Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

MK.FILSAFAT PENDIDIKAN
PRODI S1 PKK-FT

Skor Nilai:

FILSAFAT PENDIDIKAN
(Muhammad Anwar, 2017)

NAMA MAHASISWA :SYAFRIANI HASIBUAN


NIM :5203343020
DOSEN PENGAMPU :FRISKA INDRIA NORA HARAHAP, M.Pd
MATA KULIAH :FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2020
Excecutive Summary

Keterampilan berbahasa mencakup empat segi , yaitu keterampilan


mengkritik, keterampilan memberi saran, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis, keempat – empatnya merupakan catur tunggal.

Sadar atau tidak sadar keterampilan mengkritik ini tidak begitu mendapat
perhatian pada buku buku makalah serta karangan lain nya selama ini kita hanya
membaca tanpa mengetahuibagimana kaalimat kalimat dann kosa kata yang
digunakan.

Tetapi walaupun begitu menyatakan bahwa pada umumnya kita


menggunakan waktu buat menyimak tiga kali sebanyak waktu untuk membaca,
sedikit sekali perhatian diberikan untuk melatih orang menyimak.

Setiap keterampilan itu sangat erat sekali berhubungan dengan ketiga


keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam . Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir .
Mula mula pada masa kecil kita belajar menyimak bhasa, kemudian berbicara,
sesudah itu kita membaca dan menulis. Mengkritik dan berbicaraa kita pelajari
sebelum memasuki sekolah , sedangkan membaca dan menulis dipelajari disekolah.
Keempat keterampilan terssebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur
tunggal.

Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan prsoes


proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran
nya. Semakin terampil seseorang berbahasa , semakin cerah dan cerdas pula jalan
pikiran nya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek
dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih
keterampilan berfikir.
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya saya dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah dari mata kuliah Manajemen Pertunjukan
Seni. Makalah ini dibuat sebagai tugas Critical Book Report (CBR).

Dalam pembuatan makalah ini saya menyadari atas keterbatasan pengetahuan


maupun pengalaman saya, makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu
saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat
disusun lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan


kepada pembaca serta bermanfaat bagi kita semua.

Terima Kasih

Medan, 4 oktober 2020

Penyusun

Daftar isi
Excecutive summary

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. RINGKASAN

BAB III. PEMBAHASAN

BAB IV. PENUTUP

BAB I. PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi pentingnya CBR

Pentingnya CBR adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk


meringkas dan mengevaluasi tulisan. Tugas CBR berupa buku, bab atau artikel.
Dalam menulis CBR kita harus membaca secara seksama dan juga membaca
tulisan dari buku lain yang serupa agar kita bisa memberikan tujuan dari tulisan
dan evaluasi yang lebih komprehensif, obyektif dan faktual

B. Tujuan Penulisan CBR


Penyelesaian tugas mata kuliah pendidkan filsafat
Mampu mengembangkan budaya membaca
Meningkatkan kemahiran mereview buku
Menguatkan berpikir sistematis dan kritis

C. Manfaat CBR
Mampu menjabarkan arti filsafat
Memberikat pengetahuan tentang filsafat pendidikan dan aliran-alirannya
Menambah pengetahuan
Mengetahui filsafat lebih dalam

D. Identitas buku yang direview


1. Judul : Filsafat Pendidikan
2. Edisi :Pertama
3. Pengarang, editor :Muhammad Anwar
4. Penerbit :Kancana
5. Kota terbit :Jakarta
6. Tahun terbit :2017
7. ISBN :978-602-1186-52-7

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU


A. Bab 1 Pengertian dan Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan dan
Kehidupan Manusia

pengertian ilsafat ditinjau dari segi arti bahasanya dapat disimpulkan bahwa
ilsafat adalah:

1. Pengetahuan tentang kebijaksanaan


2. Mencari kebenaran, dan
3. Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip.

Ketiga pengertian tadi tidak hanya diperlakukan oleh seorang ilsuf saja, tetapi
juga dimiliki oleh setiap individu yang baik, (yang memiliki pimpinan pemikiran),
terutama pendidik atau guru yang harus bersikap bijaksana semaksimal mungkin.

