prinsip-prinsip eksternal, melainkan
sebagian kemungkinan-kemungkinan yang perlu dikembangkan, juga harus
diwujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik.

2. Filsafat Pendidikan Realisme

Realisme dalam berbagai bentuk menurut Kattsoff (1996;126) menarik garis


pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya
cenderung kearah dualisme atau monisme materialistik. Seorang pengikut
materialisme mengatakan bawha jiwa dan materi sepenuhnya sama. Jika demikian
halnya, sudah tentu dapat juga sama-sama diktakan “Jiwa adalah materi” seperti
halnya mengatakan “materi adalah jiwa”. Menurut paham realisme, dalam sistem
pendidikan haruslah berfikir secara ilmiah, pelajaran harus didasarkan pada minat
peserta didik.

3. Filsafat Pendidikan Materialisme

Suatu aliran filsafat yang berisikan kebendaan, dimana benda merupakan


sumber segalanya, Segala sesuatu yang ada yang berisikan kebendaan, dimana benda
merupakan sumber segalanya. Segala sesuatu yang ada dalam semesta ini berasal dari
materi dan kebendaan, roh/jiwa merupakan angkut paut dari proses materi/kebendaan
4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Suatu aliran filsafat yang berpangkal pada empirisme inggris, yang


berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia adalah apa yang manusia alami.

5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Cara beradanya


manusia dibumi ini. Manusia berada dibumi ini karena adanya kerjasama dan
komunikasi.

6. Filsafat Pendidikan Progresivisme

Bependapat bahwa manusia terus berkembang kearah yang lebih baik dan
positif. Oleh karena itu peserta didik bukan dipersiapkan untuk kehidupan masa kini
tetapi untuk kehidupan masa depan.

BAB IV

A. Filsafat Pendidikan Pancasila

1. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia

Manusia adalah mahkluk tertinggi ciptaan Tuhan, yang di anugrahi


kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan berkembang, baik sebagai individu
atau anggota masyarakan sosial

2. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat

Nilai-nilai Pancasila tidak pernah tertinggal zaman karena nilai-nilai tersebut


berasal dari kepribadian dan karakter bangsa indonesia.
3. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan

Nilai-nilai pancasila mengandung pendidikan yang terdapat didalam sila ke-2,


yang nilai-nilai tertuang praktis didalam undang-undang dasar 1945. Pendidik
berperan sebagai fasilitator, organisator, dan motivator

4. Filsafat Pancasila Tentang Nilai

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional


sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan undang-undang dasar 1945
dan sumber nilai bangsa indonesia.

BAB V

A. Hakekt Ilmu Pendidikan

1. Hakekat Pendidikan

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan sebagai mana juga makhluk-makhluk


lainnya dimuka bumi ini. Manusia adalah makhlkuk yang mempunyai pola, ulah,
dan tingkah laku, banyak sekali keinginan dan dorongan nafsunya

2. Hakekat Masyarakat

Proses pendidikan menghasilkan perkembangan dan pertumbuhan hidup dan


kehidupan manusia sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu dan teknologi serta
munculnya teknokrat-teknokrat hasil proses pendidikan yang merancang dan
melaksanakan pembangunan dalam setiap aspek kehidupan manusia

3. Hakekat Peserta Didik

Pada penjelasan diatas dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha membantu


menyadarkan anak tentang potensi yang ada padanya, membantu mengembangkan
potensi semaksimal mungkin, memberikan pengetahuan dan keterampilan dll.
4. Hakekat Guru

Guru disekolah dalam pelaksanaan tugasnya berperan sebagai tenaga


profesional yang membimbing peserta didik.

5. Hakekat Pembelajaran

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Sadar atau tida, kegiatan belajar sebenarnya telah dilakukan manusia
sejak lahir untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya.

6. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mempunyai arti yang lebih tinggi dari pada pendidikan
moral. Pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik
dalam kehidupan, sehingga seseorang memiliki kesadaran dan pemahaman yang
tinggi, serta kepedulian dan komitmen untuk mewujudkan kebajikan dalam
kehidupan sehari hari

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam penulisan buku ini, masih banyak kekurangan dalam hal mengetik, banyak
kata kata yang sangat tidak mudah dimengerti oleh pembaca awam, dan terlebih
lagi banyaknya kata-kata yang ejaannya salah atau menggunakan ejaan bahasa
Inggris. Namun untuk kelebihan buku ini juga banyak, yaitu menjabarkan filsafat
pendidikan se-detail mungkin, pembahasannya sangat luas sehingga sangat cocok
untuk dijadikan bahan kajian.

2. Saran

Saran penulis adalah, memperbaiki dan memperhatikan hal-hal kecil yang menjadi
pengaruh besar bagi minat para pembaca untuk membaca buku-bukunya, penggunaan kata-
kata yang perlu di perhatikan kembali agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam membaca
buku ini. Dan mungkin penambahan sedikit gambar-gambar para filsuf akan membuat buku
ini menjadi lebih menarik

Anda mungkin juga menyukai