Disusun Oleh :
MSDA 1
Kata Pengantar
Penulis,
Alief Rizky Pratama
MSDA 2
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................ 2
MSDA 3
BAB I
Pendahuluan
MSDA 4
menyeluruh. Diperlukan adanya pengelolaan sumber daya air yang terarah
dan sesuai dengan keadaan serta potensi sumber daya air yang ada.
Tiap zaman pengelolaan tentang sumber daya air terus berubah
disesuaikan dengan kondisi, kemampuan, dan kebutuhan sumber daya air
pada masa terkait. Hal ini menimbulkan perubahan paradigma yang
bekerja dalam memanajemen sumber daya air. Perubahan paradigma yang
terjadi juga disebabkan oleh tuntutan efisiensi dan membenahi
permasalahan yang kompleks dalam pengelolaan sumber daya air.
Penyesuaian pradigma sesuai perkembangan zaman ditujukan untuk
mendapatkan pengelolaan yang terpadu dan optimal dalam menjamin
kebutuhan sumber daya air. Jika hal itu dapat dicapai maka sifat optimasi
dapat terpenuhi dalam manajemen sumber daya air.
Optimasi sumber daya air harus selalu dikoreksi mengingat
semakin berkembangnya zaman dan peradaban manusia permintaan akan
sumber daya air turut meningkat. Kini tak hanya kebutuhan irigasi dan air
minum saja tetapi dapat merambah kepada hal lain mulai dari sosial,
politik, ekonomi, budaya, pertahanan, dan keamanan. Sebagaimana
cakupan sumber daya air pada ilmu pendukung lain yang sangat besar
maka diperlukan juga kajian mengenai pengelolaan sumber daya air pada
tiap-tiap bidang yang turut menyokong manajemen sumber daya air.
1.3. Tujuan
a. Menjabarkan sejarah singkat perkembangan dan pemanfaatan
manajemen sumber daya air di Indonesia.
MSDA 5
b. Menjelaskan tujuan perubahan paradigma terkait manajemen
sumber daya air dalam pemenuhan kebutuhan tiap zaman.
c. Menjelaskan peran serta ilmu-ilmu pendukung manajemen sumber
daya air.
BAB II
Pembahasan
MSDA 6
Konservasi sumber daya air pada masa kerajaan dapat
diambil contoh dari Kerajaan Majapahit. Dalam waktu antara tahun
1293-1500 masehi penguasa Majapahit membangun sejumlah
waduk, kolam buatan, kanal, saluran air kecil, bak air, dan sumur.
Hal itu termaktub dalam Prasasti Kandangan yang bertarikh
1350.Salah satu pembangunan waduk yang terkenal adalah Candi
Tikus. Disebut candi karena di tengah-tengah waduk berdiri suatu
candi. Bangunan tersebut berfungsi sebagai bendungan dan
simbolisasi gunung Semeru yang mengucurkan air dari puncak.
Selain membangun fasilitas-fasilitas tersebut, Majapahit juga
membentuk satuan pengelola air yang disebut huluair.
MSDA 7
sesudah kemerdekaan ketentuan-ketentuan yang meregulasi
pengelolaan sumber daya air tersebut masih diberlakukan dengan
aturan peralihan UUD 1945.
MSDA 8
penyelenggaraan pengairan. Terbitnya UU tersebut merupakan
prestasi tersendiri karena pada waktu itu belum banyak negara
memiliki UU tentang air seperti yang telah dibuat di Indonesia.