Dari beberapa beberapa para ahli, dapat dirumuskan bahwa filsafat ialah
upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami, dan menyelami
secara radikal, integral, dan sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta, dan
manusia. Sehingga, dapat menghasilkan pengetahuan tentang hakikatnya yang dapat
dicapai akal manusia dan bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai
pengetahuan yang diinginkan.

Berdasarkan radikal dan konsepdionalnya, dapat disimpulkan bahwa ilsafat


secara konsepsional is the mother of science and synoptic thinking. Atau metode
berpikir sinoptis, yakni berpikir merangkum dengan jalan menarik kesimpulan
umum dari berbagai cabang ilmu pengetahuan dalam suatu aksioma melalui proses
generalisasi dan abstraksi. Misalnya dalam ilmu biologi, psikologi, dan isika, kita akan
dapat menarik kesimpulan bahwa tiap peristiwa, tentu ada sebab terjadinya, dan
setiap tingkah laku makhluk apa pun tentu berarah tujuan, sedangkan hidup dan
kehidupan ini pun mengikuti suatu aturan tertentu.

Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, dan asal atau
pokok. Karena, ilsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha manusia di
bidang kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan. Tetapi, manusia tidak
pernah merasa puas dengan meninjau sesuatu dari sudut yang umum, melainkan juga
ingin memperhatikan hal-hal yang khusus. Kemudian, timbullah penyelidikan
mengenai hal-hal khusus yang sebelumnya masuk dalam lingkungan ilsafat. Jika
penyelidikan ini telah mencapai tingkat tinggi, maka cabang penyelidikan itu
melepaskan diri dari ilsafat, menjadi cabang ilmu pengetahuan baru yang berdiri
sendiri.

kedudukan ilsafat dalam kehidupan manusia adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti


pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh ilsafat.
2. Berdasarkan atas dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka ilsafat memberikan
pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti kedudukan dalam hubungannya
dengan yang lain. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat kewajiban manusia
meliputi akal, rasa, dan kehendak. Dengan akal, filsafat memberikan pedoman
hidup untuk berpikir guna memperoleh pengetahuan. Dengan rasa dan
kehendak, maka ilsafat memberikan pedoman tentang kesusilaan mengenai
baik dan buruk.

B. Bab 2. Pengertian Pendidikan dan Filsafat Pendidikan Serta Peranannya

pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang dikembangkan


atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat), yang
berfungsi sebagai ilsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan
pendidikannya. Sekaligus menunjukkan cara, bagaimana warga negara bangsanya
berpikir dan berperilaku secara turun temurun, hingga kepada generasi berikutnya.
Dalam perkembangannya, akan sampai pada tingkat peradaban yang maju atau
meningkatnya nilai-nilai kehidupan dan pembinaan kehidupan yang lebih sempurna.

ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu yang


kemampuan dirinya berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan
hidupnya, baik sebagai seorang individu maupun sebagai warga negara atau
warga masyarakat.
2. Untuk mencapai lujuan tersebut, pendidikan perlu melakukan usaha yang
disengaja dan terencana untuk memilih isi (bahan materi), strategi kegiatan,
dan teknik penilaian yang sesuai. 3. Kegiatan tersebut dapat diberikan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, berupa pendidikan jalur
sekolah (formal) dan pendidikan jalur luar sekolah (informal dan nonformal).

Filsafat Pendidikan Bermakna sebagai Filsafat Tradisional

Filsafat pendidikan dalam arti ini dan dalam bentuknya yang murni, telah
berkembang dan menghasilkan berbagai alternatif jawaban terhadap berbagai
pertanyaan ilosois. Maka filsafat pendidikan mempunyai tugas pokok (menurut
Kilpatrick), yaitu sebagai berikut :

1. Memberikan kritik-kritik terhadap asumsi yang dipegangi oleh para pendidik.


2. Membantu mempelajari tujuan-tujuan pendidikan.
3. Melakukan evaluasi secara kritis tentang berbagai metode yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan.

C. Bab 3 Masalah Pokok Filsafat dan Pendidikan

Ada tiga masalahpokok filsafat

1. Realitas Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah


kebenaran. Kebenaran akan timbul, bila orang telah dapat menarik
kesimpulan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas
atau kenyataan ini dipelajari oleh metaisika.
2. Pengetahuan Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan
jenis-jenis pengetahuan. Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.
3. Nilai Dipelajari oleh cabang ilsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan yang
dicari jawabnya, antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki
oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya.

