Disusun Oleh:
D1091181012
Makalah yang berjudul “Banjir di Bandung dan Johor Baru” ini memberikan
pemaparan terkait bagaimana menulis sebuah skripsi, khususnya mengenai
sistematika penulisan skripsi serta tujuan dan manfaat penulisan skripsi.
1. Bapak Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki, DEA. selaku dosen mata kuliah
Pengelolaan Sumber Daya Air yang juga sekaligus memberikan tugas
berupa makalah ini.
2. Sumber-sumber terkait yang telah menyajikan berbagai informasi dalam
pembuatan makalah ini.
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
2.1. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
2.1. Banjir di Bandung Pada Tahun 2016.............................................................3
BAB III.............................................................................................................................5
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................5
Daftar Pustaka.................................................................................................................vi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan
yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan
salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008). Sedikitnya
ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor hujan, faktor
hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan
pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata
wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana
Sama seperti banjir yang terjadi di Bandung dan Johor Baru. Banjir
tersebut tentu akan menimbulkan masalah untuk berbagai pihak, baik itu
pemerintah, masyarakat serta swasta. Penulisan makalah ini yaitu bertujuan untuk
memahami terkait banjir yang melanda daerah tersebut.
1
1.2. Rumusan Masalah
2.1. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sungai Citarum juga menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda
Bandung pada tahun 2016. Disaat musim penghujan muara pertemuan ketiga
sungai yaitu Sungai Citarum, Citanduy dan Cisangkuy meluap dan menggenangi
pemukiman warga yang lokasinya semakin mendekati bantaran sungai.
Konsentrasi penduduk yang padat di kawasan titik muara tiga anak sungai di
Kabupaten Bandung menyebabkan mereka tidak bisa menghindar dari bencana
banjir. Disaat musim penghujan muara pertemuan ketiga sungai tersebut meluap
dan menggenangi pemukiman warga yang lokasinya semakin mendekati bantaran
sungai. Konsentrasi penduduk yang padat di kawasan titik muara tiga anak sungai
di Bandung menyebabkan mereka tidak bisa menghindar dari bencana banjir.
Selain itu, Banjir yang menggenangi kota Bandung pada tahun 2016
disebabkan karena luapan sungai Citepus. Sungai Citepus bukanlah sungai besar.
Dari kategori yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), sungai ini
masuk dalam orde ke 3, atau anak sungai. Dalam sebuah aliran sungai, orde
adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutan terhadap induk sungai pada
sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai Citepus ini merupakan sub-DAS
dari DAS Sungai Citarum Hulu. Pada musim kering, di daerah pemakaman
Pandu, di dekat Jalan Pasteur Bandung, aliran sungai Citepus berada jauh di dasar
3
bawah tembok penahan yang telah dibangun di sisi kanan kirinya dengan
ketinggian sekitar 4 meter. Namun ketika hujan, ketinggian air aliran Sungai
Citepus ini dapat mendadak tinggi, hingga tingginya melewati tembok penahan
dan menggenangi areal pemakaman di sisi kanan kirinya. Pada saat itu tanggul
yang terdapat di Sungai Citepus jebol, sehingga air pun meluap keluar dari sungai
tersebut. Hujan deras yang melanda Bandung juga menjadi penyebab banjir yang
terjadi di Bandung. Hujan tersebut terjadi disebelah utara Sungai Citepu, sehingga
arus serta debit air di sungai Citepu meningkat yang mengakibatkan tanggul yang
berada didekat SMAN 9 Bandung pun jebol dan menyebabkan air meluber
menggenangi jalan serta pemukiman hingga mampu menyeret beberapa
kendaraan milik warga.
Banjir yang melanda johor pada tahun 2006 dan tahun 2007 disebabkan
karena hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut. Banjir yang terjadi di Johor
Malaysia, merupakan banjir terparah selama 100 tahun terakhir. Banjir juga
melanda sejumlah negara bagian di Malaysia. Banjir bandang menenggelamkan
sebagian wilayah Johor Baru, Malaysia yaitu Kabupaten Labis, Kota Tinggi, dan
Mersing. Semua itu terjadi usai hujan yang mengguyur wilayah tersebut selama
dua hari. Kronologi peristiwa banjir dimulai dari Sepanjang minggu mulai 18
Desember
2006, Serangkaian banjir melanda Johor , Malaka , Pahang dan NegeriSembilan.
Banjir di johor sendiri disebabkan oleh curah hujan di atas rata-rata, yang
disebabkan oleh Topan Utor yang telah melanda Filipina dan Vietnam beberapa
hari. Selain itu, disebabkan juga oleh ombak besar dan air pasang di muara sungai
dan ketidak mampuan sistem drainase dalam menampung luapan air. Sehingga
pada minggu ketiga Januari 2007, Johor terkena dampak banjir yang lebih besar
4
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
6
Daftar Pustaka
vii