Anda di halaman 1dari 54

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

( PSDA )

OLEH :
AHMAD YANI
03120140264
C2

FAKULTAS TEKNIK, PROGRAM STUDI


TEKNIK SIPIL, UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhandulilah kita pajatkan kepada Allah Subhana Wataala. Tuhan
Yang Maha Esa, Kerana atas limpahan rahmat-Nya, Penulis bisa menyelesaikan makalah
dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu sesuai tugas e-learning atau quiz.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ir. Muliadi Aminuddin.


M.Sc yang telah memberikan petunjuk dan bimbinganya serta menyediakan waktu untuk
memberi materi kepada kami di elearning dengan baik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.

Makassar, 28 Agustus 2020


Penyusun :

Ahmad Yani

i
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ……………………………............................................................... i


KATA PENGANTAR ……………………...............................................................…… ii
DAFTAR ISI …………………………….................................................................…… iii
BAB I PENDAHULUAN ………..............................................................……………… 1

 A. Latar Belakang …………………….................................…...……………….. 1


 B. Deskripsi Singkat ………………………………….................................….… 1
 C. Rumusan Masalah ……………………………………...............................….. 2
 D. Tujuan Penulis ………………………………......................................……… 2
 E. Manfaat Penulis ................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ………………………..........................................................…. 4

 1. Konsep Dan Lingkup ( SDA ) ……………..……….................................…… 4


 2. Nilai Air ………………………...................................................…………….. 6
 3. Sumber-Sumber Air ……………………………...........................……..……. 7
 4. Konservasi Daerah Aliran Sungai ................................................................... 15
 5. Perlindungan Dan Pelestarian Sumber Air …………….........................……. 17
 6. Pengawetan Air, Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran
Air .............................................................................................................................
. 24
 7. Pendayagunaan Sumber Daya Air ................................................................... 32
 8. Penyediaan Dan Penggunaan Sumber Daya Air ............................................. 32
 9. Pengembangan Dan Pengusahaan Sumber Daya Air ………............……….. 41

BAB III PENUTUP ……….................................................…………………………… 46

 Simpulan …………………………………………..............................………… 46
 Saran ……………………………………………….......................….....……… 47

DAFTAR PUSTAKA ……..................................................…………………………… 48

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa. Manusia dan semua makhluk hidup
butuh air. Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi. Semua
organism yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas
metaboliknya mengambil tempat di larutan air. Dapat disimpulkan bahwa untuk
kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya, ketersediaan air dari segi
kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.
Di suatu tempat, jumlah air yang terlalu besar mempunyai kekuatan destruktif
yang hebat mengakibatkan yang mengakibatkan bencana yang disebut banjir, longsor,
ataupun banjir bandang. Namun, dalam jumlah yang terlalu kecil di suatu lokasi, air
juga menimbulkan bencana kekeringan. Dengan kata lain air harus ada secukupnya
baik secara kuantitas maupun kualitas pada suatu lokasi tertentu, dan pada saat yang
tepat.
Air merupakan bagian dari sumberdaya alam sekaligus juga sebagai bagian
dari ekosistem. Kuantitas dan kualitasnya pada lokasi dan waktu tertentu tergantung
dan dipengaruhi oleh berbagai hal, berbagai kepentingan dan berbagai tujuan. Seiring
dengan pertumbuhan penduduk, berbagai persoalan yang terkait dengan air atau
sumberdaya air telah dan terus berlangsung. Ketersediaan air cenderung menurun
namun di lain pihak kebutuhan air semakin meningkat.
Dengan kata lain, karena air di suatu tempat dan di suatu waktu bisa berubah
secara kuantitas dan kualitas sehingga menimbulkan berbagai masalah maka air harus
dikelola dengan baik. Sehingga, penulisan makalah ini akan menjelaskan tentang
sumberdaya air, teknik pemanfaatan, dan dampak pemanfaatan sumberdaya air
tersebut

B. Deskripsi Singkat
Pada dasarnya semua makhluk hudup membutuhkan air. Kebutuhan air
semakin meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi dan

1
peradaban masyarakat. Sementara ketersediaan air semakin menyusut dari segi
kuantitas, menurun dari segi kualitasnya dan terganggu dari segi kontinyuitasnya.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya perlindungan dan pelestarian sumber air
secara cepat, terencana dengan baik dan dilaksanakan secara maksimal. Strategi
perlindungan dan pelestarian ini dilakukan melalui upaya pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan kembali sumber air yang kondisi dan fungsinya
mengalami penurunan.
Dalam melakukan upaya tersebut perlu melibatkan peran masyarakat,
pemerintah perlu melakukan pemberdayaan masyarakat dimulai dari sosialisasi atau
penyuluhan berkaitan dengan pemahaman perlindungan dan pelestarian sumber air.
Setelah pemahaman, masyarakat bersama pemerintah diharapkan dapat melaksanakan
rencana aksi upaya perlindungan dan pelestarian sumber air.
Kegiatan perlindungan dan pelestarian sumber air perlu dipantau, dievaluasi
untuk perbaikan secara terus menerus kegiatan tersebut. Peran masyarakat sangat
penting karena mempengaruhi keseluruhan pengelolaan sumber daya air, konservasi
sumber daya air, pengendalian daya rusak air yang secara tidak langsung ikut
berpengaruh terhadap penataan tata ruang dan data serta sistem informasi sumber
daya air.

C. Rumusan Masalah
1. Konsep Dan Lingkup SDA

2. Nilai Air

3. Sumber-Sumber Air

4. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( perlindungan dan pelestarian sumber daya air )

5. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air )

6. Pendayagunaan Sumber Daya Air ( penyediaan dan penggunaan sumber daya air )

7. Pendayagunaan Sumber Daya Air ( pengembangan dan pengusahaan sumber daya


air )

D. Tujuan Penulisan

2
1. Mampu memahami tentang konsep dan lingkup SDA

2. Mampu memahami tentang Nilai Air

3. Mampu memahami dan menjelaskan sumber-sumber Air

4. Mampu memahami dan menjelaskan konsep dan tindakan dalam pelaksanaan


perlindungan dan pelestarian sumber Air

5. Mampu memahami dan menjelaskan konsep dan tindakan dalam pelaksanaan


pengawetan Air, penngelolaan kualitas Air dan pengendalian pencemaran Air

6. Mampu memahami dan menjelaskan konsep dan tindakan dalam penyediaan dan
penggunaan sumber daya Air

7. Mampu memahami dan menjelaskan konsep dan tindakan dalam pengembangan


dan pengusaha sumber daya Air

E. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat dicapai melalui makalah ini adalah memperluas wawasan
pembaca mengenai perencanaan dalam pengembangan infrastruktur sumber daya air,
sehingga diharapkan 1 dapat meningkatkan kesadaran dalam memanfaatkan sumber
daya air dengan baik dan benar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep Dan Lingkup sumber daya air ( SDA )

Konsep dan lingkup sumber daya air adalah untuk menyelesaikan


permasalahan persediaan air, pemanfaatan air dan pengendalian daya rusak air.
Pengembangan Sumber Daya Air erat sekali hubungannya dengan Hidrologi,
Hidrolika dan Pengelolaan DAS. Paradigma baru tentang sumber daya air, ternyata
juga memunculkan pengertian baru dalam lingkup sumber daya air. Istilah
“Pengairan” yang selama ini sudah menjadi pengertian yang baku, telah disesuaikan
dan dikembangkan menjadi istilah baru yaitu “sumber daya air”. Pengertiannyapun
dikembangkan sehingga menjadi sebagaimana akan diterangkan pada definisi di
bawah ini.
 Pengembangan adalah pembinaan dan pengaturan air dan/atau sumber air yang
meliputi aspek-aspek pembangunan, perlindungan dan pemanfaatan (Susela dkk,
1992).
 Pengelolaan adalah pengaturan suatu kesatuan sistem dalam salah satu bentuk
manajerial dengan melibatkan pihak-pihak terkait sehingga dapat
mengoptimalkan sumber daya yang ada.
 Penyediaan adalah proses, cara dan perbuatan menyediakan barang (air) yang
mengandung makna usaha menjaga berkelanjutan dan pada manfaat, fungsi dan
nilai dari segi mutu dan jumlah yang berkaitan dengan skala tempat/ruang dan
waktu.

4
 Sumber daya air adalah segala sesuatu sarana yang berwujud untuk menunjang
pembangunan.
 Daerah Pengaliran Sungai (DPS) adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang
terbentuk secara alamiah dimana air meresap dan atau mengalir melalui sungai
dan anak-anak sungai yang bersangkutan (PP RI No. 22 Tahun 1982 tentang
Pengaturan Air).
Menurut pengertian hidrologi bahwa DPS (Bassin Versant, Bassin River,
Cathcment Area)dapat didekati secara geografis dan geologis. Kedua pendekatan ini
masing-masing mempunyai keterbatasan dan kelebihan dalam penyelesaian dinamika
air air (Roche M, 1963).
Tujuan Pengelolaan dan Pengembangan: Keseimbangan antara ketersediaan
dan kebutuhan air.
Siklus Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air mulai saat jatuh di daratan
sampai masuk kelautan dan kembali ke atmosfer. Hidrologi melibatkan air permukaan
dan air bawah permukaan. Untuk memahami sifat-sifat/karakteristik air di daratan
maka diperlukan pemahaman mengenai siklus hidrologi.

Komponen siklus (daur) hidrologi :


1. Transpirasi (penguapan dari tumbuhan)
2. Evaporasi (penguapan dari tanah, sungai/danau, laut)

5
3. Mendung (rain cloud)
4. Hujan (precipitation)
5. Limpasan (run off)
6. Infiltrasi (infiltration)
7. Perkolasi (percolation)
8. Aliran air tanah (ground water flow)
9. Intrusi air asin (salt water intrution)
https://darmadi18.files.wordpress.com/2011/03/materi-psda-s1.pdf

2. Nilai Air

Air ( H2O ) merupakan keutuhan pokok bagi manusia. Kita mampu bertahan
hidup tanpa makanan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati dalam
beberapa hari saja. Air dapat kita manfaatkan untuk minum, mandi, mencuci pakaian,
dan lain-lain lagi. Air bersih dan air layak minum adalah dua hal yang tidak sama
tetapi sering di pertukarkan. Tidak semua air bersih layak minum, tetapi air layak
minum biasanya berasal dari air bersih.
3. Skala Ruang adalah Air tidak merata secara kuantitas/kualitasHujan tidak merata
dalam satu kawasan (daerah)
4. Skala Waktu adalah Musim hujan (basah) dan musim kemarau (kering)Hujan
tidak serentak
5. Nilai Air ( NA ) adalah Keberadaan air dilihat dari segi jumlah (kuantitas), mutu
(kualitas), ekonomi (harga) dan sosial (manfaat)Akibat berkurangnya air secara
kuantitas dan kualitas, timbul konflik kepentingan antar pemakai
(individu/kelompok).

NA = f (t, s) KETIDAKPASTIAN
NA = nilai air
f(t) = fungsi waktu (time, temporal)
= pagi, siang, sore, malam, jam, hari, bulan, tahun, periode
f(s) = fungsi ruang (spatial)
= daerah (zonase), kota, propinsi, negara, DAS, DI

6. Nilai Ketidakpastian NA

6
NA = KD + KK + KS + KR

KD = komponen deterministik
KK = komponen kecenderungan
KS = komponen siklus
KR = komponen random (rambang)

7. Analisis Nilai Ketidakpastian NA

Statistik → penentuan parameter (rerata, SD, S2, maks, min, Cs, Ck)
→ probabilistik (teori kemungkinan)
Stokastik → perkiraan berdasarkan nilai parameter statistik

https://darmadi18.files.wordpress.com/2011/03/materi-psda-s1.pdf

3. Sumber-Sumber Air

sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

Berikut ini adalah 4 macam sumber - sumber air di antaranya adalah :


1. Air laut → Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni
(NaCl) yang cukup tinggi. Menurut beberapa sumber penelitian, kadar garam
murni air laut berkisar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Karena rasanya
yang asin, untuk menjadikan air laut sebagai air murni diperlukan sebuah

7
teknologi terapan untuk memfilter sekaligus destilasi (penyulingan) air untuk
menghilangkan kadar garam yang tinggi. Untuk saat ini, beberapa Negara di
Timur Tengah (misalnya, Arab Saudi dan Iran) telah mengembangkan teknologi
filterisasi dan destilasi yang mampu mengubah air laut menjadi air minum. Untuk
mengembangkan teknologi filterisasi dan destilasi air laut dibutuhkan dana yang
cukup besar. Disamping itu, filterisasi dan destilasi air laut membutuhkan
pasokan energi listrik yang besar. Penggunaan destilasi air laut merupakan
langkah tepat dan efisien untuk mengatasi suplai air minum di negara – negara
kering, seperti di Timur Tengah dan Afrika. Namun, perlu disadari saat ini
perairan laut seperti “tong sampah”. Hal ini terjadi akibat ulah manusia yang
membuang limbah berbahaya di perairan laut lepas. Selain itu, tidak jarang ribuan
barel minyak tertumpah dilautan akibat kecerobohan manusia, seperti tabrak
maupun kebocoran kapal tanker. Hal itu jelas berdampak buruk pada ekosistem
laut dan kualitas air destilasi yang dihasilkan.
Air yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%,
sedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju dan hujan. Air laut turut
menentukan iklim dan kehidupan di bumi.
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl
dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk
di minum.
 Fungsi air laut :
a. Sebagai suatu unsur keseimbangan darat, laut dan udara.

b. Sebagai tempat hidupnya binatang dan tumbuh-tumbuhan laut. Ada dua


macam elemen nutrisi yaitu elemen nutrisi utama (mayor), misalnya
nitrogen, phosphorous, silikon dan elemen nutrisi mikro.

c. Sebagai sumber air hujan.

d. Alat transportasi.

e. Sebagai sarana olah raga.

f. Sebagai sarana pariwisata.

8
g. Sebagai sumber mata pencaharian nelayan.

h. Sebagai sumber devisa Negara

i. Sebagai bahan desinfektan, sebagai bahan pengobatan.


2. Air hujan → Cara menjadikan air hujan sebagai sumber air minum hendaknya
jangan saat air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung banyak
kotoran. Air hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa
penyaur maupun bak baik resevoir sehingga hal ini aka mempercepat terjadinya
korasi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat luna sehingga akan boros
terhadap pemakaian sabun.
Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air dibumi. Walau
pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangung
di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas,
misalnya, karbon dioksida, nitrogen, dan ammonia.
Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan
bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa
pencemaran air), air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi
oleh manusia. Namun, pada saat evaporasi berlangsung, air yang menguap sudah
tercemar. Selain itu, air hujan yang turun juga “tercemar” oleh polusi udara.
Akibatnya, air hujan tidak bersifat netral (pH = 7) lagi, melainkan bersifat asam.
Hujan yang bersifat asam dapat menyebabkan korosi (karat) pada benda yang
berbahan logam. Selain bersifat asam, air hujan cenderung bersifat sadah karena
kandungan kalsium dan magnesiumnya cukup tinggi. Indikasi air sadah
(kesadahan) adalah sabun atau deterjen tidak.
dapat beraksi dengan air. Akibatnya, sabun atau deterjen tidak berbusa
walaupun dilarutkan dengan air. Dengan demikian, air sadah dapat memboros
penggunaan sabun mandi atau sabun cuci. Selain kalsium dan magnesium, air
hujan juga mengandung beberapa senyawa dan unsur (mineral), antara lain SO4,
Cl, NH4, N2, C, dan O2.
 Air hujan mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah:
a. Air hujan mempengaruhi iklim/cuaca; cuaca panas akan berubah
menjadi cuaca dingin, kadar uap air di dalam atmosfer akan meningkat.

9
b. Memberi suplai/asupan nutrisi kepada tanaman, terutama tanaman
berumbi oleh karena air hujan mengandung nitrogen (NH3).

c. Merupakan salah satu alternatif dari sumber air minum.

d. Air hujan mengisi air sungai yang dangkal dan mengisi air sumur yang
kering.

e. Mengurangi polusi udara oleh karena butir-butir materi yang ada di


dalam udara akan turun bersama hujan.
 Dampak negatif adalah:
a. Air hujan menyebabkan karat dan korosif terhadap karena mengandung
NH3.

b. Air hujan mengganggu penerbangan.

c. Air hujan membatasi gerakan nelayan,para nelayan tidak dapat melaut.

d. Air hujan dapat menyebabkan malapetaka terhadap pelayaran.

e. Air hujan dapat menyebabkan sungai meluap dan banjir.

Pemanfaatan air hujan sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan sehari –
hari individu perorangan/kelompok/pemerintah, biasanya dibuat sumur dan tangki
air untuk menyimpan air bersih guna memenuhi kebutuhan hidup tersebut. Salah
satu sumber air bersih berasal dari air hujan, sedangkan air hujan berasal dari
penguapan air laut yang berubah menjadi awan. Kemudian awan tersebut terbawa
oleh angina ke berbagai tempat. Ketika awan telah banyak menumpuk maka akan
jatuh berupa titik – titik air hujan. Akibtnya air hujan yang meresap ke dalam
tanah maka air akan tersimpan dalam kandungan air tanah. Air tersebut akan
dimanfaatkan menjadi air sumur, bendungan, dan tendon air.
3. Air permukaan → Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam
sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar
berasal dari air hujan yang jatuh kepermukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian
akan mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.

10
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi, pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri dan lainnya. Untuk
meminumnya harus melewati proses pembersihan yang sempurna
Air permukaan adalah semua air yang terdapat dipermukaan tanah, antara
lain sumur, sungai, rawa, dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang
meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di
permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang
membentuk danau ataupun rawa. Pada umumnya, air permukaan tampak kotor
dan berwarna (tidak benig). Hal itu terjadi akibat kotoran, pasir, dan lumpur yang
ikut terbawa (hanyut) oleh aliran air.
Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai kepentingan, antara lain
untuk diminum, kebutuhan rumah tangga, irigasi, pembangkit listrik, industri, dan
sebagainya. Agar dapat diminum, air permukaan harus diolah terlebih dahulu
meliputi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. Air permukaan dibagi menjadi
dua, yaitu air sungai dan air danau atau rawa.
Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku air
bersih. Faktor-faktor yang diperhatikan, antara lain :
a. Mutu atau kualitas baku

b. Jumlah atau kualitasnya

c. Kontinuitasnya

Dibandingkan dengan sumber air lain, air permukaan merupakan sumber


air yang paling tercemar akibat kegiatan manusia, fauna, flora, dan zat-zat lain.
Sumber-sumber air permukaan, antara lain, sungai, selokan, rawa, parit,
bendungan, danau, laut, dan air terjun. Air terjun dapat dipakai untuk sumber air
di kota-kota besar karena air tersebut sebelumnya sudah dibendung oleh alam dan
jatuh secara gravitasi. Air ini tidak tercemar sehingga tidak membutuhkan
perifikasi bakteri.
Sumber air permukaan yang berasal dari sungai, selokan, dan parit
mempunyai persamaan, yaitu airnya mengalir dan dapat menghanyutkan bahan
yang tercemar. Sumber air permukaan yang berasal dari rawa, bendungan, dan
danau memiliki air yang mengalir, tersimpan dalam waktu yang lama, dan
11
mengandung sisa-sisa pembusukan alam, misalnya, pembusukan tumbuhan-
tumbuhan, ganggang, fungi, dan lain-lain. Air permukaan yang berasal dari air
laut mengandung kadar garam yang tinggi sehingga jika akan digunakan untuk air
minum, air tersebut harus menjalani proses ion-exchange.

1. Sumur
Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersi bagi penduduk
yang tinggal didaerah pedesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara
teknis sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis :
a. Sumur dangkal (shallow well) Sumur semacam ini memiliki sumber air
yang berasal dari resapan air hujan diatas permukaan bumi terutama
didaerah dataran rendah. Jenis sumur ini banyak terdapat di Indonesia
dan mudah sekali terkontaminasi air kotor yang berasal dari kegiatan
mandi-cuci-kakus (MCK) sehingga persyaratan sanitasi yang ada perlu
sekali diperhatikan.

b. Sumur dalam (deep well) Sumur ini memiliki sumber air yang berasal
dari proses purifikasi alami air hujan oleh lapisan kulit menjadi air tanah.
Sumber airnya tidak terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi.

 Tabel perbedaan sumur dangkal dan sumur dalam :

12
2. Air danau atau rawa
Air danau atau rawa merupakan air permukaan yang mengumpul pada
cekungan permukaan tanah. Permukaan air danau biasanya berwarna hijau
kebiruan. Warna ini disebabkan oleh banyaknya lumut yang tumbuh
dipermukaan air maupun di dasar danau atau rawa. Selain lumut, warna pada
air danau juga dipengaruhi oleh bahan organik (kayu, daun, dan bahan
organik lainnya) yang membusuk akibat proses dekomposisi oleh
mikroorganisme di dalam air. Akibat proses pembusukan tersebut, air danau
memiliki kadar besi Fe dan mangan Mn yang relatif tinggi. Kebanyakan, air
danau memiliki kualitas yang lebih baik dari pada air sungai. Hal tersebut
disebabkan tingkat pencemaran didanau relatif lebih kecil dibandingkan di
aliran sungai. Air danau berfungsi sebagai sumber air tawar, sumber
pembangkit tenaga listrik, pengairan atau irigasi, pencegah banjir, sarana
rekreasi dan olahraga, sebagai bendungan.
3. Air sungai
Air sungai berasal dari mata air dan air hujan yang mengalir pada
permukaan tanah. Secara fisik, air sungai terlihat berwarna coklat dengan
tingkat kekeruhan yang tinggi karena bercampur dengan pasir, lumpur, kayu,
dan kotoran lainnya. Kualitas air sungai juga dipengaruhi oleh lingkungan
disekitar aliran sungai. Secara umum, kualitas air sungai didaerah hilir
(muara) lebih rendah dibandingkan didaerah hulu (mata air). Hal ini terjadi
akibat limbah industri dan rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai
tangga melalui proses pengolahan terlebih dahulu terkumpul di muara sungai.
Akibatnya, secara kualitas fisika, kimia, maupun biologi, air di daerah muara
sungai sangat rendah dan tidak layak dijadikan bahan baku air minum. Air
sungai berfungsi sebagai sarana irigasi, sarana transportasi, perikanan,
pembangkit tenaga listrik, sarana industri, untuk mandi dan mencuci

4. Air tanah → Air tanah merupakan sebagian air hujan yang mencapai permukaan
bumi dan menyerap kedalam lapisan tanah dan menjadi air tanah. Sebelum
mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan akan menembus bebepara lapisan
tanah dan menyebabkan terjadinya kesadahan pada air (hardness of water).
Kesadahan pada air ini menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam
konsentrasi. Zatzat mineral tersebut, antara lain kalsium, magnesium, dan logam

13
berat seperti Fe dan Mn. Akibatnya apabila kita menggunakan air sadah untuk
mencuci, sabun yang kita gunakan tidak akan berbusa dan bila diendapkan akan
terbentuk endapan semacam kerak.
Air tanah (ground water) berasar dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan kedalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air
hujan tersebut, didalam perjalannya kebawah tanah, membuat air tanah menjadi
lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber air lain.
Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu menglami
proses purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia
sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga
memiliki beberapa kerugian atau kelemahan dibandingkan sumber air lainnya.
Air tanah mengandung zat – zat mineral semacam magnesium, kalsium, dan
logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain tu untuk
mengisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa.
Air tanah adalah air yang berada dibawah tanah di dalam zona jenuh
dimana tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
(suryono,1993).
Air tanah disebut pula air tawar karena tidak terasa asin. Berdasarkan
lokasi air maka air tanah dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu :
a. Air permukaan tanah adalah yang termasuk air permukaan tanah adalah
sungai, rawa-rawa, danau, waduk (buatan). Semuanya itu sangat tergantung
curah hujan. Apalagi curah hujan lebat, air sungai, danau akan pasang.

b. Air jauh dari permukaan tanah adalah disebut air tertekan yaitu air yang
tersimpan didalam lapisan tanah; termasuk air tanah adalah sumur gali,
sumur bor.
Menurut definisi undang – undang sumber daya air, air tanah merupakan
air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batu dibawah permukaan tanah. Air
tanah berasal dari air hujan yang meresap kedalam tanah. Dalam proses peresapan
tersebut, air tanah mengalami penyaringan (filtrasi) oleh lapisan-lapisan tanah.
Air tanah lebih jernih dibandingkan air permukaan. Air tanah memiliki
kandungan mineral yang cukup tinggi. Sifat dan kandungan mineral air tanah

14
dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah
antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.
Kondisi tanah yang berkapur menyebabkan tingkat kesadahan air
tanahnya relatif tinggi (keras). Air tanah di daerah berkapur mengandung ion-ion
Ca2+ dan Mg2+ dalam jumlah yang cukup besar. Kondisi tanah yang
mengandung batu granit, air tanahnya memiliki derajat kesadahan yang rendah
(lunak) karena mengandung unsur (mineral) CO2 dan Mn(HCO3).
Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal, air tanah
dalam, dan mata air. Golongan tersebut berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan
mineral yang tekandung di air tanah.
1. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terdapat pada kedalam kurang lebih 15 meter
dibawah permukaan tanah. Jumlah air yag terkandung pada kedalaman ini
cukup terbatas. Biasanya hanya digunakan untuk keperluan rumah tangga,
seperti minum, mandi, dan mencuci. Penggunaan air tanah dangkal berupa
sumur berdinding semen maupun sumur bor. Secara fisik, air tanah terlihat
jernih dan tidak berwarna (bening) karena telah mengalami proses filtrasi
oleh lapisan tanah. Kealitas air tanah dangkal cukup baik dan layak
digunakan sebagai bahan baku air mimun. Kuantitas air tanah dangkal
dipengaruhi oleh musim. Pada saat musim hujan, jumlah air tanah dangkal
berlimpah, tetapi jumlahnya terbatas saat musim kemarau.
2. Air tanah dalam
Air tanah dalam terdapat pada kedalaman 100-300 meter di bawah
permukaan tanah. Air tanah dalam berwarna jernih dan sangat baik
digunakan sebagai air minum karena telah mengalami proses penyaringan
berulang – ulang oleh lapisan tanah. Air tanah dalam memiliki kualitas yang
lebih baik dari pada air tanah dangkal. Hai ini disebabkan proses filtrasi air
tanah dalam lebih panjang, lama, dan sempurna dibandingkan air tanah
dangkal. Kuantitas air tanah dalam cukup besar dan tidak terlalu dipengaruhi
oleh musim, sehingga air tanah dalam dapat digunakan untuk kepentingan
industri dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah.
Mata air biasanya terdapat pada lereng gunung, dapat berupa rembesan (mata

15
air rembesan) dan ada juga yang keluar di daerah dataran rendah (mata air
‘umbul’). Mata air memiliki kualitas air hampir sama dengan kualitas air
tanah dalam dan sangat baik untuk air minum. Selain untuk air minum, mata
air dapat digunakan untuk keperluan lainnya. Seperti mandi dan mencuci.
Kuantitas air yang dihasilkan oleh mata air cukup banyak dan tidak
dipengaruhi oleh musim, sehingga dapat digunakan untuk keperluan umum
dalam jangka lama.
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan
kualitasnya sama denga air dalam.
file:///C:/Users/LENOVO-PC/Downloads/284879694-makalah-sumber-
sumber-air.pdf

4. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( DAS )

Konservasi Daerah Aliran Sungai ( DAS ) adalah  upaya-upaya pelestarian


lingkungan yang didasari pada peran dan fungsi setiap wilayah dalam DAS dan
mencakup aspek perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan ekosistem secara
berkelanjutan
1. Pengertian Daerah Aliran Sungai ( DAS )
Daerah Aliran Sungai ( DAS ) adalah suatu bentuk hamparan wilayah atau
kawasan yang dibatasi oleh pembatas punggung bukit (topografi) yang memiliki
fungsi mengumpilkan dan menerima air hujan, sedimen, dan unsur hara serta
mengalirkannya melewati anak-anak sungai dan akan keluar pada satu titik
tertentu.
2. Tujuan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai ( DAS )
Hubungan balik timbal antara kegiatan manusia dengan sumber daya alam
dan lingkungan DAS agar dapat terkendali guna menjaga kelestarian fungsi
lingkungan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam penerapannya di lapangan,
konsepsi tersebut memerlukan upaya yang tidak sederhana. Untuk itu diperlukan
adanya keterpaduan pengelolaan oleh semua sektor mulai dari  hulu sampai hilir
sungai dengan mempertimbangkan segala kondisi biofisik, kepentingan, dan
sosial ekonomi di dalam DAS.

16
3. Tipe konservasi Daerah Aliran Sungai ( DAS ) dapat dibagi menjadi 2 :
A. Konservasi DAS Hulu
a. Reboisasi
Daerah hulu Daerah Aliran Sungai ( DAS ) adalah sebuah
pegunungan dan pada umumnya berupa hutan lindung. Daerah ini adalah
daerah sumber mata air dan sebagai penahan erosi dan air hujan. Jika
daerah hulu sungai gundul maka saat hujan besar maka tidak akan ada
lagi vegetasi yang menahan aliran limpasan permukaan. Maka reboisasi
merupakan hal yang penting dilakukan.
b. Pelarangan Pembangunan
Daerah hulu sungai mutlak tidak boleh tersentuh oleh kegiatan
pembangunan industri maupun industri kimia. Limbah yang dihasilkan
di hulu sungai nanti akan mengalir sampai ke hilir dan membahayakan
penduduk.
c. Pelarangan Pertambangan
Kegiatan pertambangan di daerah hulu sungai akan merusakan
struktur permukaan tanah disana. Akibatnya adalah erosi yang merusak
dan memicu banjir bandang. Dan juga endapan material akan sampai di
hilir sungai dan membuat pendangkalan di hilir sungai.
B. Konservasi Hilir
1. Pengerukan Sungai  
Endapan lumpur sungai akan membuat kedalaman air sungai
akan berkurang. Hal ini akan membuat banjir sering terjadi saat musim
hujan karena volume air sungai berkurang. Pengerukan berkala adalah
kegiatan yang harus rutin dilakukan.
2. Aturan Pembangunan Rumah  
Sempadan sungai yang berjarak 10 m tidak boleh dibangun
pemukiman karena akan terjadi penyempitan lebar sungai. Aturan ini
harus dipatuhi agar bencana tidak terjadi di kemudian hari.
3. Aturan Buang Sampah  
Sungai-sungai di hilirsungai kini banyak berfungsi sebagai tong
sampah di kota besar. Masyarakat masih banyak yang tidak peduli
dengan hal ini dan ketika banjir terjadi maka yang disalahkan pasti
pemerintah padahal yang buang sampah ke sungai adalah masyarakat.

17
https://brainly.co.id/tugas/2573821#:~:text=Konservasi%20DAS
%20adalah%20upaya%2Dupaya,dan%20pemanfaatan%20ekosistem
%20secara%20berkelanjutan.

5. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( Perlindungan Dan Pelestarian Sumber Daya


Air )

A. Upaya Perlindungan Dan Pelestarian Sumber Daya Air I

1. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air.


a. Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air
dilakukan pada kawasan yang ditetapkan berdasarkan rencana pengelolaan
sumber daya air yang bersangkutan.
b. Kawasan yang berfungsi sebagai resapan air dan daerah tangkapan air
menjadi salah satu acuan dalam penyusunan dan pelaksanaan rencana tata
ruang wilayah.
c. Kementerian yang membidangi sumber daya air dan/atau pemerintah
daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya:
 menunjuk dan/atau menetapkan kawasan yang berfungsi sebagai
daerah resapan air dan daerah tangkapan air pada kawasan butir 2.
 menetapkan peraturan untuk melestarikan fungsi resapan air dan
daerah tangkapan air pada kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
 mengelola kawasan yang berfungsi sebagai daerah resapan air dan
daerah tangkapan air;
 menyelenggarakan program pelestarian fungsi resapan air dan daerah
tangkapan air pada kawasan butir2;
 melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian fungsi
resapan air dan daerah tangkapan air pada kawasan gambar dibawah.

18
2. Pengendalian pemanfaatan sumber air.
a. Pengendalian pemanfaatan sumber air dilakukan sesuai dengan ketentuan
pemanfaatan zona pada sumber air yang bersangkutan.
b. Pengendalian pemanfaatan sumber air dilakukan melalui pemantauan dan
pengawasan berdasarkan ketentuan pemanfaatan zona pada sumber air
yang bersangkutan.
c. Kementerian atau Kementerian yang terkait dengan bidang sumber daya
air dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya menyelenggarakan program pengendalian pemanfaatan sumber
air.

3. Pengisian air pada sumber air

19
a. Pengisian air pada sumber air dapat dilaksanakan, antara lain, dalam
bentuk:

 pengisian air dari suatu sumber air ke sumber air yang lain dalam satu
wilayah sungai atau dari wilayah sungai yang lain;

 pengimbuhan air ke lapisan air tanah (akuifer);

 peningkatan daya resap lahan terhadap air hujan di daerah aliran


sungai melalui penatagunaan lahan;

 pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca untuk meningkatkan curah


hujan dalam kurun waktu tertentu.

b. Bentuk lain dalam pelaksanaan pengisian air pada sumber air diatur
dengan peraturan Kementerian.

c. Kementerian yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau


pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
menyelenggarakan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pengisian
air pada sumber air pada butir 1 dan 2.

B. Upaya Perlindungan Dan Pelestarian Sumber Daya Air II

20
1. Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi
a. Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi dilakukan melalui:
 penetapan pedoman pembangunan prasarana dan sarana sanitasi;
 pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan pengumpul air
limbah pada kawasan perkotaan;
 pembuangan air limbah melalui jaringan pengumpul air limbah pada
kawasan perkotaan ke dalam sistem instalasi pengolah air limbah
terpusat;
 pembangunan sistem instalasi pengolah air limbah terpusat pada
setiap lingkungan;
 penerapan teknologi pengolahan air limbah yang ramah lingkungan

b. Pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada diatas diatur dengan


mekanisme perizinan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan.
2. Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan
dan pemanfaatan lahan pada sumber air.
b. Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan
pembangunan dan pemanfaatan lahan pada sumber air dilakukan melalui
pengaturan terhadap kegiatan pembangunan dan/atau pemanfaatan lahan
pada sumber air.
c. Perlindungan sumber air pada butir 1 dilakukan sesuai dengan ketetapan
pemanfaatan zona pada sumber air yang bersangkutan.
d. Penyelenggaraan perlindungan sumber air dilakukan oleh Kementerian
atau Kementerian yang terkait dengan bidang sumber daya air dan/atau
pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

21
3. Pengendalian pengolahan lahan di daerah hulu
b. Pengendalian pengolahan lahan di daerah hulu dilakukan untuk:
 mencegah longsor;
 mengurangi laju erosi tanah;
 mengurangi tingkat sedimentasi pada sumber air dan prasarana
sumber daya air; dan
 meningkatkan peresapan air ke dalam tanah.
c. Pengendalian pengolahan tanah pada butir 1 memperhatikan kaidah
konservasi dan tetap mempertahankan fungsi lindung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Upaya Perlindungan Dan Pelestarian Sumber Daya Air III

1. Pengaturan daerah sempadan sumber air


d. Pengaturan daerah sempadan sumber air dilakukan untuk mengamankan
dan mempertahankan fungsi sumber air serta prasarana sumber daya air.

22
e. Pengaturan daerah sempadan sumber air sebagaimana dimaksud pada
butir 1 berupa penetapan batas sempadan sumber air dan penetapan
pemanfaatan daerah sempadan sumber air.

f. Sempadan ditetapkan oleh Kementerian yang terkait dengan bidang


sumber daya air atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya setelah berkonsultasi dengan dewan atau wadah
koordinasi pengelolaan sumber daya air provinsi atau kabupaten/kota
yang bersangkutan.

2. Rehabilitasi hutan dan lahan


a. Kementerian yang terkait dengan bidang sumber daya air atau
pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
mempertahankan fungsi daerah sempadan sumber air.

b. Untuk mempertahankan fungsi daerah sempadan sumber air,


Kementerian yang terkait dengan bidang sumber daya air atau
pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya:
 mencegah pembuangan air limbah yang tidak memenuhi baku mutu,
limbah padat, dan/atau limbah cair;

23
 mencegah pendirian bangunan dan pemanfaatan lahan yang dapat
mengganggu aliran air, mengurangi kapasitas tampung sumber air
atautidak sesuai dengan peruntukannya

 melakukan revitalisasi daerah sempadan sumber air.

3. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian alam
a. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian
alam dilakukan untuk memberikan perlindungan terhadap kawasan di
bawahnya dalam rangka menjamin ketersediaan air tanah, air permukaan,
dan unsur hara tanah.

b. Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan pelestarian


alam pada butir 1 dilakukan oleh Kementerian yang bertanggung jawab
dibidang kehutanan atau pemerintah daerah sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

c. Kementerian yang bertanggung jawab dibidang kehutanan atau


pemerintah daerah, mengupayakan pemberdayaan masyarakat dalam
menjaga pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam, dan kawasan
pelestarian alam.

24
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/fe61d_Modul_Perlindungan_dan__Pelesta
rian_Sumber_Air.pdf

6. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( pengawetan air, pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air )

A. Pengawetan Air
Teknologi Pengawetan Air merupakan jawaban yang tepat untuk
mengatasi masalah, mudah, hemat biaya, hemat tenaga dan ramah lingkungan,
teknologi ini juga hemat dalam penggunaan air Teknologi pengawetan air bekerja
berdasarkan dua prinsip, yaitu:

25
1. sistem resirkulasi air dengan aerasi → Prinsip pertama ditujukan untuk
meningkatkan oksigen, mengurangi CO2, NH3, dan limbah organik.
2. manipulasi salinitas dan kesadahan air → Sedangkan prinsip kedua untuk
menambah garam-garam Na, CI, K dan Ca yang berkurang karena digunakan
Dengan kedua prinsip di atas, kualitas air akan tetap baik untuk kehidupan
dan air tidak perlu diganti dalam waktu 2-3 bulan, kecuali bila dianggap perlu.
Sistem ini cocok untuk digunakan pada budidaya ikan secara intensif terutama
didaerah dengan lahan dan air terbatas. Sudah kita ketahui bersama bahwa
masalah lingkungan timbul sebagai akibat dari ulah manusia itu sendiri . Manusia
dalam memanfaatkan sumber daya alam akan menimbulkan perubahan terhadap
ekosistem yang akan mempengaruhi kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
Pemanfaatan sumber daya alam yang melebihi ambang batas daya dukung lahan
dan tanpa memperhatikan aspek kelestariannya akan mendorong terjadinya erosi
dan longsor, seperti yang banyak terjadi sekarang ini. Akibat dari keadaan
tersebut menyebabkan terjadinya degradasi lahan, pendangkalan sungai , dan
terganggunya sistem hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS).
Menurut FAO masalah lingkungan di negara-negara berkembang sebagian besar
disebabkan karena eksploitasi lahan yang berlebihan, perluasan penanaman dan
penggundulan hutan (Reyntjes, Coen et.al. 1999). Bersamaan dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan industrialisasi, permasalahan penggunaan
lahan sudah umum terjadi . Pemikiran secara intuitif dalam penggunaan lahan
sudah sejak lama dilakukan , tetapi penggunaan secara lebih efisien dan dengan
perencanaan baru terwujud jelas setelah perang dunia I ( Sandy, 1980).
Sebagai sumber daya alam, air mempunyai multi fungsi sangat penting bagi
kehidupan. Tajuk air yang banyak dan berlapis-lapis yang ada di sungai maupun
rawa akan sangat membantu untuk menahan energi potensial air hujan yang jatuh
sehingga aliran air tidak terlalu besar , hal ini akan mengurangi kerusakan tanah ,
baik erosi percikan maupun erosi alur. Kondisi ini akan membantu kesuburan
tanah dan penyerapan air tanah. Yang berguna dan bermanfaat bagi makhluk
hidup di dunia. Upaya melindungi sumber air, saat ini mendapatkan perhatian
yang cukup serius dari pemerintah. Hal ini berangkat dari kesadaran masyarakat
dan pemerintah bahwa sumber air sebagai unsur lingkungan yang vital
merupakan salah satu.
1. Langka-langka dalam Pengawetan Air

26
a. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengawetan air yaitu:
 5 bh akuarium, masing-masing berukuran 60 cm X 35 cm X 40 cm.
 1 bh pipa sedimentasi 0 1/2 inchi.
 1 bh pipa suplai air 0 3/4 inchi.
 1 bh pompa (power head) 8 watt.
 2 bh bak filter, masing-masing berisi ijuk, arang dan zeolit.
b. Cara Kerja
 Air yang berisi limbah organik (sisa pakan dan kotoran ikan)
Dialirkan ke bak pengendapan. Dalam bak, partikel organik yang
berukuran besar dan tidak terlarut akan mengendap akibat adanya
perlambatan air. Endapan 60 cm, 40 cm, 35 cm, ini akan dibuang
secara teratur melalui saluran pembuangan yang ada didasar bak.
 Sementara limbah berukuran kecil yang tidak mengendap akan
diteruskan ke bak filter I. Dalam bak filter ini, air bergerak dari bawah
keatas. Kemudian lapisan ijuk akan menyaring limbah padat,
sedangkan lapisan arang dan zeolit akan mengikat kation ammonia.
Proses ini diulang pada bak filter II, sehingga air yang keluar menjadi
bersih dan bebas dari zat beracun.
 Pada akhir proses, air yang telah benar-benar bersih dialirkan kembali
oleh pompa ke dalam akuarium.
http://grayluciver.blogspot.com/2011/03/pengawetan-air.html
B. Pengelolaan kualitas Air
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai  peruntukannya untuk menjamin agar kualitas
air tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air dilakukan
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
Rencana pendayagunaan air adalah rencana yang memuat potensi pemanfaatan
atau penggunaan air, pencadangan air berdasarkan ketersediaannya, baik kualitas
maupun kuantitasnya, dan atau fungsi ekologis.
Mutu air adalah suatu kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji
berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan

27
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Klasifikasi mutu air ditetapkan
menjadi 4 (empat) kelas :

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut;
2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas.

28
Tabel 2. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas (lanjutan).

Keterangan :
Mg = milligram
Ug = microgram
Ml = milliliter
L = Liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methyne Blue Active Substance
ABAM = Air Baku untuk Air Minum
Logam berat merupakan logam terlarut.
Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk pH dan DO.
Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai
yang tercantum.
Nilai DO merupakan batas minimum.
Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termaksud, parameter tersebut
tidak dipersyaratkan.
Tanda < adalah lebih kecil atau sama dengan
Tanda < adalah lebih kecil
Baku mutu air  adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi,
atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang

29
ditenggang keberadaannya di dalam air. Tingkat kondisi mutu air yang
menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu
tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan
disebut status mutu air. Status mutu air ditetapkan untuk menyatakan :
1. kondisi cemar, apabila mutu air tidak memenuhi baku mutu air;
2. kondisi baik, apabila mutu air memenuhi baku mutu air.
C. Pengendalian pencemaran Air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Kemampuan air pada suatu sumber air,
untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut
menjadi cemar disebut daya tampung beban pencemaran . Air limbah adalah sisa
dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Sedangkan baku
mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah
unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan
dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
http://garasibiologi.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-kualitas-air-dan.html
Pencemaran air dapat memberikan dampak yang sangat merugikan
terhadap manusia, hewan maupun lingkungan serta ekosistem disekitarnya.
Pencemaran air dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, kerusakan lingkungan
serta terganggunya keseimbangan ekosistem.  Begitu besar dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran air terhadap kelangsungan makhluk hidup dan
ekosistem di permukaan bumi, sehingga tindakan pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air penting untuk dilakukan. Berikut ini akan
dijelaskan mengenai tindakan pencegahan dan penanggulangan pencemaran air,
agar air sebagai kebutuhan vital bagi makhluk hidup tetap terjaga kebersihannya.
1. Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan
pabrik.
Hal ini merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air
oleh nitrat dan fospat. Kompos dan pupuk organik di samping dapat
memulihkan kandungan mineral dalam tanah juga dapat memperbaiki
struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi
2. Pemanfaatan musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama.

30
Pemanfaatan musuh alami dan parasitoid lebih aman bagi lingkungan.
Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak menimbulkan residu
pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik sudah
dikembangkan di negara-negara maju. Disamping menghasilkan produk yang
aman bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik memiliki
nilai jual yang lebih tinggi.
3. Hindari penggunaan racun dan bahan peledak untuk menangkap ikan.
Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga
dapat berlangsung baik.
4. Jangan membuang limbah rumah tangga di sungai atau danau.
Sebaiknya kelola limbah rumah tangga dengan baik dan benar.
5. Kurangi penggunaan detergen.
Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat
terurai di alam secara cepat.
6. Pengolahan limbah cair dari pabrik/industri dengan benar.
Limbah cair dari pabrik sebaiknya disaring, diencerkan, diendapkan
dan dinetralkan dulu sebelum dibuang ke sungai.
7. Perencanaan AMDAL.
Pembangunan kawasan industri sebaiknya disertai dengan
perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
8. Kawasan industri harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Persyaratan untuk kawasan industri yaitu telah memiliki instalasi
pengolahan limbah, jauh dari pemukiman warga, serta seminimal mungkin
menghasilkan limbah.
9. Memiliki bak penampungan limbah (septi tank).
Rumah sakit dan peternakan sebaiknya memiliki bak penampungan
limbah (septi tank) untuk menampung limbah yang dihasilkan.
10. Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.
11. Pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak lepas pantai dan
kebocoran tanker minyak.
Mengupayakan pencegahan kebocoran instalasi pengeboran minyak
lepas pantai, kebocoran tanker minyak yang dapat menimbulkan tumpahan

31
minyak di laut. Jika terjadi tumpahan minyak di pantai harus segera
dibersihkan sebelum menimbulkan dampak lebih luas.
12. Gerakan penghijauan, reboisasi, pembuatan jalur hijau, mempertahankan
areal resapan air.
Melakukan gerakan penghijauan, reboisasi, pembuatan jalur hijau,
mempertahankan areal resapan air pada kawasan-kawasan penyangga untuk
mencegah terjadinya banjir.
13. Pembuatan sengkedan dan terasering pada lahan miring.
Pembuatan sengkedan dan terasering pada lahan miring juga dapat
memperkecil laju erosi, yang akhirnya dapat mengurangi tingkat pencemaran
karena erosi lapisan tanah.

Gambar 1 Diagram proses pengolahan air limbah rumah tangga (domistik) dengan
proses biofilter anaerob-aerob
https://ilmulingkungan.com/tindakan-pencegahan-dan-penanggulangan-
pencemaran-air/

32
7. Pendayagunaan Sumber Daya Air

Pendayagunaan sumberdaya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,


penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumberdaya air secara optimal,
berhasilguna dan berdayaguna.
Pendayagunaan sumber daya air dilakukan melalui kegiatan penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air dengan
mengacu pada pola pengelolaan sumber daya air yang ditetapkan pada setiap wilayah
sungai.
Pendayagunaan sumber daya air ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya
air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok
kehidupan masyarakat secara adil.
Pendayagunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud di atas dikecualikan
pada kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.
Pendayagunaan sumber daya air diselenggarakan secara terpadu dan adil, baik
antarsektor, antarwilayah maupun antarkelompok masyarakat dengan mendorong pola
kerja sama.
Pendayagunaan sumber daya air didasarkan pada keterkaitan antara air hujan,
air permukaan, dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan.
Setiap orang berkewajiban menggunakan air sehemat mungkin. Pendayagunaan
sumber daya air dilakukan dengan mengutamakan fungsi sosial untuk mewujudkan
keadilan dengan memperhatikan prinsip pemanfaat air membayar biaya jasa
pengelolaan sumber daya air dan dengan melibatkan peran masyarakat.

