GEOGRAFI KEBENCANAAN
“BANJIR BANDANG SUMATERA BARAT 2016”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Geografi Kebencanaan
(ABKA554)
Disusun Oleh:
Muhammad Iqbal Julian Arrizky
(1710115210015)
Noval Pandani
(1710115210018)
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Semoga dengan adanya makalah ini semakin membuka pintu pengetahuan
dan pemahaman pembaca tentang materi.
Upaya pemenuhan makalah ini diharapkan mampu meningkatkan
efektifitas pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dan diharapkan para pembaca dapat
mengembangkan wawasan dan kemampuan dari apa yang dibahas dalam makalah
yang berjudul “Banjir Bandang Sumatra Barat” ini. Tetapi makalah ini bukan
satu-satunya sumber belajar atau referensi, untuk itu para pembaca diharapkan
lebih proaktif untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan mengenai materi
terkait.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya para pembaca. Kami mengharapkan saran dan masukan serta kritikan
yang sifatnya membangun karena kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih banyak terdapat kekurangan. Kami juga memohon maaf atas
kejanggalan-kejanggalan yang terdapat dalam makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 KESIMPULAN............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali
jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan
permukiman lain.
1
4) Bagaimana mengatasi banjir?
5) Bagaimana penenggulangan bencana banjir?
6) Kapan terjadinya banjir di Sumatra Barat?
7) Apa dampak dari banjir Sumatra Barat?
8) Apa faktor penyebab terjadinya banjir di Sumatra Barat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali
jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan
permukiman lain.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh
Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan
sering muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
3
Orang-orang mengungsi dari banjir di Jawa, sekitar tahun 1865-1876.
Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas
saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin
luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga
seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di
sebelah hulu rintangan.
Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir
besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang
bendungan, tanah longsor, atau gletser.
4
Muara
Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau
hurikan. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam
kategori ini.
5
Malapetaka
Manusia
Pengelolaan tata ruang yang salah. Hal ini menyebabkan air tidak mudah
terserap atau lambat mengalirnya, sehingga debit air cepat meningkat atau lebih
banyak yang tertahan daripada yang tersalurkan ataupun yang terserap.
Lumpur
Lainnya
6
Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya
akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau
penguapan rendah).
Dampak sekunder
7
2.4 PENGENDALIAN BANJIR
Pengendalian banjir mengacu pada semua metode yang digunakan untuk
mengurangi atau mencegah efek merugikan dari air banjir
8
Banjir disebabkan oleh banyak faktor: hujan deras, pasang tinggi, salju
yang mencair, gelombang tinggi yang tidak biasa, tsunami, atau kegagalan
bendungan, tanggul, kolam retensi, atau struktur lain yang mempertahankan air.
Banjir dapat diperburuk oleh jumlah peningkatan permukaan tanah atau bencana
alam lainnya seperti kebakaran hutan, yang mengurangi pasokan vegetasi yang
bisa menyerap hujan. Banjir periodik terjadi pada banyak sungai, membentuk
daerah sekitarnya dikenal sebagai dataran banjir. Selama masa hujan, sebagian air
bertahan dalam kolam atau tanah, sebagian diserap oleh rumput dan vegetasi,
sebagian menguap, dan sisanya dikirimkan melalui tanah sebagai limpasan
permukaan. Banjir terjadi ketika kolam, danau, dasar sungai, tanah, dan vegetasi
tidak dapat menyerap semua air. Air kemudian mengalir ke atas tanah dalam
jumlah yang tidak dapat ditampung dalam saluran sungai atau tidak dapat
bertahan di kolam alam, danau, dan waduk buatan manusia. Sekitar 30 persen dari
seluruh curah hujan menjadi limpasan.
Dan jumlah itu mungkin meningkat oleh air dari salju yang mencair.
Sungai banjir sering disebabkan oleh hujan deras, kadang-kadang meningkat
seiring salju terus mencair. Banjir dapat meningkat cepat dengan sedikit atau
tanpa peringatan terlebih dahulu, disebut banjir bandang. Banjir bandang biasanya
9
terjadi akibat curah hujan yang tinggi di daerah yang relatif kecil, atau jika
kawasan itu sudah jenuh dari curah hujan sebelumnya.
Metode Pengontrolan
Pada tahun 1998, air digunakan sebagai salah satu metode pengontrolan
banjir. Metode ini dicapai dengan mengisi 2 pipa paralel di dalam pipa ketiga
terluar. Saat diisi, struktur ini membentuk dinding air yang tidak berputar yang
dapat mengontrol 75 persen dari ketinggiannya terhadap kedalaman air di luarnya,
dengan tanah kering di baliknya. Banjir Sungan Missouri yang terjadi sepanjang
2011 diatasi dengan menggunakan penahan berupa dinding berisi air setinggi 8
kaki yang mengelilingi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fort Calhoun.
Pengendalian banjir menggunakan air ini lebih efektif dibanding menggunakan
tumpukan kantung pasir.
Bendungan
10
ketinggian waduk harus dijaga agar selalu di bawah tingkat tertentu sebelum
musim hujan dimulai agar dapat menyediakan ruang untuk nantinya diisi aliran
banjir. Istilah bendungan kering ditujukan untuk bendungan yang memang
dikhususkan untuk pengendalian banjir tanpa ruang untuk penyimpanan (mis.
Bendungan Gunung Morris, Bendunagn Seven Oaks)
Pertahanan Sungai
Di banyak negara, sungai yang rawan banjir dan sering dikelola dengan
hati-hati. Pembelaan seperti tanggul, bunds, waduk, dan bendungan yang
digunakan untuk mencegah sungai meluap dari mereka. Ketika pertahanan ini
gagal, langkah-langkah darurat seperti karung pasir atau tabung karet portabel
digunakan.
Pertahanan Pantai
11
Africa
12
2.7 BANJIR DI SUMATRA BARAT
Banjir merendam 11 kabupaten/kota di Sumatera Barat akibat hujan yang
mengguyur terus menerus sejak Kamis (11/10) malam hingga Jumat (12/10) pagi
Melalui surat itu, gubernur meminta para kepala daerah setempat untuk
melakukan koordinasi dan menyiapkan langkah-langkah teknis dalam rangka
meningkatkan kesiapsiagaan aparatur dan masyarakat terhadap bencana di
wilayah masing-masing.
13
"Bupati dan wali kota diminta melakukan antisipasi terhadap kemungkinan
terjadinya banjir dan tanah longsor," kata Jasman.
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Apapun bentuk musibah atau bencana yang melanda, pada hakikatnya
memiliki peran besar dalam mendidik jiwa. Jiwa perlu dilatih untuk memiliki
keteguhan hati, keteguhan sikap, terlatih dan senantiasa waspada terhadap sekitar.
16
DAFTAR PUSTAKA
Stephen Bratkovich, Lisa Burban, dkk., Flooding and its Effects on Trees, USDA
Forest Service, Northeastern Area State and Private Forestry, St. Paul,
MN, September 1993
See Jeffrey H. Jackson, Paris Under Water: How the City of Light Survived the
Great Flood of 1910. New York: Palgrave Macmillan
17