Anda di halaman 1dari 24

” CRITICAL BOOK REPORT ”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas-TugasMata kuliah


Psikologi Pendidikan

M. ALAM SYAHPUTRA
NIM. 3192431008

PENDIDIKAN GEOGRAFI C 2019

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
tugas critical book report ini.Dan juga tidak lupa saya berterima kasih kepada
Dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Disini penulis sangat berharap agar tugas critical book report yang penulis buat
dapat menjadi sumber wawasan baru dan pengetahuan kita semua. Tidak ada
manusia yang sempurna, maka dari itu penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini
terdapat banyak kesalahan-kesalahan. Maka dari itu, penulis berharap kritik dan
saran dari para pembaca semua.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun bagi orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan ,07 Maret 2020

M. Alam Syahputra

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan merupakan bahan ajar yang dapat
digunakan untuk membantu untuk mengembangkan kompetensi
pedagogik bagi profesinal guru, terutama dalam menguasai konsep
untuk memahami perilaku dan proses kognitif di dalam proses
belajar dan pembelajaran. Kompetensi ini dibangun melalui proses
belajar, sehingga hasilnya diperoleh berupa pembaharuan
pengetahuan, kemampuan untuk mengemas perasaan, pembahasan
sikap, kecakapan dalam bertindak dan tumbuhnya kesadaran untuk
bertanggung jawab.
Mengingat betapa urgensinya persoalan psikologi dalam
kehidupan manusia khususnya dalam dunia pendidikan maka factor
ini mendorong psikologi terus dikaji dan dipelajari oleh banyak
orang, guru, pengacara, manajer perusahaan, pembina dan lain
sebagainy. Perkembangan psikologi pada akhirnya mencuat dan
melintas lewat pemekaran disiplin, hal ini menjadikan psikologi
berhak menjadi psikologi-psikologi praktis yang termasuk di
dalamnya adalah psikologi pendidikan.
Mempertimbangkan factor pertama bahwa psikologi
pendidikan adalah perangkat utama untuk kegiatan belajar mengajar.
Ilmu pengetahuan sebagai unsur kebudayaan maka kehadiran dan
perkembangan sejalan atau seirama dengan tingkat wujud kerja serta
proses ilmu pengetahuan itu selalu hadir dalam aktivitas sehari-hari
manusia. Psikologi ini diharapkan dapat membantu pendidik dalam
menerapkannya dalam proses belajar dan pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam critical book report ini adalah :
1. Bagaimana intisari isi buku ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari kedua buku ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan critical book ini adalah :
1. Memahami intisari isi buku.
2. Memahami kelebihan dan kekurangan dari buku

2
BAB II
PEMBAHASAN UMUM

A. Informasi Blibiografi
1. Buku Utama
Judul : Psikologi Pendidikan
ISBN : 979-514-036-1
Penulis : Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun terbit : 2004
Urutan Cetakan : Ke 20
Dimensi Buku :-
Tebal buku : 169 halaman

3
BAB III
PEMBAHASAN CRITICAL BOOK REPORT

A. Ringkasan Isi Buku

BAB 1 Pengertian Psikologi


Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di
terjermahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti jiwa,
roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat, karena
bertitik tolak dari pandangan manusia, yang menganggap bahwa manusia itu
terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu
yang mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan
secara luas ialah segala kegiatan, tindakan perbuatan manusia yang maupun
yang tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di
dalamnya: cara berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil keputusan, cara
ia mengambil sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang
dari luar dirinya, maupnun dari dalam dirinya.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang
memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-
teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi
pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan
pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain:
1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang
perpengaruh terhadap belajar
2. Sifat-sifat dari proses belajar
3. Hubungan dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar

4
5. Perubahan-perubahan jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam
belajar.
6. Hubungan antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan
pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap individu.
9. Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personal
sekolah.
10. Akibat psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis
terhadap sikap para sisiwa.

BAB II Pembawaan, Keturunan Dan Lingkungan


Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan
demikian memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah
bertahun-tahun lamanya para ahli didik, ahli biologo, ahli psikologi, dan
lain-lain pemikiran dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan
perkembangan manusia itu tergantung pada pembawaan ataukah pada
lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini
di kemukakan adanya beberapa pendapat:
a. Aliran Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu
telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan
yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil
perkembangannya. Menurut nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaannya.
b. Aliran Empirisme
Mereka berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi
manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh
pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum
empiris ini terkenal dengan nama optimisme paedagogis.

5
c. Hukum Konvergensi
Hukum ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman bernama
William Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-
daunya menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut
aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang
dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh
pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
Pembawaan Dan Keturunan
a. Keturunan
Kita mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak
adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau
diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain.
Banyak para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan
manusia yang berkenaan dengan keturunan, tetapi sampai sekarang
penyelidikan itu masih belum dapat dikatakan memuaskan hasilnya. Adapun
beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut
dengan baik,antara lain :
 Pada manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut
rencana tertentu umpamanya persilangan antara dua ras yang sangat
berlainan asalnya seperti yang dapat dilakukan terhadap binatang atau
tumbuhan-tumbuhan.
 Masa perkembangan manusia yang sangat lama, sehingga
mengakibatkan sifat-sifat yang ada yang terjadi karena keturunan dapat
tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat itu menampakkan diri
pada suatu individu yang tertentu.
 Masa hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik
tdak akan mungkin akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap
lebih dari satu kerturunan.
 Adanya jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan
hanyan sedikit sekali).

6
b. Pembawaan
Agar lebih jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana
hubungannya atau adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan,
marilah kita ikuti uraian yang berikut.
Sebelum kita utarakan lebih lanjut, dapat kita katajan bahwa
pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang
dapat suatu individu dan yang selama masa perkembangannya benar-benar
dapat diwujudkan (direalisasikan) hanya dengan memperhatikan prestasi-
prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan tingkah laku sesuatu individu
sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang sesuatu pembawaan yang
tentu ada pada individu itu.
Struktur Pembawaan
Sifat-sifat pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang
termasuk dalam struktur pembawaan itu tidak semuanya dapat berkembang
atau menunjukkan diri dalam perwujudannya. Talent atau tersembunyi jadi
tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang tidak mewujudkan diri.
Adapun yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan
itu sehingga menjadi wujud (actual ability) atau tetap tinggal terpendannya
suatu sifat pembawaan (potensial ability), ialah faktor-faktor dari luar
(umpamanya karena mendapat kesempatan atau latihan atau pengajaran
yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam (umpamanya konstitusi badan
yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan perkembangannya sifat-
sifat pembawaannya itu).
Pembawaan Dan Keturunan
Pembawaan ( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-
potensi yang aktif dan paasif, yang akan terus berkembang mencapai
perwujudannya.
Jadi kesimpulannya ialah semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir
adalah diterima kerena kelahirannya dan marpakan factor pembawaan.
Tetapi pembawaan itu tidaklah semuanya diperoleh karena keturunan.

7
Sebaliknya, semuanya yang diperoleh karena keturunan adalah dapat
dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi pembawaan keturunan.
Pembawaan Dan Bakat
Sebenarnya kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah
yang sama maksudnya, umumnya dalam buku-buku psikologi kita dapati
kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai untuk satu pengertian yaitu
pembawaan (aanleg). Untuk menggantikan kata aanleg kedua istilah
tersebut dapat digunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.
Titik berat perbedaannya terletak pada luas pengertiannya yang satu
mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan beberapa
macam pembawaan, antara lain:
 Pembawaan Jenis
 Pembawaan Ras
 Pembawaan Jenis Kelamin
 Pembawaan Perseorangan
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam
pertumbuhannya lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain
ialah :
 Konstitusi tubuh
 Cara bekerja alat-alat indra
 Sifat-sifat ingat dan kesanggupan belajar
 Tipe-tipe perhatian
 Cara-cara berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
 Tempo dan ritme perkembangan
Lingkungan (Enveronment)
Macam-macam lingkungan
 Lingkungan alam/luar (external or physical enveronment)
 Lingkungan dalam (internal enveronment)
 Lingkungan sosial atau masyarakat (social envorment)
Bagaimana individu berhubungan dengan lingkungan

8
Menutrut Woorworth, cara-cara individu berhungan dengan
lingkungan dapat di bedakan menjadi 4 macam, di antaranya :

 Individu bertentangan dengan lingkunganya


 Individu menggunakan lingkungannya
 Individu beerpatisipasi dengan lingkungannya
 Individu menyusaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya ke empat macam cara hubungan individu dengan
lingkungannya itu kita dapat rangkum menjadi satu saja, yakni bahwa
individu itu senantiasa berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyusuaikan diri itu berarti ;
 Mengubah diri sesuain dengan keadaan lingkungan (penyesuain
autoplastis)
 Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) untuk
menyesuaikan diri

BAB III Mengapa Manusia Berinteraksi Dengan Dunia Luar


Tenaga-Tenaga Pendorong Pada Manusia
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar itu agar dapat berlangsung dan mengembangkan
hidupnya. Daya-daya yang mendorong manusia dari dalam untuk
melakukan perbuatan itu dusebut dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud
dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan pendorong maju yang memaksa dan
mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai sesuatu yang berupa
benda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu :
a) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Mencari makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya,
menjaga diri agar tetap sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan
sebagainya.

9
b) Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum
diketahuinya. Pada manusia dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan
manusia makin maju dan akin tinggi.
c) Dorongan nafsu mempertahankan jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar maupan tidak sadar,selalu
menjaga agar jenisnya atau keturanannya tatap berkembang dan hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu itu mrnjadi empat macam ialah
sebagai berikut :
a. dorongan nafsu vital
Daya pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada
terciptanya nilai-nilai atau benda-benda yang perfaedah bagi organisme
(jasad).
b. dorongan nafsu egois
nafsu ini mendorong manusia kepada penghayatan akan
kepercayaan kepada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan
perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu egois ini berhasrat
mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan kesempurnaan
diri.
c. dorongan nafsu social
hidup dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan
mengadakan kontak dengan manusia lain berupa persahabatan, perkawinan
dan sebagainya yang memungkinkan hidup masyarakat.
d. Dorongan Nafsu Super Social
Pada dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan
nafsu yang diarahkan oleh yang maha kuasa.

BAB IV Pengertian Berfikir

10
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki.
Bahasa Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang
khas yang membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena
mempunyai bahasa, hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa
yang dimiliki manusia. Bahasa hewan adalah bahasa instink yang tidak
perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa manusia adalah hasil kebudayaan
yang harus dipelajari dan di ajarkan.
Bahasa adalah alat yang terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa
manusia tidak dapat berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan
berfikir itu, Plato pernah mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara
itu berfikir yang keras ( terdengar ), dan berfikir itu adalah “ berbicara
batin”.
Beberapa Macam Berfikir
 berpikir induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung
dari khusus menuju ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat
yang tertentu dari berbagai fenomena contoh sebagai penjelasan:
seseorang ahli psikologi mengadakan pendidikan dengan observasi.
Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu dan
seterusnya.
 Berpikir deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke
khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori maupun
prinsip atupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat
umum. Contoh sebagai penjelasan: 1. manusia semua akan
mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan
khusus)jamilah akan mati(kesimpulan deduksi).
 Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau
memperbandingkan fenomena –fenomena yang biasa atau yang pernah
di alami. Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor

11
keliatan berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore
hari.

BAB V Intelijensi
Pengertian Intelijensi
Intelegensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi
ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan
menggunakan alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Dari ungkapan-ungkapan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui
bahwa :
 intelegensi itu ialah faktor total. Berbagai macam daya jiwa erat
bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, perasaan,perhatian, minat
dan sebagainya turut mempengaruhi intelijensi seseorang).
 Kita hanya dapat mengatahui intelegensi, dari tingkah laku atau
perbuatanya yang tampak. Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan
cara tidak tidak langsung, melalui “kelakuan intelegesinya”.
 Bagi suatu perbuatan intelegesi bukan hanya kemampuan yang dibawa
sejak lahir saja yang penting faktor-faktor dan pendidikan yang memang
menjadi peranan.
 Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan
tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara
untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
Ciri-Ciri Intelegensi
 Masalah yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang
baru yang bersangkutan
 Perbuatan intelegensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis
 Masalah yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang
bersangkutan
 Keterangan pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat
 Dalam berbua tintelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi

12
 Perbuatan intelegensi bercirikan kecepatan
 Membutuhkan pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang
mengganggu jalannya pemecahan masalah yang sedang di hadapi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang
1. Pembawaan : pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan cirri yang
dibwa sejak sejak lahir.
2. Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat
dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan
fungsinya masing-masing.
3. Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri
seseorang yang mempengaruhi intelijensi.
4. Minat pembawaan yang khas: minat mengarahkan perbuatan kepada
suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi perbuatan itu.
5. Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-
metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Semua faktor tersebut diatas bersangkut paut sama lain. Untuk menentukan
intelegensi atau tidaknya seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman
kepada salah satu faktor tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total
keseluruhan pribadi yang turut serta menentukan dalam perbuatan
intelegensi seseorang.
Tes Intelegensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang
telah dikelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-5 tahun)
pertanyaan –pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang
tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah, seperti:
 mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
 mengulang deretan angka-angka
 memperbandingkan berat timbangan
 menceritakan isi gambar-gambar
 menyebutkan nama bermacam-macam warna
 menyebut nama harga mata uang

13
BAB VI Motivasi
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan,
pengalaman dan motivasi. motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan
sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.

Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas
dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi
sendiri yang di sebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari
luar seseorang yang disebut ”motivasi ekstrinsik”
a. Motivasi intrisik
Yang dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap
diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu..
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak
didik menempatkan tujuan belajarnya diluar factor-faktor situasi belajar.
Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang terlatak di luar hal
yang dipelajarinya misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan, dan sebagainya.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
 Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti
timbulnya dorongan untuk belajar.

14
 Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
 Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.

BAB VII Belajar


Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
1. Kematangan/ pertumbuhan
Kita tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk
belajar berjalan, anak umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih
lemah berat badan dan kekuarangan tenaganya. Bukan ada keseimbangan
yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba belum ada. Begitu juga
mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar atau mengajarkan
ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku SLTP.
Semua petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran
itu mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi
telah memungkinkannya. Potensi-potensi jasmani dan rohani telah maang
untuk itu.
2. Kecerdasan
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi
oleh kecerdasannya demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran
dan kecakapan-kecakapan lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa
asing, tidak semua anak pandai memasak, jadi dalam belajar adalah
kematangan, kecerdasan pun turut memegang peranan.
3. Latihan dan ulangan
Latihan dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan
dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin
mendalam. Sehingga sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul
minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar pula perhatiannya, sehingga
timbul hasrat mempelajarinya.
4. Motivasi

15
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk
melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang untuk
bisa menjadi spesialis dalam bidang ilmu tertentu.
5. Sifat-sifat pribadi seseorang.
Tiap-tiap orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing
yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian
yang ada pada seseorang itu sedikit banyak mempengaruhi sampai di
manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
6. Keadaan keluarga
Ada keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya
dan adapula yang biasa-biasa saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-
macam itu turut menentukan bagaimana dan sampai di mana belajar di
alami dan dicapai oleh anak-anak.
7. Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya
pengetahuan yang dimiliki guru dan cara guru itu mengajarkan pengetahuan
itu kepada anak didiknya turut menentukan bagaimana hasil belajar yang
dapat dicapai oleh anak.
8. Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari
guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan
mempermudah dan mempercepat balajar anak.
9. Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka
faktor motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di
sekutarnya misalnya, tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-
anak itu dan demi teman-teman sepermainan dan satu sekolah yang pada
umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan
mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.
10. Lingkungan dan kesempatan.

16
Seorang anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik,
bersekolah yang terbaik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak
pula anak-anak yang tidak dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat
mempertinggi belajarnya akibat tidak adanya kesempatan yang disebabkan
oleh sibuknya pekerjaan setiap hari, pengaruh lingkungan yang buruk dan
negatif serta faktor-faktor lain terjadi di luar kemampuannya.

BAB VIII Pengertian Minat, Sikap dan Kepribadian


Pengertian Minat
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi
terhadap sesuatu.” Minat merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan
dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Minat
juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan kesiapan
seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya bersifat
subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini
dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang. Minat erat sekali
hubungannya dengan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak
tertarik, senang atau tidak senang.
Pengertian Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai
perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain.
Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak
sukanya seseorang pada sesuatu.
Sikap muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan
dalam tiga model, yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi.
Respon afektif adalah respon fisiologis yang mengekspresikan kesukaan
individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah indikasi verbal dari
maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian secara
kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu berperilaku dari hasil
belajar sosial dari lingkungannya.

17
18
B. Evaluasi Isi Buku
1. Kelebihan
No Indikator Buku Utama
1 Cover  Cover sangat bagus, unik, sesuai dengan
pembahasan-pembahasan yang ada di dalam
buku
2 Tata Bahasa  Bahasa yang di gunakan mudah di pahami dan di
cerna.
 Format penulisan sangat rapi.
3 Materi  Penjelasan materi sangat terstruktur dan runtut
serta lengkap.
 Penjelasan dalam penyajian materi sangat baik,
mudah di pahami.
 Pembahasan materi secara mendalam.
 Cakupan materi cukup luas karna di tarik
gambaran antara pembahasan dengan keadaan di
kehidupan nyata

4 Kelengkapan Buku  Kelengkapan buku sangat baik.


dan BAB  ISBN sudah terdaftar.

2. Kekurangan
No Indikator Buku Utama
1 Cover  Tidak ada
2 Tata Bahasa  Tidak ada

3 Materi  Tidak ada


4 Kelengkapan BAB  Tidak terdapat kesimpulan / rangkuman di akhir
bab.

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikologi Pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi
yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta,
generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan,
yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan. Hubungan antara teoritis
dan praktis memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik
pendidikan seharusnya berlandaskan pada teori pendidikan.
Demikian pula, teori-teori pendidikan seharusnya bercermin dari
praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik
pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya,
perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada
praktik pendidikan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah critical book report ini, penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan senantiasa penyusunan nanti dalam upaya evaluasi. Penulis
berharap, bahwa dibalik ketidak sempurnaannya penulisan dan
penyusunan manakalah ini adalah ditemukan sesuatu yang
bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis, pembaca, dan bagi
seluruh Universitas Negeri Medan. Sehingga teori-teori psikologi
belajar bisa menjadi patokan dan dapat di aplikasikan ketika kita
melakukan proses belajar mengajar kelak.

20
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja


Rosdakarya.

21

Anda mungkin juga menyukai