Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BENCANA ALAM BANJIR

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA DOSEN
SYAHFERI ANWAR M.Si,S.Kep

NAMA : AYU PURNAMA SARI


NIP : 2014201110

UNIVERSITAS HAJI MEDAN


T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga penulis dapat
menyusun makalah tentang "Bencana Alam Banjir " dengan sebaik-baiknya.Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan
pemahaman/pengetahuan tentang bencana banjir dan cara menanggulanginya.
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi,
memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya.
Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.
Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari pembaca sekalian.
Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat menambah referensi.

Tebing Tinggi,15 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………………………....
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………………………..

BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………………………………….
2.1 PENGERTIAN BANJIR………………………………………………………………….
2.2 JENIS – JENIS BANJIR………………………………………………………………….
2.3 FAKTOR – FAKTOR TERJADI BANJIR………………………………………………
2.4 TAHAP PENANGGULANGAN BANJIR………………………………………………..
2.5 PERAN PERAWAT DALAM PENANGULANGAN BANJIR………………………

BAB III : PENUTUP………………………………………………………………………….


3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………
3.2 SARAN……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang
Peran masyarakat dalam menjaga kelestarian dan keindahan lingkungan sangatlah penting,
karena semua kagiatan yang dilakukan manusia pasti akan berdampak pada alam sekitar. dalam
kegiatan sehari-hari, setiap manusia pastilah mengeluarkan/ menghasilkan limbah. Contohnya
ibu rumah tangga ; mereka setiap hari berbelanja, dan setiap berbelanja mereka memakai plastik
untuk tempat barang belanjaan. dan sesampainya dirumah, mereka membuang plastik tersebut ke
tempat sampah tanpa memisahkan sampah organik atau non-organik. Sehingga sampah-sampah
tidak bisa segara membaur. Dan semakin lama semakin menumpuk. Apalagi kebiasaan orang-
orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya hal ini akan menimbulkan banyaknya
kerusakan-karusakan alam terutama bencana alam yang akan terjadi seperti banjir, pencemaran
air, dan lain-lain.
1.2.       Rumusan masalah.
1. Pengertian bencana banjir
2. Jenis-jenis banjir
3. Apakah faktor-faktor  penyebab terjadinya banjir
4. Bagaimana cara menanggulanginya

1.3.       Tujuan.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah ;
1. Menjelaskan definisi peristiwa alam.
2. Menjelaskan peristiwa alam yang merugikan manusia.
3. Menjelaskan pengertian bencana alam
4. Menjelaskan pengertian bencana banjir.
5. Menjelaskan penyebab banjir di Indonesia.
6. Menjelaskan dampak bencana banjir yang terjadi di Indonesia.
7. Menjelaskan cara mengatasi bencana banjir di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.       Pengertian bencana banjir


Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
bmanusia yang tidak begitu perduli dengan lingkungan sekitar,terutama mereka yang melakukan
penebangan pohon-pohon di hutan secara banyak tanpa ada izin dari pemerintah atau biasa kita
sebut ilegal-loging. Hal ini membuat hutan semakin gundul sehingga hanya sedikit air yang
dapat tersimpan di dalam akar pohon. Dengan demikan akan menyebabkan sebuah bencana alam
yaitu banjir karena meluapnya air melebihi daya tampung. Ditambah lagi mereka  yang suka
membuang sampah ke sungai, sehingga membuat aliran air tidak dapat mengalir dengan
sempurna.Banjir juga diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau
yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.Ukuran danau
atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman,
namun banjir yang terjadi tidaklah besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan
manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran
banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari
sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah
dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan.
Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih
besar daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat
yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air
menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap,
hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air tertahan,
tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan
saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak
dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem
aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

Bencana Alam  adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa luar biasa yang
disebabkan oleh alam (gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan,
dan tanah longsor) sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan,
kehilangan harta benda, dan dampak psikologis.

Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada alam, baik secara
perlahan maupun secara ekstrim. Namun, beberapa peristiwa bencana alam terjadi karena ada
faktor campur tangan manusia, misalnya penebangan pohon di hutan yang mengakibatkan tanah
longsor.

2.2.       Jenis-jenis banjir
Jenis banjir dibagi menjadi tiga yaitu :
a.       Banjir karena air sungai meluap
Jenis banjir ini biasanya terjadi akibat sungai tidak bisa lagi menampung aliran air yang
ada dari debit air sungai yang telah melampaui kapasitas.
b.      Banjir lokal.
Banjir ini adalah banjir yang terjadi akibat air yang berlebihan di tanah tanah sehingga air
dalam tanah meluap.
c.       Banjir akibat pasang surut air laut
d.      Ketika air pasang, ketinggian air laut akan naik, aliran air otomatis di muara sungai akan lebih
lambat dan terjadilah luapan air yang mengakibatkan banjir.
2.3.       Faktor-faktor terjadinya banjir.
a.       Hujan berlebih yang terus menerus
Hujan merupakan faktor utama penyebab banjir. Perubahan pola curah hujan
menyebabkan perubahan iklim yang terjadi sekarang hujan memiliki intensitas pendek tapi
tinggi. apabila terjadi curah hujan yang terus menerus maka banjir bisa timbul
b.      terjadinya peyumbatan pada aliran air oleh sampah-sampah termasuk jenis yang bisa
meyebabkan terjadinya banjir, kenapa demkian karena sampah bisa meyumbat aliran aliran
saluran air dan ketika hujan datang maka saluran air itu akan tersumbat dan terjadilah bencana
banjir yang dahsyat , atau banjir bandang
c.       Penebangan hutan adalah faktor terjadinya bencana banjir
Penebangan hutan adalah faktor terjadinya bencana banjir dahsyat, Menurut Yuwono
(2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan meningkatkan laju
erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. tuh khan bahaya kalau hutan ditebang bisa menyebabkan
banjir bandang

A.           Faktor alam.

Akibat pemanasan global menyebabkan terjadinya perubahan pada pola iklim yg akhirnya
merubah pola curah hujan, makanya jngan heran kalau sewaktu-waktu hujan bisa sangat tinggi
intensitasnya dan kadang sangat rendah. Berdasarkan analisis statistik data curah hujan dari
tahun 1900 sampai tahun 1989 terhadap variansi hujan dengan menggunakan uji F dihasilkan
bahwa telah terjadi perubahan intensitas hujan untuk lokasi Ambon, Branti, Kotaraja, Padang,
Maros, Kupang, Palembang, dan Pontianak (Slamet dan Berliana, 2006). Berdasarkan kajian
LAPAN (2006) banjir yang terjadi di Jakarta Januari tahun 2002, Juni 2004 dan Februari 2007
bertepatan dengan fenomena La Nina dan MJO (Madden-Julian oscillation), kedua fenomena ini
menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan diatas normal. Memang, berdasarkan
kesimpulan penelitian tersebut bukan hanya faktor iklim yang menyebabkan terjadinya banjir,
tapi juga di sebabkan oleh perubahan penggunaan lahan dan penyempitan saluran drainase
(sungai).Perubahan penggunaan lahan dan otomatis juga terjadi perubahan tutupan lahan
penggunaan lahan itu ada pemukiman, sawah, tegalan, ladang dll sedangkan tutupan lahan itu
vegetasi yang tumbuh di atas permukaan bumi menyebabkan semakin tingginya aliran
permukaan. Aliran permukaan terjadi apabila curah hujan telah melampaui laju infiltrasi tanah.
Menurut Castro (1959) tingkat aliran permukaan pada hutan adalah 2.5%, tanaman kopi 3%,
rumput 18% sedangkan tanah kosong sekitar 60%. Sedangkan berdasarkan penelitian Onrizal
(2005) di DAS Ciwulan, penebangan hutan menyebabkan terjadinya kenaikan aliran permukaan
sebesar 624 mm/th. Itu baru perhitungan yg di lakukan pada daerah hutan yang ditebang dimana
masih ada tanah yang bisa meresapkan air.Kembali lagi kita ke hutan yang digunakan sebagai
sampel apabila tidak ada vegetasi dan pengaruhnya terhadap aliran permukaan dan debit sungai.

Onrizal (2005) juga mengungkapkan bahwa penebangan hutan menyebabkan


berkurangnya air tanah rata-rata sebesar 53.2 mm/bln. Sedangkan kemampuan peresapan air
pada DAS berhutan lebih besar 34.9 mm/bln di bandingkan dengan DAS tidak berhutan. Selain
itu hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa apabila tanaman di bawah pohon hutan
tanaman-tanaman yang kecil-kecil itu hilang akan menyebabkan peningkatan aliran permukaan
yang mencapai 6.7 m3/ha/blan.                                                                               

Hasil penelitian Bruijnzeel (1982) dalam Onrizal (2005) yang di lakukan pada areal DAS
Kali Mondoh pada tanaman hutan memperlihatkan bahwa debit sungai pada bulan mei, juli,
agustus dan september lebih tinggi dari curah hujan yang terjadi pada saat bulan2 tersebut, ini
membuktikan bahwa vegetasi sebagai pengatur tata air dimana pada saat hujan tanaman
membatu proses infiltrasi sehinggaa air disimpan sebagai air bawah tanah dan dikeluarkan saat
musim kemarau. Menurut Suroso dan Santoso (2006) dalam WWF-Indonesia (2007) perubahan
penggunaan lahan sangat berpengaruh terhadap peningkatan debit sungai.

Hasil penelitian Fakhrudin (2003) dalam Yuwono (2005) menunjukkan bahwa perubahan
penggunaan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990-1996 akan meningkatkan debit puncak dari 280
m3/det menjadi 383 m3/det, dan juga meningkatkan persentase hujan menjadi direct run-off dari
53 % menjadi 63 %. Dalam makalah yang sama Yuwono (2005) juga mengungkapkan
pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0% akan menaikkan puncak banjir
berturut-turut 12,7%, 58,7% dan 90,4%.

Menurut Yuwono (2005) pengurangan luas hutan dari 36% menjadi 25%, 15% dan 0%
akan meningkatkan laju erosi sebesar 10%, 60% dan 90%. Akibat dari erosi ini tanah menjadi
padat, proses infiltrasi terganggu, banyak lapisan atas tanah yang hilang dan terangkut ke tempat-
tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut inilah yang menjadi sedimentasi yang
dapat mendangkalkan waduk2, bendungan2 dan sungai-sungai. setelah terjadi seperti itu,
kapasitas daya tampung dari saluran irigasi tersebut menjadi lebih kecil yang akhirnya dapat
menyebabkan banjir walaupun dalam kondisi curah hujan normal. Menurut Priatna (2001)
kerusakan tanah akibat terjadinya erosi dapat menyebabkan bahaya banjir pada musim hujan,
pendangkalan sungai atau waduk-waduk serta makin meluasnya lahan-lahan kritis.

B.            Faktor manusia.
Harus diakui bahwa, disiplin dan kesadaran masyarakat  terhadap kebersihan dan
kelestarian lingkungan masih rendah. Tak sedikit warga yang menjadikan bantaran kali sebagai
tempat tinggal/bermukim. Akibatnya, karena adanya bangunan-bangunan liar, badan kali
menjadi berkurang, Dan yang sangat memprihatinkan, mereka pun menjadi sungai sebagai
tempat sampah, sehingga terjadi pendangkalan dan sampah mengonggok di sepanjang aliran
sungai.
Pembangunan yang berlangsung pesat baik di Wilayah Provinsi ibu kota maupun di
daerah-daerah lain, yang menghadirkan rumah dan bangunan beton lainnya yang menutup
permukaan tanah dan menyulitkan air meresap ke tanah, telah mempersempit luas kawasan
resapan air. Akibat¬nya, air hujan yang turun di daerah hulu, yang volumenya seringkali berada
di atas kapasitas alur sungai, meluap dan menimbulkan banjir dan gena¬ngan di kawasan sekitar
sungai.
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh meluapnya aliran air yang terjadi di saluran atau
sungai. Ini bisa terjadi di mana saja, tempat itu tinggi dan tempat-tempat yang rendah. Ketika air
jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air akan mengalir melalui
tempat yang lebih rendah atau sugai dan saluran saluran dalam bentuk aliran permukaan (run off)
sebagian akan masuk /meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan beberapa lagi akan menguap
keudara (evapotranspirasi

2.4 Tahap Penanggulangan Bencana


Tahap penanggulangan bencana adalah Upaya penanggulangan dampak bencana dilakukan
melalui pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan kondisi masyarakat di wilayah Kabupaten
Alor. Upaya penanggulangan dampak bencana tersebut dilakukan secara sistematis, menyeluruh,
efisien dalam penggunaan sumberdaya dan efektif dalam memberikan bantuan kepada kelompok
korban. Upaya penanggulangan dan pemulihan tersebut dilakukan dengan pendekatan secara utuh
dan terpadu melalui tiga tahapan, yaitu tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi dalam
pelaksanaan penanggulangan dampak bencana, yaitu:

a.Mitigasi Bencana

Mitigasi merupakan serangkaian usaha yang dijalankan untuk mengurangi risiko bencana baik
secara pembangunan fisik, ataupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
Kegiatan mitigasi ini bisa dijalankan melalui pelaksanaan penataan ruangan; pengaturan
pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata bangunan dan penyelenggaraan pendidikan,
penyuluhan, pelatihan baik secara konvensional ataupun modern.

b.Kesiapsiagaan

Kesiapsiagaan merupakan proses kegiatan yang dijalankan untuk melakukan antisipasi bencana
dengan cara melakukan pengorganisasian dan langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

c.PeringatanDini

Peringatan dini merupakan proses kegiatan pemberian peringatan segera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana di suatu tempat oleh lembaga yang
berwenang atau usaha untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana kemungkinan akan
segera terjadi.

Pemberian peringatan dini ini harus mengakses masyarakata (accesible), segera (immediate),
tegas tidak membingungkan (coherent), bersifat resmi (official)

Adapun dampak banjir diantaraya sebagi berikut:

 Dampak fisik
Kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan
publik yang disebabkan oleh banjir.

 Dampak sosial
Mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya
perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak
dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan
publik, kekurangan makanan, energi, air, dan kebutuhan-kebutuhan
dasar lainnya.

 Dampak ekonomi
Mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang
tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas
terhambat, dan lain-lain).

 Dampak lingkungan
Mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh
banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa
banjir.

 Dampak ancaman wabah penyakit


Setelah banjir pada saat dan sesudah banjir, seperti penyakit diare,
penyakit yang disebabkan oleh nyamuk

2.5 Tahap Penanggulangan Banjir

Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan


sebelum banjir penanganan saat banjirdan pemulihan setelah banjir.
tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan
banjir yang berkesinambungan. Kegiatan penanggulangan banjir mengikuti
suatu siklus (life cycle) yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya
sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali.
Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik
seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah
dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan
sampai sistem peringatan dini bencana banjir.
.
Tahap penanggulangan banjir

 Tahap Tanggap Darurat

- Pengkajian secara cepat dan tepat lokasi, kerusakan dan sumber


daya. Meliputi : tempat kejadian, jumlah korban, sarana prasarana

- Penentuan status keadaan darurat bencana

- Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana

- Pemenuhan kebutuhan dasar

- Perlindungan terhadap kelompok rentan

- Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital

 Tahap Pasca Darurat


a. Tahap Rehabilitatif ( Pemulihan )

- Memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan,


kesehatan, kejiwaan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan,
lingkungan, prasarana transportasi, penyusunan kebijakan dan
pembaharuan struktur penanggulangan bencana di
pemerintahan.

b. Tahap Rekonstruksi ( pembangunan berkelanjutan )


- Membangun prasarana dan pelayanan dasar fisik, pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, lingkungan,
pembaharuan rencana tata ruang wilayah, sistem pemerintahan
dan lainnya yang memperhitungkan faktor risiko bencana.

- Pemulihan psiko-sosial
- Peningkatan fungsi pelayanan kesehatan.

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan


sama sekali atau mengurangi ancaman.
Misalnya :

1. Pencegahan penebangan liar

2. Tidak membuang sampah sembarangan

b. Mitigasi

Mitigasi atau pengurangan adalah upaya untuk mengurangi atau


meredam risiko. Yaitu dengan membuat bendungan, tanggul, kanal
untuk mengendalikan banjir, pembangunan tanggul sungai dan
lainnya.

1. Kenali Penyebab Banjir


- Curah hujan tinggi

- Permukaan tanah lebih rendah dibanding permukaan air laut

- Terletak di suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan


dengan pengaliran air keluar sempit

- Banyak permukiman yang dibangun di dataran sepanjang


Sungai

- Aliran sungai tidak lancar karena banyaknya sampah serta


bangunan di pinggir sungai.

- Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.

2. Tindakan untuk mengurangi dampak banjir


- Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai
fungsi lahan

- Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini di


bagian sungai yang sering menimbulkan banjir

- Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran


Sungai

- Tidak membuang sampah ke dalam sungai dan rutin


mengadakan program pengerukan sungai

- Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari


permukaan laut

- Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu


dilaksanakan, dibarengi pengurangan aktivitas di bagian
sungai rawan banjir

2.6. PERAN PERAWAT DALAM PENANGANAN BENCANA

a. Peran perawat dalam keadan darurat (Impact Phase).

Biasanya pertolongan pertama pada korban bencana dilakukan


tepat setelah keadaan stabil. Setelah bencana mulai stabil, masing-
masing bidang tim survey mulai melakukan pengkajian cepat terhadap
kerusakan-kerusakan, begitu juga perawat sebagai bagian dari tim
kesehatan.
Perawat harus melakukan pengkajian secara cepat untuk
memutuskan tindakan pertolongan pertama. Ada saat dimana ”seleksi”
pasien untuk penanganan segera (emergency) akan lebih efektif (Triase).

TRIASE

1. Merah — paling penting, prioritas utama. keadaan yang mengancam


kehidupan sebagian besar pasien mengalami hipoksia, syok, trauma
dada, perdarahan internal, trauma kepala dengan kehilangan
kesadaran, luka bakar derajat I-II.

2. Kuning — penting, prioritas kedua. Prioritas kedua meliputi injury


dengan efek sistemik namun belum jatuh ke keadaan syok karena
dalam keadaan ini sebenarnya pasien masih dapat bertahan selama
30-60 menit. Injury tersebut antara lain fraktur tulang multipel,
fraktur terbuka, cedera medulla spinalis, laserasi, luka bakar derajat
II.

3. Hijau — prioritas ketiga. Yang termasuk kategori ini adalah fraktur


tertutup, luka bakar minor, minor laserasi, kontusio, abrasio,
4. Hitam — meninggal. Ini adalah korban bencana yang tidak dapat
selamat dari bencana, ditemukan sudah dalam keadaan meninggal.

b. Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko bencana

1. Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek kesehatan


sehari-hari.

2. Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian.


3. Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang memerlukan
penanganan kesehatan di RS.

4. Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian.

5. Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan


khusus bayi, peralatan kesehatan.

6. Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan penyakit


menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga membahayakan diri
dan lingkungannya berkoordinasi dengan perawat jiwa.

7. Mengidentifikasi reaksi psikologis yang muncul pada korban


(ansietas, depresi yang ditunjukkan dengan seringnya menangis dan
mengisolasi diri) maupun reaksi psikosomatik (hilang nafsu makan,
insomnia, fatigue, mual muntah, dan kelemahan otot).

8. Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak-anak, dapat


dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain.

9. Memfasilitasi konseling dan terapi kejiwaan lainnya oleh para


psikolog dan psikiater.

10. Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai pemeriksaan


kesehatan dan kebut

c. Cara menanggulangi banjir.

1. Memfungsikan sungai dan selokan sebagaimana mestinya. Karena sungai dan selokan merupakan

tempat aliran air, jangan sampai fungsinya berubah menjadi tempat sampah.

2. Larangan membuat rumah di dekat sungai. Biasanya, yang mendirikan rumah di dekat sungai adalah

para pendatang yang yang datang ke kota besar hanya dengan modal nekat. Akibatnya, keberadaan

mereka bukannya membantu peningkatan perekonomian, akan tetapi malah sebaliknya, merusak

lingkungan. Itu sebabnya pemerintah harus tegas, melarang membuat rumah di dekat sungai dan melarang

orang-orang tanpa tujuan tidak jelas datang ke kota dalam jangka waktu lama atau untuk menetap.

3. Menanam pohon dan pohon-pohon yang tersisa tidak ditebangi lagi. Karena pohon adalah salah satu

penopang kehidupan di suatu ktoa. Banyangkan, bila sebuah kota tidak memiliki pohon sama sekali. Apa

yang akan terjadi? Pohon selain sebagai penetralisasi pencemaran udara di siang hari, sebagai pengikat air
di saat hujan melalui akar-akarnya. Bila sudah tidak ada lagi phon, bisa dibayangkan apa yang akan

terjadi bila hujan tiba.

                                
BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau
sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada saat air
jatuh kepermukaan bumi dalam bentuk hujan (presipitasi), maka air itu akan mengalir ketempat
yang lebih rendah melalui saluran2 atau sugai2 dalam bentuk aliran permukaan (run off)
sebagian akan masuk/meresap kedalam tanah (infiltrasi) dan sebagiannya lagi akan menguap
keudara (evapotranspirasi).
Sebenarnya banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, mengapa
bisa alami?
Karena dataran banjir terbentuk akibat dari peristiwa banjir. Dataran banjir merupakan
derah yang terbentuk akibat dari sedimentasi (pengendapan) banjir. Saat banjir terjadi, tidak
hanya air yang di bawa tapi juga tanah2 yang berasal dari hilir aliran sungai. Dataran banjir
biasanya terbentuk di daerah pertemuan2 sungai. Akibat dari peristiwa sedimentasi ini, dataran
banjir merupakan daerah yg subur bagi pertanian, mempunyai air tanah yang dangkal sehingga
cocok sekali bagi pemukiman dan perkotaan.
3.2.       Saran
Seharusnya disiplin dan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian
lingkungan haruslah ditingkatkan.
warga-warga tidak lagi menjadikan bantaran kali sebagai tempat tinggal /
bermukim.karena, jika tidak ada bangunan-bangunan liar, badan kali menjadi lebih luas, dan
jangan menjadikan sungai-sungai sebagai tempat sampah, sehingga terjadi pendangkalan dan
sampah mengonggok di sepanjang aliran sungai.
                
DAFTAR PUSTAKA

·http://www.piname.com/2/2012/03/29/Faktor-Penyebab-Banjir-dan-penanggulangan-
bahaya-banjir.html
· http://www.anneahira.com/dampak-banjir.htm
· Wikki media commont memiliki galeri mengenai: banjir

Anda mungkin juga menyukai