Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

Disusun Oleh: ALIRAN PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME DAN PROGRESIVISME


Nama Kelompok 4 :1. Evelyn Yolanda Bakkara 2211132011
2.Mora Magdalena Gea 2212132002
3.Mathilda A.M.Purba 2213132036
4. Riris M.N. Pasaribu 2213132031
5. Rohani Situmorang 2213132037

Dosen Pengampu : Ananda Leo V,S.Pd.,M.P.d FAKULTAS BAHASA


DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN
2021
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pengertian filsafat Pendidikan dapat diartikan sebagai ilmu yang menalaah pertanyaan yang muncul, kemudian dicari jawabannya, solusi dan
hikmah. Dipandang dari landasan filosofisnya, filsafat Pendidikan ilmu yang menjiwai landasan filosofis. Tidak semua orang memahami jika
landasan dasar filosofis menelaah secara komprehensif, konseptual tentang religi sampai menelaah secara radikal.

filsafat Pendidikan adalah ilmu yang akan mempelajari ilmu di dunia Pendidikan. Pada dasarnya filsafat Pendidikan memiliki tinjauan luas.
tidak hanya meninjau mengenai realita, tetapi juga meninjau sudut pandang terhadap dunia dan sudut pandang hidup seseorang.

Filsafat pendidikan memiliki berbagai macam aliran-aliran yaitu pragmatisme,eksistensialisme,progresivisme,perenialisme,esensialisme,dan


rekonstruksionisme.Namun dalam makalah ini, kita akan membahas tentang pragmatisme,eksistensialisme,dan progresivisme.

 
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian

1.Pengertian aliran filsafat pragmatisme,eksistensialisme, dan Progresivisme

- Pengertian Pragmatisme

Istilah Pragmatisme  berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme di sini yaitu berarti aliran atau ajaran atau paham.
Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Yaitu aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat – akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis . Dengan
demikian, bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan kepada individu – individu.

 - Pengertian Eksistensialisme

merupakan suatu aliran filsafat yang lahir untuk menentang zamannya. Ia lahir sebagai reaksi terhadap cara berfikir yang telah ada seperti materialisme dan idealisme
dan barangkali juga kekecewaan terhadap agama (Kristen). Hal ini terjadi akibat perang dunia, baik yang pertama maupun yang ke dua.

Eksistensialisme menentang ajaran materialisme setelah memperhatikan manusia sedalam – dalamnya. Materialisme mengajarkan manusia pada prinsipnya hanya

benda sebagai akibat dari proses unsur – unsur kimia, manusia sama saja dengan benda lain seperti kerbau, pohon dan sebagainya. Tidak berbeda sama sekali antara

keduanya sekalipun ada kelebihan manusia apabila diperhatikan bentuknya.Eksistensialisme terus menentang materialisme yang mengajarkan manusia pada dasarnya

seperti benda lain dan menurut materialisme manusia akan kembali kepada asal dari percampuran unsur – unsur kimia dalam tanah seperti semula.
- Pengertian Progresivisme
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan – kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan
progresivisme adalah suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek didik, tetapi
hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir secara
sistematis melalui care-care ihniah seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling
memungkinkan untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
 
2.2 Tokoh-tokoh
1. Pragmatisme
- Charles Sandre Peirce ( 1839 M )
Pierce mengatakan bahwa, pragmatisme tidak hanya sekedar ilmu yang bersifat teori dan dipelajari hanya untuk berfilsafat serta mencari kebenaran belaka,
juga bukan metafisika karena tidak pernah memikirkan hakekat dibalik realitas, tetapi konsep pragmatisme lebih cenderung pada tataran ilmu praktis untuk
membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi manusia.

-  John Dewey (1859-1952 M)


Dewey adalah seorang yang pragmatis. Menurutnya, filsafat bertujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia serta lingkungannya atau mengatur kehidupan
manusia serta aktifitasnnya dalam kehidupan sehari-hari, John Dewey menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi perbuatan nyata.
Filsafat tidak boleh larut dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang kurang praktis,
tidak ada faedahnya.
 
