DOSEN :
OLEH :
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “ Penanganan Bencana Banjir Di
Kabupaten Muratara”. Tak lupa shalawat serta salam, semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat-sahabtanya, tabit-tabiitnya
sampai pada kita selaku umatnya.
Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
PPAM . Dalam penyusunan makalah ini penulis banyakmendapatkan kendala, namun berkat
bantuan dari banyak pihak dalam maupun informasi maka makalah ini dapat diselesaikan.
Dengan segala kerendahan hati, penulis siap menerima saran maupun kritik yang
konstruktif dari siapapun. Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Umi Habibah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................................................1
Tujuan Pembahasan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
Gambaran Umum Wilayah.....................................................................................................2
Fakta Terjadinya Bencana Banjir...........................................................................................3
Faktor Penyebab Dampak Banjir............................................................................................4
Upaya Yang Telah Dilakukan.................................................................................................6
Strategi....................................................................................................................................6
i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Bagaimana Penanganan Bencana Banjir Di Kabupaten Agam
3. Tujuan Penulisan
Dapat Mengetahui Serta Memahami Bagaimana Penanganan Bencana Banjir Di
Kabupaten Agam
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki 7 kecamatan, 7 kelurahan dan 82 desa (dari total
236 kecamatan, 386 kelurahan dan 2.853 desa di seluruh Sumatera Selatan). Pada tahun
2017, jumlah penduduknya sebesar 188.680 jiwa dengan luas wilayahnya 6.008,55 km²
dan sebaran penduduk 32 jiwa/km²
Jenis Jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir
dibedakan menjadi tiga, yaitu pasang.
1. Banjir Sungai
Banjir sungai umumnya terjadi secara berkala. Meluapnya sungai dapat terjadi karena
hujan lebat atau mencairnya es atau salju di daerah hulu. Di Indonesia banjir sungai
terjadi pada saat musim hujan karena tersumbatnya aliran air sungai olehsampah dan
peralihan daerah resapan air hujan menjadi pemukiman ataupun gedung-gedung.
2. Banjir Danau
Air danau dapat meluap ke daratan di sekitarnya antara lain karena badai atau angin
yang sangat besar. Setelah badai berhenti, air danau masih dapat bergerak secara
mendadak ke satu arah kemudian ke arah yang lain. Banjir danau juga dapat terjadi
karena bendungan jebol.
3. Banjir Laut pasang
Banjir pasang dapat terjadi antara lain karena angin topan, letusan gunung berapi, dan
gempa bumi. Gelombang pasang akibat gempa bumi dikenal dengan istilah tsunami.
Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau tempat
yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak terendam air
menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau danau yang meluap,
hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah yang membuat air
tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi dengan
saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah yang tidak
1
dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi karena jebolnya
sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak kiriman banjir.
C. Faktor penyebab dampak banjir
Sering sekali terjadinya banjir, dan hampir setiap kali hujan, maka pasti ada
saja daerah yang terkena banjir. Apa penyebab banjir itu, secara umum, penyebab
terjadinya banjir adalah sebagai berikut.
Hujan turun banjirpun datang, begitulah fenomena yang kini terjadi di beberapa
daerah di negri kita ini. Setiap musim hujan tiba, banyak orang selalu khawatir akan
datangnya banjir. Banjir di musim hujan dan kekeringan air di musim kemarau menjadi
masalah yang serius dari tahun ke tahun.
Banjir menjadi agenda tahunan bagi warga yang tinggal didaerah pinggiran sungai.
Namun jangan heran, dataran yang jauh dari sungai pun kini sudah tidak luput dari banjir.
Akhir-akhir ini, banjir tidak lagi terjadi di daerah pinggiran sungai saja, namun banjir
terjadi juga di daerah dataran tinggi. Hal ini terjadi karena tanah sudah kehilangan
fungsinya dalam menyerap air, akibat dari maraknya penebangan hutan dan
pembangungan gedung dan perumahan yang tidak ramah lingkungan.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dapat mengurangi banjir tahunan,
yaitudengan menanam banyak pepohonan agar air hujan tidak langsung mengalir ke
sungai, tetapi tertahan pada akar pepohonan. Kandungan air pada akar pepohonan akan
berfungsi sebagai reservoir di musim kemarau. Mengolah sampah dengan benar. Tidak
membuang sampah ke sungai atau ke jalanan, juga dapat mengurangi bahaya banjir. Jika
sampah dibuang sembarangan, sampah dapat menyumbat saluran-saluran air yang ada dan
mengakibatkan banjir saat hujan datang.
2
Bencana banjir dengan berbagai permasalahan menyebabkan lingkungan yang
tidak sehat. Lingkungan demikian akan berpotensi menimbulkan berbagai masalah
kesehatan. Penyediaan air bersih seringkali terganggu, demikian pula masyarakat akan
kesulitan mencari sarana kamar mandi dan WC. Buang air besar dan air kecil yang
sembarangan dapat mempermudah penularan penyakit. Bila hal ini terjadi maka kebutuhan
untuk pola hidup bersih jauh dari sempurna. Keadaan lingkungan akan semakin buruk
bila terjadi pada daerah pengungsian. Jumlah manusia yang sangat banyak dan berjejal
dalam satu ruangan memudahkan penyebaran penyakit baik lewat penularan melalui udara
atau kontak langsung.
Bencana banjir dalam kondisi tertentu akan mengakibatkan harta benda dan
nyawa bisa terancam. Kondisi ini akan mengganggu ekonomi dan psikologis
masyaraklat. Bila ekonomi terganggu maka penyediaan kebutuhan hidup khususnya
makan dan minum yang berakibat kondisi tubuh tidak optimal. Anak balita merupakan
korban yang paling menderita. Daya tahan tubuh mereka sangat rentan, ditambah faktor
gizi yang pasti berkurang akibat keterbatasan suplai makanan. Bila psikologis terguncang
maka berimbas pada daya tahan tubuh menurun dan mempermudah masuknya berbagai
penyakit ke dalam tubuh.
Cara Penanggulangan Banjir Ketika banjir datang, selalu terjadi saling menuding
tentang siapa yang salah. Di lain pihak, para ahli cendekia lalu sibuk mengeluarkan
pendapat tentang apa dan mengapa terjadi banjir. Ketika banjir surut, perhatian akan banjir
ikut surut pula. Kemudian ribut- ribut lagi ketika musim berganti dan banjir datang
berulang. Secara filosofis, ada tiga metode penanggulangan banjir. Pertama, memindahkan
warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup mahal dan belum tentu warga bersedia
pindah, walau setiap tahun rumahnya terendam banjir. Kedua, memindahkan banjir keluar
dari warga.
Cara ini sangat mahal, tetapi sedang populer dilakukan para insinyur banjir, yaitu
normalisasi sungai, mengeruk endapan lumpur, menyodet-nyodet sungai. Faktanya banjir
masih terus akrab melanda permukiman warga. Ketiga, hidup akrab bersama banjir. Cara
ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga menjadi aman walau banjir
datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung setinggi di atas muka air
banjir.
Secara normatif, ada dua metode penanggulangan banjir. Pertama, metode
struktur, yaitu dengan konstruksi teknik sipil, antara lain membangun waduk di hulu,
kolam penampungan banjir di hilir, tanggul banjir sepanjang tepi sungai, sodetan,
1
pengerukan dan pelebaran alur sungai, sistem polder, serta pemangkasan penghalang aliran
Sebelum terjadi bencana kita harus sudah bisa memilih dan menentukan beberapa lokasi yang
bisa kita jadikan sebagai tempat penampungan jika terjadi bencana.
1. Melatih diri dan anggota keluarga hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi bencana
banjir.
2. Mendiskusikan dengan semua anggota keluarga tempat di mana anggota keluarga akan
berkumpul usai bencana terjadi
3. Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan seperti:
Makanan kering seperti biskuit, air minum, kotak kecil berisi obat-obatan penting,
lampu senter dan baterai cadangan, Lilin dan korek api, kain sarung, satu pasang
pakaian dan jas hujan, surat berharga, fotokopi tanda pengenal yang dimasukkan
kantong plastik, serta nomor- nomor telepon penting.
4. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:
5. Buat sumur resapan bila memungkinkan.
6. Tanam lebih banyak pohon besar.
7. Membentuk kelompok masyarakat pengendali banjir.
8. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.
9. Membangun sistem peringatan dini banjir.
10. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah.
11. Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir atau tinggikan bangunan rumah
hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan.
12. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan.
13. Pengendali banjir dan lokasi evakuasi.
14. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air.
1
d. Ketika melihat air datang, Jauhi secepat mungkin daerah banjir. Segera selamatkan diri
dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.
e. Apabila kamu terjebak dalam rumah atau bangunan, raih benda yang bisa mengapung
sebisanya.
f. Dengarkan jika ada informasi darurat tentang banjir.
g. Hati-hati dengan listrik. Matikan peralatan listrik/sumber listrik.
h. Selamatkan barang-barang berharga dan dokumen penting sehingga tidak rusak atau
hilang terbawa banjir.
i. Pantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan
selanjutnya.
j. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
1. Kesimpulan
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi diberbagai daerah di negri kita,
misalnya di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya yang tidak kalah besar dan banyak
memakan korban. Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari
perbuatan manusia sendiri, misalnya saja adanya penebangan pohon secara liar dihutan,
maka terjadilah banjir, kemudian adanya pembuangan sampah sembarangan sehingga
mengakibatkan aliran air tersumbat, maka jadilah banjir. Cara yang paling efektif untuk
mencegah banjir adalah dengan adanya sikap atau prilaku menjaga kebersihan
lingkungan hidup kita. Dan cara yang efektif untuk menganggulangi ketika terjadinya
banjir adalah membuat rumah akrab banjir.
2. Saran
Saran dari penyusun adalah “Marilah Kita Menjaga Lingkungan Ini Agar Tidak
Terjadi Hal-hal yang Tidak Diinginkan Semisal Banjir”. Jaga kebersihan
lingkungan merupakan kewajiban bagi kita agar terhindar dari bencana banjir
yang akan membawa bencana yang lainnya, seperti kematian yang diakibatkan
penyakit yang menyerang saat banjir.
DAFTAR PUSTAKA