Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REPORT

FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : LIDIA SIMANIHURUK, S.Si,M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK :8
NAMA : 1.ENJELINA LESTARI SIAGIAN(7183341011)
2.PRIADI SIMANJUNTAK( 7183341008)
3.SINTIA DAMAYANTI ( 7183141040)
4.YENNI BATUBARA(7173341057)

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas dalam pembuatan Critical Book Report :
Filsafat Pendidikan:Manusia,Filsafat dan Pendidikan Oleh penulis Prof.Dr.H.Jallaludin
& Prof.Dr.Abdullah Idi,M.Ed.sebagai pemenuhan tugas dalam mengikuti perkuliahan,pada
mata kuliah “Filsafat Pendidikan”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dalam
kesempurnaan dan tentunya masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya tugas-tugas
selanjutnya. Kami berharap semoga Critical Book Report) ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca.
Medan,20 September 2018

Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………..
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………..
A.LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………………
B.TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………………….
C.MANFAAT……………………………………………………………………….……………………………………………………..
BAB II IDENTIFIKASI BUKU……………………………………………………………………………………………………..
2.1 IDENTITAS BUKU………………………………………………………………………………………………………………..
2.2 RINGKASAN ISI BUKU…………………………………………………………………………………………………………
BAB III PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………..
3.1 KELEMAHAN………………………………………………………………………………………………………………………
3.2 KELEBIHAN………………………………………………………………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………….
4.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………………………….
4.2 SARAN………………………………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah produk dari sistem sosial mayarakat yang menjadi unsur
kebudayaan.Karena itu,format pendidikan seperti yang dewasa ini bukanlah sesuatu
yang sekali jadi.Sebagai makhluk hidup,manusia juga senantiasa memiliki kesadaran
diri dan kemampuan belajar.Bagaimanapun,rangkaian perjalanan waktu pada usia
kanak-kanak dari manusia,seseorang belajar menguasai pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk mempertahankan hidup.
Filsafat adalah cara pandang dan perspektif atas kenyataan,apa yang dipahami sebagai
fakikat,kenyataan,kebenaran,kebaikan dan keindahan.Filsafat menangani keseluruhan
pengalaman manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia.Suatu bentuk kajian terhadap hakikat kenyataan
dengan mengajukan pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban yang akan
menciptakan kebermaknaan hidup seseorang.Untuk melakukan filsafat,maka harus
diciptakan kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan peristiwa dalam dunia
masa kini dalam kesadaran diri sepenuhnya.Sebagai cara dan tujuan bagai pandangan
pendidikan,maka filsafat disini memberikan seseorang kemampuan untuk menjaga
berbagai masalah yang muncul dari keseluruhan proses pendidikan.
Pendidikan sebagai proses atau upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah
upaya mengembangkan kemampuan potensi individu sehingga bia hidup optimal baik
sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral
dan sosial sebagai pedoman hidupnya.Pendidikan tidak jauh dari roda filsafat,karena
hal itu terjadi maka tidak semua persoalan pendidikan akan dapat dipecahkan dengan
renungan sederhana dan pengamatan sepintas.Dengan menguasai filsafat pendidikan
tersebut diharapkan para ahli dan praktisi pendidikan akan sukses dalam menjalankan
tanggung jawab dan profesi pendidikan.
1.2 Tujuan Critical Book Report
1.Untuk mengulas isi dan materi yang terdapat dari sebuah buku
2.Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut.
3.Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh setiap bab
dari sebuah buku
4.Membandingkan isi buku pada keadaan nyata

1.3 Manfaat Critical Book Report


1.Terpenuhnya Tugas CBR pada mata kuliah Filsafat pendidikan
2.Untuk memahami tentang filsafat pendidikan dalam pengembangan pertisipasi
masyarakat dalam pendidikan di sekolah daar
3.Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana objek material filsafat pendidikan 
dan apa saja yang menjadi dasar-dasarnya.
4.Menambah wawasan tentang filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku


A.Buku Utama
1.Judul buku  : FILSAFAT PENDIDIKAN
2.Pengarang :Prof.Dr.H.Jallaludin dan Prof.Dr.Abdullah Idi,M.Ed             
3.Penerbit                 : AR-RUZZ MEDIA
4.Tahun Terbit : 2007
5.Kota Terbit              : YOGYAKARTA
6.ISBN  : 979-25-4448-8
7.Tebal Buku            : 214Halaman

B.Buku Pembanding
1.Judul Buku             : Pengantar Filsafat Pendidikan
2.Pengarang              : Drs. Uyoh Sadulloh,M.Pd.
3.Penerbit                  : ALFABETA
4.Tahun Terbit          : 2008
5.Kota Terbit             :Bandung
6.ISBN                        : 979-8433-21-5
7.Tebal Buku             : Halaman
2.2 RINGKASAN ISI BUKU UTAMA
BAB 1 :PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
Kata Filsafat bersala dari bahasa Yunani Kuno yaitu philos dan Sophia.Philos berarti
cinta dan Sophia berarti kebaikan atau kebenaran .Dari pengertian tersebuat maka dapat
disimpulkan bahwa filsafat ialah cinta akan kebenaran.Dalam pengertian yang lebih luas
Harold Titus mengemukakan pengertian filsafat yaitu:
1.Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara kritis.
2.Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
sangat kita junjung tinggi.
3.Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4.Filsafat ialah analisis logisdari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
5.Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian
manusia dan dicarikkan jawabannya oleh filsafat.
Filsafat dibutuhkan manusia dalam upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dalam berbagai lingkungan kehidupan manusia.
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian
yang utama dan ideal. Yang dimaksud dengan kepribadian yang utama dan ideal adalah
kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-
sungguh memegang dan melaksanakan ajaran atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang
menjadi pandangan hidup secara individu,masyarakat maupun filsafat bangsa dan Negara.
Jika dilihat dari fungsinya secara praktis, adalah sarana manusia untuk dapat
memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dialaminya termasuk problematika
pendidikan.Oleh karena itu,apabila dihubungkan dengan persoalan pendidikan yang luas
dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi
tercapainya pelaksanaan dan tujuan pendidikan.Jadi filsafat pendidikn adalah ilmu yang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan pendidikan.
Keberadaan filsafat dalam ilmu pendidikan ,menurut Arifin bukan merupakan
incidental.Artinya filsafat itu merupakan teori umum dari pendidikan,landasan dari semua
pemikiran mengenai pendidikan.Dengan melihat tugas dan fungsinya ,maka pendidikan
harus dapat menyerap,mengolah ,menganalisis dan menjabarkan aspirasi dan idealitas
masyarakat itu dalam jiwa generasi penerusnya.Oleh karena itu ,pendidikan diharapakan
bisa menggali dan memahami melalui pemikiran filosofis secara menyeluruh.
Secara makro apa yang telah menjadi objek pemikiran filsafat manusia yaitu
permasalahan kehidupan manusia,alam semesta,dan alam sekitarnya, juga menjadi objek
pemikiran filsafat pendidikan.Namun secara mikro,ruang lingkup filsafat pendidikan ialah :
1.Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
2.Merumuskan sifat hakikat manusia,sebagai subjek dan objek pendidikan ( the nature of
man)
3.Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat ,filsafat penddikan ,agama dan
kebudayaan.
4.Menghubungkan antara filsafat Negara( ideology),filsafat pendidikan dan politik
pendidikan.
5.Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
BAB 2 :PANDANGAN FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN.
Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filsafat yang
menjiwai, mendasari dan memberikan identitas suatu sitem pendidikan.
Filsafat sering diartikan dengan pandangan dunia. Pandangan duania adalah suatu konsep
yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, masyarakat umum, nilai dan norma yang
mengatur dan alam sekitarnya serta penciptanya.
Filsafta menjadikan manusia berkembang, mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh
secara sistematis maka hal semacam ini telah dituangkan dalam sistem pendidikan, agar
dapat terarah mencapai tujuan pendidikan.penuangan pemikiran ini dituangkan dalam
kurikulum.
Untuk mengembangkan mutu pendidikan ada lima jalur yang harus ditempuh:
1.      Landasan filsafat menjadi dasar dalam menyusun paradigma bagi pengembangan ilmu
pendidikan.
2.       Adanya paradigma (kerangka pikiran/logika) dalam penyusunan metodologi
pengembangan ilmu pendidikan.
3.       Perlunya modal-modal penelitian untuk penelitian pendidikan
4.       Memerlukan metodologi pembagian ilmu pendidikan
5.       Melakukan organisasi secara berskala nasional

Unsur-unsur pengembangan pendidikan:


1.       Dasar dan tujuan
Dasar pendidikan yaitu suatu aktivitas untuk mengembangkan dalam bidang pendidikan
dan pembinaan kepribadian. Dasar dan landasannya di Indonesia adalah Pancasila sila
pertama.
Tujuan pendidikan adalah membawa anak kearah tingkat kedewasaan
Ada 4 macam tujuan pendidikan:
a.       Tujuan pendidikan nasional
b.      Tujuan institusional
c.       Tujuan kurikuler
d.      Tujuan instruksional
Agar keempat tujuan penidikan itu tercapai maka agar hasil tersebut dapat diukur
secara objektif kemudian rumusan tujuan instruksional haruslah dibuat secara behaviorial
(berdasarkan tingkah laku).
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai menentukan kurikulum dan isi pendidikan yang
diberikan.
Dasar dan tujuan pendidikan itu, dasarnya ialah aktivitas untuk mengembangkan dalam
bidang pendidikan dan pengembangan menuju terbinanya kepribadian yang tinggi sesuai
dengam dasar persiapan pendidikan.

2.  Pendidik dan peserta didik


Pendidik bertugas sebagi medium agar anak didik dapat mencapai tujuan pendidikan yang
telah dirumuskan. Agar pendidik dapat berfunsi sebagai mediu, baik dalam menjalankan
tugas dan kegiatan pendidikan maka ia harus melaksanakan beberapa peranan secara baik.
Peserta sisik adalah anak yang tumbuh bekembang baik ditinjau dari fisisk maupun
perkembangan mental. Setiap anak didik mempunyai pembawaan yangberlainan. Karena
itu pendidik wajib senantiasa berusah amengetahui pembawaan masing-masing anak
didiknya agar layanan pendidikan yang diberikan sesuai dengan pembawaan masing-
masing.
3.       Kurikulum
Kurikulum merupakan faktor yang sangat pendting dalam proses pendidikan dalam suatu
lembaga pendidikan. Segala sesuatu yang harus diketahui diresapi serta dihayati oleh
anakharuslah ditetapkan dalam kurikulum dengan segala hal yang harus diajarkan oleh
pendidik.
Kurikulum merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok  bahasan
penilaian dan perangkat lainnya.

BAB 3:.ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI


ONTOLOGI,EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI.
1.       ONTOLOGI
Ontologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realita mengenai
kenyataan, yang selanjutnya menjurus pada hakikat kebenaran. Realitas ontologi ini
melahirkan pertanyaan-pertanyaan, 
o   apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini?
o   apakah realitas yang nampak ini hanyalah materi saja?
o   Apakah realitas ini hanya satu unsur saja, dualisme atau prularisme?
Untuk mengetahui realitas semesta didalam ruang lingkup ontologi yang jelas maka
dibedakan antara metafisika dan kosmologi
a.       Ontologi  secara epistemologi berarti di balik atau dibelakang fisika maka yang
diselidiki adalah hakikat realita menjangkau sesuatu di balik realita karena metafisika ingin
mengerti sedalam-dalamnya.
b.      Kosmologi tentang realita  kosmos yaitu keseluruhan sistem alam semesta dan
keosmologi terbatas pada realita yang lebih nyata dalam arti alam fisika yang material yang
memperkaya kepribadian manusia di dunia tidaklah di alam raya  dan sisinya. Dalam arti
bahwa sebagai pengalaman sehari-hari akan tetapi sesuatu yang luas, realita fisi spiritual
yangtetap dinamis.
Di dalam pendidikan, pandangan ontologi secara praktis menjadi masalah utama karena
anak bergaul dengan lingkungannya. Sehingga anak perlu dibimbing kepada pengertian
untuk memahami realita dunia nyata dan membina kesadaran tentang kebenaran yang
berpangkal pada realita yang ada.
2.       EPISTEMOLOGI
o   Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari
isi pikiran manusia yakni pengetahuan.
o    epistemologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan
kebenaran kepada murid-murid.
o   Epistemologi adalah pengetahuan bagaimana kita mengetahui benda-benda.

3.       AKSIOLOGI
Aksiologi adalah suatu bidang yang meyelidiki nilai-nilai(value) yaitu moral, ekspresi
keindahan, dan kehidupan sosial politik.

BAB 3 :PANDANGAN FILSAFAT TENTANG MANUSIA


Antropologi filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia.
a.       Aliran serba zat
Bahwa yang sungguh-sungguh ada itu hanyalah materi/zat. Alam ini adalah materi dan
manusia adlah unsur alam, maka dari itu manusia dalah zat atau materi.
b.      Aliran serba ruh
Bahwa swgala hakikat sesuatu yang ada di dunia adalah ruh, hakikat manusia adalah ruh,
adapun zat itu adlah manifestasi dari ruh di atas dunia ini.
o   Dasar pikiran bahwa ruh itu lebih berharga, lebih tinggi dari materi.
o   Ruh adalah hakikat dan badan adalah penjelmaan atau bayangan
c.       Aliran dualisme
Bahwa manusia itu terdiri dari 2 substansi yaitu jasmani dan rohani. Keduanya merupakan
unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. antara badan dab ruh terjadi
sebab akibat yang keduanya saling mempengaruhi.
d.      Aliran eksistensialisme
o   Hakikat manusia adalah apa yang menguasai manusia secara menyeluruh. Manusia tidak
dipandang sebagai zat tapi dari segi eksistensi manusia itu sendiri di dunia.
o   Pandangan islam bahwa manusia terdiri dari substansi materi dari bumi dan ruh yang
berasal dari Allah maka hakikat pada manusia adalah ruh sedang jasadnya hanyalah alat
yang dipergunakan oleh ruh saja. Tanpa kedua substansi tersebut tidak disebut manusia.
o   Menurut antropologi metafisika hakikat manusia adalah integrasi antara wataknya sebagi
makhluk individu, sebagi makhluk sosial dan manusia susila. Manusia adalah pemimpin
atau khalifah.

1.       Pandangan ilmu pengetahuan tentang manusia


Penyelidikan manusia bertujuan untuk memahami secara mendalam tentang hakikat
manusia itu sendiri.
o   Menurut aristoteles manusia adalah hewan berakal sehat yang mengeluarkan pendapatnya,
yang berbicara berdasarkan akal pikirannya
o   Menurut islam, manusia adalah individu yang berkeluarga dan selalu bersilahturahmi dan
mengabdi kepada Tuhan. Manusia adalah makhluk yang sempurna dibandingkan hewan
karena manusia memiliki akal untuk memahami kebenaran.
2.       Kepribadian manusia dan pendidikan
Pada dasarnya tujuan pendidikan adalah membina kepribadian manusia secara semperna.
Sehinggga proses pendidikan, peranan efektif terhadap pembianaan kepribadian manusia
melalui lingkungan juga didukung oleh faktor pembawaan sejak manusia dilahirkan.
Pendidikan dianggap sebagi transfer kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan akan
membawa manusia mengerti dan memahami lebih luas tentang permasalahnnya. Maka
dari itu ilmu pengetahuan memiliki nilai-nilai praktis di dalam kehidupan baik sebagai
pribadi maupun warga masyarakat.
3.       Masalah rohani dan jasmani
Dari zaman dahulu manusia tidak henti-hentinya berusaha membedakan antara unsur
manusia yang bersifat lahiriah dan maknawiyah. Para filosof yunani berpendapat bahwa
ruh merupakan unsur yang halus yang dapat meninggalkan badan.
Sementara islam berpandangan bahwa manusia merupakan perakitan antara badan dan
ruh. Dan keduanya merupakan substansi alam. Permasalahan ruh adalah sesuatu yang
terbatas untuk dipelajari secara mendalam.

BAB 4 : FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA


A.  Pandangan Filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan nilai.
1.    Filsafat Pancasila tentang Manusia: pacasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi
oleh manusia.
2.    Filsafat pancasila tentang masyarakat : Hakekat masyarakat telah dijelaskan bahwa
masyarakat-bangsa dan negara indonesia menuju masyarakat yang aman, damai, sejahtera,
terbuka,adil, dan makmur.
3.    Pandangan filsafat pancasila tentang pendidikan Pendidikan berlansung di keluarga,
rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.    Pandangan filsafat pendidikan tentang nilai Pembangunan nasional adalah upaya bangsa
untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang sudah dinyatakan dalam pembukaan
UUD 1945. Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan sumber nilai bagi
bangsa indonesia.
B.  Pandangan Filsafat Pendidikan PancasilanTerhadap Sistem Pendidikan Nasional
Sebagai acuan penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, UUD 1945 Pasal 31 yang baru
sebagai hasil amandemen Agustus 2002 menjadi:
1.    Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
2.    Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
3.    Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah.
A.  Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan
1.Filsafat pendidikan Progresivisme
Menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang secara terus-menerus dalam suatu
arah yang positif.
2. Filsafat pendidikan Esensialisme
Menyatakan bahwa peserta didik memiliki nilai esensial dan perlu dipertahankan.
Z3.Filsafat pendidikan Perenialisme : Perenislisme mengemukakan bahwa situasi dunia
saat ini penuh dengan kekacauan dan ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama
dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Untuk memperbaiki keadaan
tersebut, maka kembali pada ajarab dan pandangan hidup yang kuat pada jaman dulu.

RINGKASAN BUKU PEMBANDING


BAB I :FILSAFAT

A.      PENGERTIAN FILSAFAT
Kata “filsafat” berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan
“shopia”. Philos artinya cinta yang sangat mendalam, danshopia artinya kearifan atau
kebijakan. Jadi arti filsafat secara harfiah adalah. Cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan.

B.       MODEL- MODEL FILSAFAT


1.    Filsafat Spekulatif, adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada
2.    Filsafat Preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standard) penilaian
tentang nilai- nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, dan penilaian tentang seni.
3.    Filsafat Analitik, dibagi menjadi dua analitik linguistic dan analitik positivistic logis.
Analitik linguistic memusatkan perhatiannya pada analisis bahasa, kata- kata, istilah-
istilah, dan pengertian- pengertian dalam bahasa. Model analitik positivistic logis dikenal
dengan neo positivism oleh Bertrand Russel yang berakar pada dan meneruskan filsafat
positivism dari Comte yang merupakan peletak dasar pendekatan kuantitatif dalam
pengembangan ilmu (science), dengan meletakan matematika sebagai dasar bagi semua
cabang ilmu.
C.      MISI FILSAFAT
Titus (1959) mengemukakan bahwa terdapat tiga tugas utama filsafat, yaitu:
1.         Mendapatkan pandangan menyeluruh
2.         Menemukan makna dan nilai- nilai dari segala sesuatu
3.         Menganalisis dan memadukan kritik terhadap konsep- konsep.

D.      LAPANGAN FILSAFAT
Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan
masalah nilai.
1.    Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul
di belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar hal yang
dapat ditangkap oleh pancaindra.
2.    Epistimologi
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal,
struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.
 Jenis- jenis pengetahuan:
a.    Pengetahuan wahyu
b.    Pengetahuan intuitif
c.    Pengetahuan rasional
d.   Pengetahuan empiris
e.    Pengetahuan otoritas
 Teori pengetahuan:
a.    Teori korespondensi
b.    Teori koherensi
c.    Teori pragmatism
3.    Aksiologi (cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain aksiologi
adalah teori nilai).
 Karakteristik nilai
a. Nilai objektif atau subjektif
b.    Nilai absolute atau berubah
 Jenis- jenis nilai
a.    Etika
Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu
keusilaan yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.
b.    Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman-
pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.
BAB 2:FILSAFAT PENDIDIKAN

A. PENDIDIKAN

1.    Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
2.    Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati
nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang
ditransformasikan dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu
mengubah kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
3.    Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia
yang berkebudayaan.
4.    Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan
maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).
5.    Pendidikan berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan bukan hanya
berlagsung di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus sampai
manusia meninggal dunia.
6.    Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat memperoleh
pendidikan.

B.       PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan
falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi
pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan
kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan
masalah- masalah pendidikan secara praktis”

C.      KEBUTUHAN AKAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan
kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan
tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh karena itu,
pendidikan memerlukan filssafat.

D.      PERANAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana
pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.

E.       APAKAH YANG MENENTUKAN FILSAFAT PENDIDIKAN SESEORANG


Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan,
merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang. Jadi
keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang

BAB 3 :MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

A.      FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME


Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’.
1. Pengetahuan
Idealisme mengemukakan pandangannya bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui
indera tidak pasti dan tidak lengkap, karna dunia hanyalah merupakan tiruan belaka, sifat
maya(bayangan, yang menyimpang dari kenyataan yang
sebenarnya, pengetahuan yang benar hanya merupakan hasil akal belaka, karena akal
daoat membedakan bentuk spritual murni dari benda benda luar penjelmaan material
2. Nilai
Menurut pandangan idealisme nilai itu absolut. Pada hakekatnya nilai itu tetap
3. Pendidikan
Idealisme memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan teori pendidikan
khususnya filsafat pendidikan.

B.       FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME


Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas.
Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia
rohaniah.
Implikasi Pendidikan
Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:
a.    Tujuan Pendidikan
Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.
b.   Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal
disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c.    Peran Guru
Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut
prestasi dari siswa.
d.   Kurikulum
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan
pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.
e.    Metode
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode
penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning  (SR) merupakan metode
utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.

C.      Filsafat Pendidikan Materialisme


Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani, bukan
spiritual, atau supernatural.
Implikasi Pendidikan
Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:
a.    Tema
Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara
ilmiah dan seksama.
b.   Tujuan Pendidikan
Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk tanggung
jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
c.    Kurikulum
Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi,
selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
d.   Metode
Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SRconditioning), operant conditioning,
reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.
e.    Kedudukan Siswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah
dirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f.     Peranan Guru
Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru
dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
D.      Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada filsafat
empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia
alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan
apa yang dilakukan.
Implikasi Pendidikan
Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan pragmatisme sebagai berikut:
a.    Tujuan pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.
b.   Kedudukan Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.
c.    Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa
ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan
liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.
d.   Metode
Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja).
e.    Peran Guru
Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan
kebutuhannya.

E.       Filsafat Pendidikan Eksistensialisme


Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman- pengalaman
individu.
Implikasi Pendidikan
Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai
berikut:
a.    Tujuan Pendidikan
Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.
B.Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu
komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
c.    Kurikulum
Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi
kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah
diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan
untuk semua. Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat
menimbulkan konflik.
d.   Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini ,
besok lusa mungkin menjadi murid.
e.    Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai
harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.

F.       Filsafat Pendidikan Progresivisme


Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai
tujuan.
            1.    Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin
tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah
memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
            2.    Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan
memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
            3.    Kritik terhadap Proggresivisme
a.    Siswa tidak mempelajari warisan sosial
b.    Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
c.    Megurangi bimbingan dan pengaruh guru
d.   Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendidri

G.      Filsafat Pendidikan Perenilaisme


Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan
yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang
menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan. Tujuan
pendidikan menurut pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa
memperolehpengetahuan tentang prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak
berubah.Latar belakang filsafat perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles,
Thomas Aquina

H.      Filsafat Pendidikan Esensialisme


Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya seperti
C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat ini fungsi
utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada generasi muda.
Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
      1.      Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.
      2.      Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru
      3.      Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
      4.      Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan
dengan disiplin mental.
      5.      Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum
merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.

I.         Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme


Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu sekolah
harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja
secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik
dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah
tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan
juga harus berusaha merekonstruksinya.
Implikasi Pendidikan
Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai
berikut:
a.    Tema
Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi
sosial.

b. Tujuan Pendidikan
c. Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal.
Transmisi budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi
budaya harus mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.
d. c.    Kurikulum
e. Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh
budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang
berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.
f. d.   Kedudukan Siswa
g. Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga.
Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa
hormat diterima semua latar belakang budaya.
h. e.    Metode
i. Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan
(learning by doing).
j. f.     Peran Guru
k. Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua
budaya, baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran
sekolah harus mewakili budaya masyarakat.

BAB 4 :ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN

A.      Psikologi Humanistik
Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung
jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individu.

B.       Behavioristik
Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan
merupakan produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan oleh
tekanan- tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson (1978-1958)
adalah perintis psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah
promotor terkenalnya.

C.      Konstruktivistik
Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental yang
digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar
BAB III
PEMBAHASAN

3.1    PERBANDINGAN ANTARA KEDUA BUKU


Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua buku memiliki judul yang
sama dengan “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok untuk pegangan
mahasiswa dalam mengambil matakuliah filsafat pendidikan, namun memiliki pengarang
yang berbeda. Pada buku ‘filsafat pendidikan’ karangan Prof.Dr.H.Jallaluduin dan
Prof.Dr.Abdullah Idi,M.Ed.membahas tentang ilmu dasar filsafat dimulai dari pengertian
dan ruang lingkup filsafat pendidikan, aliran-aliran filsafat modern,hubungan antara
filsafat dengan pendidikan dan manusia,dan filsafat pendidikan pancasila
Sedangkan karangan Uyoh Sadulloh yang berjudul “Pengantar Filsafat” menjelaskan
tentang filsafat pendidikan mulai dengan pengertian filsfat pendidikan mazhab-mazhab
filsafat pendidikan yang mendukung filsafat pendidikan, dan orientasi psikologis yang
mempengaruhi filsafat pendidikan
Dari pembahasan sub bab yang disajikan dapat diketahui bahwa buku pembanding
memiliki kelengkapan materi yang lebih dari buku utama.
3.2    KEUNGGULAN
1.BUKU UTAMA
Pada kedua buku yang berjudul “ Filsafat Pendidikan” merupakan buku yang cocok
digunakan sebagai buku pembimbing atau buku pegangan mahasiswa matakuliah filsafat
pendidikan. Hal ini dikarenakan di dalam buku utama banyak mengandung pengertian
yang dikemukakan para ahli sehingga dapat menambah referensi mahasiswa.
2.BUKU PEMBANDING
Bahasa yang digunakan dalam buku pembanding cukup komunikatif sehingga mudah
dipahami oleh pembaca dan buku pembanding terbilang cukup lengkap dan bagus
digunakan mahasiswa karena mudah dipahami dan dimengerti.

3.3    KELEMAHAN
1.BUKU UTAMA
*Terlalu banyak pengertian para ahli di dalam buku tersebut dengan pengertian yang
bermakna sama tetapi hanya kata kata yang berbeda sehingga membuat mahasiswa
kesulitan menyimpulkan suatu pengertian.
*Bahasa yang digunakan kurang komunikatif dan sulit dimengerti
*Isi buku terlalu monoton
2.BUKU PEMBANDING
Kelemahan dalam buku ini kurangnya memberikan pemahaman bagi pembaca khususnya
para pemula sehingga pesan yang diutarakan oleh pengarang tidak tersampaikan pada
pembaca.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Filsafat adalah induk dari ilmu.Dalam melahirkan ilmu,filsafat ilmu pendidikan yang
merupakan cabang filsafat tidaklah meninggalkan induk.Yang menjadi esensi paling
penting dalam ilmu pendidikan.Pendidikan yang bercorak Indonesia dapat dikembangkan
dengan berdasarkan filsafat umum dari falsafah Negara yaitu pancasila.Meliputi nilai-nilai
budaya dan sosiologi serta geografis wilayah Indonesia.Yang kemudian menjadi tugas para
ahli fikir ilmu pendidikan untuk mengungkapkan pemikiran sistematik dan mendasar
tentang implikasi filsafat pendidikan .
4.2    Saran
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan
agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua
maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan.
Selain itu, juga disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku
sehingga nantinya dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih
tertarik.

DAFTAR PUSTAKA
Sadulloh, Uyoh. 2011. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta
Jalaludin dan Abdullah, 2007.Filsafat Pendidikan.Yogyakaerta:AR-RUZZ MEDIA

Anda mungkin juga menyukai