SkorNilai:
U
FILSAFAT PENDIDIKAN
MUHAMMAD ANWAR,2015
NIM : 5193131021
S. Pd, M. Pd
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang berjudul “Critical Book Report”. Penulis berterimakasih kepada bapak
dosen yang bersangkutan yang telah memberi bimbingannya.
Dalam penyusunan tugas ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, untuk itu
saya mohon kritik dan saran demi perbaikan. Semoga penyusunan Critical Book Report
ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan pengetahuan serta
wawasan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR..........................................................................................................
....1
DAFTARISI........................................................................................................................
...2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.......................................................................................................3
1.2 Tujuan.........................................................................................................................3
1.3 Manfaat.....................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................. ........................................53
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Penerbit : Kencana
BAB II
RINGKASAN BUKU
A.Pengertian Filsafat
Kita sering mengatakan, betapa pentingnya filsafat sebagai ilmu dan filsafat
agama,filsafat sebagai ilmu dan filsafat terapan,termasuk filsafat Agama,filsafat
Pancasila dan filsafat pendidikan.Kata filsafat sering berkaitan erat dengan segala
sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, bahkan tidak pernah ada habisnya karena
mengandung dua kemungkinan,yaitu proses berpikirdan hasil berpikir.
Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang di tempuh untuk memecahkan
masalah,sedangkan pengertian kedua,merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan atau pembahasan masalah.Manusia,dalam hidup dan kehidupannya tidak
pernah sepi dan terus melekat dengann masalah,baik sebagai individu dalam keluarga,
masyarakat, dan negara pun maupun masalah ekonomi, politik,sosial,pendidikan,dan
lain sebagainya.Di samping itu,filsafat mempunyai konotasi dalam segala hal yang
bersifat teoretis,transesndental,abstrak,dan lain sebagainya.
Kehidupan bangsa dan negara dengan segala aspek kehidupannya berdasarkan asas-
asas filosofis seperti nasionalisme,sosialisme,liberalisme,komunisme dan lain
sebagainya .
Filsafat dari segi bahasa,pada hakikatnya mengunakan rasio (berpikir). Jika pemikiran
manusia dapat dipelajari, maka ada empat dari gologan pemikiran, yaitu:
1. Pemikiran Pseudo-Ilmiah
Pemikiran Pseudo-ilmiah, bertumpu pada aspek kepercayaan budaya dan mitos.
Hal itu dapat dijumpai dalam astrologi dan kepercayayaan terhadap sebuah buku
primbon.
2. Pemikiran Awam
Pemikiran awam merupakan pemikiran orang dewasa yang menggunakan akal
sehat.
3. Pemikiran Ilmiah
Pemikiran Ilmiah lazim menggunakan metode-metode, tata pikir dalam paradigma
ilmu pengetahuan tertentu dilengkapi dengan penggunaan hipotesis untuk menguji
kebenaran untuk konsep teori atau pemikiran dalam dunia empiris (atau tidak
pernah sesuai) proses keilmuan.
4. Pemikiran Filosofis
Pemikiran filosofis adalah kegiatan berpikir reflektif meliputi kegiatan analisis,
pemahaman, deskripsi, penilaian penapsiran dan perekaan yang bertujuan untuk
memperoleh kejelasan, kecerahan, keterangan pembenaran, pengertian dan
penyatupaduan tentang objek.
Uraian tentang pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya yang sangat
disimpulkan bahwa filsafat adalah:
2. Mencari kebenaran
Dari beberapa para filsuf, dapat dirumuskan bahwa filsafat ialah upaya manusia dengan
akal budinya untuk memahami, mendalami dan menyelami secara radikal, integral dan
sisematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia.
Munculnya filsafat pendidikan sebagai suatu ilmu baru setelah tahun 1990an,
merupakan akibat adanya hubungan timbak balik antara filsafat dan pendidikan, untuk
memecahkan dan menjawab persoalan pendidikan secara filosofis.
A.Pengertian pendidikan
Dalam kajian pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah
yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan,yaitu
pedagogi dan paedagoiek. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan peada adalah ilmu
pendidikan. Pedagogik atau paedagoiek ialah yang menyelidik, merenung tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah itu berasal dari kata pedagogia (Yunani)
berarti pergaulan dengan anak-anak.Sedangkan, yang sering menggunakan istilah
paidagogos adalah seorang pelayan (bujang) pada zaman Yunani kuno, yang
pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak. Paidagogos berasal dari kata
paedos (anak), agoge ( saya membimbing, memimpin).
Perkataan paidagogos yang pada mulanya berarti pelayan, kemudian berubah menjadi
pekerjaan mulia. Karna, pengertian pai ( dari paidagogos) berarti seorang yang tugasnya
membimbing anak didalam pertumbuhan keakar mandiri dan bertanggung jawab.
Jelas bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan dalam upaya memajukan bangsa,
terjadi suatu proses pendidikan atau proses yang akan memberikan pengertian,
pandangan dan penyesuaian bagi seorang masyarakat, maupun negara sebagai penyebab
perkembangannya.
Beberapa konsep pendidikan tersebut dikemukakan oleh para ahli,antara lain sebagai
berikut:
Filsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap masalah pendidikan yang dapat
dilakukan bagi negara Anglo Saxon. Filsafat pendidikan dimulai dengan pengkajian
terhadap aliran filsafat tertentu seprti pragmatisme, idealisme, realisme, dan
eksistenialisme.Atas dasar ini, ilmu pendidikan disebut juga sebagai suatu ilmu praktis.
Ilmu pendidikan tepris, bahwa pemikiran tertuju pada penyusunan dan persoalan dan
pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah yang mempunyai lapangan bergerak dan
praktik pendidikan ke arah penyusunan atau sistem pendudukan yang muncul mengenai
latar belakang masyarakat. Sedangkan ilmu pendidikan praktis adalah menempatkan
dirinya dalam situasi pendidikan dan lebih ditunjukan pada pelaksanan, dari pada cita-
cita yang tersusun dalam ilmu pendidikan teoritis.
Filsafat pendidikan yang lahir dari ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan praktis
mengandung maksud, bahwa tugas pendidikan sebagai aspek kebudayaan mempunyai
tugas untuk mengatur menyalurkan nilai nilai hidup.
Analisis bahasa sangat diperlukan untuk tinjaauan yang mendalam, karena itu,
bahasa merupakan alat rasional untuk menghubungkan satu kosep atau peristirahatan
dalam kontes semestinya dengan konteks.
Proses pendidikan atau proses belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan,
dan penyesuaian bagi seseorang atau si terdidik ke arah kewawasan dan kematangan.
Adapun perbandingan pengaru dan ide-ide filsafat pendidikan, antara lain tersimoul
dalam pandangan-pandangan berikut ini:
1. Kata Emperisme
Menurut teori ini, kepribadian didasarkan pada linkungan pendidikan yang
didapatnya, atau perkembangannya jiwa seseorang semata-mata tergantung pada
pendidikan.
2. Nativisme dan Naturalisme
Aliran nativisme adalah tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Aliran
naturalisme adalah penyerahan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik
tidak menjaadi rusak oleh tangan manusia melalui proses kegiatan pendidikan.
3. Teori Konfergensi
Menurut pandangan teori konfergensi bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai
pertolongan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan
yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk.
Proses pendidikan berlangsung bersama dengan proses hidup dan kehidupan seseorang
untuk seumur hidup. Oleh karena itu pendidikan mempunyai, kedudukan sebagai bagian
yang tidak dapat dipisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia. Jadi Pendidikan
merupakan suatu aktivitas manusia terhadap manusia dan untuk manusia, atau yang
berhubungan dengan hidup dan kehidupan manusia dengan segala problematikanya.
Pembangunan yang luar biasa dari ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong
kehidupan manusia, prosesnya lebih maju 100 tahun dari sebelumnya. Dengan
kemajuan teknologi, maka jarak antar benua terasa semakin dekat, baik melalui
transportasi, telekomunikasi dan lain-lain. Peristiwa yang terjadi di suatu negara tekag
dapat diketahui pada saat itu juga atau relatif cepat diketahui oleh negara lain.
Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sistem pendidikan,
teori pendidikan, peralatan pendidikan, filsafat pendidikan dan sebagainya telah dapat
menjawab tantangan jaman dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dunia
sekarang ini. Inilah masalah-masalah pendidikan di dunia internasional dan juga
menjadi milik kita untuk dicarikan pemecahannya.
a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan pancasila.
b. Di dalam wadah negara kesatuan negara republik Indonesia yang merdeka,
bersatu, dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana peri kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis.
d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Dalam bidang pendidikan, cita-cita demokrasi yang akan dikembangkan dengan tidak
menanggalkan ciri-ciri dan kondisi masyarakat yang ada melalui vertikal dan horizontal,
komunikatif perlu dirumuskan terlebih dahulu. Terutama, yang berhubungan dengan
nilai demokrasi sehingga akan tampak bahwa demokrasi pendidikan pada bangsa lain.
Dengan demikian, juga akan diketahui perbedaannya dengan rumusan aspek-aspek lain
seperti demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan mungkin dalam kebudayaan yang
sangat erat kaitannya dengan kondisi yang menyertainya.
1. Aliran Progresivisme
Merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat pada
permulaan pada abad ke 20 dan sangat berpengaruh dalam perubahan
pendidikan. Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai
subjek yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan
hidupnya, mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah
yang akan mengancam manusia itu sendiri. Aliran ini kurang menyetujui adanya
pendidikan yang bercorak otoritas dan absolut dalam segala bentuk seperti
terdapat dalam agama, moral, politik dan ilmu pengetahuan.
2. Aliran Esensialime
Meruapakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme. Aliran
tersebut akan tampak lebih mantap.
3. Aliran Perennialisme
Aliran Perennialisme berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat
abadi. Aliran ini mengambil analogi realitas sosial budaya manusia, seperti
realitas sepohon bunga yang terus menerus mekar dari musim ke musim
4. Aliran Rekontruksionalisme
Aliran Rekontruksiolisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai
tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tataran
baru seluruh lingkungannya. Aliran rekotruksionalisme bercita-cita untuk
mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasionalberada dalam pengayoman
atau sibordinat serta kedaulatan dan otoritas nasional.
A. Materi
Sebagian orang berpendapat bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab
falsafah yang dikaitkan dengan kata sofiah yang berarti bijaksana dan kata sufi sebagai
sebutan bagi orang yang ahli berfilsafat. Dipihak lain ada yang berpendapat bahwa kata
filsafat justru berasal dari bahasa Latin (Yunani) dan merupakan penyatuan dua kata
philo yang berarti teman, sahabat dan kata sophia yang artinya sama dengan arti dalam
bahasa Arab yaitu bijaksana. Sehingga ditinjau dari makna arti katanya filsafat berarti
senang atau cinta kebijaksanaan atau kebenaran.
Untuk mendapatkan pengertian filsafat yang bersifat umum antara lain dapat
ditempuh dengan memadukan unsur-unsur yang ada pada semua rumusan yang ada dan
memasukkan juga unsur-unsur yang tidak sama, tetapi tidak mengurangi dari semua
rumusan yang ada. Kajian empirik teentang unsur-unsur rumusan filsafat tersebut dapat
ditelaah sebagai berikut: a) Eksistensi Filsafat, 2)Apa yang dilakukan orang berfilsafat,
3) Apa yang difilsafatkan , 4) Apa tujuan orang berfilsafat
A. Materi
Filsafat dipandang sebagai ilmu yang pertama kali muncul dan sekaligus dipandang
sebagai induk dari segala ilmu. Filsafat diposisikan sebagai induk dari segala ilmu
antara lain dapat dilihat bahwa filsafat dipakai sebagai salah satu kriteria dalam
menetapkan apakah suatu bangunan pengetahuan disebut ilmu atau bukan, bergantung
pada apakah bangunan tersebut memiliki 3 aspek kefilsafatan, yaitu aspek ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Jadi perbedaan pertama filsafat dan ilmu-ilmu lain yaitu
kalau filsafat membahas keseluruhan yang ada dialam semesta ini, sedangkan ilmu-ilmu
yang lain hanya membahas hal yang khusus.
Pendalaman ilmu pengetahuan mungkin lebih tepat disebut esensi atau substansi
sedangkan pendalaman filsafat sampai pada apa yang disebut hakikat.
2) Sifat kebenaran
Kalau kebenaran ilmu diluar filsafat bersifat objektif, tetapi kalau kebenaran filsafat
bersifat subjektif.
4) Daya jangkau
Filsafat dapat menjangkau kawasan yang lebih luas karena memiliki metode yang
diperlukan, yaitu berpikir. Ilmu pengetahuan dapat mengulas semua hal yang terlihat
dibumi maupun semua benda yang ada diluar angkasa.
5) Tugas
Filsafat mengarahkan perhatiannya kesemua penjuru alam semesta dan sasaran yang
jelas, ilmu-ilmu yang lain akan mengadakan kajian lebih lanjut sesuai dengan ilmunya
masing-masing.
6) Pemanfaatan
Keduanya dikaitkan karena manusia pada umumnya hidup dengan berpedoman pada
nilai moral agama dan filsafat di samping sumber nilai moral lainnya. Sifat ajaran yang
diberikan para filosof berbeda dengan sifat ajaran agama. Kaitan positif filsafat dengan
agama terlihat bahwa apa yang dicari filsafat ada kemiripannya dengan apa yang
diajarkan agama.
Orang yang menerapkan politik dapat mengacu pada hal-hal yang ditetapkan dalam
ilmu politik. Tetapi kalau sudah dihadapkan pada pilihan sudut pandang mana yang
dipakai maka orang harus berpikir dengan pemikiran filosofis.
A. Materi
Terjadi aliran-aliran filsafat lebih banyak disebabkan oleh rekayasa para pakar
filsafat untuk mrnggolong-golongkan materi filsafat yang dikemukakan oleh para
filosof dan bukan karena pemikiran para filosof sendiri. Aliran-aliran yang akan dibahas
adalah:
1. Idealisme
Sudut pandang ini sebenarnya sudah dirintis oleh filosof besar Plato yang
mengatakan bahwa realita atau kenyataan atau kebenaran yang sungguh-sungguh benar
adalah sesuatu yang disebut ide, bukan seperti yang dapat dilihat dengan indra manusia.
Menurut ajaran Fichte dan Shelling, manusia dalam upaya mengenali objek diluar
dirinya dengan menangkap objek melalui indranya dan baru melalui proses
intelektualnya manusia benar-benar mengenali objek dalam bentuk pengertian yang
bersifat abstrak.
a. Empirisme
b. Positivisme
Bagi positivisme hakikat sesuatu adalah benar-benar pengalaman indra, tidak ada
campur tangan yang bersifat batiniah.
c. Pragmatisme
d. Materialisme
e. Naturalisme
Naturalisme yang berasal dari kata natura dan nature dalam bahasa Indonesia
bermakna alam. Makna pertama dari naturalisme diartikan konteks eksistensi segala
sesuatu adalah benda alam atau berupa hukum alam. Makna kedua naturalisme
menyangkkut sifat alami, alamiah, wajar, “naturlych”, tidak dibuat-buat, tidak artifisial.
f. Sekularisme
Makna dasar dari sekularisme sebagai gerakan moral maupun sebagai filsafat adalah
suatu paham yang hanya memikirkan kepentingan duniawi dan mengabaikankan hal-hal
yang bersifat spiritual, keagamaan, moral, mistik, keramat, gaib, dan sebagainya.
2. Metafisika
Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu.
Manfaat mempelajari metafisika yaitu sebagai landasan pijak dalam olah pikir dan pola
perilakunya.
3. Logika
Logika berasal dari bahasa Latin Logike (kata sifat) dan Logos (kata benda) yang
artinya pikiran atau sesuatu yang dinyatakan dari pikiran. Plato menyebutkan bahwa
bahasa adalah pikiran yang diucapkan sedangkan pikiran adalah bahasa dalam hati.
Sedangkan Aristoteles menyebut logika dengan istilah organon yang berarti alat.
Konklusif adalah kegiatan berpikir membentuk proporsi baru berdasarkan proporsi yang
tersedia.
4. Filsafat Etika
Etika bersumber dari bahsa Latin, Etos yang kata turunannya menjadi etika, etiket,
etis, dan sebagainya. Aliran-aliran dalam filsafat etika adalah aliran naturalisme,
hedonisme, vitalisme, utilitalisme, idealisme, theologis. Manfaat memahami filsafat
etika yaitu orang dapat memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial, orang dapat
menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda dari tempat yang satu ke tempat yang lain,
orang menyadari bahwa kriteria nilai moral berasal dari berbagai sumber, khususnya
terkait dengan pendidikan dalam arti upaya membentuk hati nurani peserta didik.
5. Filsafat Estetika
Estetika adalah salah satu drai kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan selamat
dan kebutuhan untuk kesenangan. Sedangkan kebutuhan untuk kesenangan dipenuhi
antara lain dengan menikmati keindahan. Manfaat memahami filsafat estetika adalah:
memahami bahwa manusia memiliki potensi yang berupa perasaan yang dapat
membedakan sesuatu yang indah dan yang tidak indah, memahami bahwa kriteria
keindahan lebih bersifat subjektif disamping ada segi objektifnya, memahami bahwa
setiap manusia berhak memilih aliran-aliran yang terjadi dalam filsafat estetika, dan
bagi guru/pendidik pemahaman tentang filsafat estetika dapat dipakai sebagai titik tolak
untuk mengembangkan kemampuan estetika siswa.
7.Filsafat Manusia
1. Uraian filsafat manusia terkait dengan struktur atau unsur-unsur yang ada pada
manusia.sangat banyak pendapat mengenai hal ini oleh para ahli.Ada yang berpendapat
bahwa unsur pembentuk manusia ada satu(monisme),dua
unsur(dualisme),monodualisme,pluralism.
2. Bahasan filsafat tentang perilaku manusia menelaah tentang sumber perilaku dan tata
tingkah laku manusia.Aliran yang pertama bahwa perbuatan manusia sudah ditentukan
oleh Tuhan atau alam.sedangkan aliran kedua manusia memiliki pilihan untuk berbuat
tertentu atau tidak berbuat.
8. Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah salah satu yang mengkaji segala persoalan yang berkaitan
dengan ilmu dari sudut pandang filsafat.The Liang Gie dalam bukunya menyimpulkan
kebenaran-kebenaran yang diperoleh para ilmuwan dan telah dinyatakan sebagai
kebenaran yang layak di dipercaya,perlu ada pemikiran filosofis yang
mendalam.Pengujian filsafat terhadap setiap ilmu menyangkut ada tidaknya kebenaran
yang hakiki tentang kebenaran objek yang dibahas ilmu,aksioma-aksioma,asumsi-
asumsi,dan dalil-dalil yang terkait serta semua hal yang menyangkut metodologi yang
dipakai.
Filsafat adalah induk dari segala ilmu dan yang pertama kali membahas segala
sesuatu secara keseluruhan.Hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain adalah tampak pada
aktivitas filsafat sebagai pengendali semua ilmu-ilmu yang ada.
e. Ontologinya ilmu
f.Epistemologinya ilmu
g.Aksiooginya ilmu
Tinjauan aksiologisnya filsafat adalah untuk apa ilmu itu dicari dan
bagaimanakah seharusnya ilmu itu digunakan.Dengan prinsip kebebasan berpikir dalam
filsafat maka orang boleh menjawab sesuai dengan jalan pikirannya sendiri-sendiri
sehingga timbul jawaban yang berbeda-beda.pokok permasalahan aksiologinya ilmu
adalah apakah ilmu bebas nilai atau tidak bebas ilmu.Artinya apakah pengembangan
dan penggunaan ilmu hanya semata-mata demi ilmu itu sendiri atau haruskah
memperhatikan norma-norma diluar ilmu.
Jujun juga memberi pegangan pada ilmuan dalam misi keilmuan sebagai berikut:
1. Penggunaan ilmu bukan tanpa batas,tetepi dibatasi dengan nilai-nilai yang ada
dan yang tumbuh dalam masyarakat seperti nilai agama,nilai budaya,nilai adat-
istiadat,nilai kebangsaan.
2. Bahwa imu itu memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat menelaah yang dapat
ditangkap oleh indra manusia.
3. Ilmu selalu berkembang dan mampu mengembangkan ilmunya dengan
kemampuan bernalarnya.
4. Bahwa dengan prinsip-prinsip ilmiah,dan berupaya mempertanggungjawabkan
segala kegiatan dengan ilmiah.
5. Dalam praktik pendidikan filsafat berperan sebagai bahan pertimbangan
pemilihan materi pendidikan.
9.Filsafat Pendidikan
Pendidikan sebagai aktivitas yang universal dengan sendirinya menjadi objek
material filsafat dan pendidikan sebagai cabang filsafat mendapat pengendalian dari
filsafat.Pendidikan juga sebagai ilmu teoritik dan ilmu praktik memerlukan pemikiran
filsafat,terutama dalam hal-hal yang tidak dipecahkan secara teknis maupun ilmiah.
1.Karakteristik Filsafat
3.Aliran-aliran filsafat
a) Praktik pendidikan
Humanisme Fasisme
Nasionalisme Sosialisme
Liberalisme Demokratis
Sekularisme
Militerisme
BAB V Sudut Pandang Filosofi Dalam Pendidikan
Dalam Penetapan tujuan pendidikan ada tiga dasar pemikiran yaitu kebutuhan dan
arah hidup peserta hidup,kebutuhan masyarakat,dan ideology pemangku
kepentingan.Kebutuhan peserta didik merupakan acuan utama dalam menetapkan tujuan
pendidikan karena filosofi pendidikan modern adalah bahwa pendidikan merupakan
kegiatan melayani peserta didik dan bukan sebaliknya penyelenggara pendidikan harus
dilayani peserta didik.
1. Apakah peserta didik lahir sudah memiliki potensi atau masih kosong.
2.
3.
4. Apakah peserta didik sama dengan orang dewasa dalam ukuran kecil atau berbeda
dengan orang dewasa dan merupakan individu yang sedang berkembang kearah
dewasa.
5. Apakah peserta didik lahir dalam keadaan suci atau lahir dengan membawa dosa
6. Apakah peserta didik menjadi objek pendidikan atau subjek pendidikan
1. Apakah semua manusia pada hakikatnya pendidik atau hanya manusia tertentu yang
berhak jadi pendidik.
2. hanya Terdapat syarat-syarat menjadi seorang pendidik
3. Bagaimana dengan orang yang belum dewasa.Apakah sudah boleh menjadi
pendidik atau tidak.
4. Pandangan filosofis diperlukan utuk menjawab siapa sebenarnya yang menjadi
pemilik hak mendidik,orang tua atau pihak lain.
5. Terdapat pandangan hanya manusiakah yang dapat mendidik.
d. Pandangan filosofis tentang keseimbangan hubungan antara pendidik dan peserta didik
a. Aliran progresivisme
Secara umum aliran progresivisme berpijak pada aliran pragmatisme yaitu
aliran filsafat yang berpandangan kebenaran segala sesuatau ada pada kegunaan
praktisnya.pendidikan harus membawa kemajuan,realita ide berupa digunakan
untuk kemajuan dan penggunaan kurikulum yang fleksibel.
b. Aliran esensialisme
Tentang apa yang harus diajarkan harus sesuai dengan tuntutan zaman,pendidikan
harus menemukan hal-hal yang merupakan suatu esensi,kurikulum tidak perlu
banyak menyajikan pengetahuan dan pengalaman .cukup hal yang esensial saja
c. Aliran perenialisme
Yaitu suatu pandangan bahwa zaman yang selalu berubah tetap ada benang merah
yang menghubungkan zaman ke zaman yang lain, antar wilayah pada suatu
zaman.pendidikan harus mengembangkan kurikulum pengalaman langsung dan
tidak langsung.titik tolak belajar adalah mahkluk rasionalis dan ada belajar berupa
penemuanpeserta didik
Dalam sistem pendidikan di Indonesia sudah tampak dasar pemikiran filosofis yaitu
dalam bentuk pilihan-pilihan yang paling baik dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam
menetapkan tujuan,materi,metode,alat,manajemen,dan sebaginya yang merupakan
komponen-komponen system pendidikan.pendidikan di Indonesia tidak secara eksplisit
memilih cabang filsafat mana dan aliran filsafat yang di pakai dalam menetapkan
kebijakan dan membuat aturan pelaksanaan.pentingnya pemikiran filsafat,khusunya
menyangkut hakikat akan memberikan pegangan yang relative kokoh dan tahan lama.
A. Pengertian filsafat
Pengertian dapat ditinjau dari dua segi wakni secara etimologi dan terminologi.
1.Pengertian Secara Etimologi
Pengertian secara etimologi adalah kebijaksanaan (sedalam-dalamnya).
2.Pengertian secara terminology
Adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata filsafat itu sendiri.
a.Tujuan
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari suatu gejala atau fenomena secara
mendalam.
b.Ciri-ciri pemikiran kefilsafatan
Ciri-ciri pemikiran kefilsafatan:yaitu iistilah merupakan pemikiran tentang hal-hal
serta proses-proses dalam hubungan yang umum.
2.Alasan berfilsafat
Selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan dialami.
3.Peranan Filsafat
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari
fundasi-fundasipendidikan.
Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan
pandangn hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suartu bangsa merupakan
asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau
masyarakat maupun bangsa itu sendiri, termasuk di dalamnya pendidikan.
A. Hakekat pendidikan
1. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan tidak hanya mencakup nalar atau intelektual saja,
melainkan mencakup pengembangan moral dan kepribadian, karakter atau sikap anak
yang meliputi berbagai kecerdasan yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sebagai
manusia.
Ada hamir sama dan selalu dijumpai dalam praktek pelaksanaan pendidikan, cecara
etimologi,yaitu: paedagogie dan paedagogiek
Paedagogie adalah pendidikan
Paedagogiek adalah pergaulan dengan anak-anak.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pndidikan merupakan suatu pernytaan yang jelas akan merupakan dasar
metode pemilihan, materi pendidikan atau bahan, dan pemilihan peralatan untuk
menilai apakah pendidikan itu telah terlaksana dengan baik atau telah berhasil.
3. Pilar Pendidikan
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan belajar. Didalam kegiatan pendidikan sudah
pasti akan terjadi kegiatan belajar. karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya.
4. Aliran-aliran Pendidikan: Nativisme, naturalisme, empirisme, konvergensi.
5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah semua lingkungan yang memberikan pengaruh
terhadap perkembangan dan kepribadian seseorang. Tripusat pendidikan,yakni:
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan karakter sangat perlu ditumbuhkembangkan melalui pendidikan di
tengah keluarga, sekolah dan masyarakat. Karakter sangat penting dan menentukan
dalam mencapai tujuan hidup, baik sebagai pribadi, kelompok masyarakat atau
golongan bangsa. Pembentukan karakter ditentukan oleh faktor heredity atau warisan
dan lingkungan. Karakter seseorang merupakan hasil dari pembinaan secara terpadu
dari olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga, keempat bidang tersebut yang
diwujudkan dalam berpikir dan bertindak dalam hidup dan kehidupan diantara
individu dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya.
Karakter dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu, tahap pegetahuan, perbuatan, dan
pembiasaan.
7. Landasan-Landasan Pendidikan
a. Landasan agama
b. Landasan filsafat
c. Landasan sosiologi
d. Landasan hukum
e. Landasan moral
8. Asas-Asas Pendidikan
a. Asas pendidikan sepanjang hayat
b. Asas kasih sayang
c. Asas demokrasi
d. Asas keterbukaan dan transparansi
e. Asas tanggungjawab
f. Asas kualitas
g. Panca darma taman siswa
BAB III
PEMBAHASAN
Pada buku utama dijelaskan bahwa Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang di tempuh
untuk memecahkan masalah,sedangkan pengertian kedua,merupakan kesimpulan yang
diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah.Serta filsafat pendidikan adalah
menggunakan pendekatan internasional, menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.
Pada buku pembanding pertama dijelaskan bahwa Menurut Plato, “Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.”. Aristoteles mengartikan filsafat
sebagai “ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya
metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.”. Bernard Russel mengartikan
filsafat sebagai “the attent to answer ultimate question critically.”. Filsafat dan pendidikan
bertemu pada filsafat pendidikan,sedangkan filsafat pendidikan adalah studi komparatif
tentang filsafat(nilai-nilai) yang berbeda-beda dalam pembentukan karakter manusia,serta
komparasi tentang berbagai proses pembentukan karakteristik untuk mendapat manajemen
pendidikan yang digunakan untuk membentuk karakter yang konstruktif.
pada buku ketiga pengertian filsafat ditinjau dari dua aspek yaitu:
Dari penampilan ketiga buku, ketiga buku menyertakan sampul buku yang menarik.
Untuk buku utama memiliki sampul yang didalamnya terdapat makna sesuai dengan isi
buku yang berkenan dengan Filsafat Pendidikan. Pada buku pembanding juga memiliki
tema yang bagus pada cover yaitu Filsafat pendidikan dan Filoshophy
Dari segi ketebalan buku, pada buku utama lebih tebal karena berisi lebih 176
halaman, dan pada buku pembanding yang hanya berisi 164 dan 134 halaman. Dari segi
tampilan penulis lebih tertarik pada buku utama yang berjudul “Filsafat Pendidikan’’.
2. DILIHAT DARI ASPEK LAYOUT DAN TATA LETAK
Ketiga buku menggunakan font yang nyaman untuk dibaca baik itu jenis maupun
ukuran fontnya. Pengetikan kedua nomor di bagian kanan atas, sedangkan pada buku
pembanding meletakkan penomoran di bagian tengah bawah. Selain itu pada buku utama
juga menggunakan footer yang berisi informasi mengenai judul bab yang dibaca dan judul
buku, sehingga memudahkan pembaca dalam mencari materi. Dari analisis ini, penulis
sama sama menyarankan ketiga buku, karena sangat bagus dilihat dari layout dan tata
letaknya.
Dilihat dari aspek isi buku, penulis melihat materi yang disajikan cukup bagus. Materi yang
disajikan menjelaskan materi mengenai filsafat pendidikan baik itu sebagai pengertian
filsafat maupun aliran-aliran filsafat . Pada buku utama pembahasan lebih luas, pada buku
ini filsafat pendidikan dibahas dalam bab IV, adapun yang dibahas dalam buku ini antara
lain sebagai berikut:
Dari aspek bahasa, ketiga buku tersebut baik itu buku utama maupun buku
pembanding menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh para pembaca.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dengan Critical Book Report ini, setelah penulis membandingkan beberapa buku
khususnya mengenai materi filsafat pendidikan, penulis banyak mendapatkan manfaat
diantaranya menambah wawasan kita tentang filsafat pendidika, memilih mana buku yang
mudah dipahami, memilih buku mana yang bahasanya lebih mudah untuk dipahami serta
memperdalam wawasan mengenai filsafat pendidika.
Dari ketiga buku di atas, dapat diketahui bahwa sebenarnya secara umum isi setiap
buku memiliki maksud dan tujuan yang sama hanya saja cara penyajian dan pemilihan kata
yang membedakannya. Tetapi ada juga sedikit perbedaan isi dari setiap buku, untuk itu kita
disarankan untuk membaca lebih dari satu buku. Setelah membandingkan ketiga buku yaitu
buku utama dan buku pembanding, penulis lebih tertarik pada buku utama yang berjudul
filsafat Pendidikan.
4.2 SARAN
Sangat dianjurkan bagi mahasiswa untuk lebih banyak membaca buku dari berbagai
sumber agar lebih mudah untuk memahami materi yang dipelajari.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN