Disusun Oleh :
Dosen Pengampu
Azmil Hasan Lubis, M.Pd.
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KEGURUAN MADRASAH IBTIDAYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadhirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Mengetahui dan Memahami Media Dalam Menyampaikan Kessos ” ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari tuntutan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dan pendidikan.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Debit...................................................................................................................3
B. Hubungan Antarsatuan Debit...............................................................................................5
C. Macam-Macam Satuan Debit...............................................................................................6
D. Perhitungan dan Analisis Satuan Debit................................................................................8
E. Pengaruh Perubahan Lingkungan terhadap Satuan Debit..................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan, salah satunya dalam
usaha di bidang pertanian. Kebutuhan air pada suatu lahan pertanian perlu
diperhitungkan mengingat ketersediaan air yang terbatas, sehingga perlu adanya
manajemen irigasi yang baik. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting dan
vital bagi kehidupan manusia serta keberlanjutan ekosistem.
Pengukuran debit perlu dilakukan dalam memanajemen irigasi, hal ini bertujuan
untuk memperhitungkan serta memperkirakan pemberian air pada suatu lahan pertanian.
Sehingga, dengan mengetahui debit air yang mengalir maka air dapat digunakan secara
lebih efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian. Pengelolaan sumber daya air yang
efektif membutuhkan pemahaman yang baik tentang aliran air, termasuk pemahaman
tentang debit air yang mengalir dalam suatu sistem perairan. Satuan debit adalah salah
satu konsep kunci dalam pengukuran aliran air dan menjadi dasar untuk analisis
hidrologi yang mendalam.
Dalam konteks hidrologi, satuan debit merujuk pada jumlah volume air yang
melewati suatu titik dalam suatu interval waktu tertentu. Hal ini berkaitan dengan
pergerakan air dalam sungai, saluran irigasi, sistem penyediaan air, dan perairan lainnya.
Pengetahuan tentang satuan debit sangat penting dalam perencanaan dan manajemen
sumber daya air, termasuk pengaturan tata guna lahan, pengelolaan banjir, pemenuhan
kebutuhan air domestik, industri, pertanian, dan lingkungan.
1
infrastruktur, evaluasi risiko banjir, analisis daya dukung ekosistem, dan mitigasi
perubahan iklim.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Definisi dari debit?
2. Apa saja satuan debit?
3. ..
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi dari satuan debit
2. Untuk mengetahui berbagai macam satuan-satuan debit
3. ...
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Debit
Satuan debit mengacu pada volume air yang melewati suatu titik dalam suatu
interval waktu tertentu. Definisi ini penting dalam konteks hidrologi dan pengelolaan
sumber daya air. Dalam pengertian yang lebih teknis, satuan debit diukur dalam satuan
volume per satuan waktu, seperti meter kubik per detik (m³/s) atau liter per detik (L/s).
Satuan debit merupakan salah satu konsep kunci dalam pengukuran aliran air.
Dengan memahami satuan debit, kita dapat memperoleh informasi penting tentang
sejauh mana air mengalir melalui sistem perairan dan seberapa besar volume air yang
dapat diandalkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia dan ekosistem. Definisi
satuan debit membantu dalam pemahaman tentang besaran dan karakteristik aliran air,
seperti kecepatan, intensitas, dan kapasitas sistem perairan.
Satuan debit juga merupakan indikator penting dalam pemodelan hidrologi dan
perencanaan tata guna lahan. Dengan mengetahui satuan debit, kita dapat
memperkirakan potensi risiko banjir, mengelola sumber daya air secara efisien, dan
merencanakan pembangunan infrastruktur yang memadai untuk pengelolaan air.
Penting untuk dicatat bahwa satuan debit dapat berfluktuasi seiring dengan
perubahan musim, curah hujan, dan interaksi dengan elemen lingkungan lainnya. Oleh
karena itu, definisi satuan debit tidak hanya terbatas pada besaran angka, tetapi juga
mencakup aspek temporal dan spasial dalam pengukurannya.
3
serta luas penampang basah saluran. Pengukuran debit dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa alat ukur, seperti current meter, sekat ukur Thomson, alat ukur
pintu Romijn, bangunan ukur cipoletti dan pelampung. Penggunaan alat ukur ini
disesuaikan dengan saluran yang akan diukur debitnya, seperti current meter, alat ini
hanya bisa digunakan pada saluran yang memiliki kedalaman air tertentu, sekat ukur
Thomson dapat digunakan pada saluran yang debit airnya kecil, namun lebar saluran
yang dapat diukur debitnya harus sesuai dengan lebar sekat ukur Thomson, sementara
alat ukur pintu Romijn dan bangunan cipoletti telah tersedia pada saluran primer irigasi,
serta alat ukur pelampung yang dapat digunakan pada saluran kecil dengan kedalaman
air cukup rendah, penggunaan alat ini direkomendasikan apabila pengukuran dengan alat
ukur arus lainnya tidak dapat dilaksanakan.
Misalnya, volume botol yang kalian gunakan adalah 650 mL. Sedangkan waktu
yang diperlukan untuk mengosongkannya adalah 10 detik. Jadi, berapa mL air yang
keluar tiap detik? Air yang mengalir tiap detik = 650 10 = 65 mL.
Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa debit air yang keluar dari botol
adalah 65 mL per detik. Artinya, banyak air yang keluar dari botol tiap detiknya adalah
65 mL. Jadi, debit air ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:
VOLUME
DEBIT =
WAKTU
Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap satuan
waktu. Kalian tentu masih ingat apa saja satuan volume. Satuan volume diantaranya
adalah liter (L), milliliter (mL), meter kubik (m3 ), dan sentimeter kubik (cc). dan satuan
waktu adalah detik, menit, atau jam.
4
B. Hubungan Antarsatuan Debit
Hubungan antara satuan debit melibatkan konversi atau perubahan satuan dari
satu bentuk ke bentuk lainnya. Hubungan ini penting dalam pengukuran dan analisis
hidrologi, di mana penggunaan satuan debit yang berbeda dapat terjadi tergantung pada
kebutuhan dan konteks penggunaannya.
1. Konversi Satuan Debit: Satuan debit dapat dikonversi dari satu bentuk ke
bentuk lainnya menggunakan faktor konversi yang sesuai. Contohnya,
untuk mengonversi satuan debit dari meter kubik per detik (m³/s) ke liter
per detik (L/s), kita dapat menggunakan faktor konversi bahwa 1 m³/s =
1000 L/s.
2. Satuan debit juga dapat dikaitkan dengan satuan waktu yang berbeda.
Misalnya, satuan debit dapat dinyatakan dalam liter per menit (L/min)
atau gallon per jam (gph). Dalam hal ini, perlu dilakukan konversi
satuan waktu terlebih dahulu untuk mengubah interval waktu yang
digunakan dalam pengukuran.
5
C. Macam-Macam Satuan Debit
Satuan debit adalah ukuran yang penting dalam pengukuran aliran air, dan ada
beberapa macam satuan debit yang digunakan tergantung pada konteks dan kebutuhan
pengukuran. Terdapat berbagai macam satuan debit seperti berikut :
Meter kubik per detik adalah satuan debit yang paling umum digunakan
dalam pengukuran hidrologi. Satuan ini memberikan informasi tentang volume
air yang mengalir melalui suatu titik dalam waktu satu detik. Meter kubik per
detik sangat berguna dalam mengukur aliran air yang besar, seperti aliran sungai
atau saluran irigasi.
Liter per detik adalah satuan debit yang umum digunakan dalam skala
yang lebih kecil, terutama dalam aplikasi domestik dan industri. Satuan ini
memberikan informasi tentang volume air dalam liter yang melewati suatu titik
dalam waktu satu detik. Liter per detik digunakan dalam pengukuran aliran air
di pipa, keran, atau pompa air.
Galon per menit adalah satuan debit yang sering digunakan di Amerika
Serikat. Satuan ini mengukur volume air dalam galon yang mengalir melalui
suatu titik dalam waktu satu menit. Galon per menit umumnya digunakan dalam
pengukuran aliran air di aplikasi domestik, seperti penggunaan air di rumah
tangga atau sistem penyediaan air.
6
Kubik kaki per detik adalah satuan debit yang umum digunakan di
Amerika Serikat. Satuan ini mengukur volume air dalam kaki kubik yang
melewati suatu titik dalam waktu satu detik. Kubik kaki per detik digunakan
dalam pengukuran aliran air di sungai, saluran drainase, atau sistem irigasi di
Amerika Serikat.
Liter per menit adalah satuan debit yang sering digunakan dalam aplikasi
khusus, seperti pengukuran debit air pada alat-alat medis atau alat pengukur
aliran air kecil. Satuan ini memberikan informasi tentang volume air dalam liter
yang melewati suatu titik dalam waktu satu menit.
Kubik meter per jam adalah satuan debit yang digunakan untuk mengukur
aliran air dalam volume meter kubik yang melewati suatu titik dalam waktu satu
jam. Satuan ini sering digunakan dalam pengukuran aliran air di industri atau
aplikasi pengolahan air.
Kubik meter per hari adalah satuan debit yang digunakan untuk mengukur
aliran air dalam volume meter kubik yang melewati suatu titik dalam waktu satu
hari. Satuan ini sering digunakan dalam pengukuran aliran air yang lebih lambat
atau dalam pengukuran penggunaan air harian.
Kubik meter per tahun adalah satuan debit yang digunakan untuk
mengukur aliran air dalam volume meter kubik yang melewati suatu titik dalam
waktu satu tahun. Satuan ini sering digunakan dalam pengukuran debit air yang
sangat rendah atau dalam pengukuran penggunaan air tahunan.
