Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah GADAR dan MANAJEMEN BENCANA
Oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
Tahun 2021
2
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karuniaNYA semata sehingga tugas mata kuliah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tugas ini disuruh untuk memenuhi mata kuliah GADAR dan
MANAJEMEN BENCANA yang menjadi salah satu mata kuliah yang wajib di
Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada ibu Ns.Destia Widyarani, S.Kep, M.Kes selaku dosen mata kuliah GADAR
dan MANAJEMEN BENCANA
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari
Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1
2.1 Definisi......................................................................................3
2.2 Etiologi......................................................................................3
2.4 Klasifikasi..................................................................................4
2.5 Patofisiologi...............................................................................5
2.6 Pathway.....................................................................................6
2.7 Komplikasi................................................................................7
2.9 Penatalaksanaan.........................................................................7
2.10 Pencegahan..............................................................................8
iii
3.1 Pengkajian....................................................................................9
3.2 Diagnosa.....................................................................................11
3.3 Intervensi....................................................................................12
3.4 Implementasi..............................................................................13
BAB 4 PENUTUP......................................................................................16
4.1 Kesimpulan.................................................................................16
4.2 Saran...........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Kegiatan Manajemen Bencana Banjir
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut Aminudin (2013) banjir adalah bencana akibat curah hujan yang
tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai
sehingga merendam wilayah- wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang- orang yang
ada disana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran air yang ada
sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir. Sementara menurut
Azmeri (2017), banjir adalah suatu aliran berlebih atau penggenangan yang datang
dari sungai atau badan air lainnya dan menyebabkan atau mengancam kerusakan.
Pembeda antara debit normal dan aliran banjir ditentukan oleh tinggi aliran air dimana
banjir ditunjukkan aliran air yang melampaui kapasitas tampung tebing/tanggul
sungai sehingga menggenangi daerah sekitarnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa banjir merupakan keadaan dimana suatu
daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang besar dan dapat
mengancam keselamatan jiwa, hilangnya harta benda, serta kerusakan bangunan
maupun kerusakan lingkungan.
3
Jika banjir air dapat terjadi dalam waktu yang cukup lama, maka banjir cileunang
adalah banjir dadakan (langsung terjadi saat hujan tiba).
c. Banjir bandang
Tidak hanya banjir dengan materi air, tetapi banjir yang satu ini juga
mengangkut material air berupa lumpur. Banjir bandang mampu menghanyutkan
apapun, karena itu daya rusaknya sangat tinggi. Biasanya banjir bandang ini akan
menghanyutkan sejumlah pohon-pohon hutan atau batu-batu berukuran besar.
Material-material ini tentu dapat merusak pemukiman warga yang berada di
wilayah sekitar pegunungan.
d. Banjir rob (laut pasang)
Banjir rob adalah banjir yang disebabkan oleh pasangnya air laut. Air laut
yang pasang ini umumnya akan menahan air sungai yang sudah menumpuk,
akhirnya mampu menjebol tanggul dan menggenangi daratan.
e. Banjir lahar dingin
Banjir jenis ini biasanya hanya terjadi ketika erupsi gunung berapi. Erupsi ini
kemudian mengeluarkan lahar dingin dari puncak gunung dan mengalir ke
daratan yang ada di bawahnya. Lahar dingin ini mengakibatkan pendangkalan
sungai, sehingga air sungai akan mudah meluap dan dapat meluber ke
pemukiman warga.
f. Banjir lumpur
Banjir ini mirip banjir bandang, tetapi lebih disebabkan oleh keluarnya lumpur
dari dalam bumi dan menggenangi daratan. Lumpur yang keluar dari dalam bumi
bukan merupakan lumpur biasa, tetapi juga mengandung bahan dan gas kimia
tertentu yang berbahaya.
4
terjadi antara bulan April sampai bulan September. Pada musim penghujan, curah
hujan yang tinggi akan mengakibatkan banjir di sungai dan jika melebihi tebing
sungai maka akan timbul genangan.
b. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan
daerah pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk
penampang meliputi lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar
sungai) lokasi sungai merupakan hal – hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
c. Erosi dan Sedimentasi
Erosi di DPS berpengaruh terhadap pengurangan kapasitas penampang sungai.
Erosi menjadi masalah klasik pada sungai di Indonesia. Besarnya sedimentasi
akan mengurani kapasitas saluran, sehingga timbul genangan dan banjir pada
sungai.
d. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh
pengendapan yang berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai yang
berlebihan dan sedimentasi di sungai itu karena tidak adanya vegetasi penutup
dan adanya penggunaan lahan yang tidak tepat.
e. Pengaruh air pasang
Air pasang dapat memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir
bersamaan dengan air pasang yang tinggi maka genangan akan terjadi akibat
aliran balik (backwater).
Sementara yang termasuk sebab-sebab banjir yang diakibatkan oleh tindakan
manusia diantaranya adalah:
a. Kapasitas Drainase yang tidak memadai
Hampir semua kota di Indonesia mempunya drainase daerah genangan yang
tidak memadai, sehingga banyak kota di Indonesia saat musim hujan tergenang
banjir.
b. Perubahan Kondisi DPS
Perubahan DPS seperti pengundulan hutan, usaha pertanian yang kurang tepat,
perluasan kota, dan perubahan tataguna lainnya dapat memperburuk masalah
banjir karena meningkatnya aliran banjir, perubahan tataguna lahan memberikan
kontribusi yang besar terhadap kualitas dan kuantitas banjir.
c. Kawasan kumuh
5
Perumahan kumuh yang terdapat sepanjang sungai dapat menghambat aliran.
Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting terhadap masalah banjir
di daerah perkotaan.
d. Sampah
Pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan muka air banjir karena
menghalangi aliran.
e. Drainase lahan
Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada derah bantuan banjir
akan mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit banjir.
f. Bendung dan bangunan air
Bendung dan bangunan air lain seperti pilar jempatan dapat meningkatkan
elevasi muka air banjir karena meningkatkan elevasi muka air karena efek aliran
balik.
g. Kerusakan bangunan pengendali banjir
Pemeliharaan yang kurang memadai dari bangunan pengendali banjir sehingga
menimbulkan kerusakan dan tidak dapat berfungsi.
h. Perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat
Beberapa sistem pengendalian banjir memang dapat mengurangi kerusakan
akibat banjir kecil sampai sedang, tetapi mungkin dapat menambah kerusakan
selama banjir-banjir yang besar. Sebagai contoh bangunan tanggul yang tinggi.
Limpasan pada tanggul pada waktu terjadi banjir yang melebihi banjir rencana
dapat menyebabkan keruntuhan tanggul, hal ini menimbulkan kecepatan aliran air
menjadi sangat besar yang melalui bobolnya tanggul sehingga menimbulkan
banjir yang besar.
6
c. Aspek ekonomi, antara lain berupa hilangnya mata pencaharian, tidak
berfungsinya pasar tradisional, kerusakan atau hilangnya harta benda, ternak dan
terganggunya perekonomian masyarakat.
d. Aspek sarana/prasarana, antara lain berupa kerusakan rumah penduduk, jembatan,
jalan, bangunan gedung perkantoran, fasilitas sosial dan fasilitas umum, instalasi
listrik, air minum dan jaringan komunikasi.
e. Aspek lingkungan, antara lain berupa kerusakan ekosistem, objek wisata,
persawahan/lahan pertanian, sumber air bersih dan kerusakan tanggul/jaringan
irigasi.
7
BAB 3
PEMBAHASAN
KEGIATAN MANAJEMEN BENCANA
3.1 PENCEGAHAN (PREVENTION)
Adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana jika
mungkin meniadakan bahaya. Upaya tersebut adalah:
1.Menjaga lingkungan sekitar
2. Hindari membuat rumah dipinggiran sungai
3. Melaksanakan program tebang pilih dan reboisasi
4. Buanglah sampah pada tempatnya
5. Rajin membersihkan saluran air
6. Membangun pemecah gelombang
7. Hutan mangrove atau bakau
3.2 MITIGASI (MITIGATION)
Mitigasi bencana banjir merupakan upaya pengurangan risiko bencana banjir
baik yang dilakukan sebelum banjir, saat banjir maupun setelah banjir. Mitigasi
sebelum banjir antara lain:
1) Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
2) Tidak membangun pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir.
3) Tidak membuang sampah ke sungai dan mengadakan program pengerukan
sungai.
4) Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan serta
mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
8
1) Segera membersihkan rumah dan menggunakan antiseptik untuk membunuh
kuman penyakit.
2) Menyiapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang
sering terjadi setelah banjir.
3) Selalu waspada dengan binatang berbisa seperti ular dan lipan atau binatang
penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
4) Selalu waspada dengan kemungkinan banjir susulan.
9
3.5 TANGGAP DARURAT (RESPONSE)
Langkah-langkah tanggap darurat merupakan langkah yang diperlukan
untuk mengatasi dampak bencana dengan cepat dan tepat agar jumlah korban
dan kerugian dapat diminimalisir. Tanggap darurat bencana banjir merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat terjadinya
banjir , meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta
pemulihan sarana dan prasarana. Langkah-langkah tanggap darurat banjir
antara lain:
1) Pengkajian secara cepat terhadap lokasi banjir sehingga dapat diperkirakan luas
area dan tingkat kerusakan yang terjadi akibat banjir
2) Penentuan status keadaan darurat bencana banjir
3) Penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena banjir
10
3.9 REKONSTRUKSI (RECONSTRUCTION)
Rekonstruksi merupakan pembangunan kembali semua sarana dan prasarana
yang ada di wilayah pasca bencana. Tujuan dari rekonstruksi ini adalah kembali
tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya di
wilayah pasca bencana. Upaya rekonstruksi yang dapat dilakukan dengan
memperbaiki sarana dan prasana di wilayah terjadinya banjir agar bisa berfungsi
seperti semula
11
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut Aminudin (2013) banjir adalah bencana akibat curah hujan yang
tinggi dengan tidak diimbangi dengan saluran pembuangan air yang memadai
sehingga merendam wilayah- wilayah yang tidak dikehendaki oleh orang-
orang yang ada disana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya sistem aliran
air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
Sementara menurut Azmeri (2017), banjir adalah suatu aliran berlebih atau
penggenangan yang datang dari sungai atau badan air lainnya dan
menyebabkan atau mengancam kerusakan. Pembeda antara debit normal dan
aliran banjir ditentukan oleh tinggi aliran air dimana banjir ditunjukkan aliran
air yang melampaui kapasitas tampung tebing/tanggul sungai sehingga
menggenangi daerah sekitarnya
4.2 Saran
1.Bagi Pemerintah
Mengoptimalkan pemberian sosialisasi kepada msyarakat gar masyarakat
khususnya yang berada di wilayah rawan bencana banjir dapat lebih sadar lagi
akan pentingnya penanggulangan bencana banjir
2.Bagi Masyarakat
Masyarakat yang sudah memahami kesiapsiagaan menghadapi bencana
banjir diharapkan mampu menerapkan dan menyebarluarkan informasi terkait
kesiapsiagaan bencana banjir kepada masyarakat lainnya
12
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. (n.d.). Bencana Alam Menurut Wilayah Indonesia T. Retrieved September 13, 2019, from DIBI
BNPB: http://bnbp.cloud/dibi/tabel2a
Kondoatie, R. J. (2013). Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota. Yogyakarta: Andi Publisher.
Mistra. (2009). Antisipasi Rumah di Daerah Rawan Banjir. Depok: Penebar Swadaya.
Ramli, S. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Disaster Manajemen). Jakarta: PT. Dian
Rakyat.
13