8. Pendayagunaan Sumber Daya Air ( penyediaan dan penggunaan sumber daya


air )

A. Penyediaan Sumber Daya Air.


Penyediaan sumber daya air dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air
untuk berbagai keperluan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya. Penyediaan
sumber daya air untuk setiap wilayah sungai dilaksanakan sesuai dengan
penatagunaan sumber daya air yang ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat, sanitasi lingkungan, pertanian, industri, dan jenis penggunaan
lainnya.

33
Penggunaan sumber daya air dimaksudkan untuk memanfaatkan sumber daya air
dan prasarananya, seperti pemanfaatan sungai untuk transportasi air, maupun
pemanfaatan air untuk rumah tangga, pertanian dan industri. Pengunaan sumber
daya air ini dilaksanakan sesuai dengan penatagunaan dan rencana penyediaan
sumber daya air yang telah ditetapkan dalam perencanaan pengelolaan sumber
daya air di wilayah sungai yang bersangkutan.
1. Penyediaan Air Irigasi
a. Pengelolaan Air Irigasi
 Prinsip-prinsip pengelolaan air irigasi antara lain meliputi :
 Irigasi diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan
pemanfaatan air secara menyeluruh, guna meningkatkan
kesejahterean petani

 Irigasi berfungsi untuk meningkatkan produktifitas lahan untuk


mencapai hasil pertanian yang optimal

 Pengelolaan air irigasi diselenggarakan dengan mengutamakan


kepentingan petani, dan menempatan petani dan P3A sebagai pelaku
utama kegiatan

 Pengelolaan air irigasi dilaksanakan dengan mengoptimalkan


pemanfaatan air permukaan dan air tanah secara terpadu

 Pengelolaan air irigasi dilaksanakan dengan satu sistem irigasi dan


satu sistem pengelolaan, dengan memperhatikan kepentingan
pengguna air lainnya di bagian hilir, tengah dan hulu

 Keberlanjutan sistem irigasi dilaksanakan dengan keandalan air


irigasi dan prasarana irigasi yang memadai.
b. Pola Pengaturan Air Irigasi
 Pola pengaturan air irigasi meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
 Hak Guna Air Irigasi
- Diberikan oleh Bupati/Walikota, Gubernur, atau Menteri
Pekerjaan Umum, sesuai dengan kewenangannya kepada
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) tingkat daerah irigasi,

34
badan hukum, badan sosial, perorangan dan pemakai air irigasi
untuk keperluan lainnya, dalam bentuk izin pengambilan air
selama 5 tahun, dan dapat diperpanjang.

- Diberikan terutama untuk kepentingan pertanian dengan


memperhatikan usaha lainnya, berdasarkan ketersediaan dan
kebutuhan air pada daerah pelayanan tertentu.
 Penyediaan Air Irigasi
- Diarahkan untuk mencapai hasil pertanian yang optimal dengan
tetap memperhatikan kepentingan lainnya, melalui optimalisasi
penyediaan air irigasi.

- Penyediaan air untuk mengatasi kekurangan air irigasi pada


lahan tertentu dapat dilakukan dengan pompanisasi, sesuai hak
guna air yang berlaku, serta kebutuhan dan kemampuan
masyarakat, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

- Bila ketersediaan air terbatas, maka diperlukan adanya


penyesuaian alokasi air bagi para pemegang hak guna air secara
adil dan seimbang.
 Pembagian dan Pemberian Air Irigasi
- Rencana pembagian air ditetapkan setiap tahun atas dasar
musyarawah antara P3A dan pemakai air, lainnya melalui suatu
forum koordinasi

- Pembagian air irigasi ditetapkan sesuai dengan rencana


pembagian berdasarkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan
musyawarah diantara pihak terkait

- Kelebihan air irigasi di suatu daerah irigasi, dapat dimanfaatkan


untuk keperluan tanaman diluar lahan yang telah ditetapkan

- Bila diperkirakan debit air irigasi tidak mencukupi kebutuhan,


P3A menetapkan prioritas air irigasi sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.

35
- Pembagian dan pemberian air, tidak mengurangi kewajiban
P3A untuk memberikan air irigasi guna keperluan rumah tangga
dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari

- Pemberian air irigasi ke petak tersier harus dilakukan melalui


bangunan sadap, dan untuk pencatatan pembagian dan
pemberian air, maka bangunan bagi dan bangunan sadap
tersebut dilengkapi alat ukur debit, atau papan duga.
 Penggunaan Air Irigasi
- Hanya diperkenankan dengan mengambil air dari saluran tersier
atau saluran kuarter, pada tempat pengambilan yang telah
ditetapkan

- Penggunaan air irigasi untuk tanaman industri harus memdapat


persetujuan dari P3A.
 Drainase
- Jaringan drainase merupakan satu kesatuan dengan jaringan
irigasi, dan berfungsi membuang/mengalirkan air irigasi dari
petak sawah kembali ke sumbernya, sehingga kualitasnya harus
sesuai dengan persyaratan tertentu.

- P3A dan masyarakat harus menjaga dan memelihara


keberlangsungan fungsi jaringan drainase
c. Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi
 Kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi meliputi aspek-
aspek:
 Wewenang, Tugas Dan Tanggung Jawab
- P3A mempunyai yang wewenang tugas dan tanggung jawab
melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, harus
melakukan koordinasi dengan para pemakai air lainnya, melalui
forum koordinasi daerah irigasi. Dalam pelaksanaannya akan
dibantu dan difasilitasi oleh pemerintah daerah, sesuai dengan
asas kemandirian

36
- Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi milik badan hukum,
badan sosial, perorangan, dan pemakai air irigasi untuk
keperluan lainnya, menjadi tanggung jawab pihak-pihak yang
bersangkutan.
 Pengamanan Jaringan Irigasi
- Pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi bertanggung jawab melakukan
pengamanan jaringan irigasi untuk menjamin kelangsungan
hidupnya

- Untuk keperluan pengamanan jaringan irigasi, perlu ditetapkan


garis sempadan yang diukur dari batas luar saluran dan atau
bangunan irigasi dimaksud, dan untuk menghindari kehilangan
air, dilarang membuat galian pada jarak tertentu dari garis
sempadan tersebut

- Untuk pengamanan jaringan irigasi tidak diperbolehkan


mendirikn, mengubah, atau membongkar bangunan lain yang
berada di dalam, di atas, ataupun yang melintasi saluran irigasi,
tanpa izin dari yang berwenang.
 Rehabilitasi dan Peningkatan Jaringan Irigasi
- P3A mempunyai wewenang tugas dan tanggung jawab dalam
melakukan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi di
wilayah kerjanya. Dan dalam pelaksanaannya akan dibantu dan
difasilitasi oleh pemerintah daerah, sesuai permintaan dan
dengan asas kemandirian.

- Rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi milik badan


hukum, badan sosial, perseorangan, dan pemakai air irigasi
untuk keperluan lainnya, menjadi tanggung jawab pihak-pihak
yang bersangkutan.

- Perubahan dan atau pembongkaran jaringan irigasi yang dapat


merubah bentuk dan fungsi jaringan irigasi haus mendapat izin
dari yang berwenang.

37
2. Penyediaan Air Rumah Tangga
a. Sistem Air Bersih
 Meliputi komponen-komponen sebagai berikut:
 Eksploitasi Sumber Daya Air, sumber daya air yang dieksploisasi
untuk air baku air bersih, berasal dari air permukaan seperti air
sungai, air waduk ataupun air danau, serta air tanah, melalui
pemompaan atau sumur gali.

 Pengolahan Air Baku, pengolahan air baku untuk memenuhi standar


kualitas air bersih, dilakukan melalui proses :
- Pembersihan air baku dari partikel-partikel yang ada, melalui
proses sedimentation, flocculation, filtration, dan sebagainya

- Pengontrolan bakteri air, melalui proses disinfection, ultra


violet ray, ozon treatment, dan sebagainya

- Rekomposisi kimia air, melalui proses aeration, iron and


manganese removal, carbon activated, dan sebagainya.
 Penampungan, meliputi penampungan untuk bahan baku air yang
berasal dari sungai, waduk, ataupun danau, serta penampungan air
bersih yang telah diolah sebelun didistribusikan ke pelanggan.

 Transmisi, merupakan pipa/jalur transmisi air baku dari lokasi


sumber air baku ke lokasi penampungannya, serta transmisi air
bersih dari lokasi penampungan ke jaringan distribusi air bersih.

 Jaringan Distribusi, untuk mendistribusikan dan memberikan


pelayanan air bersih kepada pelanggan, terdiri atas sistem jaringan
pipa, sistem penampungan air bersih (storage), pompa, fitting,
control, dan valve.
d. Kebutuhan Air Bersih.
 Air Domestik Kebutuhan air domestik untuk keperluan rumah
tangga ditentukan oleh besarnya jumlah penduduk dan besarnya
konsumsi air bersih per kapita. Estimasi jumlah penduduk dimasa
mendatang merupakan unsur utama dalam menentukan kebutuhan

38
air domestik, dan ini dapat dihitung dengan memperhatikan jumlah
penduduk pada saat ini dan kecenderungan peningkatannya pada
beberapa tahun terakhir, yang dalam hal ini dipengaruhi pula oleh
pengembangan tata uang di wilayah tersebut. Besarnya tingkat
konsumsi air bersih per kapita, sangat dipengaruhi oleh taraf hidup
dan pola hidip masyarakat, di daerah perkotaan tingkat konsumsi air
bersih relatif lebih besar dari pada di daerah perdesaan. Sebagai
gambaran tingkat konsumsi air bersih di DKI Jakarta saat ini
mencapai 160 lt/capita/hari.

 Air Non Domestik Kebutuhan air non domestik meliputi kebutuhan


air bersih untuk kegiatan komersial, kegiatan industri, dan
kebutuhan air untuk instansional dan sosial. Kebutuhan air untuk
kegiatan komersial, cenderung selalu mningkat sesuai dengan
meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat dan perubahan tata
ruang, yang diperkirakan mencapai 20 - 25 % dari total produksi air
bersih. Kebutuhan air untuk industri dimasa mendatang sulit dapat
diperkirakan secara akurat, karena terdapatnya berbagai jenis dan
ragam industri, baik yang dikelola oleh industri bear dan menengah,
maupun oleh industri rumah tangga dan industri rumah tangga,
namun estimasi sekitar 3 % dari total produksi air bersih dapat
dipakai sebagai assumsi perhitungan yang memadai. Sedangkan
besarnya kebutuhan air bersoih untuk kegiatan instansional dan
sosial, seperti rumah sakit, sekolah, gedung pemerintah, sangat
dipengaruhi oleh perubahan tata guna lahan dan kepadatan
penduduk, namun estimasi 5 % dari total produksi air bersih cukup
representatif.

 Kebocoran Air Kebocoran air merupakan salah satu faktor utama


dalam penyediaan kebutuhan air yang perlu mendapat perhatian,
baik untuk domestik maupun untuk non-domestik, karena
besarannya yang cukup signifikan. Di negara berkembang seperti di
Indonesia besarnya kebocoran air dapat mencapai 30 - 40 % dari
total produksi air bersih. Untuk itu dalam menentukan kebutuhan air

39
bersih maka analisis tingkat kebocoran air perlu dilakukan.
Kebocoran air dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah
air bersih yang di produksi oleh produsen air bersih , dengan jumlah
air yang dapat terjual kepada konsumen/pelanggan sesuai dengan
yang tercatat pada meter-meter air pelanggan. Terdapat dua jenis
kehilangan air pada sistem suplesi air bersih, yaitu:
- Kebocoran fisik, berupa kehilangan air secara fisik yang
disebabkan oleh adanya kebocoran air di jaringan pipa, air
reservoar yang melimpas keluar, penggunaan air untuk
pemadam kebkaran, pencucian jalan, pembilasan pipa/saluran,
dan pelayanan air bersih lainnya tanpa meter, serta terjadinya
sambungan air bersih yang ilegal/tidak tercatat.

- Kebocoran administrasi, berupa kebocoran sejumlah air bersih


secara administratif, antara lain karena pemasangan meter air
tanpa registrasi, kesalahan dalam sistem pembacaan,
pengumpulan dan pembuatan rekening pembayaran air, serta
kasus-kasus KKN yang berpengaruh baik langsung maupun
tidak langsung terhadap besarnya kehilangan air.
3. Pengelolaan Sistem Drainase
a. Fungsi Drainase
Air hujan yang jatuh di suatu daerah perlu dialirkan atau dibuang
agar tidak terjadi genangan air atau banjir, dengan cara membuat
saluransaluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di
permukaan tanah. Dengan demikian fungsi drainase adalah:
 Membebaskan suatu daerah dari genangan-genangan air
 Memperkecil resiko kesehatan lingkungan, karena bebas dari
malaria dan penyakit lainnya

 Dapat dimanfaatkan untuk pembuangan air rumah tangga


b. Sistem Drainase
Sistem drainase di wilayah perkotaan dapat dibedakan atas sistem
drainase utama dan sistem drainase mikro.

40
 Sistem drainase utama, adalah sistem saluran yang menampung dan
mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan, dan
menampung aliran dalam skala besar dan luas, sehingga disebut pula
sistem drainase utama. Sistem drainase ini pada umumnya terdiri
atas saluran drainase primer dan sekunder, merupakan penghubung
antara saluran drainase mikro dan saluran pengendalian banjir, dan
mempunyai debit rencana dengan periode ulang 5 - 10 tahun.

 Sistem drainase mikro, adalah sistem saluran yang menampung dan


mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan di daerah perkotaan.
Termasuk dalan sistem drainase mikro adalah saluran sepanjang sisi
jalan, sekitar bangunan dan gorong-gorong, dengan dimensi dan
debit yang ditampung relatif tidak besar. Sistem drainase ini pada
umumnya merupakan saluran drainase tersier dan kuarter, baik
berupa saluran terbuka maupun saluran tertutup, direncanakan untuk
hujan dengan periode ulang 2 - 5 tahun.
c. Bangunan Drainase Dan Pelengkapannya
 Bangunan drainase, adalah bangunan yang terdapat pada sistem
drainase dapat dibedakan atas bangunan struktur dan bangunan non
struktur.Bangunan struktur adalah bangunan pasangan yang disertai
perhitungan kekuatan, seperti bangunan rumah pompa, tembok
penahan tanah, jembatan, dan bangunan terjunan yang tingg.
Sedangkan bangunan non struktur merupakan bangunan pasangan
yang tidak disertai perhitungan kekuatan, seperti saluran kecil,
tembok talud saluran, man hole kecil, street inlet, dan saluran tanah,

 Bangunan pelengkap, merupakan bangunan pelengkap yang terdapat


pada sistem drainase dengan fungsi-fungsi tertentu, seperti inlet,
man hole, gorong-gorong, bangunan terjun, siphon dan saluran got
miring.
B. Penggunaan Sumber Daya Air
Penggunaan sumberdaya air adalah pemanfaatan sumberdaya air dan
prasarananya sebagai media dan atau materi. Pelaksanaannya sesuai dengan :
penatagunaan dan rencana penyediaan sumber daya air yang telah ditetapkan

41
dalam rencana pengelolaan sumber daya air wilayah sungai bersangkutan.
Penggunaan air untuk : memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari yang dilakukan
melalui prasarana SDA harus dengan persetujuan dari pihak yang berhak atas
prasarana yang bersangkutan. Apabila dalam penggunaannya menimbulkan
kerusakan pada sumber air, yang bersangkutan WAJIB mengganti kerugian.
Setiap orang/badan usaha dalam penggunaan air berupaya menggunakannya
secara: daur ulang dan menggunakan kembali air. Dalam keadaan memaksa
(bersifat darurat), Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah mengatur dan
menetapkan penggunaan sumber daya air untuk : kepentingan konservasi, (misal:
penggelontoran sumber air di perkotaan dg tingkat pencemaran sangat tinggi),
persiapan pelaksanaan konstruksi, (misal: mengatasi kerusakan mendadak pada
prasarana SDA), pemenuhan prioritas penggunaan sumber daya air. (misal:
pemenuhan kebutuhan air minum saat kekeringan).

9. Pendayagunaan Sumber Daya Air ( pengembangan dan pengusahaan sumber


daya air )

A. Pengembangan Sumber Daya Air


Pengembangan sumberdaya air adalah upaya peningkatan kemanfaatan
fungsi SDA guna memenuhi kebutuhan air baku untuk: rumah tangga, pertanian,
industri, pariwisata, pertahanan, pertambangan, ketenagaan, perhubungan, dan
untuk berbagai keperluan lainnya (kegiatan konstruksi). Pelaksanaan
pengembangan SDA tanpa harus merusak lingkungan. Diselenggarakan
berdasarkan rencana pengelolaan SDA dan RTRW yang telah ditetapkan dengan
mempertimbangkan : Daya dukung SDA, Kekhasan dan aspirasi daerah dan
masyarakat setempat, Kemampuan pembiayaan, dan Kelestarian keanekaragaman
hayati dalam SDA. Pelaksanaannya dilakukan melalui konsultasi publik, dengan
tahapan survei, investigasi, perencanaan, serta berdasarkan pada kelayakan teknis,
lingkungan hidup, dan ekonomi. Potensi dampak yang mungkin timbul akita

42
pelaksanaan pengembangan SDA harus ditangani secara tuntas dengan
melibatkan berbagai pihak yang terkait pada tahap perencanaan. Jenis
Pengembangan SDA : Air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber air
permukaan lainnya. Yang dimaksud dengan sumber air permukaan lainnya,
antara lain, situ, embung, ranu, waduk, telaga. dan mata air (spring water) : Air
tanah pada cekungan air tanah, Air hujan, Air laut yang berada di darat.
1. Air Permukaan
Pengembangan air permukaan pada sungai, danau, rawa, dan sumber
air permukaan lainnya dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik dan
fungsi sumber air yang bersangkutan
2. Air Tanah
Merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas
dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya
sulit dilakukan. Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah dilakukan
secara terpadu dalam pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai
dengan upaya pencegahan terhadap kerusakan air tanah.
3. Air Hujan
Pengembangan Fungsi Dan Manfaat Air Hujan. Dilakukan dengan
mengembangkan Teknologi Modifikasi Cuaca. Teknologi Modifikasi Cuaca :
upaya dengan cara memanfaatkan parameter cuaca dan kondisi iklim pada
lokasi tertentu untuk tujuan meminimalkan dampak bencana alam akibat iklim
dan cuaca. Pemanfaatan awan dengan teknologi modifikasi cuaca dapat
dilaksanakan oleh Badan usaha dan perseorangan setelah memperoleh izin dari
Pemerintah.
4. Air Laut
Pengembangan Fungsi Dan Manfaat Air Laut. Dilakukan dengan
memperhatikan fungsi lingkungan hidup, untuk keperluan usaha tambak dan
sistem pendinginan mesin. Badan usaha dan perseorangan dapat melakukan
usaha pengembangan air laut setelah memperoleh izin pengusahaan sumber
daya air dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. Pemenuhan Kebutuhan
Air Baku Untuk Air Minum Rumah Tangga Dilakukan dengan
mengembangkan sistem penyediaan air minum. Menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Penyelenggaranya : Badan usaha miliki
negara dan atau badan usaha milik daerah. Dapat melibatkan Kopersi, badan

43
usaha swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraannya. Tujuan pengaturan
pengembangan sistem penyediaan air minum : terciptanya pengelolaan dan
pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau,
tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan penyedia jasa
pelayanan, dan meningkatnya efisiensi dan cakupan pelayanan air minum.
Pengaturan pengembangan sistem penyediaan air minum diselenggarakan
secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi. Untuk
mencapai tujuan pengaturan pengembangan system penyediaan air minum dan
sanitasi, Pemerintah dapat membentuk badan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada menteri yang membidangi sumber daya air.
Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Untuk Pertanian. Dilakukan dengan
Pengembangan Sistem Irigasi. Pengembangan Sistem Irigasi (primer dan
sekunder) merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah, dengan
ketentuan: Lintas provinsi > Pemerintah, Lintas Kabupaten/Kota >Pemerintah
Provinsi, Utuh pada satu kabupaten/kota > Pemerintah Kabupaten/Kota ybs.
Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab
perkumpulan petani pemakai air, dengan kewenangan dan tanggung jawab
tetap pada pemerintah. Pengembangan sistem irigasi primer dan sekunder
dapat dilakukan oleh perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya, atas supervisi pemerintah dan
melibatkan masyarakat. Pengembangan Sda Utk Industri & Pertambangan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air baku dalam proses pengolahan
dan/atau eksplorasi. Pengembangan Sda Utk Keperluan Ketenagaan, keperluan
ketenagaan misalnya menggunakan air sebagai penggerak turbin pembangkit
listrik atau sebagai penggerak kincir. Dilakukan untuk memenuhi keperluan
sendiri dan untuk diusahakan lebih lanjut. Memenuhi keperluan sendiri adalah
penggunaan tenaga yang dihasilkan hanya dimanfaatkan untuk melayani
dirinya sendiri/kelompoknya sendiri, sedangkan untuk diusahakan lebih lanjut
adalah penggunaan tenaga yang dihasilkan tidak hanya untuk keperluan sendiri
tetapi dipasarkan kepada pihak lain. Pengembangan Sda Air Utk Perhubungan,
dilakukan pada sungai, danau, waduk, dan sumber air lainnya. Contoh
Pengembangan sumber daya air untuk perhubungan antara lain untuk media
transportasi misalnya untuk lalu lintas air dan pengangkutan kayu melalui
sungai.

44
Dampak dampak yang timbul akibat dilaksanakan pengembangan
sumber daya air harus ditangani secara tuntas dengan melibatkan berbagai
pihak pada tahap penyusunan rencana, dan salah satu upaya penanganan
dampak yang timbul pada aspek-aspek sosial adalah melalui konsultasi publik
dengan menyerap aspirasi masyarakat melalui dialog dan musyarawah,
sehingga dapat mendorong terlaksananya transparansi dan partisipasi dalam
pengambilan keputusan yang lebih adil.
Penyelenggaraan pengembangan sumber daya air didasarkan atas
rencana pengelolaan sumber daya air dan rencana tata ruang wilayah yang
telah ditetapkan, dengan mempertimbangkan:
a. Daya dukung sumber daya air
b. Kekhasan dan aspirasi daerah dan masyarakat setempat, yang bersift
positif dan produktif, serta tidak bertentangan dengan peraturan
perundangan, seperti:
 Kelembagaan masyarakat pemakai air untuk irigasi, seperti subak di
Bali, mitra cai di Jawa Barat

 Kelembagaan penyelenggaraan pemerintahan, seperti desa adat,


masyarakat hukum adat
c. Kemampuan pembiayaan
d. Kelestarian keanekaragaman hayati pada sumber air

 Penyelenggaraan pengembangan sumber daya air meliputi kegiatan:

a. Pengembangan sistem penyediaan air minum untuk pemenuhan kebutuhan


air baku untuk air minum rumah tangga, dengan tujuan:
 Terciptanya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas
dengan harga yang terjangkau
 Tercapainya kepentingan yang seimbang antara konsumen dan
penyedia jasa pelayanan
 Meningkatkan efisiensi dan cakupan pelayanan air minum
e. Pengembangan sistem irigasi untuk pemenuhan kebutuhan air baku untuk
pertanian, baik irigasi air permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi tambak

45
f. Pengembangan fungsi dan manfaat air hujan, misalnya untuk
meminimalkan bencana alam akibat iklim dan cuaca, seperti banjir dan
kekeringan
g. Pengembangan fungsi dan manfaat air laut yang berada didarat, misalnya
untuk usaha tambak atau sistem pendinginan mesin
h. Pengembangan untuk industri dan pertambangan, antara lain memenuhi
kebutuhan air baku untuk proses produksi, pengolahan, atau eksploitasi
i. Pengembangan untuk keperluan ketenagaan, antara lain penggunaan daya
air untuk pengerak turbin pembangkit listrik atau sebagai pengerak kincir
j. Pengembangan untuk perhubungan, antara lain penggunaan sumber daya
air untuk transportasi, seperti lalu lintas air, pengangkutan kayu melalui
sungai
e. Pengusahaan Sumber Daya Air
Pengusahaan Sumber Daya Air adalah upaya pemanfaatan Sumber Daya
Air untuk memenuhi kebutuhan usaha.
Untuk itu dalam pengusahaan sumber daya air harus memperoleh izin dari
yang berwenang. Izin Pengusahaan Sumber Daya Air adalah izin untuk
memperolehdan/atau mengambil Sumber Daya Air Permukaan untuk melakukan
kegiatan usaha, dan Izin Pengusahaan Air Tanah adalah izin untuk memperoleh
dan/atau mengambil Air Tanah untuk melakukan kegiatan usaha.
Izin pengusahaan sumber daya air dapat diberikan setelah memperoleh
rekomendasi Teknis dari pengelola sumber daya air setempat. Rekomendasi
Teknis adalah persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam pemberian izin.

 Pengusahaan Sumber Daya Air diselenggarakan dengan memperhatikan


prinsip:

1. tidak mengganggu, mengesampingkan, dan meniadakan hak rakyat atas Air;

2. perlindungan negara terhadap hak rakyat atas Air;

3. kelestarian lingkungan hidup sebagai salah satu hak asasi manusia;


d.pengawasan dan pengendalian oleh negara atas Air bersifat mutlak;

46
4. prioritas utama pengusahaan atas Air diberikan kepada badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah; dan

5. pemberian Izin Pengusahaan Sumber Daya Air dan Izin Pengusahaan Air
Tanah kepada usaha swasta dapat dilakukan dengan syarat tertentu dan ketat
setelah prinsip sebagaimana prinsip-prinsip di atas dipenuhi dan masih
terdapat ketersediaan Air.
Pemberi izin pengusahaan air harus memperhatikan bahwa Pengusahaan
Sumber Daya Air ditujukan untuk meningkatkan kemanfaatan Sumber Daya Air
bagi kesejahteraan rakyat.
https://simantu.pu.go.id/epel/edok/ad7ae_Modul_4_Pendayagunaan__Sumber_D
aya_Air.pdf

BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan

1. Konsep dan lingkup sumber daya air adalah untuk menyelesaikan permasalahan
persediaan air, pemanfaatan air dan pengendalian daya rusak air. Pengembangan
Sumber Daya Air erat sekali hubungannya dengan Hidrologi, Hidrolika dan
Pengelolaan DAS.

47
2. Air ( H2O ) merupakan keutuhan pokok bagi manusia. Kita mampu bertahan
hidup tanpa makanan dalam beberapa minggu, namun tanpa air kita akan mati
dalam beberapa hari saja.

Nilai Air :
NA = f (t, s) KETIDAKPASTIAN
NA = nilai air
f(t) = fungsi waktu (time, temporal)
= pagi, siang, sore, malam, jam, hari, bulan, tahun, periode
f(s) = fungsi ruang (spatial)
= daerah (zonase), kota, propinsi, negara, DAS, DI

3. sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

4. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( DAS ) adalah  upaya-upaya pelestarian


lingkungan yang didasari pada peran dan fungsi setiap wilayah dalam DAS dan
mencakup aspek perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan ekosistem secara
berkelanjutan.
a. Perlindungan
b. Pelestarian Sumber Daya Air
5. Konservasi Daerah Aliran Sungai ( DAS ) adalah  upaya-upaya pelestarian
lingkungan yang didasari pada peran dan fungsi setiap wilayah dalam DAS dan
mencakup aspek perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan ekosistem secara
berkelanjutan.
a. pengawetan air
b. pengelolaan kualitas air
c. pengendalian pencemaran air
6. Pendayagunaan sumberdaya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumberdaya air secara optimal,
berhasilguna dan berdayaguna.
a. Penyediaan
b. penggunaan sumber daya air

48
7. Pendayagunaan sumberdaya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumberdaya air secara optimal,
berhasilguna dan berdayaguna.
a. Pengembangan
b. pengusahaan sumber daya air

B. Saran
Kammi menmbuat makalah ini agar dapat bermanfaat dan memberikan
kesadaran dalam menjaga dan memelihara kelestarian sumber daya air yang ada di
lingkungankita
Masukkan dan kritikan kami perlukan untuk memperbaiki makalah yang kami buat.

DAFTAR PUSTAKA

https://darmadi18.files.wordpress.com/2011/03/materi-psda-s1.pdf

284879694-makalah-sumber-sumber-air.pdf

49
https://brainly.co.id/tugas/2573821#:~:text=Konservasi%20DAS%20adalah%20upaya
%2Dupaya,dan%20pemanfaatan%20ekosistem%20secara%20berkelanjutan.

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/fe61d_Modul_Perlindungan_dan__Pelestarian_Sumber
_Air.pdf

http://grayluciver.blogspot.com/2011/03/pengawetan-air.html

http://garasibiologi.blogspot.com/2013/05/pengelolaan-kualitas-air-dan.html

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/ad7ae_Modul_4_Pendayagunaan__Sumber_Daya_Air.
pdf

50

Anda mungkin juga menyukai