Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENANGGULANGAN BENCANA

“BANJIR”
Dosen Pembimbing:
Moh. Alimansur, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disuusn Oleh :

Kelompok 3

1. Ahmad Syifaul Islami (201849003)


2. Amalina Qurrotul Ainiyah (201849007)
3. Angga Diarto (201849008)
4. Risma Aprilia (201849040)
5. Rista Milenia Ristiawati (201849042)

AKADEMI KEPERAWATAN
DHARMA HUSADA KEDIRI KEDIRI
TAHUN 2020/ 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkatnya saya dapat menyelesaikan
makalah penanggulangan bencana yang berjudul “Banjir”. Shalawat serta salam tak
lupa saya curahkan kepada nabi muhammad SAW, serta keluarga,sahabat nabi yang
telah membawa kita ke zaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Tak lupa
juga kami mengucapan terima kasih kepada dosen pembimbing kami Bapak Moh.
Alimansur, s.Kep.,Ns.,M.Kes dan teman teman terimakasih telah mensuport makalah
ini sehingga saya dapat menyelesaikan dengan baik dan diselesaikan tepat waktu.
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pembuatan makalah Komunitas. Dengan demikian saya berharap materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru kepada pihak
pembaca terutama mahasiswa/i keperawatan dharma husada kediri.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan dan sebagai umpan
balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang. Harapan saya semoga makalah
ini bermafaat bagi ilmu pengetahuan terutama ilmu keperawatan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam
maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana). (Utomo, Muryani, and Nugraha 2018)
Banjir adalah peristiwa alam yang bisa dikategorikan sebagai
bencana. Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi “langganan”
bagi beberapa wilayah di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap
tahun terjadi bencana ini. Selain disebabkan oleh factor alam, banjir
juga disebabkan ulah manusia. Pembangunan gedung, penebangan
pohon, dan penyempitan sungai merupakan contoh ulah manusia yang
terjadi penyebab banjir.
Dalam meningkatkan kesiapsiagaan, sebelum terjadinya
bencana atau keadaan pra- bencana perlu dilakukan tindakan-tindakan
untuk mengurangi risiko dari bencana baik melalui pembangunan fisik
maupun peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana atau
yang disebut dengan mitigasi bencana. Oleh karena itu, penulis ingin
mengetahui apa saja strategi guna meminimalisir dampak negatif yang
dapat terjadi apabila banjir terjadi.(Purnama 2017)

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan banjir ?
b. Apa saja Jenis-jenis banjir ?
c. Apa penyebab dari banjir ?
d. Bagaimana dampak banjir ?
e. Bagaimana pengendalian banjir ?
C. Tujuan
a. Mengetahui apa dimaksud dengan banjir
b. Mengetahui jenis-jenis banjir
c. Mengetahui penyebab dari banjir
d. Memahami dampak dari banjir
e. Memahami pengendalian banjir
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Pengertian banjir
Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenai
suatu area atau tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu
terendamnya daratan yang semula tidak terendam air menjadi terendam
akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang
meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan
sampah yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air
dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan
tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai
sehingga merendam wilayah-wilayah yang berpotensi terjadinya
banjir. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya system aliran air yang
ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.

B. Jenis-jenis banjir
Menurut Pusat Kritis Kesehatan Kemenkes RI (2018),
banjir dibedakan menjadi lima tipe sebagai berikut:
a. Banjir air
Banjir air merupakan banjir yang paling sering terjadi dan
paling umum diketahui oleh banyak orang. Bahkan seringkali
masyarakat memaknai kata banjir sebagai jenis banjir ini.
Bencana ini disebabkan oleh meluapnya air sungai, danau, atau
selokan sehingga air akan menggenangi daratan disekiyarnya.
Pada umunya naiknya volume air ini disebabkan karena badai
atau hujan lebat yang terjadi terus-menerus.
b. Banjir bandang
Jenis benacana alam banjir yang satu ini tidak hanya
mengandung air, namun juga mengangkut lumpur dan berbagai
material lainnya sehingga dapat meneybabkan kerusakan yang
sangat besar dan berbahaya. Bahkan seringkali banjir bandang
disertai dengan terbawanya bongkalan batu besar yang
menghancurkan pemukiman masyarakat. Banjir bandang
umunya terjadi di dearah pegunungan. Bencana alam ini
menyerupai tanah longsor disertai air yang volumenya sangat
besar.
c. Banjir rob (pasang air laut)
Terjadinya banjir rob atau disebut banjir genangan disebabkan
oleh pasang air laut. Bencana ini hanya terjadi didaerah yang
dekat dengan pesisir pantai atau di daerah yang permukaan air
laut. Kondisi rona air bencana alam ini umunya lebih jernih
daripada air banjir yang biasanya terjadi.
d. Banjir Cileunang
Banjir cileunang mempunyai kemiripan dengn banjir air , tapi
banjir cileunang terjadi akibat deras hujan sehingga tidak
tertampung.
e. Banjir lahar dingin
Banjir lahar dingin merupakan jenis banjir yang disebabkan
karena erupsi gunung berapi yang mengeluarkan lahar dingin.
Lahar dingin ini menyebar ke lingkungan sekitarnya dan
bahkan dapat masuk ke sungai atau danau sehingga
menyebabkan pendangkalan. Apabila pendangkalan sungai atau
danau terjadi maka akan memperbesar potensi terjadinya banjir
yang disertai dengan lumpur atau lahar dingin.

C. Penyebab terjadinya banjir


Terjadinya banjir disebabkan oleh kondisi dan fenomena alam
(topografi, curah hujan), kondisi geografis daerah dan kegiatan
manusia yang berdampak pada perubahan tata ruang atau guna lahan di
suatu daerah. Banjir di sebagian wilayah Indonesia, yang biasanya
terjadi pada Januari dan Februari, a.l diakibatkan oleh intensitas curah
hujan yang sangat tinggi, misalnya intensitas curah hujan DKI Jakarta
lebih dari 500 mm (BMKG, 2013)
1. secara umum, penyebab terjadinya banjir yaitu :
a. Penebangan hutan secara liar tanpa disertai reboisasi.
b. Pendangkalan sungai.
c. Pembuangan sampah yang sembarangan, baik kealiran
sungai maupun gotong royong.
d. Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat.
e. Pembuatan tanggul yang kurang baik.
f. Kawasan kumuh
g. Sampah
2. Penyebab terjadinya banjir secara alami :
a. Curah hujan
Pada musim penghujan curah hujan yang tinggi akan
mengakibatkan banjir di sungai dan bilamana melebihi
tebing sungai, maka akan timbul banjir atau genangan.
b. Pengaruh fisiografi
Fisiologi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, dan
kemiringan daerah pengaliran sungai, kemiringan sungai,
geometri hidrolik (bentuk penampungan seperti lebar,
kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai),
lokasi sungai.
c. Erosi dan sedimentasi
Erosi berpengaruh terhadap kapasitas penampungan sungai,
karena tanah yang tererosi tersebut apabila terbawa air
hujan ke sungai akan mengendap dan menyebabkan
terjadinya sedimentasi. Sedimentasi akan mengurangi
kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi
kapasitas sungai dapat menyebabkan banjir.
d. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan
oleh pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan
tebing sungai yang berlebihan, karena tidak adanya vegetasi
penutup.
e. Pengaruh air pasang
Air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu
banjir bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka
tinggi genangan /banjir menjadi lebih tinggi karena terjadi
aliran balik (back water).

D. Dampak dari banjir


Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa :
 Rusaknya sarana dan prasarana
Terjadinya banjir menyebabkan rusaknya berbagai sarana dan
prasarana umum yang ada. Arus banjir yang dahsyat bahkan
dapat mengahncurkan rumah dan bangunan-bangunan lainnya.
Bencana ini juga dapat merusak aliran listrik sehingga akan
terjadi pemadaman listrik dalam jangka waktu yang cukup
lama. Ketika bencana ini terjadi listrik juga bisa saja konslet
dan menyebabkan banyak aktifitas terhenti, bahkan bisa saja
sangat membahayakan nyawa manusia.
 Kerugian materi (hilangnya harta benda)
Banjir dengan arus yang kuat dapat menyebabkan hanyutnya
berbagai macam material yang berharga bagi pemiliknya.
Dalam mengantisipasi adanya kerugian material selama
bencana banjir berlangsung sebaiknya daerah yang rawan
terkena banecana ini melakukan rencana kegiatan-kegiatan
mitigasi.
 Melumpuhkan aktivitas sehari-hari
Terjadinya banjir juga akan menyebabkan terganggunya
aktifitas sehari-hari. Sebagian bencana ini tidak akan berjalan
dengan normal, contohnya adalah berhentinya kegiatan belajar
mengajar disekolah, tidak beroperasinya sector-sektor vital
perekonomian, terputusnya akses distribusi darat, dan lain
sebagainya. Lumpuhnya kegiatan ini merupakan salah satu
dampak yang menimbulkan suatu kerugian yang sangat besar.
 Timbulnya berbagai jenis penyakit.
Banjir menyebabkan lingkungan sekitar menjadi kotor dan
kumuh. Air akan menggenangi tempat-tempat sampah dan
membuat sampah berserakan. Hal ini tentunya akan memicu
timbulnya banyak bibit penyakit seperi diare, disentri, berbagai
penyakit kulit (panu, jamur kulit, gatal-gatal) dan lain
sebagainya.

 Mengakibatkan adanya korban jiwa


Banjir yang sangat dahsyat dan mendadak akan banyak
menimbulkan korban jiwa. Arus air banjir yang sangat kuat
dapat menyebabkan aorang hanyut dan tenggelam sehingga
banyak korban meninggal. Rusaknya berbagai sarana dan
prasarana public pun dapat menyebabkan korban meninggal.
E. Pengendalian banjir
Ada berbagai macam cara atau tindakan yang dapat dilakukan sebagai
upaya pengendalian banjir. Tentunya upaya pengendalian bencana ini
harus dilakukan oleh sluruh pihak agar membuahkan hasil yang baik.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan :

1. Tidak membuang sampah sembarangan ke aliran air seperti


danau, sungai, selokan, dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan
agar aliran air tetap berjalan dengan baik dan tidak tersumbat.
2. Melakukan pengerukan pada aliran air (danau, sungai dan
selokan) yang sudah mengalami pendangakalan agar kapasitas
penampungan volume air lebih besar. Selain itu, harus
dilakukan juga pebersihan aliran dari sampah secara berkala.
3. Membangun system pemantauan dan peringatan banjir yang
baik pada daerah-daerah rawan banjir.
4. Melakukan penanaman pohon di daerah bantaran sungai. Hal
ini bertujuan akar-akar pohon mampu menahan tanah dan
menyarap air hujan sehingga memperkecil terjadinya erosi
maupun longsor yang dapat menyebabkan pendangkalan
sungai.
5. Membangun tanggul atau waduk atau pengendali air untuk
menampung volume air sungai yang sewaktu-waktu dapat
meluap. Bangunan pengendali air ini juga dapat digunakan
untuk mengendalikan aliran air misalnya untuk irigasi
persawahan.
6. Membuat atau menyediakan area peresapan air sehingga air
yang ada di permukaan tidak menggenang dan menjadi
limpasan. Selain itu, lubang biopori dan lubang rsapan juga
dapat dibuat agar air di permukaan lebih cepat masuk ke dalam
tanah. Sumur resapan juga dapat dibuat didaerah paling rendah
pada suatu daerah. Selain sebagai salah satu upaya penendalian
banjir, sumur resapan juga akan membantu memasok kembali
air tanah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa bencana banjir dapat
terjadi pada saat musim penghujan telah tiba. Mendekati musim hujan,
yang mulai turun. Banjir yang pada hakekatnya proses alamiah dapat
menjadi bencana bagi manusia dan menyebabkan kerugian jiwa
maupun materi. Dalam konteks system alam, banjir terjadi pada
tempatnya. Banjir akan mengenai manusia jika mereka mendiami
daerah yang secara alamiah merupakan dataran banjir.
B. Saran
Dengan adanya musibah banjir diharapakan penduduk dapat
mengetahui dampak atas pembuangan sampah sembarangan yang
menyebabkan terjadinya bencana banjir, dan mencegah bencana banjir
agar keesokan harinya tidak terkena bencana banjir lagi. Dengan
adanya bencana banjir yang terjadi kita dapat belajar dari bencana
tersebut untuk menjaga alam semesta ini dan melestarikan alam
semesta ini, bukannya malah merusaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Utomo, Kukuh Setio, Chatarina Muryani, and Setya Nugraha. 2018. “3 1,2,3.” Jurnal
GeoEco 4(1):68–76.

Anda mungkin juga menyukai