Menurut John S. Brubacher, problema-problema ilsafat tersebut juga merupakan


problem esensial dan pendidikan, antara ilsafat dan pendidikan mempunyai
hubungan yang erat. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya, antara
lain, dapat menggunakannya sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai oleh cabang-
cabang di atas. Misalnya, dalam menyelidiki dan mengembangkan tujuan-tujuan
pendidikan diperlukan pendirian tentang pandangan, dunia yang bagaimanakah
tempat kita hidup.

D. Bab 4 Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan

potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangkan menjadi
sikap hidup, meliputi hal di bawah ini.

1. Potensi jasmani dan pancaindra


2. Potensi pikir (rasional),
3. Potensi perasaan dikembangkan,
4. Potensi karsa atau kemauan yang keras
5. Potensi-potensi cipta
6. Potensi karya
7. Potensi budi nurani,

PROSES HIDUP MANUSIA DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Sudah merupakan suatu kenyataan dalam proses kehidupan manusia, bahwa


mereka harus melaksanakan tugas-tugas hidup yang dilaksanakan dan ditunaikan
dengan baik dan sempurna, sejak zaman kehidupan mereka yang sederhana, di hutan
rimba dan di gua batu, atau di tempat lainnya, sampai kehidupan umat abad ini. Di
dalam kehidupan manusia yang sederhana, mereka bersusah payah dan penuh
kesulitan yang beragam dalam menghadapi perjuangan hidup, bersama dengan
hewan dan makhluk lainnya dalam memperebutkan makanan dan tempat tinggal.

Seorang ilsuf seperti H.V. Loon telah menyusun daftar pertanyaan secara ilosois
dan memerlukan jawaban secara ilosois pula, tentang siapakah kita dan dari mana
kita datang? Ke mana kita akan pergi? Apa tugas dan kewajiban kita, dan apa tujuan
hidup kita? Walaupun orang awam, mungkin merasa geli mendengar pertanyaan
seperti itu, karena yang bertanya manusia dan kita sendiri. Mereka dan kita seperti
sudah puas dengan jawaban pancaindra, karena mereka dan kita sudah menyaksikan
dengan mata sendiri, bahwa manusia itu ada. Tetapi, ahli pikir seperti ilsuf tadi tidak
puas dengan hal demikian. Ia ingin hakikat, yakni hakikat hidup. Yang nyata itu belum
tentu benar.
E. Bab 5 Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan

Manusia adalah satu jenis makhluk hidup yang menjadi anggota populasi di
permukaan bumi ini. Ia adalah suatu himpunan yang memiliki ciri khas yang tidak
dimiliki oleh sekian juta makhluk hidup lainnya. Manusia, selama ia hidup selalu
berusaha dan berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara
menggunakan daya dan tenaga alam untuk kepentingan dirinya.

Tujuan Hidup Manusia Mengalami Proses Perkembangan Dalam tingkatan


perkembangan inilah, manusia mengenal peralatan, mulai mengetahui manfaat api
untuk membakar, dan lain sebagainya. Artinya, kebutuhan manusia mulai meningkat
dan jumlah variasinya bertambah banyak, dan tujuan hidup mereka pun semakin
bertambah jelas. Yaitu untuk mencari kepuasan, kemakmuran, dan kebahagiaan
hidup, baik dari diri sendiri maupun untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya,
baik lahiriah maupun rohaniahnya.

Tujuan Hidup Bangsa Indonesia tujuan hidup bangsa terkandung dalam jiwa
Pancasila. Yaitu, manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan manusia
yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

tujuan hidup kita sebagai Muslim adalah menyembah, mengabdi, dan berbakti kepada
Allah subhanahu wa ta’ala. Artinya, mengabdikan din kepada-Nya harus sesuai
dengan kehendak-Nya.

Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang RI


Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3,
menyebutkan: ”Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
F. Bab 6. Fungsi Pendidikan dalam Kehidupan Manusia Sebagai Makhluk Biologis

seluruh aspek kehidupan memerlukan proses pendidikan baik di dalam maupun


di luar lembaga formal. Hubungan dan interaksi sosial yang terjadi dalam proses
pendidikan di masyarakat memengaruhi perkembangan kepribadian manusia. Untuk
memperoleh hakikat diri yang makin bertambah sebagai hasil pengalaman berturut-
turut sepanjang kehidupan manusia.

