Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPOT (CBR)

Disusun Oleh :

Nama : Rizkyah Latifah

Nim : 1203113018

Prodi : PGPAUD Reguler A

Stambuk : 2020

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. Edizal Hatmi M.Pd

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita penjatkan atas kehadirat Allah SWT yang maha
pengasih lagi maha penyayang Tuhan Yang Maha Esa dan yang telah
memberikan kesempatan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan
critical book report dengan tema Filsafat Pendidikan. Dan tidak lupa juga
shalawat dan salam kehadirat nabi besar kita nabi Muhammad saw yang akan
kita harapkan syafaatnya dihari pembalasan kelak. Critical book report ini
dibuat guna memenuhi tugas dari mata kuliah “FILSAFAT
PENDIDIKAN ” y a n g d i b i m b i n g l a n g s u n g o l e h bapak Drs. Edizal
Hatmi M.Pd

Dan pada kesempatan ini saya ingin berterimakasih kepada beliau yang sudah
membimbing saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. Dan saya sadar
bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kata sempurna karena masih terdapat
banyak kesalahan baik dari segi fisik,maupun isi materi.Untuk itu saya
sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran dari para pembaca.Akhir
kata saya berharap bahwa tugas ini akan dapat menambah wawasan kita tentang
metode pembelajaran bukan hanya untuk saya tapi untuk semua para
pembaca dan saya ucapkan terimakasih.

Medan, 03 Oktober 2020

Penyusun
Rizkyah Latifah
DAFTAR ISI

COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Tujuan 4
1.3 Manfaat 4
1.4 Identitas Buku 4
BAB II ISI BUKU 5
2.1 Buku Utama 5
2.2 Buku Pembanding 11
BAB III PEMBAHASAN 19
3.1 Permbandingan Antara Kedua Buku 19
3.2 Kekuatan Buku 19
3.3 Kelemahan Buku 20
BAB IV PENUTUP 21
4.1 Kesimpulan 21
4.2 Saran 21
4.3 Daftar Pustaka 21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah
peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah, maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik
mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta
didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat
bagi masing masing anak.
Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak
kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan
ketidakmengrtian. Usia filsafat sudah memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang
bervariasi, juga telah melahirkan berbagai aliran dan paham yang mengideologis.
Dalam filsafat juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang
berbasis pada nilai-nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang
beragama, kebudayaan, dan kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia
yang merupakan fitrah dari sang pencipta.

1.2 TUJUAN
1. Membandingkan dua buku Filsafat Pendidikan dengan pengarang yang berbeda
2. Mengetahui kelamahan dan kelebihan suatu buku

1.3 MANFAAT
1. Membantu memahami karakteristik filsafat pendidikan
2. Membantu memahami perkembangan filsafat pendidikan dalam negeri
3. Membantu mahasiswa kritisi dalam suatu hal termasuk buku dan perbandingan
buku.
1.4 IDENTITAS BUKU

Buku Utama

1. Judul : Filsafat Pendidikan


2. Pengarang : Dr. Edward Purba, MA dan Prof. Dr. Yusnadi, MS
3. Penerbit : Unimed Press
4. Tahun terbit : 2016
5. Kota terbit : Medan
6. Tebal buku : 163 halaman
7. Ukuran : 18 x 25 cm

Buku Pembanding

1. Judul Buku : Pengantar Filsafat Pendidikan

2. Penulis : Drs. Uyoh Sadulloh M.Pd

3. Penerbit Buku : Alfabeta, CV

4. Jumlah Halaman : 183 Halaman

5. Cetakan : II

6. Tahun Terbit : September 2004


BAB II
ISI BUKU
Buku Utama

BAB I : PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN.


PENGERTIAN FILSAFAT
Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy dalam bahasa arab falsafash, yang
keduanya berasal dari bahasa yunani yakni, philosophia. Philen berarti cinta dan
sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan dalam arti yang sedalam dalamnya. Filsafat diawali dengan adanya
keragu raguan, keraguan yang menimbulkan banyak pertanyaan.
Menurut beberapa ahli . Plato “ filsafat adalah pengetahuan yang berminat
mencapai pengetahuan kebenaran yang asli ”. Aristoteles “ filsafat adalah ilmu
( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu – ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika.
Tujuan dan ciri – ciri pikiran kefilsafatan
Tujuan filsafat yaitu mencari hakikat dari sesuatu gejala atau fenomena secara
mendalam. Jadi didalam filsafat harus refleksi, radikal dan integral. Ciri ciri
pikiran kefilsafatan yaitu merupakan pemikiran tentang hal hal serta proses proses
dalam hubungan yang umum.
- Alasan berfilsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yakni keheranan,
kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
- Peranan filsafat
Filsafat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia yaitu 1).
pendobrak yang artinya mendobrak pemikiran manusia dalam alam mistik, mitos
dan hal rahasia lainnya,; 2). Pembebas yang artinya membebaskan manusia dari
belenggu cara pikir yang mistis dan mite dari ketidaktahuannya,; 3). Pembimbing
yang artinya membimbing keluarnya manusia dari belenggu ruang gerak akal budi
manusia.
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha sadar
dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin,
mengarahkan peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan
pertanyaan yang mungkin timbul dalam pelaksanaanya. Menurut Mudyahardjo
filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam
kehidupan.
2. Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang
pendidikan dan konsep – konsep psikologi pendidikan sebagai acuan teori
pendidikan.

BAB II : FILSAFAT PENDIDIKAN


A. Filsafat pendidikan sebagai sistem
Filsafat ditandai dengan pemunculan atau lahirnya teori-teori atau sistem
pemikiran yang dihasilkan oleh para pemikir atau filsuf. Filsafat pendidikan
terwujud dengan menarik garis linear anatara filsafat dan pendidikan. Selain
pendekatan linier, pendidikan dapat disusun dengan berpangkal kepada pendekatan
tertentu dari pada pendidikan itu sendiri

B. Substansi filsafat pendidikan


Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai
bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan tentang konsep-konsep dasar pendidikan.

C. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan


Filsafat sebagai pandangan hidup berisi nilai-nilai dan kebenaran yang dinjunjung
tinggi oleh penganutnya sekaligus merupakan asas dan pedoman yang melandasi
semua aspek hidup dan kehidupan manusia, masyarakat, dan bangsa. Pendidikan
sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sisten norma-
norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang
dijunjung oleh lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan dalam suatu
masyarakat.
BAB III : ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
1. Filsafat pendidikan idealisme
2. Filsafat pendidkan
3. Filsafat pendidikan Materialisme
4. Filsafat pendidikan Pragmatisme
5. Filsafat pendidikan Eksistensialisme
6. Filsafat pendidikan Progresivisme.
7. Filsafat pendidikan Perenialisme
8. Filsafat pendidikan Esensialisme
9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme

BAB IV : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA


A. Pandangan Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan
nilai.
1. Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang
dijunjung tinggi oleh manusia
2. Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan
bahwa masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman,
damai, sejahtera, terbuka,adil, dan makmur.
3. Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di
keluarga, rumah, sekolah, dan masyarakat.
4. Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah upaya
bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam
pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa
dan sumber nilai bagi bangsa indonesia.

B. Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan


Nasional
1. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional
3. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20%
BAB V : HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
A. Hakekat Pendidikan
1. Pengertian Hakekat pendidikan
Pada hakekatnya pendidikan bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang
diinginkan, tetapi menolong, membantu dalam arti luas. Membentu menyadarkan
anak tentang potensi seoptimal mungkin, mmberikan pengetahuan dan
keterampilan, memberikan latihan-latihan, memotivai untuk terlibat dalam
pengalaman-pengalaman yang berguna, mengolah materi pelajaran sehingga
peserta didik bernafsu untuk menguasainya dan meningkatkan intensitas proses
pembelajaran.
2. Tujuan Pendidikan
Dengan adanya tujuan pendidikan, peserta didik harius mampu tujuan yang sudah
ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Pesesrta didik setelah selesai pembelajaran,
maka perumusan tujuan, spesifik, terukur, dan berubah hasil belajar, perilaku atau
reformemce peserta didik yang mencakup aspek sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Hirarki tujuan pendidikan dapay digambarkan
sebagai berikut: Jenis tujuan kontinum, Tujuan pendidikan Nasional sangat umum,
Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi inti, Kompetensi dasar, Indikator sangat
spesifik
3. Pilar Pendidikan
Pendidikan harus didasarkan pada cinta kasih sesama, cinta masyarakat, cinta
bangsa dan negara, sebagai modal dasra timbulnya dan berkembangnya
pengabdian warga negara.
4. Aliran-aliran Pendidikan ·
Nativisme: pribadi seseorang ditentukan oleh bawaan lahir
Naturalisme: pribadian seseorang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa
Empirisme: pekembangan seorang anak ditentukan oleh lingkungan
Konvergensi: pendidikan dapat diberikan, dapat dari pembawaan dan lingkungan.
Lingkungan pendidikan: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,dan lingkungan
masyarakat

B. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal-hal
yang baik dalam kehidupan , sehingga seseorang memiliki kesadaran dan
pemahaman yang tinggi.
C. Hakekat Mnusia
Pandangan tentang manusia adalah manusia sebagai mahluk berfikir (homo
sapiens), manusia sebagai mahluk suka berbuat sesuatu (homo faber), manusia
juga bisa dididik, manusia juga suka berkawan dan berhati nurani serta memiliki
rasa ingin tahu. Manusia memiliki eksistensi manusia yakni: manusia sebagai
makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, sebagai makhluk religius.

D. Hakekat Masyarakat
Masayarakat akan selalu mengalami perubahan dan perubahan yang menuntut
perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, pengatuh
regional dan global.

E. Hakekat peserta didik


Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan dilandasi rasa kasih
sayang dan penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik dapat
mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki.

F. Hakekat Guru atau Pendidik


Orang tua dirumah, guru di sekolah dan tokoh atau pemuka masyarakat, alim
ulama, pemimpin seluruhnya disebut pendidik. Karna itu para pendidik perlu
memperhatikan norma norma dan nilai susila sehingga setiap prilaku dan
tindakannya dapat ditiru dan dipertanggung jawabkan.

G. Hakekat Pembelajaran
Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan
manusia. Kegiatan belajar telah dilakukan manusia sejak lahir untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

H. Landasan-landasan Pendidikan: landasan agama,landasan filsafat, landasan


sosiologi,landasan hukum,landasan moral.
Buku Pembanding

A. Praktik pendidikan dan teori pendidikan


1. Praktik pendidikan
Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah
seperangkat kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar
mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari
tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.
2. Teori pendidikan
Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan
memberikan manfaat sebagai berikut :
a) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan
tujuan yang akan dicapai.
b) Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui mana
yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
b) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah
berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan
3. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah
berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

B. Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.


1. Pendekatan sains
Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah, dan
memecahkan masalah – masalah pendidikan.
2. Pendekatan filosofis
Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah pendidikan
dengan menggunakan metode filsafat.
3. Pendekatan Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep –
konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
4. Pendekatan Multidisplin
Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan
tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau displin saja.
5. Pendekatan dalam Penulisan
BAB II FILSAFAT

A. Pengertian filsafat

Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau
kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir
dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah
apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan
universal.

B. Model – model Filsafat

1. Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato
sebagai pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan
dengan manusia, masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak
spekulatif adalah upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan
alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.
2. Filsafat prespektif
Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan
penilaian tentang seni.
3. Filsafat analitik
Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat
sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik
positivistik logis mengacu pada ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.
C. Misi Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia,
baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof
mencoba mengevaluasi informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam
semesta serta kesibukan manusia di dunia.
D. Lapangan Filsafat
Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah
pengetahuan, dan masalah nilai.
1. Metafisika 2. Epistimologi 3. Aksiologi
E. Filsafat dan Sains
Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya
kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang
dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya
1) Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2) Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.
3) Sains bersifat objektif.
F. Filsafat dan Agama
Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan
kepercayaan terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai
kepercayaan terhadap Tuhan. Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau
keyakinan.

BAB III
FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pendidikan
1. Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
2. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati
nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang
ditransformasikan dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau
perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
3. Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia-
manuasia yang berkebudayaan.
4. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan
maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
B. Pengertian Filsafat Pendidikan.
Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan
pandangan falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi
dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan
prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah- masalah pendidikan secara praktis”
C. Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.
Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup
dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari
kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan .
Oleh karena itu, pendidikan memerlukan filssafat.
D. Peranan Filsafat Pendidikan
Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para
perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.
E. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan,
merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional
seseorang. Jadi keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan
seseorang.

BAB IV
MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Filsafat Pendidikan Idealisme.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’
Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan idealisme sebagai berikut:
a) Tujuan Pendidikan
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan
mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.
b)Kedudukan Siswa
c) Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/ bakatnya.
d) Peranan Guru
B. Filsafat Pendidikan Realisme
Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara
dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia rohaniah. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:
a)Tujuan Pendidikan : Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.
b)Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam
hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan
moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c) Peran Guru
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras
menuntut prestasi dari siswa.
d) Kurikulum
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan
pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.
e) Metode
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode
penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning (SR) merupakan
metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.

C. Filsafat Pendidikan Materialisme


Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani,
bukan spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:
a. Tema b. Tujuan Pendidikan c. Kurikulum d. Metode
e. Kedudukan Siswa f. Peranan Guru

D. Filsafat Pendidikan Pragm


Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan
apa yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a. Tujuan pendidikan d. Metode
b. Kedudukan Siswa e. Peran Guru
c. Kurikulum
E. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan
implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai berikut:
a) Tujuan Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk
kehidupan.
b) Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu
komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
c) Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan
landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena
itu, di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat)
terhadap kebebasan untuk semua. Respek terhadap kebebasan bagi yang lain
adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan konflik.
d) Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari
ini,besok lusa mungkin menjadi murid.
e) Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang
dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang
baik.
F. Filsafat Pendidikan Progresivisme
Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada
tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar
cepat mencapai tujuan.
1) Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa
adalah memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
2) Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan
memfokuskan pada guru atau bidang muat.
H. Filsafat Pendidikan Esensialisme
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya
seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam
filsafat ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara
kepada generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
(1). Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.
(2). Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru
(3). Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah
ditentukan.
(4). Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan
dengan disiplin mental.
(5). Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum
merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.
I. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu
sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif
dan bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia
yang lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”.
Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai
tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus berusaha
merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai berikut:
1) Tema
Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan
rekonstruksi sosial.
2) Tujuan Pendidikan
Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal.
Transmisi budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi
budaya harus mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.
3) Kurikulum
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh
budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang
berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4)Kedudukan Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga.
5) Metode
Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan
6) Peran Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya,
baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus
mewakili budaya masyarakat.

BAB V
ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT
PENDIDIKAN
A Psikologi Humanistik
Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan
tanggung jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah
aktualisasi diri individu.
B Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan
merupakan produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar
ditentukan oleh tekanan- tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita.
John B.Watson (1978-1958) adalah perintis psikologi behavioristik tang utama dan
B.F Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya.
C Konstruktivistik
sKonstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental
yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU


Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki judul
yang sama dengan “ Pengantar Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok
untuk pegangan mahasiswa dalam mengambil matakuliah filsafat pendidikan,
namun memiliki pengarang yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’
karangan Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd membahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai
dari pengertian, kemudian filsafat filsafat pendidikan dan mazhab mazhab filsafat
pendidikan serta orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidkan.
Sedangkan karangan Dr. Edward Purba, MA menjelaskan tentang filsafat
pendidikan mulai dengan pengertian filsfat pendidikan dan membahas aliran-aliran
yang mendukung filsafat pendidikan, membahas tentang filsafat pendidikan
pancasila yang berupa dasar dari negara indonesia. Selain itu buku ini juga
membahas tentang hakekat pendidikan diberbagai kalangan.
Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku pembanding
memiliki kelengkapan materi yang lebih dari buku utama. Hal ini dapat kita lihat
pada bagian buku pembanding memiliki 5 Bab yang berisi Materi penuh Filsafat
dengan tambahan Filsafat pendidikan panca sila sedangkan pada buku utama tidak
ada. Dari segi penulisan buku sudah benar dan baik dan mudah dipahami pembaca.

3.2 KEKUATAN BUKU


Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang
cocok digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa
matakuliah filsafat pendidikan. Hal ini dikarenakan isi atau materi yang terkandung
didalamnya tersusun secara sistematis yang memudahkan mahasiswa untuk
memahami secara berkala materi yang dibahas pada setiap babnya. Namnun untuk
bahasan yang lebih lengkap terdapat pada buku pembanding, tetapi khusus Bab II
mengenai filsafat buku utama lebih jelas dalam memaparkan materijnya.
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kedua buku ini masih digolongkan bahasa
yang dapat dipahami mahasiswa yang baru belajar ilmu filsafat. Pada bagian awal
setiap Bab pada buku pembanding terdapat indikator yang membantu mahasiswa
mencapai kompetensi ajarnya. Pada bagian akhir terdapat latihan yang diberikan
untuk penugasan mahasiswa yang berguna untuk mengevaluasi pemahaman
mahasiswa mengenai materi yang dibahas sebelumnya sehingga mahasiswa dapat
lebih memahami makna materi yang dipaparkan.

3.3 KELEMAHAN BUKU


Pada dasarnya kedua buku ini hampir tidak memiliki kekurangan, namun pada
beberapa bagian materi yang terdapat didalam bab menggunakan bahasa yang
tinggi yang sulit untuk dimengerti mahasiswa mengingat mahasiswa merupakan
permulaan pada awal pembelajaran filsafat. Selain itu tidak dicantumkan
rangkuman pada akhir bab pada kedua buku merupakan salah satu kelamahan yang
ada, karna rangkuman sangat membantu mahasiswa dalam meringkas ulang apa isi
dari materi yang ada.
Kedua buku juga sama sama tidak memaparkan biografi penulis, pada buku utama
memparkan jelas mengenai filsafat pendidikan namun tidak memaparkan hakikat
hakikat pendidikan sedangkan pada buku pembanding hanya sedekit menjelaskan
filsafat pendidikan, akan tetapi cukup jelas memparkan hakikat pendidikannya.

Kedua buku tidak melampirkan gambar yang menjadi salah satu penarik perhatian
pembaca.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi tersebut diberikan tugas Critical
Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu mahasiswa dalam memhami
isi buku tersebut. Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul buku yang samaakan tetapi kedua buku memiliki
perbedaan dalam pembahasan materinya serta bagian bagian tambahan ( pada buku
pembanding terdapat ; Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya,
sedangkan buku utama tidak memiliki didalamnyan).
2. Buku Pembanding lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku
utama, namun dilain Bab buku utama memiliki pembahasan yang lebih lengkap
dibanding dengan buku pembanding ( Bab yang membahasa pengantar Filsafat dan
filsafat pendidikan )
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang dan
tidak dilengkapi dengan gambar pendukung.

4.2 SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview
menyarankan agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik
guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam
berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga disarankan agar adanya perkembangan
tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya dilengkapi dengan gambar agar
peserta didik yang membacanya lebih tertarik.
Buku Filsafat Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku
pegangan mahasiswa yang menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua
buku ini memiliki bahasa yang dapat dimengerti mahasiswa yang baru belajar
filsafat dan penyusunan materi yang sistematis.

4.2 Daftar Pustaka


Depdiknas. 2003. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Visimedia.
Sadulloh, Uyoh. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai