Skor Nilai:
NIM : 3213111045
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucap syuku kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan RahmatNya serta ksehatan kepada saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas “ CRITICAL BOOK REVIEW “. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
salah satu mata kuliah saya yaitu “ Filsafat Pendidikan “.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan Critical Book Review terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Saya mohon maaf, karena keterbatasan ilmu dan
pemahaman saya. Karna itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca
yang sifatnya membangun guna menyempurna kan tugas ini. Saya berharap tugas ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................................... 1
Daftar Isi....................................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................ 3
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................... 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
Critical book review ini merupakan tugas pemenuhan tugas individu dari dosen
pengampu mata kuliah. Tujuan dari pembuatan critical book review ini untuk
mengkaji buku berdasarkan konsep kurikulum dalam negeri. Critical book review
ini bukan hanya sekedar tulisan dari isi buku tersebut tetapi lebih menitik
beratkan pada evaluasi kita mengenai keunggulan dan kelemahan dari buku yang
dikritik.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan CBR (Critical Book Review) ini adalah sebagai berikut :
a. Memenuhi tugas individu yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah
1.3 MANFAAT
Manfaat dari CBR Ini ialah membantu kita dalam memahami isi materi dalam buku
dengan membuat inti dari setiap garis besar atau judul buku yang telat di review
kembali oleh mahasiswa. Critical Book Review ini bisa sangat bermanfaat jika kita
dapat memahami dengan pasti apa yang disampaikan dalam setiap penjelasannya.
3
BAB II
2.1 BAB I
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Istilah filsafat berasal dari bahasa
Yunani Kuno yang diadopsi oleh orang Arab dengan mengalami sedikit
perubahan bunyi, yaitu falsafat dan oleh orang Indonesia disebut filsafat. Dalam
bahasa Yunani istilah fisafat dijenal dengan kata philosophia yang berasal dari
dua unsur kata, yaitu philo yang berarti cinta dan kata Sophia yang berarti
kearifan, hikmah, kebijaksanaan, keputusan ataupun pengetahuan yang benar.
Dari kata ini dapat diketahui, bahwa secara harfiah fisasat dapat diartikan
sebagai cinta ajakan kebenaran dan atau kebijaksanaan.
bahan filsafat tidaklah sama dengan bahan ilmu pengetahuan. Bahan pada
filsafat bersifat universal, sedangkan ilmu terbatas hanya pada bidang- bidang
tertentu, sifatnya parsial. Hal lain yang membedakan dunia filsafat dengan ilmu
pengetahuan adalah aktivitasnya. Filsafat memulai kerjanya dengan langkah
yang tidak memberikan kepemihakan. Lain halnya dengan pengetahuan yang
memiliki nilai kebenaran yang bersifat parsial, maka dalam aktivitas
pencariannya, ia mesti mengabaikan aspek-aspek yang lain, kendatipun
ilmuwan menyadari bahwa hubungan interdepedensi antar-realitas itu tidak
dapat dielakkan.
Dalam tata cara beroikir filsafat, suatu pengungkapan dapat dikatakan tepat jika
ia disusun atas dasar putusan-putusan (premis) yang benar, dan penarikan
kesimpulannya pun didasarkan pada kaidah-kaidah filsafat. Ada tiga hal yang
berhubungan langsung dengan sistematika berpikir filsafat, yaitu bagaimana
seseorang itu berupaya membentuk dan membangun suatu ide, pengertian dan
atau konsep; bagaiman prosedur yang dapat ditempuh seseorang dalam
4
membuat keputusan; dan bagaimana pula sistem yang dapat dipedomani dalam
upaya penuturan dan atau pengungkapan apa yang tengah subjek pikirkan.
Kata filsafat dalam bahasa inggris philosophy , dan dalam bahasa arab
Falsafash, yang keduanya berasal dari bahasa yunani yakni philosopia.
Philosopia terdiri atas dua suku kata yakni philein an shopia; philein berarti
cinta dan shopia berarti kebijaksanaaan (love of widom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya. Orang yang senang dengan berfilsafat dan membidangi
filsafat atau ahli filsafat atau filusuf filsafat adalah pecinta atau pencari
kebijaksanaaan. Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
sampai pada hakikatny dengan menggunakan akal atau pikiran. Alasan orang
berfilsafat yaitu kebenaran, kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan.
