Anda di halaman 1dari 32

CRITICAL BOOK REVIEW

MK.FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN
CRITICAL BOOK REVIEW
KEPELATIHAN OLAHRAGA
FILSAFAT PENDIDIKAN
SKOR NILAI :
PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Drs. Demu Karo-karo, M.Pd

Winara, S.Si, M.Pd

NAMA : Yosua Fernando Harefa

NIM : 6193111054

KELAS : PJKR C-2019

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan
karunia-Nya saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review dari Dosen
Pengampu dengan mata kuliah “Filsafat pendidikan” ini dengan tepat waktu dan sebagaimana
mestinya.

Saya menyadari bahwa tugas makalah saya ini tidaklah sempurna, dengan demikian
saya menerima masukan, kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun dan
bisa memperbaiki makalah saya selanjutnya.

Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca dan harapannya
setelah membaca makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca. Lebih
dan kurangnya saya mohon maaf yang sebesar besarnya.

Medan,23 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................................................2
1.4 Identitas Buku ..........................................................................................................3
BAB II ISI BUKU ........................................................................................................4
2.1 Ringkasan Isi Bab Buku Utama ..............................................................................4
2.2 Ringkasan Isi Bab Buku Pembanding .....................................................................11
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................ 25
3.1 Keunggulan..............................................................................................................25
3.2 Kelemahan ...............................................................................................................25
BAB IV PENUTUP......................................................................................................26
4.1 Kesimpulan ..............................................................................................................26
4.2 Saran ........................................................................................................................ 26
Daftar Pustaka .............................................................................................................27
Lampiran ...................................................................................................................... 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim dikarenakan rendahnya minat baca masyarakat
pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan
minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (Critical Book Report)
ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku,baik berupa buku
fiksi ataupun nonfiksi,juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman
terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku
melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya
yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca
perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Isi pokok
pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku.

Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang.
Cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan,konsep dan teori yang
dikembangkan,serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat
bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu,akan tahu mengenai kekurangan dan
kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu,kami harapkan kepada pembaca agar
mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi
buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membca sekilas buku tersebut melainkan
dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah peserta
didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, maupun
perguruan tinggi. Dalam kaitan dengan pendidikan anak usia SD, guru harus mengetahui
benar sifat sifat tersebut agar dapat memberikan pembinaan dengan baik untuk meningkatkan
potensi kecerdasan dan kemampuan anak sesuai harapan orang tua dan masyarakat.
Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna bahwa guru mengenal betul kelebihan

1
dan kelemahan peserta didik sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang tepat dan
bermanfaat bagi masing masing anak.
Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak kalangan yang
mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan ketidakmengrtian. Usia filsafat sudah
memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi, juga telah melahirkan berbagai aliran
dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat juga menguraikan pendidikan karakter, yaitu
pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang
beragama, kebudayaan, dan kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang
merupakan fitrah dari sang pencipta.

1.2.Tujuan
Kritik buku (Critical Book Report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu buku. Menjadi bahan pertimbangan,dan juga
menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah FilsafatPendidikan pada jurusan
Kimia Universitas Negeri Medan.

1.3.Manfaat
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku
atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritik
3. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara
penulisan,isi dan substansi buku

2
1.4 Identitas Buku

1. Judul buku : Filsafat pendidikan


2. Pengarang : Prof. Dr. Yusnadi, Ms, Ibrahim Gultom, Wildansyah Lubis dan
Arifin Siregar
3. Penerbit : Halamanmoeka
4. Tahun terbit : Agustus 2019
5. Kota terbit : Bogor
6. Tebal buku : 145 halaman
7. Ukuran : 20 x 29 cm
8. ISBN : 978-602-269-343-7

3
BAB II

ISI BUKU

2.1 Ringkasan Isi Bab Buku Utama


BAB 1. HAKIKAT MANUSIA DALAM KAJIAN FILSAFAT

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, eksistensinya ditentukan


secara mutlak oleh sang Pencipta, tersusun atas kesatuan jiwa, dan raga, serta eksis sebagai
individu yang memasyarakat. Manusia sebagai makhluk yang lemah yang tidak dapat berbuat
apa- apa terhadap Sang pencipta, kecuali pasrah. Segala potensi alam ciptaan Tuhan oleh
manusia perlu diolah agar lebih bisa memberikan pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan
kebutuhan manusia, tanpa potensi alam manusia tidak dapat eksis.

A. Manusia sebagai makhluk individu


Individu terdiri dari dua kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in dapat diartikan
tidak, sedangkan devided berarti terbagi. Jadi individu dapat diartikan “ Tidak
terbagi”, atau satu kesatuan.
B. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena dalam diri manusia ada naluri
dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, ada naluri kebutuhan sosial untuk
hidup berkelompok dengan orang lain, serta manusia itu sendiri tidak akan bisa hidup
sebagai manusia tanpa bantuan orang lain.
C. Manusia sebagai makhluk berbudaya
Manusia sebagai makhluk budaya maksudnya adalah manusia mampu menciptakan
dan melaksanakan kebaikan, kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab dalam satu
sistem tatanan kemasyarakatan.

4
D. Manusia sebagai makhluk ekonomi
Manusia sebagai makhluk ekonomi dalam memenuhi segala kebutuhannya cenderung
tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh, selalu berusaha terus menerus
unruk mendapatkan apa yang diinginkannya.
E. Manusia sebagai makhluk terdidik
Manusia sebagai makhluk terdidik ialah makhluk allah yang dilahirkan membawa
potensi dapat didikan dan dapat mendidik.
F. Manusia sebagai makhluk berpikir
Berffikir adalah proses mental yang melibatkan otak yang menghubung- hubungkan
konsep- konsep untuk mendapatkan suatu kejelasan.
G. Manusia sebagai makhluk religius
Pada dasarnya manusia mengakui pada kekuatan lain ( ghaib) diluar kekuatan dirinya
yang menggerakkan seluruh isi alam secara teratur.

BAB 2.HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN


A. Pengertian Filsafat
Filsafat mengandung arti cinta terhadap kebenaran melalui pemikiran atau penalaran
yang bijaksana dan mendalam. Filsafat adalah berfikir kritis secara mendalam,
sistematis, menyeluruh, radikal, dan universal dalam mencari kebenaran, inti atau
hakikat segala sesuatu yang ada.
B. Pengertian Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya merupakan kegiatan berfikir kritis, bebas, teliti,
radikal dan sistematis tentang masalah- masalah yang terjadi didalam dunia pendidikan
sehingga masalah- masalah yang bersifat mendasar dapat ditemukan jalan keluarnya
dengan cepat dan tepat.
C. Filsafat Pendidikan sebagai Sistem
Berdasarkan aliran realis alamiah dan realis ilmiah, pendidikan orang sebaiknya
memuat bahan- bahan belajar inti (cover) yang memungkinkan peserta didik dapat
memahami lingkungan atau alam sekitar dengan sebaik baiknya.

5
D. Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Pendidikan
Filsafat dan pendidikan merupakan ddua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dilihat
dari proses, jalan, serta tujuannya. Fakta ini dapat dipahami karena pendidikan pada
hakikatnya merupakan spekulasi filsafat.

BAB 3. KAJIAN FILSAFAT TENTANG ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN


AKSIOLOGI
A. ONTOLOGI ILMU
1. Pengertian Ontologi
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno. Banyak filosof yang
membahas tentang ontologi ini seperti plato, aristoteles dan lainnya.namun yang
pertama sekali melemparkan pandangan filsafat mengenai ontologi adalah Thales-
seorang filosof berkebangsaan yunani.
2. Beberapa Paham dan Aliran Tentang Ontologi
Monisme adalah aliran yang meyakini bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada
adalah satu saja dan bukan dua. Meski masing masing hakikatnya satu tapi tidak
mungkin hakikat masing masing bebas dan berdiri sendiri.
Dualisme adalah kaum yang berpegang kepada paham ini menyatakan bahwa ada
dua substansi yang keduanya berdiri sendiri. Artinya kelompok ini meyakini
sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi (jasad) dan rohani
(spiritual).
Materialisme adalah aliran yang melampaui orang yang berpaham naturalis yang
dasar ajarannya bertumpu pada konsep “alam” .

B. EPISTEMOLOGI ILMU
1. Pemgertian Epistemologi
Istilah epistemologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata episteme
(pengetahuan) dan logos (ilmu, teori). Epistemologi sering juga disebut teori

6
pengetahuan atau kajian tentang pembuktian kebenaran dari sebuah pengetahuan
atau kepercayaan.

2. Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan
yang benar. Metode menurut Senn merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah- langkah yang sistematis.

C. AKSIOLOGI ILMU
1. Pengertian Aksiologi
Aksiologi berarti pengetahuan, teori yang mempelajari tentang nilai dari segala
sesuatu yang ada ( realitas).
2. Asas Moral
Aksiologi juga berbicara mengenai asas- asas moral yang berfungsi sebagai
pengontrol dalam setiap kegiatan keilmuan dan asas moral tersebut bisa bersumber
dari filsafat bangsa, budaya dan ajaran agama.

BAB 4. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME


Adapunaliran- aliran filsafat pendidikan ideologi sebagai berikut:
A. Aliran Filsafat Pendidikan Realisme
B. Aliran Filsafat Pendidikan Parenialisme
C. Essensialisme
D. Eksistensialsme
E. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme
F. Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme
G. Aliran Filsafat Pendidikan Rekonstruksionalisme

BAB 5. PERBANDINGAN PENDIDIKAN BARAT VERSUS INDONESIA DARI


PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pendidikan Barat
Biasanya paham filsafat pendidikan itu menyoroti beberapa hal:

7
1. Mengkaji secara filsafati tentang hakikat manusia yang ideal sesuai dengan filsafat dan
budaya yang dianut sesuai bangsa
2. Menentukan bentuk dan menetapkan nilai yang dianut sebagai landasan berfikir dalam
pelaksanaan pendidikan.
3. Merumuskan tujuan pendidikan pendidikan berbasis pada falsafah dan nilai pancasila.
4. Merumuskan bagaimana idealnya hubungan antara guru dan peserta didik dalam
pergaulan pendidikan dan situasi pembelajaran.
5. Bagaimana mengembangkan dan membina kurikulum serta bagaimana pula
menerapkan kurikulum tersebut.
6. Menetukan metode, strategi, teknik dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan psikologi anak.
7. Bagaimana hubungan yang ideal antara lembaga pendidikan dengan masyarakat luas
serta pranata sosial lainnya.
8. Menganalisis dan menentukan takaran wujud nilai dan pengetahuan yang mana yang
diutamakan dalam aspek pembelajaran.

BAB 6. FILSAFAH SEBAGAI REFERENSI FILSAFAT PENDIDIKAN


A. FALSAFAH PANCASILA

1. Pengertian Pancasila
Filsafat pancasila adalah sebagai guide dalam membentuk pemerintahan yang baru
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan, melindungi segenap bangsa,
melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi dan kecerdasan bangsa.

2. Pancasila dari berbagai perspektif


Disebut sebagai rujukan bersikap dan berperilaku karena pancasila memiliki nilai
luhur yang digali oleh para pendiri bangsa dari akar budaya bangsa itu sendiri.
Nilai luhur itu tercermin dalam sila demi sila pancasila bangsa itu sendiri. Butir-
butir pancasila yang tercantum dalam pembukaan UUD 45 pada alinea ke empat

8
menegaskan bahwa negara indonesia didasarkan atas pancasila. Sekaligus
menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi negara indonesia dengan
pancasila.
3. Butir- butir moral dan toleransi dari perspektif pancasila
a. Butir butir moral pancasila
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh indonesia.

B. Toleransi dari perspektif pancasila dan berbagai agama


1. Pengertian Toleransi
Kata sifat toleran mengandung pengertian bersikap mendiamkan, sikap tenggang
rasa kepada sesamanya. Dengan demikian toleransi juga mengandung makna
menghargai paham yang berbeda dari paham yang dianutnya sendiri
2. Toleransi dalam pandangan pancasila
Didalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa: “ Negara menjamin
kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya.
3. Toleransi dalam berbagai agama
 Toleransi dalam pandangan agama islam
 Toleransi dalam pandangan agama kristen protestan
 Toleransi dalam pandangan agama katolik
 Toleransi dalam pandangan agama hindu
 Toleransi dalam pandangan agama budha

C. Pancasila dan filsafat pendidikan


1. Hubungan pancasila dengan teori dan filsafat pendidikan
Antara filsafat dengan teori pendidikan juga berhubungan erat karena teori
pendidikan bersumber dari pemikiran filsafat, sementara pemikiran tentang

9
pendidikan bersumber pula dari filsafat. Aliran filsafat tertentu akan
mempengaruhi dan memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori teori
pendidikan yang dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut.
2. Hubungan filsafat dengan pendidikan
Hubungan filsafat dan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: sebagai
hubungan keharusan dan sebagai dasar pendidikan
3. Fungsi dan peran filsafat pendidikan
Fungsi filsafat pendidikan itu adalah pertama, sebagai fungsi normatif yang dapat
memberikan pedoman dan arah bagi pelaksanaan program pendidikan. Kedua,
sebagai fungsi spekulatif, artinya filsafat pendidikan itu sebagai instrumen dalam
usaha memahami dan merumuskan masalah masalah pendidikan secara
komprehensif.

BAB 7. PERMASALAHAN PENDIDIKAN DARI PERSPEKTIF FILSAFAT


PENDIDIKAN
A. Masalah manajemen pendidikan
Manajemen pendidikan adalah sistem pengelolaan pendidikan yang dianut dan
dilaksanakan berdasarkan paham yang diyakini dapat mewujudkan tujuan
pendidikan secara efektif dan efesien.

B. Masalah implementasi dalam dunia pendidikan


Masalah yang tidak kalah pentingnya dalam penyelanggaraan pendidikan dalam
satuan pendidikan sebagai penyelenggaraan terdepan yang terkait dengan pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, maupun peserta didik(
siswa).

C. Pemecahan permasalahan pendidikan dari perspektif filsafat pendidikan


Terkait dengan kesejahteraan guru, pemerintah telah berusaha meningkatkan
kesejahteraan guru melalui pemberian tunjangan profesi yang nilainya sebesar gaji

10
pokok diberikan setiap bulan. Harapannya adalah dengan meningkatkan
pendapatan
guru, dapat berdampak kepada kinerja guru sehingga guru tidak perlu lagi bekerja
sampingan untuk menambah penghasilan.

2.2 Ringkasan Isi Bab BukuPembanding


BAB 1 :PENDAHULUAN

A. Praktik pendidikan dan teori pendidikan

1. Praktik pendidikan

Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah seperangkat
kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah
laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek tujuan, aspek
proses kegiatan dan aspek dorongan.

2. Teori pendidikan

Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan memberikan manfaat
sebagai berikut :

 Teori pendidikan dapat dijadikan sebagaipedomanuntukmengetahuiarah dan tujuan


yang akandicapai.
 Teoripendidikanberfungsiuntukmengurangikesalahanakanmengetahui mana yang
boleh dan mana yang tidakbolehdilakukan.
 Teoripendidikandapatdijadikansebagaitolskukursampaidimanakitatelahberhasilmelaks
anakantugasdalampendidikan.

11
Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.

 Pendekatan sains

Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah, dan


memecahkan masalah – masalah pendidikan.

 Pendekatan filosofis

Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah pendidikan dengan
menggunakan metode filsafat.

 PendekatanReligi

Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep – konsep
pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.

 Pendekatan Multidisplin

Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa
hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau displin saja.

 Pendekatan dalam Penulisan

Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan secara
filosofis.

BAB 2 FILSAFAT

A. Pengertian filsafat

Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos artinya
cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat secara
harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Berfilsafat
berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang
dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal,
sistematis dan universal.

12
B. Model – model Filsafat

1. Filsafat spekulatif

Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato sebagai
pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan dengan manusia,
masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif adalah upaya mencari
dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir dan keseluruhan pengalaman.

2. Filsafat prespektif

Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan penilaian tentang
seni.

3. Filsafat analitik

Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat sebagai analisis
logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik positivistik logis mengacu pada
ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.

C. Misi Filsafat

Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia, baik langsung
maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof mencoba mengevaluasi informasi
dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam semesta serta kesibukan manusia di dunia.

D. Lapangan Filsafat

Filsafat membahas tiga persoalan pkok, yaitu masalah wujud, masalah pengetahuan, dan
masalah nilai.

1. Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul di
belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya di luar hal yang dapat
ditangkap oleh pancaindra.

2. Epistimologi

13
Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang asal, struktur,
metode, serta keabsahan pengetahuan.

Jenis- jenis pengetahuan: Pengetahuan wahyu, Pengetahuan intuitif, Pengetahuan rasional,


Pengetahuan empiris, Pengetahuan otoritas

Teori pengetahuan: Teori korespondensi, Teori koherensi. Teori pragmatisme.

3. Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain aksiologi
adalah teori nilai. Karakteristik nilai

a. Nilai objektif atau subjektif

b. Nilai absolute atau berubah

Jenis- jenis nilai

a. Etika

Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu keusilaan
yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.

b. Estetika

Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman-
pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.

E. Filsafat dan Sains

Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan
objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang dapat disentuh dengan
menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya

1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.

2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.

14
3. Sains bersifat objektif.

Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan hanya
menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan filsafat bersifat
pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan secara keseluruhan,
karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada pada bagian- bagiannya.

F. Filsafat dan Agama

Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan kepercayaan
terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai kepercayaan terhadap Tuhan.
Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau keyakinan.

BAB 3 : FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Pendidikan

1. Makna pendidikan menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang
dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.

2. Pendidikan sebagai proses transformasi nilai bahwa pendidikan menyangkut hati nurani,
nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan keterampilan. Nilai- nilai yang ditransformasikan
dalam rangka mempertahankan, mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan
yang dimiliki masyarakat.

3. Tujuan pendidikan untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia
yang berkebudayaan.

4. Alat pendidikan merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan maksud
mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).

5. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat maksudnya bahwa pendidikan bukan hanya


berlagsung di sekolah. Pendidikan dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus sampai
manusia meninggal dunia.

6. Pendidikan hanya untuk manusia, karena hanya manusia yang dapat memperoleh
pendidikan.

15
B. Pengertian Filsafat Pendidikan.

Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan falsafah
dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah
umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan-
kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah
pendidikan secara praktis”.

C. Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.

Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup dan
kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari kehidupan tersebut,
karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh karena itu, pendidikan
memerlukan filsafat.

D. Peranan Filsafat Pendidikan

Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana
pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.

E. Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang.

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan, merupakan
sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang. Jadi keyakinan,
prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.

BAB 4 : MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Filsafat Pendidikan Idealisme.

Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik.
Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’ Implikasi Pendidikan
Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan idealisme sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan

16
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan mengembangkan bakat
atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.

b. Kedudukan Siswa

Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/ bakatnya.

c. Peranan Guru

Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama bertanggung jawab
dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.

e. Kurikulum

Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis untuk
memperoleh pekerjaan.

f. Metode

Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.

B. Filsafat Pendidikan Realisme

Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas. Realisme
berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohaniah. Implikasi
Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan realisme sebagai
berikut:

a. Tujuan Pendidikan

Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.

b. Kedudukan Siswa

Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam hal
disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan moral
dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.

17
c. Peran Guru

Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras menuntut prestasi
dari siswa.

d. Kurikulum

Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan pengetahuan


liberal dan pengetahuan praktis.

e. Metode

Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode penyampaian
harus logis dan psikologis. Metode conditioning (SR) merupakan metode utama bagi realisme
sebagai pengikut behaviorisme.

C. Filsafat Pendidikan Materialisme

Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani, bukan
spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:

a. Tema

Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah
dan seksama.

b. Tujuan Pendidikan

Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk tanggung


jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.

c. Kurikulum

Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu
berhubungan dengan sasaran perilaku.

d. Metode

18
Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant conditioning,
reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.

e. KedudukanSiswa

Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah dirancang.
Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.

f. Peranan Guru

Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan. Guru dapat
mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

D. Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada filsafat
empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia
alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya dengan apa
yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat
pendidikan pragmatisme sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan

Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan pribadi.

b. Kedudukan Siswa

Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk tumbuh.

c. Kurikulum

Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang dibawa ke
sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara pendidikan liberal
dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.

d. Metode

Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja).

19
e. Peran Guru

Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat dan
kebutuhannya.

E. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman- pengalaman


individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
eksistensialisme sebagai berikut:

a. Tujuan Pendidikan

Member bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan.

b. Status Siswa

Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu komitmen
terhadap pemenuhan tujuan pribadi.

c. Kurikulum

Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan landasan bagi
kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena itu, di sekolah diajarkan
pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat) terhadap kebebasan untuk semua.
Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah esensial. Kebebasan dapat menimbulkan
konflik.

d. Peranan Guru

Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari ini , besok
lusa mungkin menjadi murid.

e. Metode

Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang dipakai
harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang baik.

20
F. Filsafat Pendidikan Progresivisme

Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat mencapai tujuan.

1. Strategi Pendidikan

Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak
benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa adalah memebekali
mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.

2. Pendidikan

Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan memfokuskan
pada guru atau bidang muatan.

a. Kritik terhadap Proggresivisme

b. Siswa tidak mempelajari warisan sosial

c. Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan

d. Megurangi bimbingan dan pengaruh guru

e. Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendidri

G. Filsafat Pendidikan Perenilaisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan
ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosio-kultural. Jalan yang
ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang menggunakan
kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad pertengahan. Tujuan pendidikan menurut
pemikiran perenialis adalah memastikan bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang
prinsip- prinsip atau gagasan- gagasan besar yang tidak berubah.Latar belakang filsafat
perenialisme adalah filsafat- filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina

H. Filsafat Pendidikan Esensialisme

21
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya seperti C.
Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dalam filsafat ini fungsi utama
sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada generasi muda. Prinsip
pendidikan esensialisme yaitu:

1. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.

2. Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru

3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.

4. Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan dengan


disiplin mental.

5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum merupakan


tuntutan demokrasi yang nyata.

I. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.

Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu sekolah
harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja secara
konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih baik dibandingkan
dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya, sekolah- sekolah tidak harus
mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial yang ada, melainkan juga harus
berusaha merekonstruksinya.Implikasi PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan rekonstruksionisme sebagai berikut:

1. Tema

Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi
sosial.

2. Tujuan Pendidikan

Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi budaya
adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta
budaya yang majemuk tersebut.

22
3. Kurikulum

Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang
ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang berhubungan berhak untuk
mendapatkan tempat dalam kurikulum.

4. Kedudukan Siswa

Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran
pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat diterima semua latar
belakang budaya.

5. Metode

Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan (learning by


doing).

6. Peran Guru

Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya, baik dalam
member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya
masyarakat.

BAB 5 : ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT


PENDIDIKAN

A. Psikologi Humanistik

Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab
personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi diri individu.

B. Behavioristik

Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan
produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan oleh tekanan- tekanan

23
lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson (1978-1958) adalah perintis
psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner (1904-1990) adalah promotor terkenalnya.

C. Konstruktivistik

Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental yang
digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.

BAB III
PEMBAHASAN

24
3.1 Kelebihan
Adapun kelebihan dari buku ini adalah sebagai berikut :
1. Pada buku ini, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian filsafat
pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.
2. Buku ini menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
3. Format penulisan buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
4. Memiliki banyak referensi yang mendukung
5. Buku ini menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab
6. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
7. Buku ini mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik
8. Buku ini memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal bab

3.2 Kelemahan
1. Ditinjau dari segi penyampaian materi pembelajaran, buku ini memang banyak
memuat gambar-gambar yang meyakinkan pembaca akan apa yang disampaikan pada
buku tersebut. kurangnya penggunaan atau penampilkan gambar yang dapat membantu
pembaca untuk berimajinasi dan memasuki buku dengan keseluruhan, tidak
terdapatnya suatu masalah yang diberikan untuk dapat diselesaikan oleh pembaca agar
dapat membantu mengembangkan potensi diri si pembaca.
2. Buku ini tidak melampirkan biografi penulis
3. Buku ini hanya sedikit menjelaskan materi yang berhubungan dengan filsafat
pendidikan.

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Filsafat dan pendidikan itu saling berhubungan karena filsafat merupakan ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang pemikiran yang menggunakan akal sehat
dengan adanya kebenaran dalam memecahkan permasalahanataukesulitan. Sedangkan
pendidikan adalah salah satu dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai tujuan, seperti
kematangan, integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.Jadi
filsafat dan pendidikan ini saling berhubungan. Keduanya menjadi arah, dasar, dan pedomam
suatu kehidupan.Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan
manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Pendekatan
filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat,
atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Hubungan antara filsafat
dan teori pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu sistem
pendidikan.

4.2 Saran
Buku ini memiliki banyak kelebihan meskipun ada sedikit kekurang buku ini,semoga
dengan dikritiknya buku ini bisa meningkatkan semangat penulis ketika ingin merevisi buku
tersebut.materi yang kurang jelas pemahamannya didalam buku hendaknya diperluas lagi.

Semoga dengan tersusunnya Critical Book Review ini dapat memberikan gambaran dan
menambah wawasan kita tentang Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pancasila, lebih jauhnya
penyusun berharap dengan memahami kebudayaan kita semua dapat menyikapi segala
kemajuan dan perkembangan sehingga dapat berdampaak positif bagi kehidupan kita semua

26
DAFTAR PUSTAKA

Yusnadi,Ibrahim, Wildansyah dan Arifin. 2019. Filsafat Pendidikan.Banjarwangi:


Halamanmoeka.
Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd. 2018. Pengantar Filsafat Pendidikan. Medan: Raja Grafindo
Persada

27
Lampiran

Buku Utama

BUKU PEMBANDING

28
29

Anda mungkin juga menyukai