2. Eksistensialisme
 - Soren Aabye Kierkegaard
Pemikiran Kierkegaard tentang manusia yaitu hal yang paling utama adalah tentang keberadaan dirinya. Yang dimana eksistensi manusia tidak bersifat
"statis" melainkan suatu "menjadi" yang didalamnya akan mengalami perubahan dari hal yang mungkin menjadi hal yang nyata.
  - Jean Paul Sartre
 Menurut pandangan sartre adanya esensi (karakter) manusia merupakan hasil dari perilaku bebas manusia "eksistensi". Sartre juga berpendapat bahwa
manusia itu ada pada kebebasan yang mutlak dan konsekuensi secara tanggung jawab. Artinya setiap manusia mempunyai kebebasan dalam kehidupan.
 3. Progresivisme
- William James (1842-1910 M)
William James menekankan pentingnya melakukan pengamatan belajar mengajar di ruang kelas untuk meningkatkan pendidikan dengan rekomendasi
pendidik mengajarkan pelajaran satu tingkat lebih tinggi dari tingkat pengetahuan dan pemahaman anak untuk merentangkan pikiranmereka.
- John Dewey (1859-1952 M)
John Dewey mengatakan di dalam teori pendidikan Progresivismenya, dimana lebih menekankan kepada peserta didiknya dan minat peserta didik daripada
mata pelajarannya sendiri. Sebab bagi John Dewey, dengan menekankan dan memperhatikan peserta didik dan minatnya, maka pembelajarannya akan lebih
nyaman dan akan mendapatkan hasil yang maksimal karena ini bukan paksaan, melainkan berasal dari minat peserta didik sendiri.
 
2.3 Implikasi dalam dunia pendidikan
 
1.Pragmatisme

Tujuan Pendidikan
Filsuf paragmatisme berpendapat bahwa pendidikan harus mengajarkan seseorang tentang bagaimana berfikir dan menyesuaikan diri terhadap perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat. Sekolah harus bertujuan untuk mengembangkan pengalaman-pengalaman yang akan memungkinkan seseorang terarah
kepada kehidupan yang baik.
 
Metode Pendidikan
Ajaran pragmatisme lebih mengutamakan penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving method) serta metode penyelidikan dan penemuan
(inquiri and discovery method). Dalam praktiknya (mengajar), metode ini membutuhkan guru yang memiliki sifat pemberi kesempatan, bersahabat, seorang
pembimbing, berpandangan terbuka, antusias, kreatif, sadar bermasyarakat, siap siaga, sabar, bekerjasama, dan bersungguh-sungguh agar belajar berdasarkan
pengalaman dapat diaplikasikan oleh siswa dan apa yang dicita-citakan dapat tercapai.
 
 
2. Eksistensialisme
 
Tujuan pendidikan
Tujuan filsafat eksistensialisme dalam pendidikan ialah menjadikan sekolah sebagai tempat yang memberikan kebebasan serta tidak mengekang dan
membelenggu keinginan atau kebutuhan siswa.
Metode pendidikan
Metode pendidikan yang digunakan dalam proses pendidikan di dalamnya harus memberi ruang kepada kebebasan dan penghargaan terhadap
eksistensi individual. Metode diskusi dan dialog merupakan cara mendidik, di dalamnya terjalin percakapan antara pribadi dengan pribadi, hubungan
antara subjek dengan subjek, hubungan interrelasi dan merupakan suatu percakapan antara “aku” dengan “engkau”.
 
3. Progresivisme
 
Tujuan pendidikan
tujuan dari aliran progresivisme dalam pendidikan ialah ingin merubah praktik pendidikan yang selama ini terkesan otiriter menjadi demokratis dan
lebih menghargai potensi dan kemampuan anak, serta mendorong untuk dilaksanakannya pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik.
 
Metode pendidikan
- Mutu terletak pada adanya kemampuan untuk merekonstruksi pengalaman terus menerus, bukan pada standar kebaikan, kebenaran, dan
keindahan yang abadi.
- Pendidikan hendaklah merupakan kehidupan itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
- Belajar disangkutpautkan dengan minat subjek didik.
- Belajar melalui pemecahan masalah lebih utama daripada belajar pasif.
- Peranan pendidik bukan menuntun namun lebih sebagai pemberi nasihat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat pendidikan itu adalah usaha untuk memahami hakikat pendidikan.

Filsafat pendidikan memiliki kedudukan sebagai bagian dari fundasi pendidikan.

Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem yang berasal dari bahasa Yunani yaitu "systema". Yang berarti "cara/strategi" dan diartikan juga
sebagai "cara berpikir atau model berpikir"sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja
dengan penuh tanggung jawab yang diajarkan orang dewasa kepada anak,sehingga anak tersebut mencapai kedewasaannya.

Dalam dunia pendidikan,filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi pendidikan.yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu
mengetengahkan konsep dasar pendidikan.

Diindonesia Pancasila dan UUD 1945 dan UU pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan pendidikan. Hal ini
menjadikan Pancasila atau khususnya Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan pendidikan,nilai-nilai,dan norma-norma
Pancasila dan UUD 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan baik itu mengenai teori maupun praktek. 
3.2 SARAN

Menyadari pentingnya peran pendidikan,maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami dan mengerti terlebih dahulu filsafat dan
hakikat filsafat pendidikan yang bertujuan untuk mengetahui peran,kedudukan dan nilai pendidikan secara Proporsional.

Anda mungkin juga menyukai