Peranan filsafat dalam kehidupan manuia adalah sebagai pendobrak,
pembebas, dan pembimbing. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses,
dimana pendidikan meupakan usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari
orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta
didik dengan berbagai problema atau pesoalan dan pertanyaan yang mungkin
timbul dalam pelaksanannya. Pendidikan juga dapat diartika sebagai hasil
dimana pendidikan itu merupakan wahana untuk membawa peserta didik
mencapai optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi
manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya
sebagai manusia, sesuai dengan hakiki dan ciri-ciri kemanusiannya. Jadi,
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada
secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal dan
pikiran.
5
2.2 BAB II
2.2.1 PENGERTIAN, KEGUNAAN, DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
( BUKU UTAMA )
Filsafat dan pendidikan memang merupakan dua istilah yang berdiri pada
mkna dan hakikat masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan dalam
satu terma khusus, maka iapun memiliki makna tersendiri yang menunjuk
kedalam suatu kesatuan pengertian yang tidak terpisahkan. Filsafat
pendidikan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari filsafat
keseluruhan, baik dalam sistem maupun metode. Omar Mohammad al-Toumy
al-Syaibany menyebutkan, bahwa filsafat pendidikan adalah pelaksanaa
pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam bidang pengalaman
kemanusiaan yang disebut dengan pendidikan.
6
1. Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan
penyempurnaan.
2. Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berpikir dan
berbuat dalam
Tatanan hidup suatu masyarakat.
3. Hakikat tujuan kependidikan sebagai arah bangun pengembangan pola
dunia pendidikan.
4. Hakikat pendidik dan anak didik sebagai subjek-subjek yan terlihat langsung
dalam
Pelaksanaan proses edukasi.
7
arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan
dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
1. Hakikat Manusia
Manusia secara sederhana dapat saja dikatakan sebagai makhluk Tuhan yang
unik yang bermukim dibumi yang memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakan dirinya dari makhluk-makhluk lain yang berada di dunia.
8
B. Eksistensi Pendidikan dalam Pengembangan Fitrah Manusia
1. Hakikat Pendidikan
1. Idealisme
2. Realisme
9
yang adanya terdapat didalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya
tidak terpengaruhi oleh seseorang.
Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaran
kebendaan di mana benda merupakan sumber segalanya, sedangkan yang
dikatakan materialistis mementingkan kebendaan menurut materialisme. Aliran
ini, berfikir dengan sederhana, mereka berfikir realitas sebagaimana adanya,
kenyataannya aliran ini memberikan suatu pertanyaan bahwa segala sesuatu
yang ada di semua alam ini ialah yang dapat dilihat atau di observasi, baik
wujudnya maupun gerakan-gerakannya serta peristiwa-peristiwanya.
4. Pragmatisme
Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal kenyataan yang
sebenarnya adalah berpangkal pada filsafat empirisme Inggris, yang
berpendapat bahwa sumber pengetahuan manusia adalah apa yang manusia
alami. Pragtisme berasal dari kata "pragma' yang berarti praktik atau aku yang
berbuat. Hal ni mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung
dari hubungannya dengan apa yang dapat dilakukan.
5. Eksistensialisme
6. Progresivisme
7. Perenialisme
10
penuh dengan kekacauan dan ketidak pastian, dan ketidak teraturan terutama
dalam tatanan kehidupan moral, moral, intelektual dan sosio kultural.
8. Esensialisme
8. Rekonstruksionalisme
Adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresifisme dalam
pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari pengalaman-
pengalaman kemasyarakatan di sekolah.
2.4 BAB IV
2.4.1 PENGETAHUAN DAN NILAI ( BUKU UTAMA )
Tokoh utama aliran idealism ini adalah Plato dengan ajaran filosofinya yang
fundamental dengan mengatakan bahwa suatu yang riil adalah sesuatu yang
berada diruang idea. Idealisme Berkeyakinan bahwa apa yang tampak dalam
alam realitas bukanlah merupakan sesuatu yang riil, tetapi lebih merupakan
11
bayangan atas apa yang bersemayam dalam alam pikiran manusia yang tidak
lain merupakan ekspresi jiwa piker manusia dalam merumuskan dunia ideanya
kea lam material. Idea dalam epistemologi idelisme ini merupakan sesuatu yang
memiliki relasi penting dalam alam kosmos.
Realisme merupakan filsafat yang memandang bahwa sesuatu yang riil adalah
sesuatu yang bersifat fisik dan psikis. Beberapa tokoh yang disebut-sebut
sebagai pendukung aliran ini antara lain: Aristoteles, John Amos Comenius,
Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, Dan John Stuart Mill.
Aliran realisme dalam konteks ini meyakini, bahwa memuaskan subjek didik
hanyalah sebagai instrumen untuk peraihan tujuan pendidikan, bukan sebagai
focus aktifitas pembelajaran. Epistemologi realisme tentang pendidikan
meniscahyakan bahwa setiap proses pembelajarn mesti didekati dengan
pendekatan induktif bukan deduktif. Pendekatan ini baginya adalah cara yang
relevan untuk menanamkan pengetahuan dan nilai kedalam diri subjek didik.
Nilai, moral dan etika merupakan tiga sitilah yang saling terkait yang biasanya
dalam bahasa sehari-hari dianggap sepadan, baik dalam makna maupun dalam
fungsi, pada hal ketiga atau itu memiliki hakikat dan orientasi yang berbeda-
beda kendati pun antara satu dengan yang lain terkait erat. Nilai adalah
gambaran seseorang tentang sesuatu yang indah dan yang menarik, yang
mempesona, yang menakjubkan, yang membuat kita bahagia, senang dan ingin
memilikinya.
12
Maha Mulia yang dianugrahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh dan
berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
2.5 BAB V
2.5.1 TEORI-TEORI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
(BUKU UTAMA)
A. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan
1. Idealisme
Idealisme adalah suatu aliran filsafat yang paling tua yang umumnya
disandarkan dengan filsuf besar Plato. Aliran memiliki suatu keyakinan, bahwa
realitas ini terditi dari substansi sebagaimana ide-ide atau spirit. Aliran ini
menekankan realitas moral dan spiritual sebagai sumber untuk menerangkan
alam. Aliran ini memandang nilai adalah suatau yang absolut dan universal.
Idealisme meyakini, bahwa manusia lahir kedunia dengan membawa ide yang
disebutnya dengan innate idea (ide bawaan). Disini ide merupakan suatu
ultimate. Ajaran tersebut menjadikan aliran ini sampai pada suatu pemahaman
bahwa manusia lahir dengan membawa nilai-nilai kebaikan yang dengannya
13
manusia mesti memeliharanya agar apa yang telah dibawanya menjadi nyata
dalam realitas.
2. Rasionalisme
Rasionalisme adalah suatu aliran filsafat yang muncul pada zaman modern
dengan menekannkan bahwa dunia luar adalah sesuatu yang riil. Rasionalisme
menekankan bahwa kesempurnaan manusia tergantung pada kualitas rasionya
dalam mencerna realitas yang ada disekitarnya. Berdasarkan pemikirannya ini,
aliran ini berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah semacam pertumbuhan
dan perkembangan subjek didik secara penuh berdasarkan bekal ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang luas yang berguna bagi kehidupannya,
sehingga iapun lebih mudah dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat dan
lingkungannya. Pada hakikatnya kelahiran realism sebagai suatu aliran dalam
filsafat sebagai sintesis antara filsafat idealism Immanuel Kant di satu sisi dan
empirisme John Locke disisi lainnya. Menurut aliran realism, sesuatu dikatakan
benar jika memang riil dan secara substantif ada. Aliran ini meyakini, bahwa
adanya hubungan interaksi pikiran manusia dan alam semesta tidak akan
memengaruhi sifat dasar dunia.
3. Eksistensialisme
4. Eksperimentalisme
14
Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas diri manusia dan
dirinya sendiri, pengenalan itu tidak cukup hanya bersifat objektif atau
subyektif, tetapi harus kedua-duanya. Pendidikan merupakan pemberdayaan
sumber daya manusia. Untuk mengembangkan dirinya sendiri sesuai potensi
yang dimiliki. Jadi, pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah
tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup
mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana
individu itu berada. Pendidikan harus di dasarkan pada cinta kasih, agar
terbentuk pada diri individu cinta sesama, cinta masyarakat, cinta bangsa, dan
negara sebagai modal dasar timbulnya dan berkembangnya pengabdian
masing-masing warga negara bagi perkembangan dan kemajuan bangsa dan
negara menuju masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
2.6 BAB VI
2.6.1 ALIRAN-ALIRAN DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ( BUKU UTAMA )
A. Progresivisme
15
empiris dan informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan dan
pembuatan kesimpulan menuju pemilihan alternative yang paling
memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah dihadapi.
B. Perenialisme
D. Esensialisme
1. Sebagai agen utama untuk sosialisasi politik bagi generasi muda dalam
pengembangan politik suatu negara.
16
3. Sebagai pemasok utama bagi penumbuhkembangan integrasi politik dan
kesadaran politik.
5. Sebagai agen aktivitas aktualisasi misi dan visi suatu golongan atau lebih yang
berada pada level dominasi.
17
BAB III
PEMBAHASAN
Pembagasan Bab II dalam buku pembanding filsafat merupakan dua istilah yang
terdiri pada makna dan hakikat masing-masing kegunaan filsafat pendidikan yaitu
mengubah manusia menjadi manusia yang berkepribadian mulia menurut
karakteristik Ideal Manusia yang diinginkan. Sedangkan di buku utama kedudukan
filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari
pondasi-pondasi pendidikan.
Pembahasan Bab III menurut buku pembanding manusia secara sederhana dapat
dikatakan makhluk yang unik tugas dan fungsi manusia pun sangat beragam.
Sedangkan dalam buku utama ada beberapa aliran filsafat pendidikan yaitu
idealisme, realisme, filsafat pendidikan realisme, dan banyak lagi.
18
Pembahasan Bab VI menurutmu pembanding banyak sekali air aliran dalam filsafat
pendidikan yaitu progresivisme, perenialisme, dan esensialisme.
Pembahasan Bab VII menurut buku pembanding ada beberapa institusi sosial yang
berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat yaitu posisi lembaga
pendidikan dalam sistem politik negeri, dan dialektika sistem politik dan ideologi
pendidikan suatu bangsa
Dari aspek tampilan buku yang direview, sampul buku terlihat menarik dengan
paduan warna hijau kebiruan sehingga membuat pembaca tertarik untuk membaca
buku ini. Jumlah halaman buku ini sekitar 200 halaman, cukup tebal dan tidak terlalu
berat.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah:
Buku yang direview menurut saya sudah cukup bagus. Pada aspek layoutnya sudah
bagus. Tata tulisnya menurut saya sudah bagus dan dapat di baca.
3. Dari aspek isi buku:
Dari aspek isi buku penulis menyusun kalimat demi kalimat dengan baik, serta
mengelompok kan Kata-kata yang pentingnya dan menurut saya itu menarik
perhatian pembaca untuk mengetahuu apa makna dari kalimat yang dikelompokkan
itu. Di buku ini materi yang dibahas cenderung mengenai teori dan lain-lain
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut memiliki susunan kalimat, pemilihan kata,
dan kesesuaian antar paragrap yang juga cukup baik.
19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat di simpulkan bahwa buku ini menjelaskan tentang apa-
apa saja yang berhubungan dengan filsafat pendidikan. Sehingga buku ini sangat
bermanfaat bagi siapa saja yang membaca terutama bagi seorang pendidik, tenaga
kependidikan dan mahasiswa calon guru. Manfaaat setelah kita membaca buku ini
sangatlah besar karena kita dapat mengetahui tentang apa itu filsafat pendidikan.
B. Rekomendasi
Buku ini merupakan salah satu termasuk buku yang direkomendasi review untuk
membaca tapi bukan sebagai buku penuntun untuk perkuliahan namun hanya
sebagai tambahan karena materi yang cenderung mengenai filsafat pendidikan.
20
Daftar Pustaka
21