Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HIDROLOGI

“HIDROGRAF ALIRAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


VOLUME DAN DISTRIBUSI RUNOFF”

Dosen Pengampu: Drs. Nahor Manahat Simanungkalit, M. Si

Disusun oleh:
KELOMPOK 4

M. Alam Syahputra
Anggraini Tayara Pardede
Yosia P Sihombing
Tarisa Diba
Sarah Rehulina

KELAS C

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya makalah yang berjudul Hidrograf Aliran dan
Faktor yang Mempengaruhi Volume dan Distribusi Runoff dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrologi.

Sesuai dengan judul makalah ini, penulis mengaharapkan makalah ini dapat
memberikan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa/ mahasiswi. Seperti lazimnya
sebuah makalah, tentunya makalah ini tidak luput dari kekurangan. Mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 09 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................3

PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar Belakang....................................................................................................3

B. Rumusan  Masalah..............................................................................................4

C. Tujuan Penelitian................................................................................................4

BAB II...........................................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................................5

A. Hidrograf Aliran.................................................................................................5

B. Faktor yang Mempengaruhi Volume dan Distribusi Runoff..............................6

BAB III........................................................................................................................10

PENUTUP...................................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hidrograf merupakan hubungan antara waktu dan aliran, baik berupa kedalaman
aliran maupun debit aliran. Data hidrograf aliran sangat berguna dalam perencanaan
sumber air dan perencanaan perkiraan banjir.
Pemahaman dan penerapan ilmu hidrologi menyangkut pemahaman proses
pengalihragaman (transformation) dari satu set masukan menjadi satu set keluaran melalui
satu proses dalam sistem hidrologi. Skema sederhana tersebut menyangkut
pengukuranpengukuran variabel dan parameter yang cukup banyak, karena hanya dengan
data dan informasi yang terkumpul tersebut proses hidrologi dapat dipahami secara
menyeluruh. Pemahaman secara detail membutuhkan pengukuran dan pengamatan yang
menyeluruh dan cermat. Kebutuhan ini didasarkan pada kebutuhan informasi, baik 2
besaran maupun penyebarannya sebagai fungsi waktu dan ruang (time and spacial
distribution).
Dalam perencanaan sumber daya air dibutuhkan data debit banjir rencana yang
realistis. Banjir rencana dapat dihitung dengan menggunakan data hujan dan data banjir
rencana. Apabila data debit banjir yang tersedia cukup panjang (>20 tahun), debit banjir
dapat langsung dihitung dengan metoda analisis probabilitas. Sedang apabila data tersedia
hanya berupa data hujan dan karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS), salah satu metoda
yang disarankan adalah menghitung debit banjir dan data hujan maksimum harian rencana
dengan superposisi hidrograf satuan (Subramanya,1984;Harto, 1993;Ramirez, 2000).
Apabila diperhatikan keadaan DAS di Indonesia, banyak dijumpai DAS yang kurang
atau tidak memiliki stasiun pengukur debit, atau apabila tersedia maka hanya terbatas pada
DAS yang dianggap penting. Oleh karena itu disarankan perlu adanya suatu penelitian yang
dapat menerangkan hubungan antara DAS yang memiliki stasiun pengukur debit (DAS

3
terukur) dengan yang tidak memiliki stasiun pengukur debit (DAS tidak terukur), dengan
cara mengembangkan analisis hidrograf satuan (unit hydrograph) berdasarkan parameter
fisik DAS. Dari hubungan yang dikembangkan diharapkan diperoleh cara analisis untuk
menentukan hidrograf satuan sintetik (synthetic unit hydrograph) dari DAS berdasarkan nilai
parameter fisik DAS yang bersangkutan. Pada penelitian ini penulis mengambil contoh data
dari DAS Batang Anai, Kota Padang Pariaman.
Konsep hidrograf satuan, yang banyak digunakan untuk melakukan transformasi
dari hujan menjadi debit aliran. Konsep ini diperkenalkan pada tahun 1932 oleh Sherman
(Subramanya, 1984). Data yang diperlukan untuk menurunkan hidrograf satuan terukur di
DAS yang ditinjau adalah data hujan otomatis dan pencatatan debit di titik pengamatan
tertentu. Namun jika data hujan yang diperlukan untuk menyusun hidrograf satuan terukur
tidak tersedia digunakan analisis hidrograf banjir sintetis. Metoda hidrograf satuan sintetis
yang saat ini umum digunakan di Indonesia antara lain adalah metoda Snyder-SCS, Snyder-
Alexeyev, Nakayasu, GAMA-1, HSS-αβγ dan Limantara. Metoda Snyder-SCS, Snyder-
Alexeyev, Nakayasu dikembangkan diluar negeri, sedang metoda perhitungan hidrograf
satuan sintetis yang pertama dikembangkan di Indonesia adalah metoda HSS GAMA-1 yang
dikembangkan di Universitas Gajah Mada (Harto, 1993). Selanjutnya dikembangkan metode
HSS αβγ di Institut Teknologi 10 November (Lasidi et.al, 2003) dan HSS Limantara di
Universitas Brawijaya (Lily, 2008) serta metode ITB-1 dan metode ITB-II yang dikembangkan
oleh Institut Teknologi Bandung

B. Rumusan  Masalah

1. Apa itu hidrograf aliran ?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi volume dan distribus runoff ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hidrograf aliran

4
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi volume dan distribusi
runoff

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hidrograf Aliran

Hidrograf aliran menggambarkan suatu distribusi waktu dari aliran (dalam hal
ini debit) di sungai dalam suatu DAS pada suatu lokasi tertentu. Hidrograf aliran
suatu DAS merupakan bagian penting yang diperlukan dalam berbagai perecanaan
bidang Sumber Daya Air. Terdapat hubungan erat antara hidrograf dengan
karakteristik suatu DAS, dimana hidrograf banjir dapat menunjukkan respon DAS
terhadap masukan hujan tersebut.

Hidrograf adalah kurva yang memberi hubungan antara parameter aliran dan
waktu. Parameter tersebut bias berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit aliran

Terdapat 2 macam hidrograf yaitu : hidrograf muka air dan hidrograf debit.
Hidrograf muka air dapat ditransformasikan menjadi hidrograf debit dengan
menggunakan rating curve.

5
Gambar Hidrograf Aliran

Komponen Hidrograf

1. Aliran permukaan
2. Aliran antara
3. Aliran air tanah

Hujan Efektif dan Aliran langsung

Hujan Efektif (effective rainfall) atau hujan lebihan (excess rainfall) adalah
bagian dari hujan yang menjadi aliran langsung di sungai. Hujan efektif adalah sama
dengan hujan total yang jatuh di permukaan tanah dikurangi dengan kehilangan air.

Kehilangan air (abstraction) meliputi :

o Air yang hilang karena infiltrasi


o tertahan di cekunagn-cekungan di permukaan tanah
o Penguapan

Hujan yang jatuh dipermukaan tanah merpakan fungsi waktu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk Histogram. Histogram hujan efektif diperoleh dengan
mengurangkan kehilangan air terhadap histogram hujan total.

6
B. Faktor yang Mempengaruhi Volume dan Distribusi Runoff

1. Faktor-faktor Volume Run Off

Berikut ini adalah faktor-faktor penentu air larian yang sering terjadi pada saat
musim hujan:

a. Tipe Tanah
Kapasitas infiltrasi suatu tanah dipengaruhi oleh porositas tanah, yang
menentukan kapasitas simpanan air dan mempengaruhi resistensi air untuk mengalir
ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Porositas suatu tanah berbeda dengan tanah lainnya. Kapasitas infiltrasdi
tertinggi dijumpai pada tanah-tanah yang gembur, tekstur berpasir; sedangkan tanah-
tanah liat dan berliat biasanya mempunyai kapasitas infiltrasi lebih rendah.  Bagan-
bagan berikut menyajikan beragam kapasitas infiltrasi yang diukur pada berbagai tipe
tanah.
Kapasitas infiltrasi juga tergantung pada kadar lengas tanah pada akhir
periode hujan sebelumnya. Kapasitas infiltrasi aweal yang tinggi dapat menurun
dengan waktu (asalkan hujan tidak berhenti) hingga mencapai suatu nilai konstan
pada saat profil tanah telah jenuh air.
Kondisi seperti ini hanya berlaku kalau kondisi permukaan tanah tetap utuh
tidak mengalami gangguan. Telah diketahui bahwa rataan ukuran tetesan air hujan
meningkat dengan meningkatnya intensitas hujan. Dalam suatu intensitas hujan yang
tinggi, energi kinetik tetesan air hujan sangat besar pada saat memukul permukaan
tanah. Hal ini dapat menghancurkan agregat tanah dan dispersi tanah, dan mendorong
partikel-partikel halus tanah memasuki pori tanah. Pori tanah dapat tersumbat dan
terbentuklah lapisan tipis yang padat dan kompak di permukaan tanah sehingga
mereduksi kapasitas infiltrasi.
Fenomena seperti ini lazim disebut sebagai “capping, crusting atau sealing”.
Hal ini  dapat menjelaskan mengapa di daerah-daerah arid dan semi-arid yang

7
mempunyai pola hujan dengan intensitas tinggi dan frekuensi tinggi, volume rinoff
sangat besar meskipun hujannya sebentar dan kedalaman hujan relatif kecil.
Tanah-tanah dengan kandungan liat tinggi (misalnya tanah-tanah abu volkan dengan
kandungan liat 20% ) sangat peka untuk membentuk kerak-permukaan dan
selanjutnya kapasitas infiltrasi menjadi menurun. Pada tanah-tanah berpasir,
fenomena kerak-permukaan ini relatif kecil.
b. Vegetasi
Besarnya simpanan intersepsi pada tajuk vegetasi tergantung pada macam
vegetasi dan fase pertumbuhannya. Nilai-nilai intersepsi yang lazim adalah 1 - 4 mm.
Misalnya tanaman serealia, mempunyai kapasitas simpanan intersepsi lebih kecil
dibandingkan dengan rumput penutup tanah yang rapat. Hal yang lebih penting
adalah efek vegetasi terhapad kapasitas infiltrasi tanah.  Vegetasi yang rapat
menutupi tanah dari tetesan air hujan dan mereduksi efek kerak-permukaan.  Selain
itu, perakaran tanaman dan bahan organik dalam tanah dapat meningkatkan porositas
tanah sehingga memungkinkan lebih banyak air meresap ke dalam tanah. Vegetasi
juga menghambat aliran air permukaan terutama pada lereng yang landai, sehingga
air mempunyai kesempatan lebih banyak untuk meresap dalam tanah atau menguap.

c. Kemiringan dan ukuran daerah tangkapan


Pengamatan pada petak-petak ukur runoff menunjukkan bahwa  petak-petak
pada lereng yang curam menghasilkan runoff lebih banyak dibanding dengan petak-
petak pada lereng yang landai. Selain itu, jumlah runoff menurun dengan
meningkatnya panjang lereng. Hal seperti ini terjadi karena aliran air permukaan
lebih lambat dan waktu konsentrasinya lebih panjang (yaitu waktu yang diperlukan
oleh tetes air hujan untuk mencapai outlet daerah tangkapan air). Hal ini berarti
bahwa air mempunyai lebih banyak kesempatan untuk infiltration dan evaporasi
sebelum ia mencapai titik pengukuran di outlet. Hal yang sama juga berlaku kalau
kita membandingkan daerah-daerah tangkapan yang ukurannya berbeda.
Efisiensi runoff (volume runoff per luasan area) meningkat dengan
menurunnya ukuran daerah-tangkapan air, yaitu semakin besar ukuran daerah-

8
tangkapan berarti semakin besar (lama) waktu konsentrasi air dan semakin kecil
efisiensi runoff.
Akan tetapi harus diingat bahwa diagram pada gambar di atas dibuat dari
kasus khusus di daerah “Negev desert” dan tidak berlaku umum di daerah-daerah
lainnya. Diagram ini menyajikan pola kecenderungan umum hubungan runoff dan
ukuran daerah tangkapan.

2. Faktor Distribusi Run Off

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi distribusi run off pada musim
hujan antara lain:

a. Faktor Meteorologi

a. Faktor Presipitasi: tipe, intensitas, durasi, distribusi

b. Faktor Cuaca : suhu, kelembaban, angin, keasaman

b. Faktor DAS

a. Topografi : bentuk, lereng, aspek DAS

b. Geologi : Struktur batuan

c. Jenis tanah : struktur dan tekstur

d. Vegetasi/liputan lahan

e. Jaringan sungai

c. Faktor Manusia

9
a. Bangunan air

b. Teknik pertanian/pengolahan sawah

c. Urbanisasi

d. Penggunaan lahan

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Hidrograf aliran menggambarkan suatu distribusi waktu dari aliran (dalam hal
ini debit) di sungai dalam suatu DAS pada suatu lokasi tertentu. Hidrograf aliran
suatu DAS merupakan bagian penting yang diperlukan dalam berbagai perecanaan
bidang Sumber Daya Air. Terdapat hubungan erat antara hidrograf dengan
karakteristik suatu DAS, dimana hidrograf banjir dapat menunjukkan respon DAS
terhadap masukan hujan tersebut.

Hidrograf adalah kurva yang memberi hubungan antara parameter aliran dan
waktu. Parameter tersebut bias berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit aliran

Terdapat 2 macam hidrograf yaitu : hidrograf muka air dan hidrograf debit.
Hidrograf muka air dapat ditransformasikan menjadi hidrograf debit dengan
menggunakan rating curve.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://inspagr.blogspot.com/2014/05/limpasan-permukaan-air-tanah-runoff.html
diakses pada hari selasa 09 Maret 2020 pukul 19.56

https://multisite.itb.ac.id/ftsl/wp-content/uploads/sites/8/2011/04/6.-Dantje-K.N-
Vol.18-No.3.pdf diakses pada hari selasa 09 Maret 2020 pukul 19.56

12

Anda mungkin juga menyukai