Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi akibat tersumbatnya aliran air dalam
bendungan yang disebabkan oleh sampah yang dibuang di sungai dan biasanya terjadi dalam
musim penghujan. Ini terbukti karena daerah Jakarta yang sering terkena bencana banjir pada
musim penghujan. Biasanya kurang kesadaran masyarakat di Jakarta yang kurang
memperdulikan lingkungan dan seringnya membuang sampah ke sungai sehingga menyebabkan
sungai itu meluap.

Disamping penyebab sungai yang meluap karena ulah manusia juga karena di daerah Jakarta
kurangya resapan air seperti pepohonan atau yang lainnya, maka di daerah Jakarta sering terjadi
bencana banjir. Berdasarkan uraian diatas, kami ingin membuat sebuah penelitian yan berjudul
“Bencana Banjir di daerah Jakarta pada tahun 2007 dan 2013“.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa penyebab banjir ?


2. Bagaimana cara mencegah terjadinya bencana banjir ?
3. Bagaimana bisa daerah Jakarta sering terjadi banjir saat musim penghujan ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas kami dapat memperoleh tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui penyebab banjir pada tahun 2007 dan 2013.


2. Mengetahui cara mencegah terjadinya banjir pada tahun 2007 dan 2013.
3. Mengetahui masalah sering terjadinya banjir di daerah Jakarta saat musim penghujan.
4. Mengetahui perbedaan jumlah kerusakan banjir pada tahun 2007 dan 2013.

1.4 Hipotesis
Dampak kerusakan akibat dari banjir DKI Jakarta pada tahun 2007 lebih parah daripada
tahun 2013.

1
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian, kerangka pikir penelitian, sistematika penulisan,
penelitian sebelumnya, batasan operasional yang digunakan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini merupakan tinjauan terhadap beberapa literatur terkait dengan topik
penelitian meliputi uraian mengenai konsep keterkaitan beberapa parameter kerentanan
potensi banjir dan daerah rawan banjir. Beberapa langkah - langkah yang ditempuh untuk
mengidentifikasi kondisi fisik lingkungan di daerah penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang konsep pendekatan studi, jenis dan sumber data serta
metodologi penelitian yang akan menjadi petunjuk dalam proses penelitian sampai
dengan tahap analisis yang dioperasionalkan, dan untuk selanjutnya akan didapatkan
hasil analisis yang paling realistis untuk dasar perencanaan pengelolaan DAS secara
terpadu dan berkelanjutan.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil pengolahan data dan informasi terhadap hasil penelitian
meliputi hasil analisis kerentanan potensi banjir dan daerah rawan banjir, pengetahuan
tentang dampak buruk baik terhadap masyarakat maupun lingkungan. Hasil analisis
penelitian dapat menjadi bagian dari upaya pengelolaan DAS secara terpadu dan
berkelanjutan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memuat hasil kesimpulan dan saran dari hasil analisis kerentanan potensi dan daerah
rawan banjir, serta rumusan upaya pengelolaan DAS yang potensial untuk dilakukan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Banjir

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara

2
oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir", kata ini
juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air
keluar dari batasan alaminya.

Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan
dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air
mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat
dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah
serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada
biaya kerusakan akibat banjir periodik.

2.2 Penyebab banjir

Penyebab banjir yang disebabkan Mahkluk Hidup :

 Ilegal Loging (Penebangan hutan liar)


 Bertumpuknya sampah pada saluran air, sehingga terjadi penyumbatan pada saluran air.

 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan penanaman kembali pada daerah /


hutan hutan yang baru di tebangi.

 Tidak adanya lagi tanah resapan untuk digunakan air sebagai tempat baginya beristirahat
dikala hujan turun. tidak ada lagi lahan hijau sebagai tempat resapan air tanah. akibatnya,
ketika hujan tiba, tanah menjadi tergerus oleh air dan kemudian air terus meluncur tanpa
adanya penghalang alami yang kemudian menyebabkan banjir. dan masih banyak lagi
penyebab-penyebab banjir yang lainya.

3
Faktor banjir yang disebabkan alam :

Badai juga dapat menyebabkan banjir melalui beberapa cara, di antaranya melalui
ombak besar yang tingginya bisa mencapai 8 meter. Selain itu badai juga adanya presipitasi yang
dikaitkan dengan peristiwa badai. Mata badai mempunyai tekanan yang sangat rendah, jadi
ketinggian laut dapat naik beberapa meter pada mata guntur. Banjir pesisir seperti ini sering
terjadi di Bangladesh.

Gempa bumi dasar laut maupun letusan pulau gunung berapi yang membentuk kawah
(seperti Thera atau Krakatau) dapat memicu terjadinya gelombang besar yang disebut tsunami
yang menyebabkan banjir pada daerah pesisir pantai.

2.3 Pengaruh Banjir

Dampak negatif :

- Merusak sarana dan prasarana rumah, gedung, jembatan, jalan, dll...


- Memutuskan jalur transportasi, akibat genangan air maka jalur transportasi jadi tidak
bisa dilalui...
- Bisa merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya
atau bahkan jiwa manusia
- Bisa mengakibatkan pemadaman listrik, karena ada genangan air maka listrik
diwilayah tersebut harus dipadamkan karena bisa berbahaya...
- Mengganggu aktivitas sehari-hari, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa ke kantor,
sekolah, dll...
- Dapat mencemari lingkungan sekitar kita, saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga
membawa serta sampah, kotoran, limbah, dll selain dapat mencemari sumber air bersih,
banjir juga akan mengotori, halaman atau bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak
hiegienis.
- Mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
- Tapi jika terus berlalut-larut atau sering terjadi, banjir malah dianggap sebagai sesuatu
yang biasa/wajar... ini malah memberikan efek yang tidak baik bagi masyarakat...

4
Dampak Positif :

- Masyarakat jadi sadar kalau selama ini kurang kesadaran terhadap lingkungan sehingga
terkena banjir.
- Masyarakat menjadi semakin sadar pentingnya menjaga agar tidak terjadi terjadi banjir.

BAB III

METODELOGI

3.1 Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam penelitian geografi ini, kami menganalisa perbedaaan kerusakan yang ditimbulkan
banjir Jakarta pada tahun 2007 dan 2013.

Populasi : Banjir

Sampel : Banjir di Jakarta pada tahun 2007 dan 2013


5
Teknik Sampling : Mengumpulkan data dari sumber sumber di internet

Menganalisa dari sumber sumber tersebut

3.2 Pengumupulan Data

Berita 1

Banjir yang melanda ibukota membuat jumlah korban banjir yang mengungsi terus bertambah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 18018 warga yang mengungsi
akibat banjir.

"Daerah Jakarta yang terendam banjir mencangkup 31 kecamatan dan berdampak pada 97608
KK atau 248864 jiwa. Akibat banjir, 18018 warga Jakarta mengungsi," kata Kepala Pusat Data,
Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Jumat (18/1).

Pengungsi tersebar di 23 kelurahan di lima kotamadya di ibukota. Sutopo mengungkapkan luas


genangan air mencapai 41 kilometer persegi atau sekitar 8 persen dari total luas wilayah DKI
Jakarta.

"Sebagai perbandingan, luas banjir 2007 lalu mencapai 231,8 kilometer persegi. Pengungsi
mencapai 320000 orang dan 80 orang meninggal. Kerugian mencapai Rp 4,3 triliun," kata
Sutopo.

Berikut wilayah sebaran pengungsi banjir Jakarta.

Jakarta Selatan: 1151 di Kelurahan Bukit Duri Kecamatan Tebet, 60 di Kelurahan Pejaten Timur
Kecamatan Pasar Minggu, 48 Kelurahan Pondok Pinang Kecamatan Kebayoran Lama, 150
orang di Kelurahan Ulujami Kecamatan Pasanggrahan, 65 di Kelurahan Pondok Labu
Kecamatan Cilandak, 567 di Kelurahan Tanjung Barat Kecamatan Jagakarsa, 86 di Kelurahan
Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa;

Jakarta Pusat: 1268 di Kelurahan Karet Tengsin Kecamatan Tanah Abang

6
Jakarta Barat: 510 Kelurahan Wijaya Kusuma Kecamatan Grogol Petamburan, 1030 di
Kelurahan Kedaung Kaliangke Kecamatan Cengkareng, 2102 Kelurahan Rawa Buaya
Kecamatan Cengkareng;

Jakarta Utara: 900 di Keluarahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan, 231 di Kelurahan
Semper Barat Kecamatan Cilincing, 1635 di Kelurahan Semper Timur Kecamatan Cilincing, 159
di Kelurahan Marunda Kecamatan Cilincing, 725 di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing,
135 di Kelurahan Sukapura Kecamatan Cilincing;

Jakarta Timur: 1024 di Kelurahan Bidara Cina Kecamatan Jatinegara, 2257 di Kelurahan
Kampung Melayu Kecamatan Jatinegara, 1860 di Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat jati,
605 di Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramatjati, 1283 di Kelurahan Balekambang Kecamatan
Kramat jati, 167 di Kelurahan Kebon Manggis Kecamatan Matraman.

Berita 2

Berdasarkan data sementara Pusdalops BPBD DKI Jakarta, banjir di Jakarta pada Jumat
(17/1/2013) hingga Sabtu sore (18/1/2013) telah mengakibatkan 10.530 jiwa mengungsi.
Sementara itu, jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 25.332 jiwa (6.952 KK)

Para pengungsi ini tersebar di 97 titik pengungsian. Berikut data pengungsi seperti yang dirilis
BNPB pada Sabtu (18/1/2013) malam.

Jakarta Timur :
Tinggi banjir (20-200 cm),
Pengungsi 5,514 jiwa (31 Lokasi)

7
Jakarta Selatan :
Tinggi banjir (0-200 cm),
Pengungsi 371 jiwa (18 Lokasi)

Jakarta Pusat :
Tinggi banjir (5-100 cm),
Tidak ada pengungsi

Jakarta Barat :
Tinggi banjir (10 - 150 cm),
Pengungsi 3,948 Jiwa (39 Lokasi)

Jakarta Utara :
Tinggi banjir (5-90 cm),
Pengungsi 697 Jiwa (9 Lokasi)

"Pemda DKI menyampaikan apresiasi atas perhatian dari pemerintah pusat yang banyak
memberikan bantuan dalam penanganan banjir. BNPB mengoordinasi potensi nasional
mendampingi Pemda DKI dengan strategi menempatkan titik-titik kuat di daerah banjir.
Kebutuhan mendesak MCK, selimut, air bersih, perahu karet dan tenda," tulis Sutopo.

Berita 3

Jumlah pengungsi akibat banjir besar di Jakarta mencapai 79.646 jiwa. Lebih dari separuh
pengungsi berada di Jakarta Timur, yakni 45.894 jiwa.

Jumlah tersebut disusul Jakarta Barat dengan 22.876 jiwa, Jakarta Utara dengan 5.678, dan
Jakarta Selatan dengan 5198. Dari data Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana
DKI Jakarta yang diterima Tempo tadi malam ini tidak terdapat data jumlah pengungsi di Jakarta
Pusat.

Pengungsi di tempatkan di lokasi penampungan yang mengunakan fasilitas umum maupun milik
pribadi. Seperti, gedung sekolah, rumah sakit, masjid, kantor kelurahan, rumah dinas pejabat,
8
kampus, mushola, halaman rumah warga, lapangan, gedung olah raga, dan Islamic Center.

Para pengungsi umumnya merupakan warga masyarakat yang tinggal di daerah yang digenangi
air setinggi 10 hingga 300 sentimeter. Selama di tempat penampungan, mereka mendapatkan
bantuan baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta.

Bantuan itu berupa nasi bungkus, beras, mi instan, minyak goreng, sarden, air mineral. Ada juga
bantuan tikar, selimut, dan tenda.

BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN

4.1 Hasil Analisis

Penyebab banjir di Jakarta pada tahun 2007 dan 2013 karena hujan pada saat itu tidak
berhenti selama 4 – 5 jam dan Kali Ciliwung yang tidak mampu menampung air dari hujan.
Karena daerah dasar Kali Ciliwung telah terpenuhi oleh sampah. Penyempitan dan pendangkalan
itu diperparah dengan kondisi di hulu yang juga sudah rusak. Hal itu juga merupakan salah satu
penyebab banjir pada tahun 2007 dan 2013. Banyak cara dalam menanggulangi banjir di Jakarta.

4.2 Pembahasan

9
Penyebab banjir di Jakarta secara umum :

1. Sungai atau saluran irigasi tidak berfungsi sebagai mana mestinya, bisa disebabkan
karena tumpukan sampah disungai, atau penggunaan sebagian ruas sungai sebagai area
hunian.
2. Pendangkalan atau pengecilan ukuran sungai, proses pengerukan dengan alat berat seperti
excavator membutuhkan lahan kosong dipinggir sungai sebagai jalan alat berat. jadi
pengerukan atau istilah formalnya normalisasi sungai akan mengalami kesulitan.

3. Pintu air yang tidak berfungsi dengan baik, yang namanya buatan manusia pasti
adakalanya rusak dan untuk membuat yang terbagus maka memerlukan waktu dan
teknologi terbaik.

4. Pembagian area banjir untuk mengantasipasi wilayah ring 1 agar tidak kebanjiran,
misalnya istana negara atau area perkantoran pemerintah lainya. dengan begini maka ada
sebagian debit banjir yang harus dipindahkan dan ditanggung daerah lain.

5. Budaya masyarakat atau pengusaha yang kurang peduli atau tidak cinta lingkungan, bisa
dibuktikan dengan rusaknya beberapa air sungai di jakarta, saluran yang sebelumnya
terisi air hijau menyegarkan telah berubah menjadi air hitam pekat penuh sampah dan
bau.

6. Banyaknya pembangunan gedung, jalan, rumah dan bangunan lainya membuat


tertutupnya sebagian permukaan bumi khususnya kota jakarta sehingga air hujan yang
seharusnya menyerap kedalam perut bumi harus mengalir langsung di permukaan
sehingga terjadi banjir.

7. Penebangan pohon atau berkurangnya area tanaman hijau sehingga keseimbangan alam
menjadi terganggu, cuaca menjadi tidak menentu. padahal kita tahu bahwa untuk
merencakan saluran irigasi yang sanggup menampung debit banjir diperlukan data curah
hujan hasil penelitian dan pencatatan selama beberapa tahun sebelumnya, nah.. kalau
cuacanya tidak teratur maka data tersebut bisa jadi tidak bisa dijadikan pedoman untuk
perencanaan masa depan.

10
8. Got atau saluran umum dipinggir jalan banyak yang tertutup diatasnya, sehingga cukup
sulit untuk mengontrol dan membersihkan kotoran didalamnya, kalaupun bisa pasti
membutuhkan banyak tenaga dan biaya yang harus dianggarkan.

9. Normalisasi pantai telah memakan sebagian tempat yang sebelumnya digunakan untuk
menampung air laut, area yang dinormalisasi bisa jadi bagus karena direncanakan sebaik
mungkin, namun imbasnya pada wilayah lain bisa tenggelam karena muka air laut naik
sedangkan daratan terus mengalami erosi akibat gempuran ombak laut.

Cara penanggulangan banjir di Jakarta :

1. Pembangunan Sungai alur banjir ( Flood Way )


2. Pembuatan bendungan air laut

3. Membangun rumah panggung

4. Budaya menjaga kebersihan

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Banjir di Jakarta adalah salah satu tempat dimana peristiwa banjir sering terjadi. Berdasarkan
penelitian Geografi ini, kami dapat menyimpulkan bahwa banjir pada tahun 2007 lebih parah

11
dibandingkan tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh tumpukan sampah dan penyempitan hulu
sungai, begitu pula dengan curah hujan yang sangat tinggi.

5.2 Saran

1. Sebaiknya isi makalah di sederhanakan, karena isinya sedikit membingungkan dan


berbeli- belit

2. Sebaiknya disertakan lebih banyak ilustrasi agar dapat menjelaskan isi makalah dengan
lebih baik

DAFTAR GAMBAR

12
Gambar 1.1 Banjir di Jakarta

Gambar 1.2 Banjir di Jakarta pada tahun


2013

Gambar 1.3 Banjir di Jakarta pada tahun


2007

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir

http://www.ilmusipil.com/penyebab-banjir-di-jakarta

http://www.google.com/search?
q=banjir&rlz=1C1_____enID577ID577&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=0852VJiP
M4iQuATfp4KQBQ&ved=0CB4QsAQ&biw=1024&bih=463

13
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_Jakarta_2007

http://www.ilmusipil.com/cara-mengatasi-banjir-di-jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai