Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL BOOK REPORT

NAMA MAHASISWA : NAFISAH DWI SEFRINA


NPM : A1C019057
CRITICAL BOOK REPORT: FILSAFAT PENDIDIKAN
( DR. MUHAMMAD KRISTIAWAN, M.PD,2016)

PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat allah SWT, atas rahmat dan
hidayahnta sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas critical book
review ini dalam keadaan sehat.
Tugas ini saya susun untuk meyelesaikan mata kuliah “Filsafat
Pendidikan” harapan saya hasil dari critical book review ini dapat berguna bagi
siapa saja yang membacanya.
Demikian critical book review ini saya susun, saya sadar bahwa critical
book review ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun saya harapkan. Atas perhatian dosen pengasuh
Filsafat Pendidikan dan teman-temannya saya ucapkan terimkasih.

Bengkulu, 6 Oktober 2019

Nafisah Dwi Sefrina


(A1C019057)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................ 4
C. Tujuan......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Buku............................................................... 5
B. Ringkasan Isi Buku dan Kritik......................................... 5
1. Ringkasan BAB I....................................................... 5
2. Ringkasan BAB II....................................................... 5
3. Ringkasan BAB III...................................................... 5
4. Ringkasan BAB IV....................................................... 6
5. Ringkasan BAB V........................................................ 6
6. Ringkasan BAB VI....................................................... 6
7. Ringkasan BAB VII...................................................... 7
8. Ringkasan BAB VIII..................................................... 8
C. Kelebihan dan Kekurangan Buku.......................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................... 11
B. Daftar Pustaka.................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laporan critical buku bukan hanya untuk laporan melainkan bertujuan
untuk mengetahui isi buku tersebut, tetapi lebih menitikberatkan pada
evaluai lebih luas mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang
menarik dan tidak menarik dari buku tersebut.
Menurut (Kristiawan, 2016) istilah filsafat ditinjau dari dua segi, yakni:
a). Segi semantik: filsafat berasal dari bahasa arab ‘falsafah’ yang berasal
dari bahasa Yunani, ‘philoshopia’ yang berarti ‘pholos’ atau cinta, suka
(loving) dan ‘shopia’ adalah pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi
‘philoshopia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada
kebenaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana isi di setiap struktur?
2. Bagaimana inti sari atau ringkasan dari setiap bab buku?
3. Apa kelebihan dan kekurangan buku tersebut?

C. Tujuan Critical Book


Adapun tujuan critical book itu untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan isi buku tersebut, selain itu untuk menambah pengetahuan
tentang bagaimana mengkritik sebuah buku.

4
BAB II
INTISARI BUKU

A. Identitas Buku

Informasi bibbliografi buku


Judul buku : Filsafat pendidikan
Penulis : Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd.
Penerbit : Valia Pustaka
Tempat Terbit: Yogyakarta
Tebal : 273 halaman

B. Ringkasan Isi Buku dan Kritik


Buku filsafat pendidikan memiliki 8 bab yang membahas materi yang
berbeda. Tiap bab memiliki sub bab nya sendiri. Adapun bab-bab yang ada
dalam buku diatas adalah sebagai berikut.
1. Ringkasan BAB 1 Mengenai filsafat dan filsafat pendidikan
Pendidakan telah dikenal dikalangan masyarakat, akhir-akhir ini
pendidikan mengalami persoalan dan menyebabkan penyimpangan dalam
pendidikan sehingga para ahli memilih untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan cara mempelajari filsafat pendidikan. Berfilsafat itu
sendiri mengandung arti yaitu berpikir secara mendalam dan sungguh-
sungguh, yang mana dijelaskan pengertian filsafat berasal dari bahasa
arab`falsafah’ yang berasal dari bahasa yunani`philosophia’ yang
berarti`philos’ cinta, suka (loving) dan sopia pengetahuan. Menurut istilah
filsafat itu adalah hasil pemikiran dari seorang manusia yang mencari
suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Sedangkan filsafat
pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan.
2. Ringkasan BAB 2 Mengenai Dasar-Dasar Pengetahuan
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Disini kemampuan menalar tidak
hanya dimiliki oleh manusia melainkan binatang juga, kemampuan
menalar manusia tersebut berbeda, kemampuan menalar manusia
menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuan, sedangkan
kemampuan menalar binatang juga mempunyai penegetahuan tetapi
hanya untuk bertahan hidup. Di bab ini menjelaskan tentang logika juga,
dimana logika adalah ilmu pengetahuan sekaligus kecakapan untuk
berpikir lurus,tepat,dan teratur. Penalaran dan logika saling berkaitan
satu sama lain.
3. Ringkasan BAB 3 Mengenai Hakikat Manusia dan Hakikat Pendidikan
Hakikat manusia dapat ditinjau dari beberapa pandangan, diantaranya
psikoanalitik,humanistik,behavioristik. Ditinjau dari beberapa dimensi
diantaranya individu sosial,moral dan keberagaman yang perlu
dikembangkandari manusia melalui pendidikan sehingga terbentuklah
manusia indonesia sesungguhnyha. Disini sasaran pendidikan adalah

5
manusia yang mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks.
Dapat disimpulkan disini bahwa pendidikan ialah suatu proses interaksi
manusiawi anatara pendidik dengan subjek didik untuk mencapai tujuan
pendidik tersebut. Proses ini terus berlangsung dlam lingkungan tertentu
dengan berbagai macam tindakan yang sering disebut alat pendidikan,
untuk itu manusia juga haurus mampu mengembangkan dan mengelola
hidupnya dengan baik dan terarah agar menjadi manusia yang
berpendidikan. Manusia ‘butuh’ pendidikan dalam kehidupannya untuk
menumbuhkembangkan potensi dalam dirinya dan memanusiakan
kemanusiaan manusia. Hakikat manusia yang mempengaruhi pendidikan
dan pemebelajaran adalah pandangan humanistik dan behavioristik.
4. Ringkasan BAB 4 Mengenai Filsafat Pendidikan Sebelum Abad 20
Filsafat pertama kali muncul di Yunani sebelum abad 7 M. Pada abad 9 M
filsafat yunani mengalami puncak kejayaan dan pada abad ke 13 M pula
filsafat justru mengalami kemunduran setelah kaum ulama memenangkan
perdebatan yang panjang dengan kaum filsuf. Dari perkembangan filsafat
sebelum abad 20 terdiri dari perkembangan filsafat umum yaitu filsafat
Yunani, filsafat Hindu, filsafat Islam dan filsafat Eropa/filsafat modern.
Perkembangan filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai pelaksanaan
pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan yang
mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum. Sebelum
abad 20 metodologi ilmu pendidikan membahas tentang tonggak
pertama(Aristoteles), tonggak kedua(Francis Bacon), dan tonggak ketiga
(Perkembangan abad ke-19). Dalam filsafat pendidikan ini juga terdapat
beberapa mahzab-mahzab yaitu mahzab idealisme, mahzab realisme, dan
mahzab materialisme.
5. Ringkasan BAB 5 Mengenai Ontologi, Epistemologi,dan Aksiologi
Antologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu antos: being, dan lagos:
logic. Jadi, ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang
keberadaan sebagai keberadaan) atau ilmu tentang yang ada. Ontologi
mengkaji sesuai yang ada, sepanjang sesuatu itu ada. Hakikat kenyataan
memang bisa didekati ontologi dengan dua sudut pandang yaitu kuantitatif
dan kualitatif. Ontologi pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami
secara menyeluruh tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu
empiris, di dalam pemahaman antologi terdapat beberapa pandangan
yaitu monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme, agnotisme. Epistemologi
berasal dari dua suku kata (Yunani), yakni ‘epistem’ yang berarti
pengetahuan atau ilmu (pengetahuan) dan ‘logos’ yang berarti disiplin
atau teori. Metode epistemologi terdiri dari metode induktif, metode
deduktif, metode positivisme, metode kontemplatif, dan metode dialektis.
Dalam persyaratan epistemologi mencakup ilmu masyarakatan adanya
objek yang diteliti,ilmu masyarakatan adanya metode tertentu dan pokok
permasalahan. Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Jadi, aksiologi adalah teori tentang niai.
6. Ringkasan BAB 6 Mengenai Masyarakat Madani
Masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society diperkenalkan
pertama kali oleh Anwar Ibrahim dalam ceremah Simposium Nasional
dalam rangka Forum Ilmiah pada festival Istiqlal, 26 september

6
1995(hamim,2000:115). Dengan munculnya masyarakat madani
menunjukan intelektual muslim melayu yang mampu
menginterprestasikan ajaran islam dalam kehidupan modern. Konsep
masyarakat madani digunakan untuk mewujudkan good government
menggantikan bangunan orde baru yang menyebabkan bangsa indonesia
saat itu terpuruk dalam krisis multimendisional yang tak berkesudahan.
Adapun karakteristik dari masyarakat madani yaitu ruang publik yang
bebas, demokratisasi, toleransi, pluralisme, keadilan sosial, partisipasi
sosial, supremasi hukum. Konsep dasar masyarkat madani sudah menjadi
perbincangan utama dalam memikirkan kembali sistem ekonomi yanga
ada dindonesia. Disini sistem ekonomi di Indonesia diera reformasi ini
harus memperhatikan wacana masyarakat madani. Di Indonesia
masyarakat madani memiliki peran signifikan dalam melopori dan
mendorong masyarakat. Untuk membangun masyarakat yang maju dan
berbudaya harus menguasai ilmu, dapat menciptakan inovasi dan
kreasi,mencegah kerusakan-kerusakan sumber daya dan pemantapan
spiritualitas. Masyarakat madani sukar tumbuh dan berkembang pada
rezim Orde Baru karena adanya sentralisasi kekuasaan melalui
karporatisme dan birokratisasi di hampir seluruh aspek kehidupan,
terutama terbentuknya organisasi-organisasi kemasyarakatan dan profesi
dalam wadah tunggal, seperti MUI, KNPI, PWI, SPSI, HKTI.
7. Ringkasan BAB 7 Mengenai Bahaya Filsafat
Sekuralisme menurut al-Nabhani (1953) adalah pemisahan agama dari
kehidupan. Tahun yang dianggap sebagai cikal bakal munculnya
sekularisme adalah 1648, awal munculnya ditandai dengan adanya
perjanjian yang dapat mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun antara Katolik
dan Protestan di Eropa. Perjanjian tersebut juga menetapkan sistem
Negara merdeka yang didasarkan pada konsep kedaulatan dan menolak
ketundukan pada otoritas politik Paus dan Gereja Katolik Roma (Papp,
1988). Sejak tahun itulah aturan main kehidupan dilepaskan dari gereja
yang dianggap sebagai wakil Tuhan. Memang dari awal terbentuknya
Sekuralisme hanya berbicara hubungan antara agama dan Negara.
Namun dalam perkembangannya , semangat sekularisme tumbuh dan
berbiak ke segala pemikiran kaum intelektual pada saar itu.
Perkembangan sekularisme di barat ternyata tidak hanya berhenti ditanah
kelahiran saja, tetapi harus berkembang di dunia termasuk dunia Islam.
Hasilnya sungguh luar biasa, begitu negeri-negeri Islam mempunyai
kesempatan untuk memerdekakan diri, bentuk Negara dan pemerintahan
yang dibangun oleh umat Islam sepenuhnya mengacu pada prinsip
sekularisme dengan segala turunannya.
8. Ringkasan BAB 8 Mengenai Aliran-Aliran Filsafat
Nativisme (Arthur Schopenhauuer), aliran ini diperolehi oleh
seseorang berkebangsaan jerman bernama Arthur Schopenhauer yang
hidup pada abad 19, dilahirkan tahun 1788 dan meninggal dunia tahun
1860. Teori ini merupakan kebalikan dari teori tabularasa, yang
mengajarkan bahwa anak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri.
Pembawaanlah yang maha kuasa, yang menentukan perkembangan anak.
Dalam teori Nativisme menjelaskan bahwa perkembangan manusia

7
merupakan pembawaan sejak lahir atau bakat, faktor perkembangan
manusia dalam Teori Nativisme terdiri dari faktor genetik,faktor
kemampuan anak,faktor pertumbuhan anak. Tujuan Teori Nativisme untuk
mampu memunculkan bakat yang dimiliki, mendorong manusia
mewujudkan diri yang berkompetisi, mendorong manusia dalam
menentukan pilihan, mendorong manusa untuk mengrmbangkan potensi
dari diri seseorang, mendorong manusia mengenali bakat minat yang
dimiliki. Empirisme (David Hume, George Berkeley dan John Locke),
Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa
semua pengetahuan berasal dari penglaman manusia. Empirisme menolak
anggapan bahwa manusia telah Idealisme (Plato, Elea dan Hegel,
Immanuel Kant, David Hume, dan al-ghazali), aliran ini memandang nilai
adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar,
cantik, buruk secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi.
Realisme (Aristoteles, Johan Amos Comenius,Wiliam Mc Gucken,
Francis Baon, John Locke,Galileo, David Hume, John Stuart Mill),
merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualistis. Realisme
berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia
ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subyek yang
menyahdari dan mengetahui di satu pihak dan pihak lainnya adalah
adanya realitas di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan
manusia.membawa firah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.
Materialisme (Demokritos, Ludwig Feyrbach), menurut aliran filsafat
materialisme, asal, sifat dan hakikat dari semua keberadaan adalah materi.
Paham materialisme tidak mengakui adanya tuhan. Tidak ada bab tentang
Tuhan. Kalau pun ada, maka dicacilah manusia yang percaya akan adanya
Tuhan. Aliran materialisme mengabaikan adanya spiritual. Tidak ada
kamus kitab suci, rasul, hari kiamat, malaikat, surga, neraka. Maka tak
kenal ibadah, doa, dosa, taubat, takwa, tawakal, sabar.
Pragmatisme (John Dewy, Charles Sandreb Peirce, Wiliam James,
Heracleitos), merupakan aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar
dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermamfaat
secara praktis.
Eksistensialisme(Jean Paul Sartre, Soren Kierkegaard, Martin Buber,
Martin Heidegger, Karl Jasper, Gabril Marcel, Paul Tilich), merupakan
filsafat yang mengandung segala gejala dengan berpangkal kepada
eksistensi, sebenarnya eksistensialisme adalah suatu aliran filsafat yang
bersifat teknis, yang terjelma dalam berbagai macam sistem, yang satu
berbeda dengan yang lain.
Perenialisme (Robert Maynard Hutchins dan Ortimer Adler), merupakan
suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad ke 20. Perenialisme
berasal dari kata perennial yag berarti abadi, kekal atau selalu,
perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif.
Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan
perubahan dan sesuatu yang baru.
Esensialisme (Wiliam C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed dan
Isac L. Kandell), merupakan pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai

8
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri utama yang
berbeda dengan progresvisme. Esensialime memandang bahwa
pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan
tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang
mempunyai tata yang jelas.
Progresivisme (George Axetelle, Wiliam O.Stanley, Ernest Bayley,
Lawrence B. Thomas, Frederick C. Neff), merupakan aliran filsafat yang
lahir di Amerika sekitar abad ke-20, dalam hal ini, progresivisme identik
dengan pragmatisme. Filsafat progresivisme tidak mengakui kemutlakan
kehidupan serta menolak absolutisme dan otoritisme.
Rekonstruksionisme(Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg),
merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan ini lahir
didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan
dan melibatkan diri degan masalah-masalah masyarakat yang ada
sekarang. Rekonstruksionisme ingin membangun masyarakat baru,
masyarakat yang pantas dan adil.
Positivisme(Auguste Comte), merupakan aliran filsafat yang
menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang
benar, menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik, tidak
menegnal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Rasionalisme(Rene Descartes), merupakan doktrin filsafat yang
menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian,
logika, dan analisis yang bedasarkan fakta, bukan melalui iman, dogma,
atau ajaran agama.
Sosialisme(Karl Mark), istilah sosialisme atau sosialis dapat mengacu ke
beberapa hal yang berhubungan dengan ideologi atau kelompok ideologi,
sistem ekonomi, dan negara.
Komunisme(Vladimir Lenin), merupakan salah satu ideologi di dunia,
selain kapitalismedan ideologi lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi
terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang mana mereka itu mementingkan
individu pemilik dan menegnyampingkan buruh.
Kapitalisme(Karl Mark), merupakan suatu paham yang menyakini
bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-sebesarnya. Postmodernisme(Michel Fouchault), merupakan kritik-
kritik filosofis atas gambaran dunia, epistemologi, dan ideologi-ideologi
modern.
Naturalisme(John Dewey), merupakan teori yang
menerima’’nature’’(alam) sebagai keseluruhan realitas.Individualisme
merupakan satu falsafah yang mempunyai pandangan moral, politik atau
sosial yang menekankan kemerdekaan manusia serta kepentingan
bertanggung jawab dan kebebasan sendiri.Kontruktivisme(Gestalt),
merupakan pengembangan lebih lanjut dari teori gestalt.
Humanisme, istilah humanisme diawali dari tern humanis atau
humanum(yang manusiawi) yang jauh lebih dulu dikenal, yaitu mulai
sekitar masa akhir zaman skolastik di Italia pada abad ke 14 hingga abad
ke 16.Neoliberalisme , merupakan pemahaman pada intervensi negara
harus berkurang sehingga individu lebih bebas berusahaNihilisme

9
(Friedrich Nietzsche), dimengerti sebagai gerakan historik di Eropa Barat
pada abad XIX.

C. Kelebihan dan Kekurangan Buku

1. Kelebihan Buku
a. Buku ini menceritakan tentang Filsafat Pendidikan
b. Dari tampilan depan sampul buku sudah menarik dari segi warna
maupun tulisan, sampul buku membuat orang yang melihatnya
menjadi penasaran apa isi dari buku tersebut
c. Pada setiap bab materi yang dijelaskan rata-rata belum sampai ke
materi inti melainkan konsep awal terlebih dahulu, agar pembaca
lebih membuka pikirannya.
d. Contoh-contoh yang dibuat penulis tidak asing dalam kehidupan
sehar-hari, sehingga para pembaca lebih mudah memahaaminya.
e. Buku ini mampu memberikan informasi tentang filsafat secara garis
besar

2. Kekurangan buku
a. Buku ini terdapat beberapa tulisan yang merupakan istilah atau
menggunakan kalimat yang sulit dipahami sehingga banyak dari
pembaca tidak paham dengan kalimatnya.
b. Banyak pengulangan kalimat dari bab sebelumnya.
c. Tidak ada kesimpulan dalam buku tersebut, sehingga membuat
pembaca sulit memahami dari penjelasan bab awal,dan membuat
pembaca harus membaca dari awal.

10
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa critical book
merupakan kegiatan mengkritisi suatu buku untuk lebih mengetahui isi buku
tersebut dan kelebihan serta kekurangan dari buku tersebut, baik dalam
sistem bahasa maupun isi materinya. Mengkritisi buku tersebut dilakukan agar
buku yang sedang dikritik dapat direvisi menjadi buku yang lebih baik lagi.
Buku filsafat pendidikan karya M.Kristiawan, sudah memiliki sistematis
penggunaan bahasa dan kedalam materi yang cocok untuk diajarkan kepada
mahasiswa. Meskipun demikian buku tersebut juga memiliki beberapa
kelemahan yang membuat buku ini kurang sempurna hal tersebut ialah
adanya penulisan kata yang kurang ataupun tidak lenghkap.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Valia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai