Anda di halaman 1dari 46

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO S1

SkorNilai:
U

FILSAFAT PENDIDIKAN

MUHAMMAD ANWAR,2015

NAMA MAHASISWA : AVONSIUS SINAGA

NIM : 5193131021

DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. BAHARUDDIN, ST. M. Pd


/MAY SARI LUBIS,

S. Pd, M. Pd

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Filsafat
Pendidikan yang berjudul “Critical Book Report”. Penulis berterimakasih kepada bapak
dosen yang bersangkutan yang telah memberi bimbingannya.

Dalam penyusunan tugas ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, untuk itu
saya mohon kritik dan saran demi perbaikan. Semoga penyusunan Critical Book Report
ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan pengetahuan serta
wawasan.

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR..........................................................................................................
....1

DAFTARISI........................................................................................................................
...2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang.......................................................................................................3
1.2 Tujuan.........................................................................................................................3
1.3 Manfaat.....................................................................................................................3

1.4 Identitas Buku .........................................................................................................4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU

2.1Ringkasan Buku Utama .........................................................................................5

2.2 Ringkasan Buku Pembanding 1.........................................................................17

2.3 Ringkasan Buku Pembanding 2…………………………………………….................


….39

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku…………............……………………………………….........


…..…….49

3.2 Keunggulan Dan KelemahanBuku ....... ........................................................51

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................52


4.2
Saran ..........................................................................................................................52

DAFTAR
PUSTAKA.............................................................. ........................................53

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 RASIONALISASI PENTINGNYA CBR


Critical Book Report merupakan salah satu instrumen yang dapat mendukung
keberhasilan dalam proses pembelajaran di bangku perkuliahan. Indikator
keberhasilan Critical Book Report untuk mendukung keberhasilan dalam
pembelajaran itu dapat dilihat dari terciptanya kemampuan dari setiap
mahasiswa/mahasiswi untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi serta analisis
mengenai kelebihan maupun kelemahan baik dari jurnal maupun artikel lainnya
sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara berpikir dari mahasiswa yang
pada akhirnya menambah pemahaman dan pengetahuan mahasiswa itu sendiri
terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan kata lain melalui Critical
Book Report mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang maupun
penulis berdasarkan sudut pandang yang akan dibangun oleh setiap mahasiswa
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki.
1.2 TUJUAN PENULISAN CBR
Tujuan penulisan Critical Book Report salah satunya adalah untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Filsafat pendidikan, selain itu penulisan CBR ini bertujuan
untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai satu materi dari beberapa buku
yang berbeda, meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mengkritik atau
mereview buku dan menguatkan suatu konsep atau pemikiran mengenai suatu
materi dari beberapa buku yang telah dibaca.
1.3 MANFAAT CBR
Manfaat penulisan Critical Book Report adalah terciptanya kemampuan dari
setiap mahasiswa/mahasiswi untuk mengevaluasi penjelasan, interpretasi serta
analisis mengenai kelebihan maupun kelemahan baik dari Jurnal, buku maupun
artikel lainnya sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara berfikir dari
mahasiswa yang pada akhirnya menambah pemahaman dan pengetahuan mahasiswa
itu sendiri terhadap kajian mata kuliah yang telah diambil. Dengan kata lain, melalui
Critical Book Report mahasiswa diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang
maupun penulis berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang mereka miliki.

1.4 IDENTITAS BUKU

Judul buku : Filsafat Pendidikan Tahun Terbit : 2015

Edisi : Pertama Kota Terbit : Depok

Nama pengarang : MuhammadAnwar ISBN : 978-602-1186-52-7

Penerbit : Kencana

BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama

BAB I Pengertian dan Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan dan


Kehidupan Manusia

A.Pengertian Filsafat

Kita sering mengatakan, betapa pentingnya filsafat sebagai ilmu dan filsafat
agama,filsafat sebagai ilmu dan filsafat terapan,termasuk filsafat Agama,filsafat
Pancasila dan filsafat pendidikan.Kata filsafat sering berkaitan erat dengan segala
sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, bahkan tidak pernah ada habisnya karena
mengandung dua kemungkinan,yaitu proses berpikirdan hasil berpikir.

Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang di tempuh untuk memecahkan
masalah,sedangkan pengertian kedua,merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pemecahan atau pembahasan masalah.Manusia,dalam hidup dan kehidupannya tidak
pernah sepi dan terus melekat dengann masalah,baik sebagai individu dalam keluarga,
masyarakat, dan negara pun maupun masalah ekonomi, politik,sosial,pendidikan,dan
lain sebagainya.Di samping itu,filsafat mempunyai konotasi dalam segala hal yang
bersifat teoretis,transesndental,abstrak,dan lain sebagainya.

Kehidupan bangsa dan negara dengan segala aspek kehidupannya berdasarkan asas-
asas filosofis seperti nasionalisme,sosialisme,liberalisme,komunisme dan lain
sebagainya .

Filsafat dari segi bahasa,pada hakikatnya mengunakan rasio (berpikir). Jika pemikiran
manusia dapat dipelajari, maka ada empat dari gologan pemikiran, yaitu:

1. Pemikiran Pseudo-Ilmiah
Pemikiran Pseudo-ilmiah, bertumpu pada aspek kepercayaan budaya dan mitos.
Hal itu dapat dijumpai dalam astrologi dan kepercayayaan terhadap sebuah buku
primbon.

2. Pemikiran Awam
Pemikiran awam merupakan pemikiran orang dewasa yang menggunakan akal
sehat.

3. Pemikiran Ilmiah
Pemikiran Ilmiah lazim menggunakan metode-metode, tata pikir dalam paradigma
ilmu pengetahuan tertentu dilengkapi dengan penggunaan hipotesis untuk menguji
kebenaran untuk konsep teori atau pemikiran dalam dunia empiris (atau tidak
pernah sesuai) proses keilmuan.

4. Pemikiran Filosofis
Pemikiran filosofis adalah kegiatan berpikir reflektif meliputi kegiatan analisis,
pemahaman, deskripsi, penilaian penapsiran dan perekaan yang bertujuan untuk
memperoleh kejelasan, kecerahan, keterangan pembenaran, pengertian dan
penyatupaduan tentang objek.

Uraian tentang pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya yang sangat
disimpulkan bahwa filsafat adalah:

1.Pengetahuan tentang kebijaksanaan

2. Mencari kebenaran

3.Pengetahuan tentang dasar-dasar atau prinsip-prinsip

Dari beberapa para filsuf, dapat dirumuskan bahwa filsafat ialah upaya manusia dengan
akal budinya untuk memahami, mendalami dan menyelami secara radikal, integral dan
sisematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia.

B. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Kehidupan Manusia

Adapun Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan Dan Kehidupan


Manusia adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia akan arti pengetahuan


tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.
2. Berdasarkan atas dasar-dasar hasil dari kenyataan, maka filsafat memberikan
pedoman hidup kepada manusia

Munculnya filsafat pendidikan sebagai suatu ilmu baru setelah tahun 1990an,
merupakan akibat adanya hubungan timbak balik antara filsafat dan pendidikan, untuk
memecahkan dan menjawab persoalan pendidikan secara filosofis.

BAB II Pengertian Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan Serta Peranannya

A.Pengertian pendidikan

Dalam kajian pemikiran tentang pendidikan terlebih dahulu perlu diketahui dua istilah
yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalam dunia pendidikan,yaitu
pedagogi dan paedagoiek. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan peada adalah ilmu
pendidikan. Pedagogik atau paedagoiek ialah yang menyelidik, merenung tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik. Istilah itu berasal dari kata pedagogia (Yunani)
berarti pergaulan dengan anak-anak.Sedangkan, yang sering menggunakan istilah
paidagogos adalah seorang pelayan (bujang) pada zaman Yunani kuno, yang
pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak. Paidagogos berasal dari kata
paedos (anak), agoge ( saya membimbing, memimpin).

Perkataan paidagogos yang pada mulanya berarti pelayan, kemudian berubah menjadi
pekerjaan mulia. Karna, pengertian pai ( dari paidagogos) berarti seorang yang tugasnya
membimbing anak didalam pertumbuhan keakar mandiri dan bertanggung jawab.

Pendidikan dapat diartikan sebagai hasil peradaban bangsa yang dikembangkan


atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (Nilai dan norma massyarakat), yang
berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan dan pernyataan
pendidiknya.

Jelas bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan dalam upaya memajukan bangsa,
terjadi suatu proses pendidikan atau proses yang akan memberikan pengertian,
pandangan dan penyesuaian bagi seorang masyarakat, maupun negara sebagai penyebab
perkembangannya.

Beberapa konsep pendidikan tersebut dikemukakan oleh para ahli,antara lain sebagai
berikut:

1. Menurut Carter V Good


pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan terhadap seseorang dalam
bentuk sikap dan perilaku dalam masyarakat.
2. Menurut Tim Dosen IKIP Malang
menyimpulkan pengertian pendidikan adalah hasil presentase yang dicapai oleh
perkembangan manusia dan usah lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai
tujuannya.
3. Menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt
pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan sehingga
kebudayaan dapat di teruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
B.Seluk-Beluk Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah cara pendekatan terhadap masalah pendidikan yang dapat
dilakukan bagi negara Anglo Saxon. Filsafat pendidikan dimulai dengan pengkajian
terhadap aliran filsafat tertentu seprti pragmatisme, idealisme, realisme, dan
eksistenialisme.Atas dasar ini, ilmu pendidikan disebut juga sebagai suatu ilmu praktis.
Ilmu pendidikan tepris, bahwa pemikiran tertuju pada penyusunan dan persoalan dan
pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah yang mempunyai lapangan bergerak dan
praktik pendidikan ke arah penyusunan atau sistem pendudukan yang muncul mengenai
latar belakang masyarakat. Sedangkan ilmu pendidikan praktis adalah menempatkan
dirinya dalam situasi pendidikan dan lebih ditunjukan pada pelaksanan, dari pada cita-
cita yang tersusun dalam ilmu pendidikan teoritis.

Filsafat pendidikan yang lahir dari ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan praktis
mengandung maksud, bahwa tugas pendidikan sebagai aspek kebudayaan mempunyai
tugas untuk mengatur menyalurkan nilai nilai hidup.

C. Pengertian Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan adalah menggunakan pendekatan internasional, menggunakan


pendekatan yang bersifat kritis.

1.Filsafat pendidikan bermakna bersifat tradisional

Filsafat tradisional dalam topik-topik dialog filsafat yang disampaikan,jenis, serta


aliran seperti yang kita jumpai didalam sejarah.

Filsafat Kritis pernyataan-pernyataan yang di susun dapat dijelaskan ikatan waktu


(historis) dan usaha mencari dapat dilalukan dengan memobilisasikan berbagai
aliran yang ada.

2.Filsafat Pendidikan dengan Pendidikan Pendekataan Yang Bersifat Kritis


Dalam pendekatan ini, pemikiran logis kritis mendapatkan tempat utama. Cara
menganalisi dalam perkembangan filsafat yang bersifat kritis, yaitu Analisis bahasa,
analisis konsep.

Analisis bahasa sangat diperlukan untuk tinjaauan yang mendalam, karena itu,
bahasa merupakan alat rasional untuk menghubungkan satu kosep atau peristirahatan
dalam kontes semestinya dengan konteks.

D. Peranan Filsafat Pendidikan

Proses pendidikan atau proses belajar yang akan memberikan pengertian, pandangan,
dan penyesuaian bagi seseorang atau si terdidik ke arah kewawasan dan kematangan.

Dengan adanya lembaga pendidikan dan berbagai aktivitasnya, telah mampu


menumbuhkan dan mengembangkan potensi manusia, (si terdidik, pesrta didik, atau
sebjek didik, sehingga bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan masyarakat sekitar.

Adapun perbandingan pengaru dan ide-ide filsafat pendidikan, antara lain tersimoul
dalam pandangan-pandangan berikut ini:

1. Kata Emperisme
Menurut teori ini, kepribadian didasarkan pada linkungan pendidikan yang
didapatnya, atau perkembangannya jiwa seseorang semata-mata tergantung pada
pendidikan.
2. Nativisme dan Naturalisme
Aliran nativisme adalah tidak mempunyai kekuatan sama sekali. Aliran
naturalisme adalah penyerahan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik
tidak menjaadi rusak oleh tangan manusia melalui proses kegiatan pendidikan.
3. Teori Konfergensi
Menurut pandangan teori konfergensi bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai
pertolongan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan pembawaan
yang baik dan mencegah pembawaan yang buruk.

BAB III Masalah Pokok Filsafat dan Pendidikan

A. Objek Dan Sudut Pandang Filsafat


Objek materi filsafat terdiri dari tiga persoalan pokok, yaitu:
1. Masalah Tuhan, yang sama sekali di luar atau di atas jangkauan ilmu
pengetahuan biasa.
2. Masalah alam, yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan
biasa.
3. Masalah manusia, yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu
pengetahuan biasa.

Objek formal filsafat, yaitu mencari keterangan sedalam dalamnya, sampai ke


akar persoalan, sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek materi
filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia.

B. Sikap Manusia Terhadap Filsafat


1. Ilmu filsafat dapat digunakan sebagai pedoman dalam kenyataan hidup
sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Bilamana telah memiliki filsafat hidup akan menentukan kriteria baik
buruknya tingkah laku, yang telah dipilih atas dasar keputusan batin sendiri.
3. Kehidupan dan penghidupan kearah gejala yang negatif dalam keadaan
masyarakat yang serba tidak pasti akan dapat dihindari, karena telah
memiliki pengertian tentang filsafat hidup.
4. Tingkah laku manusia pada dasarnya ditentukan oleh filsafat hidupnya,
manusia terus berusaha memiliki filsafat agar tingkah lakunya lebih bernilai.
C. Masalah Esensial Filsafat dan Pendidikan
Ide-ide filsafat menentukan pendidikan. Jika masalah pendidikan merupakan
masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan kehidupan manusia,
maka masalah kependidikanpun mempunyai ruang lingkup yang luas, yang
didalamnya terdapat masalah sederhana menyangkut praktik dan pelaksaan
sehari-hari. Tetapi banyak pula diantaranya yang menyangkut masalah yang
mendasar dan mendalam sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain untuk
memecahkannya. Bahkan, pendidikan juga menghadapi persoalan-persoalan
yang tidak mungkin dijawab dengan menggunakan analisis ilmiah semata.

BAB IV Proses Hidup Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan


Adapun potensi-potensi yang dibawa sejak lahir yang dibina dan dikembangkan
menjadi sikap hidup, meliputi hal berikut ini:

1. Potensi jasmani dan panca indra


2. Potensi pikir (rasional)
3. Potensi perasaan dikembangkan
4. Potensi karsa (kemauan yang keras)
5. Potensi-potensi cipta
6. Potensi karya
7. Potensi budi nurani

Proses pendidikan berlangsung bersama dengan proses hidup dan kehidupan seseorang
untuk seumur hidup. Oleh karena itu pendidikan mempunyai, kedudukan sebagai bagian
yang tidak dapat dipisahkan dengan hidup dan kehidupan manusia. Jadi Pendidikan
merupakan suatu aktivitas manusia terhadap manusia dan untuk manusia, atau yang
berhubungan dengan hidup dan kehidupan manusia dengan segala problematikanya.

Pembangunan yang luar biasa dari ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong
kehidupan manusia, prosesnya lebih maju 100 tahun dari sebelumnya. Dengan
kemajuan teknologi, maka jarak antar benua terasa semakin dekat, baik melalui
transportasi, telekomunikasi dan lain-lain. Peristiwa yang terjadi di suatu negara tekag
dapat diketahui pada saat itu juga atau relatif cepat diketahui oleh negara lain.

Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka sistem pendidikan,
teori pendidikan, peralatan pendidikan, filsafat pendidikan dan sebagainya telah dapat
menjawab tantangan jaman dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dunia
sekarang ini. Inilah masalah-masalah pendidikan di dunia internasional dan juga
menjadi milik kita untuk dicarikan pemecahannya.

BAB V Tujuan Hidup Dan Tujuan Pendidikan

Kehidupan manusia selalu berubah, sangat bergantung pada pengharapan, cita-


cita hidup atau pengalaman kebahagiaan, atau kesengsaraan hidup manusia dalam
bermasyarakat. Kehidupan manusia sebagaimana dijelaskan diatas, memerlukan
perjuangan keras untuk mempertahankan hidup, dalam suasana serba sulit, serba
ketakutan, sengsara dan tidak merasakan kebahagiaan. sehingga kehidupan manusianya
tidak begitu jelas atau tidak ada sama sekali. atas dasar bentuk pengertian pendidikan
seperti inilah, maka pendidikan dimulai sejak ada.

Adapun tujuan hidup bangsa indonesia meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan
spiritual berdasarkan pancasila.
b. Di dalam wadah negara kesatuan negara republik Indonesia yang merdeka,
bersatu, dan berkedaulatan rakyat.
c. Dalam suasana peri kehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis.
d. Dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana terdapat dalam undang-undang RI No 20


tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab 2 pasal 3 menyebutkan: Pendidikan
nasional bertujuan utuk mengembangkannya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.

BAB VI Fungsi Pendidikan Dalam Kehidupan Manusia Sebagai Makhluk


Biologis

Pendidikan berusaha untuk mengembangkan potensi-potensi manusia yang utuh, yang


merupakan aspek-aspek kepribadian termasuk didalamnya aspek individalitas,
moralitas, seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani dan antara duniawi serta
ukhrawi. Pendidikan telah memberikan sumbangannya kepada nasib manusia dan
masyarakat dan semua tahap perkembangannya dan tidak pernah berhenti berkembang,
untuk mendukung cita-cita kemanusiaan yang paling mulia.

Dari sudut pandangan kebutuhan-kebutuhan manusia bersifat biologis, fisiologis, dan


telah dibuktikan oleh peran yang telah dimainkan oleh pendidikan dalam kelangsungan
hidup umat manusia. Manusia menginginkan bahwa dunia ini menjadi sebuah tempat
yang lebih baik untuk mempersiapkan masa depan, maka pedidikan merupakan hal yang
utama dan universal serta sebagai sebuah keharusan bagi manusia dalam mencapai
kesejateraan hidupnya. Tercapainya kesejahteraan hidup adalah pemenuhan kebutuhan
dan keinginan manusia secara biologis yang diperoleh dari pendidikan dan belajar.

BAB VII Demokrasi Pendidikan

Demokrasi pendidikan dalam pengertian luas dianalisis sehingga memberikan manfaat


dalam praktik kehidupan dan pendidikan yang mengandung tiga hal yaitu:

1. Rasa hormat terhadap harkat sesama manusia


2. Setiap manusia memiliki perubahan ke arah pemikiran yang sehat
3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama

Dalam bidang pendidikan, cita-cita demokrasi yang akan dikembangkan dengan tidak
menanggalkan ciri-ciri dan kondisi masyarakat yang ada melalui vertikal dan horizontal,
komunikatif perlu dirumuskan terlebih dahulu. Terutama, yang berhubungan dengan
nilai demokrasi sehingga akan tampak bahwa demokrasi pendidikan pada bangsa lain.
Dengan demikian, juga akan diketahui perbedaannya dengan rumusan aspek-aspek lain
seperti demokrasi politik, demokrasi ekonomi, dan mungkin dalam kebudayaan yang
sangat erat kaitannya dengan kondisi yang menyertainya.

BAB VIII Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

1. Aliran Progresivisme
Merupakan salah satu aliran filsafat pendidikan yang berkembang pesat pada
permulaan pada abad ke 20 dan sangat berpengaruh dalam perubahan
pendidikan. Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai
subjek yang memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan
hidupnya, mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah
yang akan mengancam manusia itu sendiri. Aliran ini kurang menyetujui adanya
pendidikan yang bercorak otoritas dan absolut dalam segala bentuk seperti
terdapat dalam agama, moral, politik dan ilmu pengetahuan.
2. Aliran Esensialime
Meruapakan perpaduan antara ide-ide filsafat idealisme dan realisme. Aliran
tersebut akan tampak lebih mantap.
3. Aliran Perennialisme
Aliran Perennialisme berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat
abadi. Aliran ini mengambil analogi realitas sosial budaya manusia, seperti
realitas sepohon bunga yang terus menerus mekar dari musim ke musim
4. Aliran Rekontruksionalisme
Aliran Rekontruksiolisme berusaha mencari kesepakatan semua orang mengenai
tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tataran
baru seluruh lingkungannya. Aliran rekotruksionalisme bercita-cita untuk
mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasionalberada dalam pengayoman
atau sibordinat serta kedaulatan dan otoritas nasional.

2.1 Ringkasan Buku Pembanding 1

BAB I. Orientasi Materi

Dalam sejarah kehidupan manusia muncul dan berkembang aktivitas manusia


yang disebut filsafat. Kata filsafat memiliki sebutan-sebutan lain sesuai dengan
bergesernya waktu ataau karena adanya berbagai bahasa didunia. Namun demikian
filsafat sebagai hasil manusia berfilsafat masih menunjukkan adanya kesamaan makna,
yaitu kegiatan manusia yang lebih banyak menggunakan salah satu potensi dasar
manusia, yaitu kemampuan berpikir. Arti kemampuan berpikir sendiri juga dimaknai
dengan berbagai arti meskipun secara umum dapat juga ditemukan makna yang sama,
yaitu kemampuan untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah.

Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi tentang filsafat,


khususnya dalam hal-hal berikut ini : memahami pengertian filsafat secara umum,
memahami manfaat filsafat bagi manusia, memahami kedudukan filsafat sebagai ilmu,
memahami kaitan filsafat dengan ilmu-ilmu yang lain, memahami berbagai cabang
filsafat beserta karakteristiknya masing-masing, memahami aliran-aliran filsafat beserta
karakteristiknya masing-masing, memahami peran filsafat dalam pemikiran dan praktik
pendidikan, memahami penerapan filsafat dalam tiap komponen pendidikan, memahami
masalah-masalah filosofis dalam praktik pendidikan, memahami perlunya guru
memiliki wawasan filosofis dalam tugasnya, memahami kedudukan Pancasila sebagai
landasan filosofis pendidikan

BAB II. Memahami Pengertian Filsafat

A. Materi

1. Pengertian Filsafat Ditinaju dari Asal Kata

Sebagian orang berpendapat bahwa kata filsafat berasal dari bahasa Arab
falsafah yang dikaitkan dengan kata sofiah yang berarti bijaksana dan kata sufi sebagai
sebutan bagi orang yang ahli berfilsafat. Dipihak lain ada yang berpendapat bahwa kata
filsafat justru berasal dari bahasa Latin (Yunani) dan merupakan penyatuan dua kata
philo yang berarti teman, sahabat dan kata sophia yang artinya sama dengan arti dalam
bahasa Arab yaitu bijaksana. Sehingga ditinjau dari makna arti katanya filsafat berarti
senang atau cinta kebijaksanaan atau kebenaran.

2. Pengertian Filsafat menurut para Filosof

Menurut Plato, “Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran


asli.”. Aristoteles mengartikan filsafat sebagai “ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik,
dan estetika.”. Bernard Russel mengartikan filsafat sebagai “the attent to answer
ultimate question critically.”

3. Pengertian Filsafat menurut Beberapa Penulis Buku Filsafat

Prof. IR Poedjawijatna dalam bukkunya Pembimbing ke Arah Alam Filsafat,


mengartikan filsafat sebagai “ ingin mengerti dengan mendalam atau cinta pada
kebenaran.”. Hasbullah Bakry dalam bukkunya Sistematika Filsafat, mengartikan
filsafat sebagai “sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara
mendalam.”

4. Pengertian Filsafat menurut Kamus


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat diartikan sebagai pengetahuan dan
penyelidikan dengan akal budi mengenai segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.

5. Pemaduan Arti Filsafat

Untuk mendapatkan pengertian filsafat yang bersifat umum antara lain dapat
ditempuh dengan memadukan unsur-unsur yang ada pada semua rumusan yang ada dan
memasukkan juga unsur-unsur yang tidak sama, tetapi tidak mengurangi dari semua
rumusan yang ada. Kajian empirik teentang unsur-unsur rumusan filsafat tersebut dapat
ditelaah sebagai berikut: a) Eksistensi Filsafat, 2)Apa yang dilakukan orang berfilsafat,
3) Apa yang difilsafatkan , 4) Apa tujuan orang berfilsafat

BAB III. Filsafat Ditengah-Tengah Berbagai Karya Budaya

A. Materi

1. Filsafat sebagai Sarana Meningkatkan Taraf Hidup Manusia

Secara fisik upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup


dimulai dengan perbuatan yang sifatnyanaruliah, terutama dalam upaya menyesuaikan
diri dengan kondisi yang sifatnya alamiah. Orang-orang yang berpikir sangat mendalam
inilah yang kemudian disebut filosof.

2. Kaitan antara Filsafat dan Ilmu-Ilmu di Luar Ilmu Filsafat

a. Filsafat sebagai ilmu

Filsafat dipandang sebagai ilmu yang pertama kali muncul dan sekaligus dipandang
sebagai induk dari segala ilmu. Filsafat diposisikan sebagai induk dari segala ilmu
antara lain dapat dilihat bahwa filsafat dipakai sebagai salah satu kriteria dalam
menetapkan apakah suatu bangunan pengetahuan disebut ilmu atau bukan, bergantung
pada apakah bangunan tersebut memiliki 3 aspek kefilsafatan, yaitu aspek ontologi,
epistemologi, dan aksiologi. Jadi perbedaan pertama filsafat dan ilmu-ilmu lain yaitu
kalau filsafat membahas keseluruhan yang ada dialam semesta ini, sedangkan ilmu-ilmu
yang lain hanya membahas hal yang khusus.

b. Perbedaan dan persamaan antara ilmu filsafat dan ilmu-ilmu lain


1) Kedalaman pembahasan

Pendalaman ilmu pengetahuan mungkin lebih tepat disebut esensi atau substansi
sedangkan pendalaman filsafat sampai pada apa yang disebut hakikat.

2) Sifat kebenaran

Kalau kebenaran ilmu diluar filsafat bersifat objektif, tetapi kalau kebenaran filsafat
bersifat subjektif.

3) Cara memperoleh kebenaran

Ilmu menggunakan metode ilmiah dalam mendapatkan kebenaran, sedangkan


kebenaran filsafat hanya didasarkan pada kebenaran rasio.

4) Daya jangkau

Filsafat dapat menjangkau kawasan yang lebih luas karena memiliki metode yang
diperlukan, yaitu berpikir. Ilmu pengetahuan dapat mengulas semua hal yang terlihat
dibumi maupun semua benda yang ada diluar angkasa.

5) Tugas

Filsafat mengarahkan perhatiannya kesemua penjuru alam semesta dan sasaran yang
jelas, ilmu-ilmu yang lain akan mengadakan kajian lebih lanjut sesuai dengan ilmunya
masing-masing.

6) Pemanfaatan

Para ilmuan menggunakan hasil temuannya sesuai dengan wujud pemanfaatannya.

7) Keterkaitan filsafat dengan keberadaan ilu-ilmu yang lain

Keberadaan ilmu-ilmu apa pun harus dapat menjawab 3 pertanyaan pokok


kefilsafatan, yaitu apa ontologinya ilmu itu, apa epistemologinya, dan apa aksiologinya.

3. Kaitan antara Filsafat dan Teknologi

a. Pengaruh teknologi terhadap keberadaan filsafat


Teknologi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan demgan temuan-temuan yang
berupa peralatan membantu manusia untuk memperlancar dan meningkatkan mutu
hidupnya, misalnya alat elektronik rumah tangga, macam-macam alat transportasi, dan
sebagainya.

b. Pengaruh filsafat terhadap teknologi

Pengaruh filsafat dengan teknologi menyangkut pengembangan dan penggunaan


teknologi. Dalam hal penggunaan hasil teknologi merupakan aspek aksiologinya filsafat
terhadap teknologi. Pengembangan teknologi dan penggunaan hasil teknologis harus
mempertimbangkan filsafat yang dianut masyarakat tempat ilmuan berada.

4. Kaitan Filsafat dengan Agama

Keduanya dikaitkan karena manusia pada umumnya hidup dengan berpedoman pada
nilai moral agama dan filsafat di samping sumber nilai moral lainnya. Sifat ajaran yang
diberikan para filosof berbeda dengan sifat ajaran agama. Kaitan positif filsafat dengan
agama terlihat bahwa apa yang dicari filsafat ada kemiripannya dengan apa yang
diajarkan agama.

5. Kaitan Filsafat dengan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Hukum, dan


Pendidikan

Orang yang menerapkan politik dapat mengacu pada hal-hal yang ditetapkan dalam
ilmu politik. Tetapi kalau sudah dihadapkan pada pilihan sudut pandang mana yang
dipakai maka orang harus berpikir dengan pemikiran filosofis.

BAB IV. Aliran Dan Cabang Filsafat

A. Materi

Terjadi aliran-aliran filsafat lebih banyak disebabkan oleh rekayasa para pakar
filsafat untuk mrnggolong-golongkan materi filsafat yang dikemukakan oleh para
filosof dan bukan karena pemikiran para filosof sendiri. Aliran-aliran yang akan dibahas
adalah:

1. Idealisme
Sudut pandang ini sebenarnya sudah dirintis oleh filosof besar Plato yang
mengatakan bahwa realita atau kenyataan atau kebenaran yang sungguh-sungguh benar
adalah sesuatu yang disebut ide, bukan seperti yang dapat dilihat dengan indra manusia.
Menurut ajaran Fichte dan Shelling, manusia dalam upaya mengenali objek diluar
dirinya dengan menangkap objek melalui indranya dan baru melalui proses
intelektualnya manusia benar-benar mengenali objek dalam bentuk pengertian yang
bersifat abstrak.

a. Empirisme

Aliran empirisme berpendapat bahwa pengetahuan dan pengalaman manusia didapat


dari hubungan manusia dengan lingkungannya melalui alat indra, bukan melalui pikiran.

b. Positivisme

Bagi positivisme hakikat sesuatu adalah benar-benar pengalaman indra, tidak ada
campur tangan yang bersifat batiniah.

c. Pragmatisme

Ajaran pragmatisme diajarkan oleh William James yang berpendapat bahwa


pengertian dan keputusan itu benar jika pada praktik dapat dipergunakan.

d. Materialisme

Materialisme berpendapat bahwa keberadaan dan kebenaran semua yang ada di


dunia ini adalah materi atau benda semata-mata. Wujud keberadaan manusia misalnya,
tidak lain adalah keberadaan jasmaninya, tidak ada wujud lain, termasuk keberadaan
jiwa atau roh. Materialisme yang ekstrem berpendapat bahwa semua kebutuhan manusia
dapat terpenuhi melalui pemenuhan kebutuhan materi.

e. Naturalisme

Naturalisme yang berasal dari kata natura dan nature dalam bahasa Indonesia
bermakna alam. Makna pertama dari naturalisme diartikan konteks eksistensi segala
sesuatu adalah benda alam atau berupa hukum alam. Makna kedua naturalisme
menyangkkut sifat alami, alamiah, wajar, “naturlych”, tidak dibuat-buat, tidak artifisial.
f. Sekularisme

Makna dasar dari sekularisme sebagai gerakan moral maupun sebagai filsafat adalah
suatu paham yang hanya memikirkan kepentingan duniawi dan mengabaikankan hal-hal
yang bersifat spiritual, keagamaan, moral, mistik, keramat, gaib, dan sebagainya.

Cabang dan Aliran Filsafat: 1)Dalam Eerste Nederlanche Systematiche Ingerichte


Encyclopaedia (ENSIE) disebutkan cabang-cabang filsafat, yaitu: (a) Metafisika, (b)
Logika, (c) Filsafat Mengenal, (d) Filsafat Pengetahuan, (e) Filsafat Alam, (f) Filsafat
Kebudayaan , (g) Filsafat Etika, (h) Filsafat Antropologi, 2)Ajaran Plato pada pokoknya
dibedakan menjadi cabang-cabang: Dialektika, Fisika, dan Etika, 3) Ajaran Aristoteles
dapat dibedakan menjadi: logika, filsafat teoritik yang terdiri dari fisika, matematika,
metafisika, (3) Filsafat praktis yang terdiri dari etika, ekonomi, politik, 4) Louis O
Kattsoft menyebutkan cabang-cabang filsafat: (1) Logika, (2) Metodologi, (3)
Metafisika, (4) Epistemologi, (5) Filsafat Biologi, (6) Filsafat Sosiologi, 7) Filsafat
Antropologi, (8) Etika, (9) Estetika, (10) Filsafat Agama.

2. Metafisika

Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu.
Manfaat mempelajari metafisika yaitu sebagai landasan pijak dalam olah pikir dan pola
perilakunya.

3. Logika

Logika berasal dari bahasa Latin Logike (kata sifat) dan Logos (kata benda) yang
artinya pikiran atau sesuatu yang dinyatakan dari pikiran. Plato menyebutkan bahwa
bahasa adalah pikiran yang diucapkan sedangkan pikiran adalah bahasa dalam hati.
Sedangkan Aristoteles menyebut logika dengan istilah organon yang berarti alat.
Konklusif adalah kegiatan berpikir membentuk proporsi baru berdasarkan proporsi yang
tersedia.

4. Filsafat Etika

Etika bersumber dari bahsa Latin, Etos yang kata turunannya menjadi etika, etiket,
etis, dan sebagainya. Aliran-aliran dalam filsafat etika adalah aliran naturalisme,
hedonisme, vitalisme, utilitalisme, idealisme, theologis. Manfaat memahami filsafat
etika yaitu orang dapat memahami bahwa manusia sebagai makhluk sosial, orang dapat
menyadari bahwa nilai moral bisa berbeda dari tempat yang satu ke tempat yang lain,
orang menyadari bahwa kriteria nilai moral berasal dari berbagai sumber, khususnya
terkait dengan pendidikan dalam arti upaya membentuk hati nurani peserta didik.

5. Filsafat Estetika

Estetika adalah salah satu drai kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan selamat
dan kebutuhan untuk kesenangan. Sedangkan kebutuhan untuk kesenangan dipenuhi
antara lain dengan menikmati keindahan. Manfaat memahami filsafat estetika adalah:
memahami bahwa manusia memiliki potensi yang berupa perasaan yang dapat
membedakan sesuatu yang indah dan yang tidak indah, memahami bahwa kriteria
keindahan lebih bersifat subjektif disamping ada segi objektifnya, memahami bahwa
setiap manusia berhak memilih aliran-aliran yang terjadi dalam filsafat estetika, dan
bagi guru/pendidik pemahaman tentang filsafat estetika dapat dipakai sebagai titik tolak
untuk mengembangkan kemampuan estetika siswa.

7.Filsafat Manusia

a.Pengertian Filsafat Manusia

Filsafat manusia adalah cabang filsafat yang membahas tentang eksistensi


manusia,kemampuan dasar manusia,struktur kepribadian manusia,perilaku manusia,dan
asal muasal serta arah hidup manusia.

b. Aliran-Aliran Dalam Filsafat Pendidikan

1. Uraian filsafat manusia terkait dengan struktur atau unsur-unsur yang ada pada
manusia.sangat banyak pendapat mengenai hal ini oleh para ahli.Ada yang berpendapat
bahwa unsur pembentuk manusia ada satu(monisme),dua
unsur(dualisme),monodualisme,pluralism.

2. Bahasan filsafat tentang perilaku manusia menelaah tentang sumber perilaku dan tata
tingkah laku manusia.Aliran yang pertama bahwa perbuatan manusia sudah ditentukan
oleh Tuhan atau alam.sedangkan aliran kedua manusia memiliki pilihan untuk berbuat
tertentu atau tidak berbuat.

3. Terkait asal dan arah hidup manusia.

Pandangan para ilmuwan tentang ini terbatas pada kemampuan ilmu


pengetahuan yang hanya membahas objek sebatas yang dapat dijangakau oleh
indra.sedangkan agama membahas bahwa manusia saat diciptakan dan sampai hidup
dialam baka.Namun pembahasan ini kadang-kadang tidak dapat dijangkau oleh pikiran
atau pembuktian ilmiah.Pandangan filosofis manusia dari mana berasal lebih banyak
bersifat spekulatif.

c. Manfaat Memahami Filsafat Manusia

1. Orang akan tahu mengenai kedudukan ,hak,kewajiban,ditengah-tengah makhluk


di dunia ini.
2. Orang akan tahu kemampuan dasar yang dimilikinya
3. Orang memahami kewajiban hidupnya
4. Orang dapat mengontrol hidup untuk mencapai tujuannya
5. Untuk pemikiran dan kegiatan pendidikan pemahaman tentang manusia dapat
dipakai sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan dan praktik pendidikan

8. Filsafat Ilmu

a. Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah salah satu yang mengkaji segala persoalan yang berkaitan
dengan ilmu dari sudut pandang filsafat.The Liang Gie dalam bukunya menyimpulkan
kebenaran-kebenaran yang diperoleh para ilmuwan dan telah dinyatakan sebagai
kebenaran yang layak di dipercaya,perlu ada pemikiran filosofis yang
mendalam.Pengujian filsafat terhadap setiap ilmu menyangkut ada tidaknya kebenaran
yang hakiki tentang kebenaran objek yang dibahas ilmu,aksioma-aksioma,asumsi-
asumsi,dan dalil-dalil yang terkait serta semua hal yang menyangkut metodologi yang
dipakai.

b.Pengertian pengetahuan,ilmu dan ilmu pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang.Pengetahuan
dikatakan sebagai ilmu apabila tersusun dalam bangunan pengetahuan yang memenuhi
kriteria sebagai ilmu yang objek material,objek formal dan disusun secara sistematis.

c. Kaitan filsafat dengan ilmu

Filsafat adalah induk dari segala ilmu dan yang pertama kali membahas segala
sesuatu secara keseluruhan.Hubungan dengan ilmu-ilmu yang lain adalah tampak pada
aktivitas filsafat sebagai pengendali semua ilmu-ilmu yang ada.

d. Campur tangan filsafat terhadap ilmu

Setiap ilmu harus mempertanggung jawabkan keberadaan dan aktivitasnya


kepada kaidah-kaidah pokok filsafat.

e. Ontologinya ilmu

Ontologi adalah aspek pemikiran filsafat yang menelaah tentang keberadaan


sesuatu. Ontologinya ilmu menguji keberadaan apakah ilmu yang dikatakan sebagai
ilmu tertentu itu memang ada dan berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain.Dengan
kemampuan berpikirnya,manusia dapat mencari dan menemukan hubungan antara
pengetahuan yang satu dan pengetahuan yang lain serta mendapat pengetahuan baru
secara kumulatif akan menjadi pengetahuan yang lebih sempurna.

f.Epistemologinya ilmu

Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempersoalkan kebenaran dan


bagaimana cara memperoleh kebenaran itu.Epistemologinya ilmu adalah cabang filsafat
yang mempersoalkan kebenaran suatu ilmu dan bagaimana ilmu itu memperoleh
kebenarannya..Kebenaran yang diperoleh dengan menggunakan alat indra merupakan
kebenaran indrawi yang sifat kebenarannya dilihat dari sesuainya pengetahuan yang
didapat dengan apa yang benar-benar ditangkap oleh alat indra.Kebenaran juga
diperoleh secara individual melalui berpikir kritis,yaitu kebenaran yang diperoleh
dengan cara berpikir keras,sungguh-sungguh,sistematis,dan menggunakan alur berpikir
yang logis.

g.Aksiooginya ilmu
Tinjauan aksiologisnya filsafat adalah untuk apa ilmu itu dicari dan
bagaimanakah seharusnya ilmu itu digunakan.Dengan prinsip kebebasan berpikir dalam
filsafat maka orang boleh menjawab sesuai dengan jalan pikirannya sendiri-sendiri
sehingga timbul jawaban yang berbeda-beda.pokok permasalahan aksiologinya ilmu
adalah apakah ilmu bebas nilai atau tidak bebas ilmu.Artinya apakah pengembangan
dan penggunaan ilmu hanya semata-mata demi ilmu itu sendiri atau haruskah
memperhatikan norma-norma diluar ilmu.

Jujun juga memberi pegangan pada ilmuan dalam misi keilmuan sebagai berikut:

a. Ilmu adalah bagian dari kebudayaan


b. Ilmu merupakan salah satu alat memperoleh kebenaran jangan sampai
menimbulkan scientism
c. Adanya pola pengembangan ilmu didasarkan pada otoritas ilmuwan senior dan
diimbangi kualitas senior itu sendiri.
d. Pendidikan keilmuan harus diimbangi pengembangan moral
e. Pengembangan ilmu harus dilandasi dengan filsafat yaitu
ontologi,epistemologi,dan aksiologinya.
f. Pengembangan ilmu harus otonom dan memperhatikan norma yang berlaku.

h.Manfaat memahami filsafat ilmu

1. Penggunaan ilmu bukan tanpa batas,tetepi dibatasi dengan nilai-nilai yang ada
dan yang tumbuh dalam masyarakat seperti nilai agama,nilai budaya,nilai adat-
istiadat,nilai kebangsaan.
2. Bahwa imu itu memiliki keterbatasan, yaitu hanya dapat menelaah yang dapat
ditangkap oleh indra manusia.
3. Ilmu selalu berkembang dan mampu mengembangkan ilmunya dengan
kemampuan bernalarnya.
4. Bahwa dengan prinsip-prinsip ilmiah,dan berupaya mempertanggungjawabkan
segala kegiatan dengan ilmiah.
5. Dalam praktik pendidikan filsafat berperan sebagai bahan pertimbangan
pemilihan materi pendidikan.

9.Filsafat Pendidikan
Pendidikan sebagai aktivitas yang universal dengan sendirinya menjadi objek
material filsafat dan pendidikan sebagai cabang filsafat mendapat pengendalian dari
filsafat.Pendidikan juga sebagai ilmu teoritik dan ilmu praktik memerlukan pemikiran
filsafat,terutama dalam hal-hal yang tidak dipecahkan secara teknis maupun ilmiah.

a.Titik temu antara pemikiran filsafat dan pemikiran pendidikan

Pertama-tama karena keduanya sama-sama ilmu.Filsafat sebagai ilmu menelaah


segala sesuatu yang ada,sedangkan pendidkan adalah cabang ilmu filsafat membahas
sebagian objek filsafat yaitu tentang manusia yang lebih khususnya adalah tentang
perbuatan mendidik.Perbuatan mendidik adalah kegiatan manusia yang bersifat naluriah
dan menyangkut tugas hidupnya yaitu membantu manusia untuk mencapai derajat
kemanusiaannya.keterkaitan juga dapat dilihat dari fungsi kedua ilmu tersebut.Filsafat
mencari nilai dan norma yang paling baik,pendidikan menanamkan nilai terbaik tersebut
pada kepribadian manusia.Filsafat dan pendidikan bertemu pada filsafat
pendidikan,sedangkan filsafat pendidikan adalah studi komparatif tentang filsafat(nilai-
nilai) yang berbeda-beda dalam pembentukan karakter manusia,serta komparasi tentang
berbagai proses pembentukan karakteristik untuk mendapat manajemen pendidikan
yang digunakan untuk membentuk karakter yang konstruktif.

b.Materi filsafat yang diperlukan dalam pemikiran dan praktik pendidikan

Aspek-aspek pmbahasan filsafat yang diperlukan dalam pemikiran dan praktik


pendidikan meliputi karakteristik filsafat,cabang-cabang filsafat,dan aliran-aliran
filsafat.

1.Karakteristik Filsafat

a. Filsafat memberikan hasil pemikiran yang mendasar.


b. Hasil pemikiran filsafat juga dapat menjadi membuat bingung karena dikatakan
sebagai inti kebenaran,kebenaran sejati,universal,dan istilah lain namun tidak
pernah jumpa.
c. Pemikir dan pelaksana pendidikan yang menggunakan pemikiran filsafat masih
harus secara kritis dapat memilih pandangan filosofis mana yang sesuai dengan
visi dan misi pendidikan yang dipilih.
2.Cabang-cabang filsafat

a. Metafisika yaitu cabang dari filsfat yang mengkhususkan studinya pada


pencarian hakikat segala sesuatunya.
b. Logika yaitu cabang filsafat yang membahas dan memberikan pedoman tentang
bagaimana cara berpikir benar.
c. Etika yaitu cabang filsafat yang berusaha mencari,menemukan,dan menyajikan
nilai-nilai tertinggi yang menyangkut tingkah lakun manusia.
d. Estetika yaitu cabang filsafat yang berusaha mencari,menemukan,dan
menyajikan nilai-nilai keindahan.
e. Filsafat ilmu yaitu menelaah ilmu dari sudut ontologi,epistemologi,dan
aksiologinya.
f. Filsafat pendidikan yaitu menelaah hakikat kebudayaan dan kedudukannya pada
hidup manusia

3.Aliran-aliran filsafat

a) Praktik pendidikan

 Aliran metafisika  Aliran etika


 Aliran logika formil  Aliran estetika

b) Aliran filsafat sosial politik

 Humanisme  Fasisme
 Nasionalisme  Sosialisme
 Liberalisme  Demokratis
 Sekularisme

 Militerisme
BAB V Sudut Pandang Filosofi Dalam Pendidikan

1.Kebutuhan Pandangan Filsafat untuk Menetapkan Komponen-Komponen Pendidikan

a. Pemikiran Filsafat yang Menyangkut penetapan Tujuan Pendidikan

Dalam Penetapan tujuan pendidikan ada tiga dasar pemikiran yaitu kebutuhan dan
arah hidup peserta hidup,kebutuhan masyarakat,dan ideology pemangku
kepentingan.Kebutuhan peserta didik merupakan acuan utama dalam menetapkan tujuan
pendidikan karena filosofi pendidikan modern adalah bahwa pendidikan merupakan
kegiatan melayani peserta didik dan bukan sebaliknya penyelenggara pendidikan harus
dilayani peserta didik.

b. Pemikiran Filsafat yang Menyangkut Peseta Didik

Pemikiran filsafat mengenai peserta didik yakni:

1. Apakah peserta didik lahir sudah memiliki potensi atau masih kosong.
2.
3.
4. Apakah peserta didik sama dengan orang dewasa dalam ukuran kecil atau berbeda
dengan orang dewasa dan merupakan individu yang sedang berkembang kearah
dewasa.
5. Apakah peserta didik lahir dalam keadaan suci atau lahir dengan membawa dosa
6. Apakah peserta didik menjadi objek pendidikan atau subjek pendidikan

c. Pandangan filosofis tentang pendidik

Terdapat berbagai pandangan filosofi tentang pendidik antara lain:

1. Apakah semua manusia pada hakikatnya pendidik atau hanya manusia tertentu yang
berhak jadi pendidik.
2. hanya Terdapat syarat-syarat menjadi seorang pendidik
3. Bagaimana dengan orang yang belum dewasa.Apakah sudah boleh menjadi
pendidik atau tidak.
4. Pandangan filosofis diperlukan utuk menjawab siapa sebenarnya yang menjadi
pemilik hak mendidik,orang tua atau pihak lain.
5. Terdapat pandangan hanya manusiakah yang dapat mendidik.

d. Pandangan filosofis tentang keseimbangan hubungan antara pendidik dan peserta didik

Dalam hal ini ada tiga sudut pandang yaitu:


 Pandangan yang pertama diikuti oleh para pendidik yang otoriter atau feodal,yaitu
pendidik punya kedudukan yang lebih tinggi daripada peserta didik.peserta didik
mengikuti arah dan pelaksanaan pendidikan yang ditetapkan oleh pendidik.
 Pandangan kedua bahwa kedudukan pendidikan peserta didik lebih tinggi daripada
pendidik.Menurut pandangan ini pendidik sungguh menjadi pelayan peserta didik
 Pandangan ketiga kedudukan pendidik dengan peserta adalah setara.Arah dan
pelaksanaan pendidikan dirumuskan oleh tenaga pendidik tetapi dengan
memperhatikan kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

e. Pandangan Filosofis Tentang Materi Pendidikan

Pemilihan materi pendidikan dapat dilakukan dengan mengacu pada pemikiran


ilmiah,objektif,maupun agamis.Namun dalam hal tertentu pengambil kebijakan pendidikan
tidak dapat memilih materi dengan temuan-temuan karena menyangkut sudut pandang
didasarkan bagian mana yang paling dominan yang harus diajarkan,apakah merujuk pada
tujuan pendidikan,mana yang sesuai dan sebagainya

f. Pandangan Filosofis yang Terkait Alat Pendidikan

Dalam konteks Alat pendidikan berupa tindakan pendidikan dengan pemberian


hadiah,pemberian teguran,peringatan,ancaman,hukuman,penegakan ketertiban,keteladanan,
dan sebagainya didasarkan seberapa pentingkah penggunaan alat dan apakah boleh
menggunakan hukum dalam pendidikan.

g. Pandangan Filosofis Terkait Metode Pendidikan

Metologi pendidikan adalah sebagai cara menanamkan norma yang dibedakan


dengan norma yang menekankan mentransferkna pengetahuan atau keterampilan
didasarkan pada bagaimana cara menanamkan norma yang baik,mana dan apa indoktrinasi
yang menanamkan norma

h. Pandangan filosofis terkait manajemen pendidikan

Pandangan filsafat tentang manajemen adalah aktivitas yang berkaitan tentang


manajemen seperti pengelolaan pendidikan,kepemimpinan pendidikan,pemangku
kepentingan pendidikan harus didasarkan siapa,bagaimana pemimpinnya,dan siapa
penanggung jawab utama pendidikan itu

i. Pandangan filosofis terhadap lingkungan pendidikan

Didasarkan siapa yang berhak mengelola,dan hubungan antara keduanya apakah


pendidikan mengelola lingkungan atau lingkungan yang mengelola pendidikan.

j. Pandangan filsafat tentang belajar

Belajar adalah sebagai suatu proses memperoleh pengetahuan,pengalaman,dan


keterampilan.terdapat dua golongan yakni golongan idealisme artinya dengan daya pikir
manusia akan memperoleh pengetahuan dan belajar memperjelas apa yang sudah ada pada
ide alam dan golongan empirisme yaitu belajar sebagai proses interaksi individu dengan
lingkungan dan menghasilkan pengetahuan.

2. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

a. Aliran progresivisme
Secara umum aliran progresivisme berpijak pada aliran pragmatisme yaitu
aliran filsafat yang berpandangan kebenaran segala sesuatau ada pada kegunaan
praktisnya.pendidikan harus membawa kemajuan,realita ide berupa digunakan
untuk kemajuan dan penggunaan kurikulum yang fleksibel.
b. Aliran esensialisme
Tentang apa yang harus diajarkan harus sesuai dengan tuntutan zaman,pendidikan
harus menemukan hal-hal yang merupakan suatu esensi,kurikulum tidak perlu
banyak menyajikan pengetahuan dan pengalaman .cukup hal yang esensial saja
c. Aliran perenialisme
Yaitu suatu pandangan bahwa zaman yang selalu berubah tetap ada benang merah
yang menghubungkan zaman ke zaman yang lain, antar wilayah pada suatu
zaman.pendidikan harus mengembangkan kurikulum pengalaman langsung dan
tidak langsung.titik tolak belajar adalah mahkluk rasionalis dan ada belajar berupa
penemuanpeserta didik

BAB VI Filsafat Pendidikan Indonesia

1.Terminologi Filsafat Pendidikan dalam Pemikiran dan Praktik Pendidikan di Indonesia

Dalam sistem pendidikan di Indonesia sudah tampak dasar pemikiran filosofis yaitu
dalam bentuk pilihan-pilihan yang paling baik dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam
menetapkan tujuan,materi,metode,alat,manajemen,dan sebaginya yang merupakan
komponen-komponen system pendidikan.pendidikan di Indonesia tidak secara eksplisit
memilih cabang filsafat mana dan aliran filsafat yang di pakai dalam menetapkan
kebijakan dan membuat aturan pelaksanaan.pentingnya pemikiran filsafat,khusunya
menyangkut hakikat akan memberikan pegangan yang relative kokoh dan tahan lama.

2.Pancasila Sebagai Landasan Kebijakan Pendidikan di Indonesia

Dasar filosofis pendidikan di Indonesia adalah pancasila.Pancasila di akui sebagai


filsafat bangsa yang berkembang sejak zaman purba hingga sekarang dan diharapkan
sampai masa selanjutnya.Hakikat pancasila yang mendukung dipakainya sebagai dasar
filsafat pendidikan adalah:

1. Pancasila sebagai filsafat bangsa dan sebagai dasar Negara


2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan bangsa
3. Hakikat pancasila telah diberikan rumusan yang jelas
4. Hakikat pancasila sebagai hal yang universal
5. Hakikat pancasila mencakup ide-ide pokok berbagai filsafat yang ada.

a.Pancasila merupakan filsafat bangsa

Pancasila digali dan ditemukan untuk menjadi dasar Negara.Dengan disahkannya


pancasila sebagai dasar Negara maka pancasila menjadi filsafat bangsa Indonesia yang
berakar dan berkembang pada kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman purba.Bahwa
pancasila merupakan filsafat yang dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya tiga syarat
formal kriteria filsafat yaitu pancasila memiliki ontologi,epistemologi dan aksiologi.

b.Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan di Indonesia

Meskipun tidak secara eksplisit pancasila ditetapkan sebagai filsafat pendidikan di


Indonesia ,Namun kenyataannya pancasila sudah ditetapkan sebagai landasan berpikir
pendidikan,baik dalam bentuk UU maupun praktik pelaksanaannya.seperti yang tertuang
pada UU No. 4 Tahun 1950,Kepres No. 19 Tahun 1969 dan UU No.20 Tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional.

c.Pancasila dalam tinjauan terminologis filsafat pendidikan

Sebagai landasan pemikiran dan pelaksana pendidikan di Indonesia dapat dipandang


bahwa sudah ada landasan filosofis dalam pendidikan di Indonesia.namun secara formal
disebut juga sebagai dasar filsafat pendidikan.Pancasila diyakini sebagai suatu yang bersifat
universal sehingga aliran filsafat pendidikan di dunia tercakup dalam pancasila.

d.Beberapa Kebijakan pendidikan terkait pandangan filosofisnya

 Indonesia telah memilih pola pendidikan seumur hidup.


 Indonesia telah melaksanakan pendidikan untuk semua
 Sistem pendidikan Indonesia mengenal kurikulum inti
Dengan ditetapkannya pancasila sebagai dasar pendidikan secara nasional dan empirik
maka pendidikan di Indonesia sudah memiliki landasan filosofi yang dapat
dipertanggungjawabkan.

2.2 Ringkasan Buku Pembanding 2

BAB 1: Pengertian filsafat dan filsafat pendidikan

A. Pengertian filsafat
Pengertian dapat ditinjau dari dua segi wakni secara etimologi dan terminologi.
1.Pengertian Secara Etimologi
Pengertian secara etimologi adalah kebijaksanaan (sedalam-dalamnya).
2.Pengertian secara terminology
Adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata filsafat itu sendiri.

Dengan memperhatikan pengertian-pengertian atau batasan-batasan yang


dijelaskan di atas, yang memang pada sebenarnya masih banyak lagi belum
dicamtumkan,dapat di ambil sebagai bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu yang ada sampai mendalam kehakikatnya dengan
menggunakan akal dan pikiran.

1.Tujuan dan Ciri-Ciri Pikiran Kefilsafat

a.Tujuan
Filsafat bertujuan untuk mencari hakikat dari suatu gejala atau fenomena secara
mendalam.
b.Ciri-ciri pemikiran kefilsafatan
Ciri-ciri pemikiran kefilsafatan:yaitu iistilah merupakan pemikiran tentang hal-hal
serta proses-proses dalam hubungan yang umum.

2.Alasan berfilsafat
Selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan dialami.

3.Peranan Filsafat

Filsafat memilliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB 2: Filsafat Pendidikan

1.Filsafat pendidikan sebagai sistem

Filsafat pendidikan sebagai nama cabang utama dari filsafat yakni:ontologi,epistonologi,


dan asksiologi. Ontologi mempelajari keberadaaban dalam bentuknya yang paling abstrak.
dapat dikatakan bahwa ontonologi membicarakan tatanan dan strukur kenyataan dalam arti
yang luas.

2.Substansi Filsafat Pendidikan

Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian dari
fundasi-fundasipendidikan.

3.Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan
pandangn hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suartu bangsa merupakan
asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau
masyarakat maupun bangsa itu sendiri, termasuk di dalamnya pendidikan.

BAB 3: Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan

A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan


Aliran pendidikan merupakan terapan dari hasil filsafat, yang berarti bahwa filsafat
pendidikan pada dasarnya menggunakan cara filsafat dan akan menggunakan hasil
kajian dari filsafat yaitu:berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas,
pengetahuan, dan nilai, khusunya yang berkaitan dengan praktek pelaksanaan
pendidikan.
Tinjauan kritis dapat berwujud sebagai upaya penemuan konreguensi dari upaya
penemuan kongrensi antara aliran-aliran filsafat pendidikan dengan filsafat
pancasila.
1. Filsafat Pendidikan Iidealisme
Adalah bagian yang saling bersangkutan paut dengan keseluruhan, dan segala
menampakkan secara materi hanya manifestasi dari pada aktifitas jiwa.
Prinsipnya aliran idealisme mendasari semua yang ada dan yang nyata dialam ini
hanya idea, dunia ini merupakkan lapangan rohani dan bentuknya tidak sama dengan
alam nyata seperti yang nampak dan tergambar.
2. Filsafat Pendidikan Realisme
Realisme adalah ukuran kebenaran atau gagasan mengenai barang suatu gagasan
mengenai ialah menentukan apakah gagasan itu benar-benar memberikan
pengetahuan kepada kita mengenai barang itu sendiri ataukah tidak dengan
bagaimanakah tamapak barag suatu itu.
3. Filsafat Pendidikan Materialisme
Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang ajaraan
kebendaan, di antara benda ,merupakan sumber segalanya,sedangkan diktatakan
materislistis mementingkan kebendaan menurut materialisme.

4. Filsafat Pendidiksan Pragmatisme


Filsafat pendidikan pragmatisme merupakan suatu proses pembentukan dari luar,
dan juga bahkan merupakan suatu proses pemerkahan kekuatan-kekuatan laten dan
sendirinya (unfolding), melainkan merupakan suatu proses reorganisasi dan
kontruksi dari pengalaman-pengalaman individu, yang berarti bahwa setiap manusia
selalu belajar dari pengalamannya.

5. Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup


Hidup selalu berubah menuju pembaharuan hidup, karena itu pendidikan adalah
kebutuhan untuk. pendidikan berfungsi sebagai alat dan sebagai pembaharuan hidup.

6. Pendidikan sebagai pertumbuhan.


Pertumbuhan adalah karakteristik dari hidup, sedangkan pendidikan adalah hidup
itu tersendiri.

7. Pendidikan sebagai fungsi sosial


Pendidikan merupakansuatu proses membimbing peserta didik yang masih belum
matang menurut susunan sosial tertentu.

8. Filsafat pendidiksan Eksisitenialisme


Adalah cara manusia untuk berada. hanya manusilah yang berreksistensi, manusia
sebagai pusat perhatian , sehingga bersifat humanistik.

9. Filsafat pendidikan Perenialisme


Perenialisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan
dengan dan pertidak samaan, dan tidak teraruran terutama tatanan kehidupan,
moral, intelektual, dan sosio-kultural.

10. Filsafat Esenialisme


adalah suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes pendidikan progretivisme

11. Pendidikan Rekontruksiansalisme


Rekontruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir.

BAB 4: Filsafat Pendidikan Pancasila


A.Pandangan Filsafat Pancasila tentang Manusia, Masyarakat, Penddikan, dan Nilai

Pancasila merupakan dasar dari pembentukan negara indonesia sebagiman yang


dikemukakan oleh Bung Karno di dalam lahirnya pancasila.

1. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia


Pendidikkan dallam prraktis dan praktik pelaksanaannya harus memperhatikan
kondrati manusia yang monoplurasi, setiap aktivitas pendidikan dimaksudkan untuk
memelihara dan mengembangkkan dengan baik secara bersama-sama dengan
kemanusiaan manusia mulia.

2. Pandangan Filsafat Pancasila tentang Masyarakat


Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila yaitu Ke-Tuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dn beradab, persatuaan indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawarataan perwakilan, serta keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia, akan terwujud dalam ahlak maupun perilaku
setiap warga masyarakat-bangsa dan negara indonesia sesuai dengan perkembangan
dan kemajuan yang telah dicapai.

3. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan


Pandangan filsafat pancasila pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
meuwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengembalian diri, kepribadian, kecerdasaan , ahklak mulia serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Nilai
Pembangunan nasionsal adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional yang
bagaimana telah dicantumkan dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945. Sila-
sila dalam pancasila menunjukkan sistematika dalam pembangunan iptek, seperti
berikut ini:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Sila Kerakyatan Indonesia yang Adil dan Beradab
3. Sila Persatuaan Indonesia
4. Sila Kerakyataan Yang Dipimpim Oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
permusyawaratan\perwakilan
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
B. Pandangan Filsafat Pendidikan Pancasila Terhadap Sistem Pendidikan Nasional
Mengemukakan untuk membentuk suatu pemerintahan negara repoblik indonesia
yang melindungi segenap bangsa indonesia.
BAB 5: Hakekat ilmu pendidikan

A. Hakekat pendidikan
1. Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan tidak hanya mencakup nalar atau intelektual saja,
melainkan mencakup pengembangan moral dan kepribadian, karakter atau sikap anak
yang meliputi berbagai kecerdasan yang dapat dikembangkan dalam kehidupan sebagai
manusia.
Ada hamir sama dan selalu dijumpai dalam praktek pelaksanaan pendidikan, cecara
etimologi,yaitu: paedagogie dan paedagogiek
Paedagogie adalah pendidikan
Paedagogiek adalah pergaulan dengan anak-anak.
2. Tujuan Pendidikan
Tujuan pndidikan merupakan suatu pernytaan yang jelas akan merupakan dasar
metode pemilihan, materi pendidikan atau bahan, dan pemilihan peralatan untuk
menilai apakah pendidikan itu telah terlaksana dengan baik atau telah berhasil.

3. Pilar Pendidikan
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan belajar. Didalam kegiatan pendidikan sudah
pasti akan terjadi kegiatan belajar. karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya.
4. Aliran-aliran Pendidikan: Nativisme, naturalisme, empirisme, konvergensi.

5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah semua lingkungan yang memberikan pengaruh
terhadap perkembangan dan kepribadian seseorang. Tripusat pendidikan,yakni:
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan karakter sangat perlu ditumbuhkembangkan melalui pendidikan di
tengah keluarga, sekolah dan masyarakat. Karakter sangat penting dan menentukan
dalam mencapai tujuan hidup, baik sebagai pribadi, kelompok masyarakat atau
golongan bangsa. Pembentukan karakter ditentukan oleh faktor heredity atau warisan
dan lingkungan. Karakter seseorang merupakan hasil dari pembinaan secara terpadu
dari olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga, keempat bidang tersebut yang
diwujudkan dalam berpikir dan bertindak dalam hidup dan kehidupan diantara
individu dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya.
Karakter dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu, tahap pegetahuan, perbuatan, dan
pembiasaan.

6. Pengembangan Dimensi-Dimensi Manusia dalam Proses Pendidikan


a. Pengembangan diri sebagai makhluk individu
b. Pengembangan manusia sebagai makhluk sosial
c. Pengembangan manusia sebagai makhluk susila
d. Pengembangan manusia sebagai makhluk religius
e. Hakekat masyarakat
f. Hakekat peserta didik
g. Hakekat guru atau pendidik
h. Hakekat Pembelajaran

7. Landasan-Landasan Pendidikan
a. Landasan agama
b. Landasan filsafat
c. Landasan sosiologi
d. Landasan hukum
e. Landasan moral

8. Asas-Asas Pendidikan
a. Asas pendidikan sepanjang hayat
b. Asas kasih sayang
c. Asas demokrasi
d. Asas keterbukaan dan transparansi
e. Asas tanggungjawab
f. Asas kualitas
g. Panca darma taman siswa

BAB III

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU

Pada buku utama dijelaskan bahwa Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang di tempuh
untuk memecahkan masalah,sedangkan pengertian kedua,merupakan kesimpulan yang
diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah.Serta filsafat pendidikan adalah
menggunakan pendekatan internasional, menggunakan pendekatan yang bersifat kritis.

Pada buku pembanding pertama dijelaskan bahwa Menurut Plato, “Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli.”. Aristoteles mengartikan filsafat
sebagai “ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya
metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.”. Bernard Russel mengartikan
filsafat sebagai “the attent to answer ultimate question critically.”. Filsafat dan pendidikan
bertemu pada filsafat pendidikan,sedangkan filsafat pendidikan adalah studi komparatif
tentang filsafat(nilai-nilai) yang berbeda-beda dalam pembentukan karakter manusia,serta
komparasi tentang berbagai proses pembentukan karakteristik untuk mendapat manajemen
pendidikan yang digunakan untuk membentuk karakter yang konstruktif.

pada buku ketiga pengertian filsafat ditinjau dari dua aspek yaitu:

1.Pengertian Secara Etimologi


Pengertian secara etimologi adalah kebijaksanaan (sedalam-dalamnya).
2.Pengertian secara terminology
Adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata filsafat itu sendiri.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. DILIHAT DARI ASPEK TAMPILAN BUKU

Dari penampilan ketiga buku, ketiga buku menyertakan sampul buku yang menarik.
Untuk buku utama memiliki sampul yang didalamnya terdapat makna sesuai dengan isi
buku yang berkenan dengan Filsafat Pendidikan. Pada buku pembanding juga memiliki
tema yang bagus pada cover yaitu Filsafat pendidikan dan Filoshophy

Dari segi ketebalan buku, pada buku utama lebih tebal karena berisi lebih 176
halaman, dan pada buku pembanding yang hanya berisi 164 dan 134 halaman. Dari segi
tampilan penulis lebih tertarik pada buku utama yang berjudul “Filsafat Pendidikan’’.
2. DILIHAT DARI ASPEK LAYOUT DAN TATA LETAK

Ketiga buku menggunakan font yang nyaman untuk dibaca baik itu jenis maupun
ukuran fontnya. Pengetikan kedua nomor di bagian kanan atas, sedangkan pada buku
pembanding meletakkan penomoran di bagian tengah bawah. Selain itu pada buku utama
juga menggunakan footer yang berisi informasi mengenai judul bab yang dibaca dan judul
buku, sehingga memudahkan pembaca dalam mencari materi. Dari analisis ini, penulis
sama sama menyarankan ketiga buku, karena sangat bagus dilihat dari layout dan tata
letaknya.

3. DILIHAT DARI ASPEK ISI BUKU

Dilihat dari aspek isi buku, penulis melihat materi yang disajikan cukup bagus. Materi yang
disajikan menjelaskan materi mengenai filsafat pendidikan baik itu sebagai pengertian
filsafat maupun aliran-aliran filsafat . Pada buku utama pembahasan lebih luas, pada buku
ini filsafat pendidikan dibahas dalam bab IV, adapun yang dibahas dalam buku ini antara
lain sebagai berikut:

a. Pengertian filsafat pendidikan


b. Aliran-aliran filsafat
c. Filsafat pendidikan Pancasila
d. Hakikat ilmu pendidi
Buku pembanding menjelaskan materi Filsafat pendidikan sebagai filsafat
pendidikan, namun paparannya tidak begitu jelas, dari judul subbab sudah dapat
dilihat bahwa buku ini tidak membahas kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan.
Serta ketiga buku diatas tidak menggunakan gambar.sehingga pembaca mau
merasa bosan saat membaca.

4. DILIHAT DARI ASPEK TATA BAHASA

Dari aspek bahasa, ketiga buku tersebut baik itu buku utama maupun buku
pembanding menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh para pembaca.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dengan Critical Book Report ini, setelah penulis membandingkan beberapa buku
khususnya mengenai materi filsafat pendidikan, penulis banyak mendapatkan manfaat
diantaranya menambah wawasan kita tentang filsafat pendidika, memilih mana buku yang
mudah dipahami, memilih buku mana yang bahasanya lebih mudah untuk dipahami serta
memperdalam wawasan mengenai filsafat pendidika.

Dari ketiga buku di atas, dapat diketahui bahwa sebenarnya secara umum isi setiap
buku memiliki maksud dan tujuan yang sama hanya saja cara penyajian dan pemilihan kata
yang membedakannya. Tetapi ada juga sedikit perbedaan isi dari setiap buku, untuk itu kita
disarankan untuk membaca lebih dari satu buku. Setelah membandingkan ketiga buku yaitu
buku utama dan buku pembanding, penulis lebih tertarik pada buku utama yang berjudul
filsafat Pendidikan.

4.2 SARAN

Sangat dianjurkan bagi mahasiswa untuk lebih banyak membaca buku dari berbagai
sumber agar lebih mudah untuk memahami materi yang dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Muhammad. 2017.Filsafat Pendidikan. Depok:PT Desindo Putra Mandiri.

Purba, Edward. dkk. 2013. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed press.


Soegiono,Mus Tamsil.(2012).Filsafat Pendidikan Teori dan Praktik.Bandung:Pt Remaja
Rosdakarya

LAMPIRAN

(Buku Utama) (Buku Pembanding 1, 2)

Anda mungkin juga menyukai