7
D. Perhitungan dan Analisis Satuan Debit
Pengukuran debit air dapat dilakukan dengan mengukur kecepatan aliran air
pada suatu wadah dengan luas penampang area tertentu. Terdapat beberapa metode yang
dapat digunakan untuk pengukuran kecepatan aliran air pada sungai atau alur antara lain:
Area-velocity method, Tracer method, Slope area method, Weir dan flume, Volumetric
method Area. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode current-meter dan
metode apung. Kemudian distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama pada arah
horizontal maupun arah vertikal.
Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang
lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI
besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik ( /dt).
3. Salah satu analisis dasar yang dilakukan terkait satuan debit adalah perhitungan
8
debit rata-rata. Debit rata-rata diperoleh dengan membagi total volume air yang
melewati suatu titik dalam suatu periode waktu dengan lama waktu tersebut.
Misalnya, untuk menghitung debit rata-rata harian, volume air yang terukur
dalam satu hari dibagi dengan 24 jam.
4. Selain debit rata-rata, analisis debit puncak juga penting dalam pengukuran dan
analisis satuan debit. Debit puncak mengacu pada debit air terbesar yang terjadi
dalam suatu periode waktu tertentu. Debit puncak sering digunakan dalam
perencanaan dan perancangan infrastruktur, seperti pembangunan bendungan
atau saluran drainase. Untuk mengidentifikasi debit puncak, data pengukuran
yang tercatat diinterval waktu yang lebih pendek dan lebih presisi dapat
digunakan.
5. Setelah itu yang terakhir ialah analisis frekuensi debit digunakan untuk
memahami seberapa sering suatu tingkat debit tertentu dapat terjadi. Metode
seperti analisis hidrologi frekuensi membantu dalam menentukan tingkat debit
yang langka atau ekstrem yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan
risiko banjir atau pengelolaan sumber daya air.
Pengukuran debit aliran yang paling sederhana dapat dilakukan dengan metoda
apung (floating method). Caranya dengan menempatkan benda yang tidak dapat
tenggelam di permukaan aliran sungai untuk jarak tertentu. Dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh benda apung tersebut untuk bergerak dari satu titik pengamatan ke titik
pengamatan lain yang telah ditentukan. Benda apung yang dapat digunakan dalam
pengukuran ini pada dasarnya adalah benda apa saja sepanjang dapat mengapung dalam
aliran sungai. Pemilihan tempat pengukuran sebaiknya pada bagian sungai yang relatif
lurus dengan tidak banyak arus yang tidak beraturan. Jarak antara dua titik pengamatan
yang diperlukan ditentukan sekurang kurangnya yang memberikan waktu perjalanan
selama 20 detik. Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat diperoleh angka
kecepatan aliran rata – rata yang memadai.
9
E. Pengaruh Perubahan Lingkungan terhadap Satuan Debit
Perubahan iklim menjadi salah satu alasan pengaruh terhadap satuan debit
seperti peningkatan suhu global dan pola curah hujan yang tidak teratur, dapat
berdampak signifikan terhadap satuan debit. Peningkatan suhu dapat mempercepat
penguapan air, mengurangi aliran permukaan, dan mengubah pola curah hujan.
Perubahan ini dapat menyebabkan penurunan satuan debit dalam jangka panjang atau
fluktuasi ekstrem dalam periode tertentu.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Satuan debit merupakan ukuran yang digunakan untuk mengukur jumlah air
yang melintasi suatu titik atau dalam suatu sistem perairan. Penjelasan mengenai definisi
satuan debit, hubungan antar satuan debit, berbagai macam satuan debit, perhitungan
dan analisis satuan debit, serta pengaruh perubahan lingkungan terhadap satuan debit
telah dibahas secara detail.
Dalam pengukuran dan analisis satuan debit, penting untuk memilih satuan
debit yang tepat dan konsisten agar dapat melakukan perbandingan dan analisis yang
akurat terkait aliran air. Perhitungan debit rata-rata, debit puncak, analisis variabilitas
debit, analisis frekuensi debit, dan analisis lainnya membantu dalam memahami
karakteristik aliran air dan dapat digunakan dalam perencanaan sumber daya air,
manajemen banjir, dan pengelolaan sumber daya air secara umum.
12
DAFTAR PUSTAKA
Any Winarsih, dkk. IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008.
Dwi Priyo Utomo dan Ida Arijanny. 2009. Matematika untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lusia Tri Astuti dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI
Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mas Titing Sumarti dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukun Departemen Pendidikan Nasional.
Nur Hamimah. 2009. Panduan Lengkap Pintar Matematika. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
RJ. Soenarjo. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Supardjo dan Umi Salamah. 2009. Matematika 6 Gemar Berhitung untuk SD/MI Kelas VI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparti, dkk. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Surakarta:Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
13