Anda di halaman 1dari 5

Jurnal ppkn kelompok 3 .vol 01.

No 01

Analisis Pennyebap Daerah Kota Medan Rawan Banjir

Fajar Ferdian Telaumbanua,Mita Oktavia Simanjuntak, Mely Syahputri Sidauruk

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Fisika Universitas Negeri Medan

Email:

Abstract

Kejadian banjir merupakan fenomena alam yang terus meningkat dalam frekuensi dan
intensitas, memberikan dampak serius pada berbagai aspek kehidupan manusia dan
lingkungan. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, pemanasan global, dan manajemen
sumber daya alam yang tidak berkelanjutan telah memperburuk kecenderungan banjir di
berbagai wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis
penyebab dan dampak banjir, dengan penekanan khusus pada peran sampah dalam
memperbesar risiko banjir perkotaan. Melalui pendekatan interdisipliner, penelitian ini
membahas bagaimana penumpukan sampah dapat menyebabkan penyumbatan saluran
drainase, mengurangi kapasitas aliran air, dan mengakibatkan konsekuensi sosial serta
ekonomi yang serius. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
yang berharga untuk pengembangan kebijakan mitigasi dan adaptasi guna mengurangi
dampak banjir serta meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam yang
semakin kompleks.

Kata kunci : hujan ,sampah

lingkungan yang sampai saat ini belum dapat


1. Pendahuluan. diambil manfaatnya oleh masyarakat atau
bahkan bersifat hazards.
Perkembangan dan pertumbuhan di wilayah kota
yang begitu pesat menjadikan munculnya Indonesia merupakan salah satu negara yang
bermacam permasalahan, salah satu masalah
banyak dilanda bencana. Selama periode 2000
pokok yang sampai saat ini belum tuntas adalah
masalah sanitasi perkotaan. (Coppola, 2007). sampai 2011, dari sekian banyak bencana secara
Dalam sejarah juga tercatat beragam cara nasional, 77 persen bencana yang terjadi
penerapan dalam pengelolaan bencana. Dalam merupakan bencana hidrometeorologi. yaitu
kasus banjir zaman Nuh, misalnya, dapat banjir, angin puting beliung, longsor. Pada bulan
dipelajari tentang pentingnya peringatan Januari 2013, terdapat sekitar 120 kejadian
(warning), kesiapsiagaan (preparedness), dan bencana di Indonesia. Akibat bencana tersebut
mitigasi. Dalam upaya mitigasinya, Nuh dan maka 123 orang meninggal, 179.659 orang
masyarakat sekitar telah siap siaga menghadapi menderita dan mengungsi, 940 rumah rusak
bencana banjir besar dengan mempersiapkan berat, 2.717 rumah rusak sedang, 10.798 rumah
atau membuat kapal besar, juga mitigasi rusak ringan, kerusakan fasilitas umum lainnya
dampaknya terhadap keragaman biologi di BNPB, 2013).
bumi dengan cara mengumpulkan sepasang/dua
dari masing-masing spesies dan Selama periode tahun 1991 sampai 1995,
menempatkannya pada tempat yang aman di misalnya, bencana banjir di Indonesia telah
perahu. Mereka yang tidak mengikuti upaya menimbulkan kerugian triliunan rupiah dengan
mitigasi (tidak ikut dalam perahu) akhirnya korban jiwa sebanyak 4.246 meninggal, 6.635
musnah tenggelam oleh banjir yang makin luka-luka, dan sekitar 7 juta menderita serta
besar (Coppola, 2007). memperhitungkan bencana banjir dalam skala
kecil, kerugian immaterial dan kerugian tidak
Kondisi lingkungan Indonesia sangat beragam langsung yang tidak sedikit jumlahnya (BNPB,
dan dinamis, baik menurut waktu maupun 2013).
ruang. Sebagian lingkungan telah memberikan
manfaat bagi masyarakat; namun tidak sedikit
1
2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur


dengan batas daerah kajian adalah administrasi
Kota Medan yang secara geogarfis terletak pada
koordinat 3̊30'-3̊43'LU dan 98̊35'-98̊44' BT yang
berada di Provinsi Sumatera Utara. Waktu
pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan
september tahun 2023 di Kota Medan. Jenis
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan melihat pengaruh dari
parameter banjir yang digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat kerawanan banjir di Kota
Medan. Tahap-tahap penelitian ini adalah:
1. Penentuan parameter kerawanan banjir.
Parameter kerawanan banjir yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan.
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan yaitu data citra DEM
SRTM 30 M Sumatera Utara, data jenis tanah
Sumatera Utara tahun 2023, dan data curah hujan
Kota Medan tahun 2023 (Badan Pusat Statistik
Sumatera Utara, 2023). Ketiga data tersebut
kemudian diolah menjadi peta yang akan menjadi
data input dalam proses selanjutnya.
3. Overlay Data
Beberapa data yang telah dikumpulkan kemudian
di overlay. Adapun peta yang dioverlay yaitu peta
kelerengan, peta jenis tanah, dan peta curah hujan
Kota Medan

Brigjend katamso gang sempurna

2
yang signifikan. Penumpukan sampah dalam
saluran drainase mengakibatkan pengurangan
3. Bencana Banjir. aliran air, menciptakan genangan air yang dapat
merusak habitat alami. Selain itu, bahan kimia
berbahaya yang terkandung dalam sampah dapat
Banjir dapat berupa genangan pada lahan terlarut dalam air, mencemari sumber air dan
yang biasanya kering seperti pada lahan merugikan organisme hidup di dalamnya.
pertanian, permukiman, pusat kota. Banjir Akibatnya, keberlanjutan kejadian banjir yang
dapat juga terjadi karena debit/volume air dipicu oleh sampah berkontribusi terhadap
yang mengalir pada suatu sungai atau saluran degradasi kualitas air dan menyebabkan
drainase melebihi atau diatas kapasitas penurunan biodiversitas dalam ekosistem sungai
pengalirannya. Luapan air biasanya tidak dan daerah sekitarnya.
menjadi persoalan bila tidak menimbulkan
kerugian, korban meninggal atau luka-2, tidak Dampak sosial dari kejadian banjir yang
merendam permukiman dalam waktu lama, berkelanjutan akibat sampah mencakup risiko
tidak menimbulkan persoalan lain bagi kesehatan masyarakat, kerugian ekonomi, dan
kehidupan ketidaksetaraan dampak bencana. Air yang
sehari-hari. Bila genangan air terjadi cukup terkontaminasi oleh sampah dapat menyebabkan
penyebaran penyakit air-borne, terutama di
daerah perkotaan dengan tingkat kepadatan
tinggi, dalam waktu lama, dan sering maka hal penduduk yang tinggi. Selain itu, kerugian
tersebut akan mengganggu kegiatan manusia. ekonomi masyarakat lokal dapat terjadi melalui
Dalam sepuluh tahun terakhir ini, luas area dan rusaknya infrastruktur, kehilangan lahan
frekuensi banjir semakin bertambah dengan pertanian, dan dampak pada sektor perdagangan.
kerugian yang makin besar (BNPB, 2013). Kelompok masyarakat yang lebih rentan, seperti
yang tinggal di daerah kumuh, seringkali
Di Indonesia banjir sudah lama terjadi. Di mengalami dampak yang lebih besar,
medan , banjir sering terjadi,. Banjir di medan meningkatkan ketidaksetaraan dampak bencana.
terjadi jika hujan deras melanda yang Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang
menggenangi permukiman warga karena parit dampak lingkungan dan sosial dari
parit yang tersumbant seingga membuat air keberlanjutan kejadian banjir yang dipicu oleh
meluap kejalan yang menyebapkan banjir di sampah menjadi esensial dalam merancang
sekitar pmukiman. kebijakan mitigasi yang efektif dan upaya
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, selama pemulihan yang berkelanjutan.
musim hujan seperti bulan Januari-Februari,
semua pihak (baik pemerintah maupun Penumpukan sampah memiliki dampak
masyarakat) biasanya khawatir datangnya signifikan terhadap aliran air dan saluran
bencana banjir. Curah hujan pada periode drainase, mengubah karakteristik hidrologis dan
tersebut biasanya lebih tinggi dari bulan menyebabkan sejumlah masalah ekologis serta
lainnya (BMKG, 2013). Oleh karena itu infrastruktur. Berikut adalah analisis tentang
masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan bagaimana sampah mempengaruhi aliran air dan
rawan banjir (bantaran sungai, dataran banjir, saluran drainase:
pantai, dll) atau yang rutin mengalami banjir,
biasanya sudah siap dengan kemungkinan Penyumbatan Saluran Drainase:
terburuk mengalami banjir, apalagi bila tempat Penumpukan sampah cenderung menyumbat
tinggalnya berada dekat tubuh perairan saluran drainase, baik sungai maupun saluran air
khususnya sungai. buatan. Sampah-sampah seperti plastik, ranting
pohon, dan limbah padat lainnya dapat
menghalangi aliran air yang seharusnya lancar
melalui saluran tersebut. Akumulasi sampah ini
4. Dampak Banjir
menciptakan hambatan fisik yang mengurangi
kapasitas saluran drainase, menyebabkan
Dampak lingkungan dari keberlanjutan
genangan air, dan meningkatkan risiko banjir
kejadian banjir yang disebabkan oleh sampah
saat hujan lebat.
mencakup kerusakan ekosistem air dan tanah

3
Perubahan Hidrologis:
Sampah juga dapat mengubah karakteristik
hidrologis suatu wilayah. Misalnya,
penumpukan sampah di sepanjang sungai dapat
5. Penutup
membentuk bentangan permukaan yang kasar,
mengubah laju aliran air dan menciptakan pola
aliran yang tidak stabil. Selain itu, sampah Bila kecenderungan pembangunan dan perilaku
dapat menahan air dan menyebabkan masyarakat terhadap lingkungan masih seperti
perubahan dalam waktu respon aliran sungai
saat ini maka bencana banjir, dan bencana lain,
yang diakibatkan oleh kegiatan manusia, akan
terhadap curah hujan. Hal ini dapat
lebih sering terjadi di banyak daerah dengan
mengakibatkan peningkatan risiko banjir pada
intensitas yang makin tinggi dan dampak yang
hujan intensif, karena aliran air tidak dapat semakin besar dan luas. Programpengendalian
dengan efisien disalurkan melalui saluran banjir sudah banyak dilakukan namun banjir
drainase yang terhambat oleh sampah. (frekuensi, lamanya, intensitas, luas genangan)
terus meningkat. Perubahan tata ruang atau
Dampak Lingkungan: guna lahan lebih banyak pengaruh atau
Sampah yang terjebak di saluran drainase dapat kontribusinya terhadap terjadinya banjir
menyebabkan degradasi lingkungan air. Bahan dibandingkan dengan pembangunan fisik
kimia berbahaya yang terkandung dalam pengendali banjir. Perencanaan tata ruang
sampah dapat larut dalam air dan mencemari Wilayah dan Kota serta upaya kerjasama
sumber air, merugikan kehidupan akuatik dan berbagai pihak dan daerah diharapkan dapat
memengaruhi keseimbangan ekosistem air.
berkontribusi dalam pengelolaan bencana
banjir khususnya memperkecil kemungkinan
Oleh karena itu, penumpukan sampah tidak
dampak negatip yang terjadi serta
hanya mempengaruhi aliran air secara fisik,
memanfaatkan potensi dan peluang yang
tetapi juga berkontribusi pada penurunan tersedia di kawasan bencana banjir dengan
kualitas air dan kesehatan ekosistem sungai. tetap memperhatikan kondisi masyarakat
setempat.
Peningkatan Risiko Banjir:
Penumpukan sampah dalam saluran drainase
meningkatkan risiko banjir karena
menyebabkan pendangkalan dan penurunan DAFTAR PUSTAKA
kapasitas saluran tersebut. Saat curah hujan
tinggi, air tidak dapat mengalir secara efektif, Anggraini N, dkk.2021.ANALISIS PEMETAAN
menciptakan kondisi genangan air yang dapat DAERAH RAWAN BANJIR DI KOTA MEDAN
mencapai permukaan tanah dan menyebabkan TAHUN 2020. Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan
banjir lokal. Selain itu, sampah yang Geografi. 2716-2737. 4 (2)
menumpuk di sepanjang sungai dapat
membentuk gundukan sampah yang, pada Silitonga, B. 2019. Identifikasi Sistem Drainase
akhirnya, dapat memblokir aliran air dan Untuk Penanganan Banjir
menyebabkan banjir yang lebih luas. Kota Medan. JURNAL REKAYASA KONSTRUKSI
MEKANIKA SIPIL. 2614-5707. 2(1)
Perlunya Manajemen Sampah yang Efektif:
Dari analisis ini, jelas bahwa manajemen
sampah yang efektif sangat penting untuk
memitigasi dampak negatifnya terhadap aliran
air dan saluran drainase. Pengelolaan sampah
yang baik melibatkan pengurangan produksi
sampah, daur ulang, dan pengelolaan limbah
yang aman. Selain itu, kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai
dan saluran drainase juga merupakan kunci
untuk mengurangi risiko banjir yang
disebabkan oleh sampah.

4
5

Anda mungkin juga menyukai