Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH PENGELOLLAN SUMBER DAYA AIR

BANJIR DI BANDUNG DAN JOHOR

Disusun Oleh:

Gilang Ridho Ananto

D1091181012

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2020
Kata Pengantar

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala


kerena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sebagaimana mestinya dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia yang diberikan.

Makalah yang berjudul “Banjir di Bandung dan Johor Baru” ini memberikan
pemaparan terkait bagaimana menulis sebuah skripsi, khususnya mengenai
sistematika penulisan skripsi serta tujuan dan manfaat penulisan skripsi.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


mendukung dan turut berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, khususnya
kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Gusti Zulkifli Mulki, DEA. selaku dosen mata kuliah
Pengelolaan Sumber Daya Air yang juga sekaligus memberikan tugas
berupa makalah ini.
2. Sumber-sumber terkait yang telah menyajikan berbagai informasi dalam
pembuatan makalah ini.

Penulis berharap pembaca dapat memaklumi atas kesalahan yang mungkin


ada. Besar harapan sekiranya makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Pontianak, 23 Maret 2020

Gilang Ridho Ananto


D1091181012

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................2
2.1. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
2.1. Banjir di Bandung Pada Tahun 2016.............................................................3
BAB III.............................................................................................................................5
3.1. Kesimpulan.......................................................................................................5
Daftar Pustaka.................................................................................................................vi

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banjir merupakan sesuatu yang sangat berbahasa. Dampak yang


ditimbulkan dari bencana banjir juga sangat bervariasi, mulai dari kerugian
ekonomi, jiwa, dan lain sebagainya. Banjir merupakan suatu masalah yang sampai
saat masih perlu adanya penanganan khusus dari berbagai pihak, baik dari
pemerintah maupun masyarakat. Banjir bukan masalah yang ringan.

Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan
yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan
salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008). Sedikitnya
ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu faktor hujan, faktor
hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan
pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata
wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana

Banjir sering kali menjadi masalah bagi sebagian warga masyarakat,


terutama masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah maupun di bantaran
sungai. Jarak rumah warga dengan sungai yang terlalu dekat, menjadi faktor
utama yang mengakibatkan terjadinya banjir di pemukiman. Sebagian warga ada
yang sudah mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri ketika banjir datang
secara tiba-tiba, sebagian juga ada yang belum mengetahui cara untuk
menyelamatkan diri. Warga yang telah banyak mengetahui tentang kesiapsiagaan
menghadapi bencana banjir, mereka akan menyiapkan alat untuk mengevakuasi
dirinya sendiri maupun keluarganya.

Sama seperti banjir yang terjadi di Bandung dan Johor Baru. Banjir
tersebut tentu akan menimbulkan masalah untuk berbagai pihak, baik itu
pemerintah, masyarakat serta swasta. Penulisan makalah ini yaitu bertujuan untuk
memahami terkait banjir yang melanda daerah tersebut.

1
1.2. Rumusan Masalah

Pada penulisan makalah ini akan membahas beberapa rumusan masalah


yang sangat mendasar. Berikut adalah rumusan masalah yang berkaitan dengan
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Apa Perbedaaan Banjir di Bandung dan di Johor?


2. Apa penyebab Banjir di Bandung dan di Johor?

2.1. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui penyebab banjir yang melanda Kota Bandung pada tahun


2016 dan banjir yang melanda Johor pada tahun 2007.
2. Mengetahui Perbedaan banjir yang melanda kota Bandung pada tahun
2016 dan Johor pada tahun 2007.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Banjir di Bandung Pada Tahun 2016

Kontur topografis wilayah Bandung berada di antara bukit-bukit dan


gunung-gunung yang memiliki aliran sungai utama, yakni Sungai Citarum dan
anak-anak sungai yang bermuara ke Sungai Citarum tersebut. Jumlah penduduk
Kabupaten Bandung tahun 2016 adalah 3.534.114 jiwa
(pusdalisbang.jabarprov.go.id). Dari 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Bandung, terdapat tiga kecamatan rawan banjir yaitu Kecamatan Baleendah,
Kecamatan Dayeuhkolot, dan Kecamatan Bojongsoang yang ketiganya saling
berdekatan dan berada di daerah aliran Sungai Citarum.

Sungai Citarum juga menjadi salah satu penyebab banjir yang melanda
Bandung pada tahun 2016. Disaat musim penghujan muara pertemuan ketiga
sungai yaitu Sungai Citarum, Citanduy dan Cisangkuy meluap dan menggenangi
pemukiman warga yang lokasinya semakin mendekati bantaran sungai.
Konsentrasi penduduk yang padat di kawasan titik muara tiga anak sungai di
Kabupaten Bandung menyebabkan mereka tidak bisa menghindar dari bencana
banjir. Disaat musim penghujan muara pertemuan ketiga sungai tersebut meluap
dan menggenangi pemukiman warga yang lokasinya semakin mendekati bantaran
sungai. Konsentrasi penduduk yang padat di kawasan titik muara tiga anak sungai
di Bandung menyebabkan mereka tidak bisa menghindar dari bencana banjir.

Selain itu, Banjir yang menggenangi kota Bandung pada tahun 2016
disebabkan karena luapan sungai Citepus. Sungai Citepus bukanlah sungai besar.
Dari kategori yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU), sungai ini
masuk dalam orde ke 3, atau anak sungai. Dalam sebuah aliran sungai, orde
adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutan terhadap induk sungai pada
sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai Citepus ini merupakan sub-DAS
dari DAS Sungai Citarum Hulu. Pada musim kering, di daerah pemakaman
Pandu, di dekat Jalan Pasteur Bandung, aliran sungai Citepus berada jauh di dasar

3
bawah tembok penahan yang telah dibangun di sisi kanan kirinya dengan
ketinggian sekitar 4 meter. Namun ketika hujan, ketinggian air aliran Sungai
Citepus ini dapat mendadak tinggi, hingga tingginya melewati tembok penahan
dan menggenangi areal pemakaman di sisi kanan kirinya. Pada saat itu tanggul
yang terdapat di Sungai Citepus jebol, sehingga air pun meluap keluar dari sungai
tersebut. Hujan deras yang melanda Bandung juga menjadi penyebab banjir yang
terjadi di Bandung. Hujan tersebut terjadi disebelah utara Sungai Citepu, sehingga
arus serta debit air di sungai Citepu meningkat yang mengakibatkan tanggul yang
berada didekat SMAN 9 Bandung pun jebol dan menyebabkan air meluber
menggenangi jalan serta pemukiman hingga mampu menyeret beberapa
kendaraan milik warga.

2.2. Banjir di Johor Pada Tahun 2007

Banjir yang melanda johor pada tahun 2006 dan tahun 2007 disebabkan
karena hujan lebat yang mengguyur kawasan tersebut. Banjir yang terjadi di Johor
Malaysia, merupakan banjir terparah selama 100 tahun terakhir. Banjir juga
melanda sejumlah negara bagian di Malaysia. Banjir bandang menenggelamkan
sebagian wilayah Johor Baru, Malaysia yaitu Kabupaten Labis, Kota Tinggi, dan
Mersing. Semua itu terjadi usai hujan yang mengguyur wilayah tersebut selama
dua hari. Kronologi peristiwa banjir dimulai dari Sepanjang minggu mulai 18
Desember
2006, Serangkaian banjir melanda Johor , Malaka , Pahang dan NegeriSembilan.

Banjir di johor sendiri disebabkan oleh curah hujan di atas rata-rata, yang
disebabkan oleh Topan Utor yang telah melanda Filipina dan Vietnam beberapa
hari. Selain itu, disebabkan juga oleh ombak besar dan air pasang di muara sungai
dan ketidak mampuan sistem drainase dalam menampung luapan air. Sehingga
pada minggu ketiga Januari 2007, Johor terkena dampak banjir yang lebih besar

4
5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Banjir yang terjadi di Bandung dan Johor Malaysia, merupakan banjir


yang disebabkan karena hujan deras yang melanda kedua kawasan tersebut.
Namun perbedaannya, banjir yang terjadi di Bandung, diperparah dengan
adanya peristiwa tanggul jebol yang ada di dekat SMAN 9 Bandung, serta
buruknya kualitas drainase., sedangkan di Johor Banjirnya juga dipengaruhi oleh
angin topan utor yang melanda kawasan tersebut.

6
Daftar Pustaka

Tascha, Muhammad. 2017. Sosioglobal. Jurnal Penelitian dan Sosiologi UNDIP.


5(2): 172-200.
Anonim. 2016. Banjir di Bandung. (Daring)
https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160313_in
donesia_banjir_jawabarat. Diakses 23 Maret 2020
Anonim. 2017. Sungai Citepu Meluap. (Daring) https://id.scribd.com/upload-
document?archive_doc=383545973&escape=false&metadata=%7B
%22context%22%3A%22archive_view_restricted%22%2C%22page
%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download
%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A
%22web%22%7D. Diakses 23 Maret 2020.

vii

Anda mungkin juga menyukai