Jika pendidikan akan membina bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku


tertentu dalam keadaan tertentu, maka lembaga-lembaga pendidikan menghendaki
perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan sebagai suatu profesi, maka
anggota pengelola pendidikan menekuninya karena dorongan tertentu, demikian
pula dalam profesi-profesi lainnya.

tindakan mendidik adalah hal yang khusus hanya terdapat dalam dunia
kemanusiaan. Salah satu ciri yang paling mendasar tentang gambaran manusia adalah
bahwa manusia itu makhluk yang harus dididik, dapat didik, dan dapat pula
mendidik. Langeveld melukiskan hal itu dengan kalimat singkat, animal educandum
(manusia adalah makhluk yang harus di didik), animal educable (manusia adalah
makhluk yang dapat di didik), dan homo edocandm (manusia adalah makhluk bukan
saja harus dan dapat di didik tetapi harus dan dapat mendidik).

maka pendidikan merupakan hal yang utama dan universal serta sebagai satu
keharusan bagi manusia dalam mencapai kesejahteraan hidupnya. Tercapainya
kesejahteraan hidup adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia secara
biologis yang diperoleh dari pendidikan dan belajar. Sedangkan keinginan dan
kebutuhan akan tetap dalam diri manusia selama hidupnya. Dengan demikian, dapat
dikatakan selama manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
hidup sejahtera, maka pendidikan tetap menjadi penentu dan menjadi satu keharusan
(imperative) bagi manusia sebagai makhluk biologis.

G. Bab 7. Demokrasi Pendidikan

Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga


memberikan manfaat dalam praktik kehidupan dan pendidikan yang mengandung
tiga hal, yaitu:
1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia,
2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat, dan
3. Rela berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama.

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PENDIDIKAN

1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai


luhurnya.
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan
berbudi pekerti luhur.
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan pengajaran nasional dengan memanfaatkan kemampuan
pribadinya dalam rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa merugikan orang lain.

PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI DALAM PANDANGAN ISLAm

1. Al-Qur’an. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Asy-Syuura ayat 38 dan
Surah Yunus ayat 3: “... Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan
musyawarah antara mereka mereka.” (QS. Asy Syuura: 38) “manusia
dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih.” (QS. Yunus [19]:
3) Dari contoh ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat dipahami adanya prinsip
musyawarah dan persatuan dan kesatuan umat sebagai salah satu sendi atau
pilar demokrasi. Di samping itu, pilar yang lain seperti tolong-menolong, rasa
kebersamaan, dan lain sebagainya.
2. Hadist Rasulullah saw. Menuntut ilmu itu adalab wajib, wajib bagi setiap
Muslim (baik pria maupun wanita). Pemahaman kita terhadap makna Hadis
Nabi tersebut adalah kewajiban menuntut ilmu itu terletak pada pundak
Muslim pria dan wanita, tanpa kecuali dan tidak ada seorang pun yang tidak
mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan harus disebarluaskan
ke segenap lapisan masyarakat secara adil dan merata, sesuai dengan
disparitas yang ada atau sesuai kondisi jumlah penduduk yang harus dilayani.

DEMOKRASI PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
3. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 4
4. Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) di sektor Pendidikan
H. Bab 8 . Aliran-aliran Filsafat Pendidikan

Aliran Progresivisme ini merupakan salah satu aliran ilsafat pendidikan yang
berkembang pesat pada permulaan abad ke XX dan sangat berpengaruh dalam
pembaruan pendidikan.

Aliran filsafat pendidikan Esensiahsme dapat ditelusuri dari aliran ilsafat yang
menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lama, karena kebudayaan
lama telah banyak melakukan kebaikan untuk manusia.

Perennialisme berasal dan kata perennial diartikan sebagai continuing


throughout the whole year atau lasting for a very long time abadi atau kekal dan
dapat berarti pula tiada akhir. Dengan demikian, esensi kepercayaan ilsafat Perennial
ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat abadi.

Rekoustiuksionalisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai


tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tataran baru
seluruh lingkungannya. Maka, melalui lembaga dan proses pendidikan, aliran ini ingin
merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang
sama sekali baru.

BAB III. PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


a. Pembahasan Bab 1 tentang : Pengertian Filsafat dan Kedudukannya
Menurut buku yang di review, filsafat adalah: Pengetahuan tentang kebijaksanaan,
Mencari kebenaran, dan Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip.

Menurut Aristoteles (384-322 SM): Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang


meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmuilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, filsafat adalah pemikiran yang mengungkap


kebenaran dari sebab akibat suatu masalah.

Menurut buku yang di review, filsafat mempunyai kedudukan sentral, dan asal
atau pokok. Karena, ilsafat pada awalnya merupakan satu-satunya usaha manusia di
bidang kerohanian untuk mencapai kebenaran pengetahuan

Menurut Francis Bacon: Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu, dan filsafat
menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.

Menurut kedua pendapat diatas, kedudukan filsafat sebagai bagian tertinggi dari
sagala ilmu-ilmu, karena filsafat adalah pengetahua yang mendasar.

b. Bab 2. Tentang : Filsafat Pendidikan dan Perannya

Menurut buku yang di review filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai hasil
peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri (nilai dan norma masyarakat), yang berfungsi sebagai ilsafat pendidikannya
atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.

Menurut buku kedua Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam
studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat akan menentukan “mau dibawa
kemana” siswa kita.

Menurut kedua pendapat diatas, flsafat pendidikan adalah suatu pelajaran untuk
membahas masalah-masalah pendidikan.

Menurut buku yang direview filsafat pendidikan mempunyai tugas pokok


(menurut Kilpatrick), yaitu sebagai berikut : Memberikan kritik-kritik terhadap
asumsi yang dipegangi oleh para pendidik, Membantu mempelajari tujuan-tujuan
pendidikan, Melakukan evaluasi secara kritis tentang berbagai metode yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut buku kedua Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan pendidikan Negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas
dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik
di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, peran filsafat pendidikan adalah untuk


memberikan inspirasi, serta kritik-kritikan yang bertujuan mendidik.

c. Bab 3. Tentang: Masalah filsafat pendidikan

Menurut buku yang direview, Ada tiga masalah pokok filsafat

1. Realitas Mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah


kebenaran. Kebenaran akan timbul, bila orang telah dapat menarik
kesimpulan bahwa pengetahuan yang telah dimiliki ini telah nyata. Realitas
atau kenyataan ini dipelajari oleh metaisika.
2. Pengetahuan Berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan, seperti apa hak
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan
jenis-jenis pengetahuan. Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.
3. Nilai Dipelajari oleh cabang ilsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan yang
dicari jawabnya, antara lain nilai-nilai yang bagaimanakah yang dikehendaki
oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya.

Menurut buku yang kedua, masalah pendidikan adalah masalah dalam kehidupan
manusia. Proses pepndidikan berada dan berkembang bersama proses
perkembangan hidup dalam kehidupan manusia, bahkan keduanya pada proses yang
sama. (lodge)

Berdasarkan kedua pendapat diatas, masalah filsafat pendidikan adalah dari


masalah pendidikan itu sendiri yang meliputi : realitas tentang kenyataan,
pengetahuan, dan nilai-nilai bagi manusia.

d. Bab 4 Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan


Menurut buku yang di review, Seorang ilsuf seperti H.V. Loon telah menyusun
daftar pertanyaan secara ilosois dan memerlukan jawaban secara filosois pula,
tentang siapakah kita dan dari mana kita datang? Ke mana kita akan pergi? Apa tugas
dan kewajiban kita, dan apa tujuan hidup kita?

Menurut buku kedua, Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah
filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh
mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu
pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran (Al-
Kindi, 801 – 873 M).

Berdasarkan kedua pendapat diatas, proses hidup sebagai dasar filsafat


pendidikan mencakup : mengetahiu tujuan kita hidup dan apa yang harus kita
lakukan selama hidup.

e. Bab 5 Tujuan Hidup dan Tujuan Pendidikan

Menurut buku yang direview, Manusia, selama ia hidup selalu berusaha dan
berjuang untuk memanfaatkan alam sekitarnya dengan cara menggunakan daya dan
tenaga alam untuk kepentingan dirinya.