MSDA 9
Pemeliharaan, Operasi, dan Rehabilitasi) yang masing-masing
dijelaskan sebagai berikut (Basuki, 2021) :
MSDA 10
2.2. Perubahan Paradigma Terkait Manajemen Sumber Daya Air
Menyadari peliknya permasalahan sumberdaya air, pemerintah
menyadari perlunya dilakukan reformasi kebijakan dengan menggunakan
kerangka-kerangka kelembagaan yang lebih efektif, memperbaiki sistem
perencanaan dan pengelolaan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
pemanfaat sehingga mampu menghadapi tantangan-tantangan sekarang
dan masa depan. Perubahan paradigma dilaksanakan dengan cara
merumuskan kembali asas, visi, dan misi pembangunan sumberdaya air
yang didasarkan pada asas kemanfaatan umum, asas keterpaduan dan
keserasian, asas kelestarian, asas keadilan, asas keseimbangan fungsi
sosial dan nilai ekonomi, asas kemandirian, serta asas transparansi dan
akuntabilitas publik. (Dharma,2017)
MSDA 11
berdampak pada menurunnya partisipasi masyarakat dalam operasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi.
MSDA 12
karena pusat harus mampu mengusai semua infrastruktur
sumber daya air yang ada. Hingga akhirnya sentralisasi
diubah menjadi desentralisasi supaya tiap daerah punya
tanggung jawab dan kontrol yang penuh terhadap
infrastruktur sumber daya air yang ada dan tidak terpaku
pada pemerintah pusat.
Sektoral menjadi Integrated
Pentingnya bekerja secara sinergi dan terhubung
menyadarkan sistem sektoral dahulu untuk beralih menjadi
terpadu (integrated) sehingga efisiensi dapat mudah
tercapat dan pekerjaan akan lebih mudah dalam hal
pengelolaan dan kontrol.
Project Based menjadi Berkelanjutan
Dalam pembangunan, manusia zaman dahulu belum
memikirkan pembanguna yang berkelanjutan. Hal itu
karena apabila ada suatu proyek hanya berstandar yang
sudah ada tanpa memikirkan jangka waktu yang panjang.
Oleh sebab itu, sekarang pembangunan didesain
sedemikian rupa supaya dapat terus berlangsung dalam
memberikan manfaat di masa mendatang dan mampu
bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Belum Melibatkan Banyak Pihak menjadi Melibatkan
Banyak Pihak
Pelibatan berbagai pihak dalam pengelolaan sumber daya
air sangat diperlukan karena kita perlu meninjau
pengelolaan itu sendiri dalam berbagai perspektif atau
sudut pandang untuk menentukan pengelolaan yang akurat
dan sesuai. Namun, karena keterbatasan tenaga terampil
pada zaman dahulu belum semua pihak dilibatkan dalam
manajemen sumber daya air.
MSDA 13
Kegiatan Pembangunan menjadi Kegiatan Operasi dan
Pemeliharaan
Kegiatan pembangunan tidak melulu soal membangun saja,
tetapi juga bagaimana cara mengoperasikan hasil
pembangunan itu sendiri dan bagaimana memeliharanya.
Maka dari itu kegiatan pembangunan sekarang yang
menjadi perhatian juga terdapat pada cara
pengoperasiannya supaya hasilnya maksimal dan juga
bagaimana cara memelihara supaya tidak menimbulkan
kerugian akibat kerusakan hasil pembangunan.
Berorientasi Supply menjadi Berorientasi Demand
Pembangunan yang ada pada masa dahulu masih
berorientasikan dengan apa yang dapat diberkan atau
disupply tanpa memikirkan apa saja sebenarnya keperluan
yang dibutuhkan. Sehingga kerap kali justru keperluan yang
penting tidak dapat terpenuhi, untuk itu orientasi sekarang
diubah berdasarkan apa saja permintaan dan keperluan
yang dibutuhkan sehingga dapat dihasilkan produk sumber
daya air yang sesuai dengan kebutuhan itu.
Pola Pikir Operasional dan Taktis menjadi Strategis dan
Konseptual
Pola pikir secara operasional dan taktis memaksudkan pada
zaman dahulu supaya mengerti bagaimana mengoperasikan
sumber daya air yang ada tanpa adanya konsep yang
matang dalam pelaksanaannya. Maka pemahaman akan
konsep sangat diperlukan dalam menjamin mutu yang
tercipta atas sumber daya air dan diperkuat dengan
perencanaan yang strategis dan matang.
MSDA 14
2.3. Peran Serta Ilmu-Ilmu Pendukung Manajemen Sumber Daya Air
Pembangunan sumber daya air yang ada tidak mungkin dapat
berdiri sendiri tanpa ada bantuan dari ilmu-ilmu pendukung. Hal ini
dikarenakan ilmu-ilmu pendukung tersebut berkaitan satu sama lain dan
memiliki hubungan yang erat dengan ilmu manajemen sumber daya air itu
sendiri. Adapun ilmu-ilmu pendukung sumber daya air adalah sebagai
berikut :
Hidro-Eksospolhankamnas
Sumber daya air tak akan luput dari faktor ilmu ekonomi.
Hal itu terjadi karena iar merupakan kebutuhan vital
manusia dalam rangka menyambung hidup dan bertahan.
Selain itu, betapa banyaknya industri yang menjadikan air
sebagai bahan baku utama, walaupun di beberapa sektor
industri lain air bukan merupakan bahan baku utama tetapi
air tetap saja dibutuhkan dalam proses operasional
industrinya. Ilmu ekonomi bermanfaat untuk bagaimana
secara biaya sumber daya air ini menjadi ekonomis tetapi
memiliki mutu yang maksimal.
Untuk lingkup ilmu sosial mempertimbangkan bahwa air
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak maka mau tidak
mau aspek sosial tidak akan terlepas dari sumber daya air.
Dalam kehidupan sosial air menjadi salah satu energi utama
manusia dalam beraktivitas. Bahkan jika tidak dikelola
dengan benar akan dapat menimbulkan konflik sosial yang
tinggi.
Air juga dibutuhkan dalam lingkup kehidupan politik,
berbangsa, dan bernegara. Dalam politik, air juga dapat
diregulasi dengan kekuasaan di badan politik baik dari segi
pengelolaan, distribusi, dan pemasaran air. Maka dari itu
MSDA 15
ilmu politik juga dapat memengaruhi kebijakan terkait
keairan sepanjang masa.
Air selain dikenal memiliki daya guna yang besar juga
memiliki daya rusak yang besar pula. Hal itu tergantung
bagaimana cara mengontrol dan memberdayakan air.
Adapun daya rusak air biasanya digunakan untuk keperluan
pertahanan militer. Biasanya infrastruktur sumber daya air
yang memiliki daya tampungan besar atau akan
menimbulkan kerusakan besar sangat dijaga dengan ketat.
Karena bila tidak demikian ketika terjadi kerusakan, air
yang seharusnya dijadikan konservasi dapat berubah
menjadi musuh. Namun, pertahanan tidak selalu berurusan
dengan militer saja, tetapi air untuk pertahanan juga dapat
diartikan sebagai ketahanan akan musibah yang melanda di
lain waktu, seperti kekeringan, sumber air bersih, dan lain
sebagainya.
Lingkungan Fisik dan Non-Fisik
Aspek lingkungan baik bersifat fisik maupun non-fisik turut
berperan dalam mendukung ilmu sumber daya air.
Lingkungan yang bersifat fisik dapat tercipta bagaimana
karakteristik sumber daya air itu dimanfaatkan dan
dijalankan. Sebagai contoh, akibat adanya aliran sungai
yang begitu besar akan menimbulkan beberapa tanah di
sekitar sungai tergerus aliran (erosi), sehingga sungai
mengalami pelebaran dan kondisi debit yang mengalir
dapat lebih besar dari sebelumnya. Dari hal ini dapat
diketahui tinjauan lingkungan fisik perlu difahami supaya
sumber daya air yang ada tidak merusak tetapi justru
memperbaiki keadaan yang ada. Sedangkan maksud
pengaruh lingkungan non-fisik terkait dengan kebersihan,
estetika, dan perasaan. Terkadang infrastruktur juga
MSDA 16
menjadi sarana rekreasi karena keindahan, kebersihan,
keasrian, dan dapat dijadikan tempat melepas penat dan
lelah. Hal tersebutlah yang menyatakan bahwa lingkungan
non-fisik turut menjadi aspek penting ilmu yang
mendukung sumber daya air.
Psikologi Masyarakat
Hampir sama dengan faktor lingkungan non-fisik, terkait
psikologis ini mampu mempengaruhi perkembangan
sumber daya air yang ada lewat perasaan. Akibat psikologis
masyarakat dan kesehatan mental yang kadang terganggu
diperlukan ketenangan yang salah satunya dapat berasal
dari infrastruktur sumber daya air sebagai tempat rekreasi
atau bahkan sebagai tempat penyemangat untuk melakukan
aktivitas sekalipun itu merupakan aktivitas berat. Bahkan
suara gemericik air bagi sebagian orang dapat
menenangkan pikiran dan jiwa.
Teknologi Sistem Informasi
Berkembangnya zaman seiring dengan perkembangan
teknologi dan sistem informasi yang ada. Tentunya tak
luput juga sumber daya air yang disokong dengan teknologi
dan sistem informasi yang canggih dan mumpuni. Bahkan
tenaga manusia dapat dikurangi dan pengelolaan atas
sumber daya air yang ada dapat jauh lebih efisien dan
optimum. Selain itu, adanya ilmu teknologi dan sistem
informasi membuat pekerjaan menjadi lebih mudah
dilakukan, sebut saja dalam pengendalian banjir oleh
bendung yang memanfaatkan sensor tinggi muka air,
disusul dengan sensor kebutuhan air untuk distribusi air
melalui saluran irigasi dan lain sebagainya.
MSDA 17
Perdagangan
Perdagangan akan kebutuhan air sehari-hari sudah menjadi
hal yang lumrah. Perdagangan air terjadi karena kualitas air
di tiap daerah dan pasokannya beragam tergantung dengan
kebutuhan pembeli.
BAB III
Penutupan
3.1. Kesimpulan
Sejarah perkembangan manajemen sumber daya air sudah dimulai
sejak zaman kerajaan dahulu di nusantara yang diperlukan untuk sektor
vital, khususnya pertanian. Kemudian berlanjut pada masa penjajahan
karena kepentingan yang bertambah maka pembangunan infrastruktur
sumber daya air mulai digencarkan. Setelah masa kemerdekaan Indonesia
segala peraturan terkait pengelolaan sumber daya air diterbitkan dan
dilanjutkan dengan rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang telah
ada serta pemeliharaannya dan menambah beberapa proyek infrastruktur
sumber daya air yang dinilai merupakan proyek strategis nasional.
MSDA 18
3.2. Saran
Permasalahan sumber daya air merupakan permasalahan
fundamental yang bersifat komplek dan merambah ke bidang keilmuan
lainnya, untuk itu diperlukan peran serta tenaga ahli dari ilmu terkait
supaya dapat bersinergi dan bahu-membahu membangun pengelolaan
sumber daya air yang baik secara kualitas, efisiensi, dan optimasi.
MSDA 19
MSDA 20
Referensi
Lestarini, Ade H. 2021. Intip Yuk, 'Resep Opor' ala Pak Bas.
https://www.medcom.id/properti/news-properti/aNr9J9PK-intip-yuk-resep-opor-
ala-pak-bas. Diakses pada 4 April 2023
Pusat komunikasi publik PUPR. 2012. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Di
Indonesia. Kemen PUPR. https://pu.go.id/berita/pengelolaan-sumber-daya-air-
terpadu-di-indonesia. Diakses pada 2 April 2023
Tri Hanggoro, Hendaru. 2018. Cara Penguasa Jawa Mengelola Air. Historia :
https://historia.id/kuno/articles/cara-penguasa-jawa-mengelola-air-v2er5/page/1.
Diakses pada 4 April 2023
MSDA 21