Anda di halaman 1dari 8

OPTIMASI PADA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DALAM

PENGENDALIAN BANJIR DAN KEKERINGAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

(STS4633)

OLEH :

KELOMPOK 11

M. RIDHO RIFKY RASIOBAR 2010811310052


M. SAID RAMADHANI 2010811310051
MUSLIM 2010811310043
TITO YUNAN SETYAWAN 2010811310023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

BANJARBARU

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuninya karena telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai
tugas mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air. Tidak lupa kami berterima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ibu Dr.Eng Maya Amalia, S.T., M. Eng.
dan Bapak Eddy Nasrullah, S.T., M.T. serta pihak lainnya yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
meminta maaf dan mengharapkan kritik sserta saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaannya ke depannya. Akhir kata kami ucapkan terima
kasih. Semoga makalah ini bisa bermanfaat sebagaimana mestinya.

Banjarbaru, Juni 2023

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 . Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

2.1 Banjir ............................................................................................................ 2

2.2 Kekeringan ................................................................................................... 2

2.3 Pengendalian Banjir .................................................................................... 2

2.4 Pengendalian Kekeringan ........................................................................... 3

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan sumber penghidupan manusia di seluruh dunia. Tanpa air
manusia tidak bisa hidup. Bahkan tanaman yang digunakan untuk bahan pangan
tidak bisa hidup tanpa adanya air. Pengelolaan air ini sangat penting jadinya agar
manusia dan makhluk hidup lainnya tidak mati karena masalah air.

Bencana air memang sudah menjadi permasalahan yang umum di dunia


terutama di Indonesia. Bila air terlalu banyak akan menyebabkan kebanjiran dan
bila terlalu sedikit akan menyebabkan kekeringan. Hal tersebut dapat kita cegah
dengan mengelola serta memperhitungankan kebutuhan air supaya tidak
menyebabkan banjir ataupun kekeringan.

Ada berbagai macam cara untuk mencegah bencana banjir ataupun


kekeringan. Cara yang paling umum adalah membuat bendungan maupun bendung.
Cara ini efektif karena selain mengendalikan banjir dan mencegah kekeringan dapat
digunakan juga sebagai pembangkit listrik.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin disampaikan dari makalah ini adalah untuk
menginformasikan bagaimana cara mengendalikan banjir dan mencegah
kekeringan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Banjir
Pengertian banjir berdasarkan SK SNI M-18-1989-F adalah aliran air yang
relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Menurut Suripin
(2003) banjir adalah kondisi dimana air tidak tertampung pada saluran pembuangan
atau terhambatnya aliran air dalam saluran pembuangan, sehingga menggenangi
daerah di sekitarnya. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (2015) Banjir adalah peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung
sungai.

Banjir disebabkan karena meluapnya aliran sungai. Peluapan aliran sungai


biasanya disebabkan karena curah hujan hujan yang tinggi, berkurangnya daerah
resapan air tanah, mendangkalnya dasar sungai akibat sedimentasi atau sampah dan
lain-lain.

2.2 Kekeringan
Kekeringan adalah dimana kurangnya air yang tersedia di suatu wilayah.
Kekeringan dapat disebabkan karena tidak adanya hujan atau kemarau dalam
jangka waktu yang lama sehingga kandungan air tanah sedikit. Kekeringan sangat
merugikan diberbagai lintas sector, baik sektor ekonomi, Pendidikan, Kesehatan,
dan sosial. Kekeirngan adalah bencana yang kompleks, karena air adalah kebutuhan
vital manusia dan makhluk hidup.

2.3 Pengendalian Banjir


Banyak cara dalam mengendalikan banjir. Yang paling sederhana adalah
memanfaatkan pori-pori tanah sebagai tempat menyimpan air hujan. Meskipun cara
ini memakan waktu, tetapi sangat efektif karena Daerah Aliran Sungai (DAS) tidak
terlalu banyak terbebani oleh volume air hujan yang turun. Pori-pori tanah akan
mendapat dukungan yang kuat bilamana ada tumbuhan. Akar tumbuhan akan

2
menyerap air di tanah dan menyalurkan ke berbagai tubuh tumbuhan. Selain itu,
sebagian air yang ada di daun tumbuhan akan menguap karena panas matahari.
Proses ini disebut juga evapotranspirasi. Maka dari itu, semakin banyak lahan yang
tidak tertutup dan terdapat banyak tanaman, maka akan semakin baik dalam
melakukan proses evapotranspirasi.

Selain itu, cara mengendalikan banjir adalah menurunkan debit puncak dan
aliran permukaan. Cara ini dapat dilakukan dengan menahan laju aliran permukaan
dari hulu DAS ke badan sungai. Upaya ini dapat dilakukan dengan membangun
bangunan permanen aliran permukaan seperti embung, waduk, bendung, dan lain-
lain. Dengan adanya bangunan air permanen, kita dapat mengatur debit aliran.

2.4 Pengendalian Kekeringan


Cara yang paling efektif dalam mengendalikan kekeringan adalah
menyimpan cadangan air. Upaya penyimpanan air umumnya dilakukan dengan cara
membuat bendungan. Dengan menangkap air hujan dan menampungnya di
bendungan. Pada saat musim kemarau dimana air hujan tidak terlalu banyak, maka
pintu bendungan akan dibuka. Air tersebut dialirkan ke berbagai tempat yang
memerlukan air, seperti pertanian, perusahaan pengolahan air minum, dan
pemukiman.

Selain itu kita juga bisa memanfaatkan air tanah yang tersimpan pada masa
musim hujan. Tetapi kapasitas air tanah sangat terbatas. Apabila diambil terus-
menerus, air tanah akan habis dan perlu menunggu waktu untuk mendapatkan air
tanah.

3
BAB III
KESIMPULAN

Banyak cara dalam mengendalikan banjir dan kekeringan, antara lain


memanfaatkan air tanah dan membuat bangunan air. Tanah sangat berperan dalam
menyimpan air. Selain pori-pori tanah sebagai tempat menyimpannya air ada
tumbuhan yang selalu meyerap air sebagai cara alami mengendalikan banjir.
Dimasa kekeringan air tanah juga bisa sebagai solusi.

Selain solusi alami, ada juga solusi buatan seperti bangunan air bendungan.
Bendungan memiliki dua sisi fungsi. Bendungan dapat berfungsi sebagai
pengendali banjir dengan mengatur debit aliran dan memperlambat laju aliran.
Disisi lain bendungan dapat menjadi tempat penampungan air hujan dikala musim
kekeringan tiba.

4
DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Nono dan Adang Hamdani. 2020. Optimalisasi Pemanfaatan Sumber


Daya Air untuk Meningkatkan Produksi Pertanian: Jurnal Sumberdaya
Lahan, 13(2), 73-88.

Stefano, David (2018) Rancang Bangun Sistem Pengawasan Kondisi Hulu Sungai
untuk Penanggulangan Dampak Banjir. Thesis, Universitas Brawijaya.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia


Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis
Sempadan Danau.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2014. Analisis Kekeringan untuk Pengelolaan


Sumber Daya Air. Bandung:Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Air.

Rosliani, Dessy, dkk. 2013. Kajian Optimasi Desain Saluran dalam Rangka
Pengendalian Banjir di Citarum Hulu. Jurnal Teknik Hidraulika, 4(1), 13-24.

Anda mungkin juga menyukai