Anda di halaman 1dari 9

IDENTIFIKASI BENCANA BANJIR:

EDUKASI DAN MITIGASI DI WILAYAH RW


…………. KEL ……KEC …. KABUPATEN
…………… TAHUN 2023

Dosen Pengampu: ………………

LOGO KAMPUS

Laporan ini disusun oleh:


………………………

Mata Kuliah: Keperawatan Bencana

JURUSAN ………….
FAKULTAS ……
UNIVERSITAS ………
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banjir merupakan bencana alam yang paling terjadi di Indonesia definisi banjir
adalah keadaan dimana jumlah yang besar, namun kadangkala banjir dan angin
badai atau kebocoron tanggul yang biasa disebut banjir bandang Kota Medan
terjadi banjir bandang, yaitu di antara adalah kecamatan medan maimun, yang
terjadi di tanggal 4 Desember 2020. Oleh karena itu, penulis ingin mengangkat
judul ini untuk mengetahui tindakan masyarakat setelah terjadi pasca bencana
banjir.
Indonesia merupakan negara yang setiap tahunnya dilanda banjir, fenomena
tersebut merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan, sebab telah
menjadi rutinitas kota-kota besar yang ada di Indonesia dan banyak menimbulkan
kerugian. Banjir merupakan bencana yang penting di Indonesia ditinjau dari sisi
frekuensinya, bencana yang disebabkan oleh faktor hidrometeorologi ini selalu
meningkat setiap tahunnya. Meskipun terkadang tidak menimbulkan banyak korban
jiwa, bencana ini tetap saja merusak infrastruktur dan menganggu stabilitas
perekonomian masyarakat secam signifikan. Oleh karena itu, masyarakat harus siap
untuk mengantisipasi setiap jenis bencana banjir yang datang (Badan Nasional
Penanggulangan Bencana, 2013).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tindakan masyarakat sebelum terjadinya banjir
2. Untuk mengetahui tindakan masyarakat pasca terjadinya banjir.

C. Manfaat
Supaya masyarakat tidak terlalu banyak kehilangan harta benda sebelum
terjadinya banjir dan bisa menanggulangi bencana setelah pasca terjadinya banjir.

D. Sistematika
Secara sistematis isi dari laporan ini disusun sebagai berikut.
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini akan berisi latar belakang, tujuan penelitian dan sistematika
penulisan laporan yang terkait dengan identifikasi bencana banjir.
BAB 2 KAJIAN KASUS BENCANA
Pada bab ini akan berisi dasar-dasar teori yang digunakan sebagai pedoman
dan acuan dalam pemecahan masalah.
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan berisi kesimpulan mengena sistem informasi yang telah
dibuat beserta dengan saran-saran yang bermanfaat untuk pengembangan sistem
informasi lebih lanjut.
BAB 2
KAJIAN KASUS BENCANA

A. Bencana Banjir
Banjir adalah aliran/genangan air yang menimbulkan kerugian ekonomi atau
bahkan menyebabkan kehilangan jiwa (Asdak, 2007). Banjir genangan juga dapat
diartikan peristiwa atau keadaan dimana terendamnya tergenangnya suatu daerah
atau daratan karena volume air yang meningkat (BNPB, 2007). Pada Peraturan
Pemerintah No. 38 Tahun 2011 tentang sungai diuraikan bahwa banjir adalah
peristiwa meluapnya air sungai melebihi palung sungai. Menurut Dinas Pekerjaan
Umum, banjir merupakan suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung
oleh patung sungai, sehingga terjadi limpasan dan atau genangan pada lahan yang
semestinya kering (PUPR Provinsi DKL 2008). Sedangkan berdasarkan Badan
Koordinasi Nasional, banjir merupakan peristiwa terbenamnya daratan (yang
biasanya kering) karena volume air meningkat (Bakornas, 2007). Bencana dapat
disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Istilah banjir terkadang bagi sebagian orang disamakan dengan genangan,
sehingga penyampaian informasi terhadap bencana banjir di suatu wilayah menjadi
kurang akurat. Genangan adalah luapan air yang hanya terjadi dalam hitungan jam
setelah hujan mulai turun. Genangan terjadi akibat meluapnya air hujan pada
saluran pembuangan sehingga menyebabkan air terkumpul dan tertahan pada suatu
wilayah dengan tinggi muka air 5 hingga >20 cm. Menurut M. Syahril (2009) banjir
adalah meluapnya air hujan dengan debit besar yang tertahan pada suatu wilayah
yang rendah dengan tinggi muka air 30 hingga 200 cm.

B. Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
Banjir merupakan peristiwa ketika air menggerangi suatu wilayah yang
biasanya tidak tergenangi air dalam jangka waktu tertentu. Banjir biasanya terjadi
karena curah hujan turun terus menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai,
danau, laut, drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media
penopang air dari curah hujan tadi. Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah
hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah manusia. Contoh, berkurangnya
kawasan resapan air karena alih fungsi lahan, penggundulan hutan yang
meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak bertanggung
jawab seperti membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran
sungai.

C. Kategori atau Jenis Banjir


Kategori atau jenis banjir terbagi berdasarkan lokasi sumber aliran permukaan
dan berdasarkan mekanisme terjadinya banjir. Berdasarkan lokasi sumber aliran
permukaannya, terbagi menjadi 2 macam, yaitu sebagai berikut.
1. Banjir Kiriman (banjir bandang), yaitu banjir yang diakibatkan oleh tingginya
curah hujan didaerah hulu sungai.
2. Banjir lokal, yaitu banjir yang terjadi karena volume hujan setempat yang
melebihi kapasitas pembuangan di suatu wilayah.
Adapun berdasarkan mekanisme banjir tediri atas 2 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Regular Flood: Banjir yang diakibatkan oleh hujan.
2. Irregular Flood: Banjir yang diakibatkan oleh selain hujan, seperti tsunami,
gelombang pasang, dan hancurnya bendungan.

Banyak faktor menjadi penyebab terjadinya banjir. Namun secara umum


penyebab terjadinya banjir dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu banjir
yang disebabkan oleh sebab-sebab alami dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan
manusia (Sugiyanto, 2002). Berikut yang termasuk sebab-sebab alami adalah
sebagai berikut.
1. Curah Hujan
Indonesia memiliki musim tropis sehingga sepanjang tahun mempunyai dua
musim yaitu hujan umumnya antara bulan Oktober sampai bulan Maret, dan
musim kemarau terjadi antara bulan April sampai bulan September. Pada musim
penghujan, curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sungai dan
bilamana melebihi tebing sungai akan timbul banjir atau genangan.
2. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi, dan kemiringan
daerah pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk
penampang seperti lebar. kedalaman, potongan memanjang, material dasar
sungai), lokasi sungai dil merupakan hal- hal yang mempengaruhi terjadinya
banjir.
3. Erosi dan Sedimentasi
Erosi di DPS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampung
sungai. Erosi menjadi problem klasik sungai-sungai di Indonesia. Besarnya
sedimentasi akan mengurangi kapasitas saluran, sehingga timbul genangan dan
banjir di sungai. Sedimentasi juga menjadi masalah besar pada sungai-sungai di
Indonesia.
4. Kapasitas Sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan
dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup dan adanya
penggunaan lahan yang tidak tepat.
5. Kapasitas Drainase yang tidak Memadai
Hampir semua kota-kota di Indonesia mempunyai drainasi daerah genangan
yang tidak memadai, sehingga kota-kota tersebut sering menjadi langganan
banjir di musim hujan.
6. Pengaruh Air Pasang
Air pasang laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir
bersamaan dengan air pasang laut yang tinggi maka tinggi genangan atau banjir
akan menjadi besar karena terjadi aliran balik (backwater). Contoh terjadi di
Kota Semarang dan Jakarta. Genangan ini terjadi sepanjang tahun baik musim
hujan dan maupun musim kemarau. Sehingga menyebabkan kecepatan aliran
yang sangat besar yang melalui bobolnya tanggul sehingga menimbulkan banjir
besar. Banjir merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh meluapnya air
sungai melebihi palung sungai yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi dan
kehilangan nyawa.

D. Langkah-Langkah Mitigasi
Kendati sifatnya bencana lokal, namun terkadang banjir juga dapat meluas dan
melumpuhkan kehidupan perkotaan seperti yang pernah terjadi di beberapa daerah
di Kabupaten Grobogan. Oleh sebab itu, langkah antisipasi harus dilakukan baik
sebelum, saat, dan setelah bencana banjir.

1. Sebelum Bencana
a. Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya
banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan langkah-langkah apa yang
harus dilakukan.
b. Mengetahui tingkat kerentanan tempat tinggal kita, apakah di zona rawan
banjir (bisa menggunakan aplikasi inarisk).
c. Mengetahui cara-cara untuk melindungi rumah kita dari banjir.
d. Mengetahui saluran dan jalur yang sering dilalui air banjir dan apa
dampaknya untuk rumah kita.
e. Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk emmahami rute evakuasi dan
daerah yang lebih tinggi.
f. Membicarakan dengan anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan
merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpencar-pencar.
g. Mengetahui bantuan apa yang bisa diberikan apabila ada anggota keluarga
yang terkena banjir.
h. Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan tetangga
apabila banjir terjadi.
i. Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama sekurangnya tiga hari,
misalnya persiapan tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air minum.
j. Mengetahui bagaimana mematikan air, listrik dan gas.
k. Mempertimbangkan asuransi banjir.
l. Berkaitan dengan harta dan kepemilikan, maka anda bisa membuat catatan
harta kita, mendokumentasikan dalam foto, dan simpan dokumen tersebut di
tempat yang aman.
m. Menyimpan berbagai dokumen penting ditempat yang aman.
n. Hindari membangun di tempat rawan banjir kecuali ada upaya penguatan dan
peninggian bangunan rumah.
o. Perhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat
bersentuhan dengan air banjir.
p. Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum.
q. Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan 18. menggunakan air bersih
dengan efisien.

2. Saat Bencana
a. Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi dari
berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan
kesiapsiagaan.
b. Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
c. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain
yang tergenang air.
d. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya banjir
bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa peringatan pada saat
hujan biasa atau deras.
e. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda. Apabila
masih tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di tempat yang
aman dari banjir. Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang
lebih tinggi di dalam rumah.
f. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang.
Cabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh
peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air.
g. Jika ada perintah evakuasi dan Anda harus meninggalkan rumah: Jangan
berjalan di arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat
mengakibatkan Anda jatuh.
h. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak
bergerak. Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat
Anda berpijak.
i. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik,
abaikan mobil dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak
dilakukan. Anda dan mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
j. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya
kehabisan air bersih.
k. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan
dilalui oleh arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa
peringatan.

3. Setelah Bencana
a. Hindari air banjir karena kemungkinan kontaminasi zat-zat berbahaya dan
ancaman kesetrum.
b. Waspada dengan instalasi listrik.
c. Hindari air yang bergerak.
d. Hindari area yang airnya baru saja surut karena jalan bisa saja keropos dan
ambles.
e. Hindari lokasi yang masih terkena bencana, kecuali jika pihak yang
berwenang membutuhkan sukarelawan.
f. Kembali ke rumah sesuai dengan perintah dari pihak yang berwenang.
g. Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi air.
h. Hati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak
terlihat seperti pada fondasi.
i. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih jika Anda terkena air banjir.
j. Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.
k. Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana
mendapatkan bantuan perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.
l. Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
m. Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran setelah
banjir.
n. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN).
o. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
p. Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL).
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebab banjir salah satunya adalah akibat adanya hujan dengan intensitas
tinggi yang kemudian mengakibatkan sungai deli, sungai babura, dan sungai denai
meluap. Setidaknya ada empat kecamatan yang terdampak banjir, yakni kecamatan
medan johor, kecamatan medan maimun, kecamatan medan sunggal dan kecamatan
medan tuntungan. Berdasarkan analisis melalui inarisk, kota medan merupakan
salah satu wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan tingkat kerawanan sedang
hingga tinggi dengan 21 kecamatan yang berpotensi terdampak banjir, wilayah
sumatera utara merupakan salah satu wilayah yang berpotensi hujan lebat yang
dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang. "masyarakat diimbau untuk selalu
waspada terhadap potensi bahaya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir
bandang, tanah longsor dan angin kencang.

B. Saran
Pemerintah kota medan mengharapkan ke depan kota medan tak lagi dilanda
banjir seiring dengan rencana normalisasi terhadap dua sungai utama yang ada di
kota itu yakni sungai deli dan sungai babura. Dalam kondisi tertentu banjir bisa
menjadi bencana yang merusak lingkungan dan bahkan merenggut nyawa manusia.
Oleh sebab itu penanganan terhadap penyebab banjir selalu menjadi hal yang
serius. Banjir akan disebut sebagai bahaya. apabila banjir tersebut sudah
menganggu aktifitas manusia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/05/124751965/tagar-prayformedan-
trending- bagaimana-perkembangan-banjir-di-medan?page=all

https://ekonomi.bisnis.com/read/20190509/45/920438/normalisasi-sungai-indi-
solusi-atasi-banjir-di-medan

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd-
&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwitchINXtAhUCjYKHVDPAYSOFIA.AgQIBR
AC&url=http://iurnalunpad.ac.id/kumawula/article/download/24745/
pdf&usg=AOvVaw2vdAPBNB6SkbQEKNjbCg

http://hpbd grobogan.go.id/berita/Mitigasi-Bencana-Banjir-text-Mitigasi bencana

2620adalah serangkaian 20upaya 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan


20Bencana).

Anda mungkin juga menyukai