Menurut buku yang kedua, Manusia adalah mahluk yang senantiasa tak pernah
sempurna dalam kehidupannya contoh: janin akan menjadi bayi, selanjutnya menjadi
anak balita, anak taman kanak-kanak, murid SD, mahasiswa, dan akhirnya menjadi
penghuni surga atau neraka.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, tujuan hidup manusia adalah untuk


mengikuti alur kehidupan.

f. Bab 6. Fungsi Pendidikan dalam Kehidupan Manusia Sebagai Makhluk


Biologis

Menurut buku yng direview, Tercapainya kesejahteraan hidup adalah pemenuhan


kebutuhan dan keinginan manusia secara biologis yang diperoleh dari pendidikan
dan belajar.
Menurut buku yang kedua, tujuan pendidikan suatu negara akan berbeda dengan
negara lainnya, disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh negara-negara tersebut.
Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehemsif
mengenai apa yang seharusnya dicapai.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, fungsi pendidikan dalam kehidupan manusia


adalah sebagai pedoman dalam melanjutkan hidup.

g. Bab 7. Demokrasi Pendidikan

Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas patut selalu dianalisis sehingga


memberikan manfaat dalam praktik kehidupan dan pendidikan yang mengandung
tiga hal, yaitu:

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia,


2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pikiran yang sehat, dan
3. Rela berbakti untuk kepentingan atau kesejahteraan bersama.

Menurut buku yang kedua, Demokrasi pendidikan adalah gagasan atas pandangan
hidup yang mengutamakan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga Negara dalam berlangsungnya proses pendidikan.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, demokrasi pendidikan adalah suatu


pandangan hidup tentang kehidupan manusia dari sisi positifnya.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)

Kelebihan : Tampilan bukunya bagus, dari covernya sudah terlihat seperti buku
filsafat lalu di dalam bukunya sudah lengkap identitas bukunya dan bukunya sangat
lengkap

Kekurangan : Warnanya hitam

2. Dilihat dari aspek layout, tata letak, tata tulis, dan penggunaan font
Kelebihan : Sistematis penulisannya bagus,

kekurangan : Karena saya mendownlodnya dan menganalisanya lewat pdf, rasanya


sedikit susah karena gaya dan ukuran fontnya yang kecil sehingga sulit dibaca. Tetapi
penulisannya sangat rapi

3. Dari aspek isi buku

Kelebihan : Isi bukunya lengkap dan bisa dipahami

Kekurangan : Terlalu banyak isinya sehingga kesulitan mencari gagasan utamanya

4. Dari aspek tata bahasa

Kelebihan : Bahasanya Indonesia yang baku dan ada juga bahasa inggrisnya

Kekurangan : Banyak pengulang kata dan ada juga kesalahan dalam penulisan hurup

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa critical book
merupakan kegiatan mengkritisi buku untuk membandingkan ke dua buku, baik dalam
sistematika penulisan, penggunaan bahasa, dan isi materi.Hal tersebut dilakukan agar buku
yang dikritik dapat direvisi agar menjadi buku yang lebih baik.
filsafat ialah upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami, mendalami,
dan menyelami secara radikal, integral, dan sistematik mengenai ketuhanan, alam
semesta, dan manusia. Sehingga, dapat menghasilkan pengetahuan tentang
hakikatnya yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana seharusnya sikap
manusia setelah mencapai pengetahuan yang diinginkan.

Buku Filsafat Pendidikan ini sudah layak untuk dibaca karena termasuk kedalam
buku yang bagus. Meskipun demikian buku tersebut juga memiliki beberapa kelemahan
yang membuat buku ini menjadi kurang sempurna.

Secara visual, buku tersebut terlihat menarik dan materi di dalamnya tersusun rapi.
Bahasa yang digunakan oleh tersebut juga mudah dipahami, meskipun ada beberapa
pemakaian kata yang kurang tepat.

B. Rekomendasi
Saya menyarankan alangkah lebih baik dan menarik lagi jika lebih banyak lagi
halaman dalam buku tersebut sehingga materi yang disampaikan juga dapat lebih banyak
lagi dan lebih lengkap.

Saya juga menyarankan kepada mahasiswa/i atau calon guru untuk membaca buku
ini.Karena ke dua buku ini sangat bagus dan cocok untuk diamalkan oleh para calon
pendidik karena di dalam ke dua buku ini terdapat materi mengenai Filsafat Pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Indria Mustika, S.Pd, M.Pd, (2019), Dasar Desain, Malang, PT. KUANTUM BUKU
SEJAHTERA

2. Dr.Muhammad Kristiawan, (2016), Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, valia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai