Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GEOGRAFI KEBENCANAAN
“BANJIR BANDANG SUMATERA BARAT 2016”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Geografi Kebencanaan

(ABKA554)

Yang diampu oleh:

Dr. H. Sidharta Adyatma, M.Si


Dr. Deasy Arisanty, M. Sc

Disusun Oleh:
Muhammad Iqbal Julian Arrizky
(1710115210015)
Noval Pandani
(1710115210018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Semoga dengan adanya makalah ini semakin membuka pintu pengetahuan
dan pemahaman pembaca tentang materi.
Upaya pemenuhan makalah ini diharapkan mampu meningkatkan
efektifitas pelaksanaan kegiatan perkuliahan, dan diharapkan para pembaca dapat
mengembangkan wawasan dan kemampuan dari apa yang dibahas dalam makalah
yang berjudul “Banjir Bandang Sumatra Barat” ini. Tetapi makalah ini bukan
satu-satunya sumber belajar atau referensi, untuk itu para pembaca diharapkan
lebih proaktif untuk mencari dan menggali ilmu pengetahuan mengenai materi
terkait.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya para pembaca. Kami mengharapkan saran dan masukan serta kritikan
yang sifatnya membangun karena kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini masih banyak terdapat kekurangan. Kami juga memohon maaf atas
kejanggalan-kejanggalan yang terdapat dalam makalah ini.

Banjarmasin, 21 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................1

1.3 TUJUAN PENULISAN............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 PENGERTIAN BANJIR................................................................................3

2.2 JENIS JENIS DAN PENYEBAB UTAMA BANJIR...................................4

2.3 DAMPAK YANG DISEBABKAN BANJIR................................................7

2.4 PENGENDALIAN BANJIR..........................................................................8

2.5 MANFAAT BANJIR...................................................................................12

2.6 SUMATRA BARAT....................................................................................12

2.7 BANJIR DI SUMATRA BARAT...............................................................13

2.8 DAMPAK BANJIR SUMATRA BARAT..................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

3.1 KESIMPULAN............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.
Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu

Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali
jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan
permukiman lain.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas


saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan
rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski
kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan
badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari
nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang
lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti
bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa itu banjir?
2) Bagaimana banjir dapat terjadi?
3) Bagaimana dampak banjir?

1
4) Bagaimana mengatasi banjir?
5) Bagaimana penenggulangan bencana banjir?
6) Kapan terjadinya banjir di Sumatra Barat?
7) Apa dampak dari banjir Sumatra Barat?
8) Apa faktor penyebab terjadinya banjir di Sumatra Barat?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1) Menjelaskan tentang banjir
2) Menjelaskan penyebab terjadinya banjir
3) Menjelaskan mitigasi bencana banjir
4) Menjelaskan banjir yang terjadi di Sumatra Barat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BANJIR


Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai
perendaman sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.
Dalam arti "air mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir
diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang
meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.

Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah
hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali
jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan
permukiman lain.

Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas


saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan
rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski
kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan
badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari
nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang
lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir adalah bukti
bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.

Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan oleh
Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan
sering muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.

3
Orang-orang mengungsi dari banjir di Jawa, sekitar tahun 1865-1876.

2.2 JENIS JENIS DAN PENYEBAB UTAMA BANJIR


Sungai

Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas
saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis, angin
luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase tidak terduga
seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan di
sebelah hulu rintangan.

Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai petir
besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di belakang
bendungan, tanah longsor, atau gletser.

4
Muara

Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan


angin badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam
kategori ini.

Pantai

Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau
hurikan. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk dalam
kategori ini.

5
Malapetaka

Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau


bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.

Manusia

Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.

Pengelolaan tata ruang yang salah. Hal ini menyebabkan air tidak mudah
terserap atau lambat mengalirnya, sehingga debit air cepat meningkat atau lebih
banyak yang tertahan daripada yang tersalurkan ataupun yang terserap.

Lumpur

Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian.


Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau
penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai
mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan
tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.

Lainnya

6
Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya
akibat hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau
penguapan rendah).

Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.

Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah


perkotaan dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.

2.3 DAMPAK YANG DISEBABKAN BANJIR


Dampak primer

 Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan,


mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal.

Dampak sekunder

 Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.


 Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
 Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh
kegagalan panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada
endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
 Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa
bernapas.
 Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat
kepada orang-orang yang membutuhkan.

Dampak tersier/jangka panjang

 Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya


pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga,
dll.

7
2.4 PENGENDALIAN BANJIR
Pengendalian banjir mengacu pada semua metode yang digunakan untuk
mengurangi atau mencegah efek merugikan dari air banjir

8
Banjir disebabkan oleh banyak faktor: hujan deras, pasang tinggi, salju
yang mencair, gelombang tinggi yang tidak biasa, tsunami, atau kegagalan
bendungan, tanggul, kolam retensi, atau struktur lain yang mempertahankan air.
Banjir dapat diperburuk oleh jumlah peningkatan permukaan tanah atau bencana
alam lainnya seperti kebakaran hutan, yang mengurangi pasokan vegetasi yang
bisa menyerap hujan. Banjir periodik terjadi pada banyak sungai, membentuk
daerah sekitarnya dikenal sebagai dataran banjir. Selama masa hujan, sebagian air
bertahan dalam kolam atau tanah, sebagian diserap oleh rumput dan vegetasi,
sebagian menguap, dan sisanya dikirimkan melalui tanah sebagai limpasan
permukaan. Banjir terjadi ketika kolam, danau, dasar sungai, tanah, dan vegetasi
tidak dapat menyerap semua air. Air kemudian mengalir ke atas tanah dalam
jumlah yang tidak dapat ditampung dalam saluran sungai atau tidak dapat
bertahan di kolam alam, danau, dan waduk buatan manusia. Sekitar 30 persen dari
seluruh curah hujan menjadi limpasan.

Dan jumlah itu mungkin meningkat oleh air dari salju yang mencair.
Sungai banjir sering disebabkan oleh hujan deras, kadang-kadang meningkat
seiring salju terus mencair. Banjir dapat meningkat cepat dengan sedikit atau
tanpa peringatan terlebih dahulu, disebut banjir bandang. Banjir bandang biasanya

9
terjadi akibat curah hujan yang tinggi di daerah yang relatif kecil, atau jika
kawasan itu sudah jenuh dari curah hujan sebelumnya.

Banjir memiliki banyak dampak. Ini kerusakan properti dan


membahayakan kehidupan manusia dan spesies lainnya. Cepat limpasan air
menyebabkan erosi tanah dan sedimen deposisi bersamaan di tempat lain. Alasan
pemijahan ikan dan habitat satwa liar lainnya dapat menjadi tercemar atau hancur.
Beberapa banjir tinggi berkepanjangan dapat menunda lalu lintas di daerah-daerah
yang tidak memiliki jalan raya ditinggikan. Banjir dapat mengganggu drainase
dan penggunaan lahan ekonomi, seperti mengganggu pertanian. Kerusakan
struktural dapat terjadi pada abutment jembatan, jalur perbankan, saluran
pembuangan, dan struktur lainnya dalam banjir. Waterway navigasi dan
pembangkit listrik tenaga air sering terganggu. Kerugian finansial akibat banjir
biasanya jutaan dolar setiap tahun, dengan banjir terburuk dalam sejarah AS baru-
baru ini memiliki miliaran dolar biaya.

Metode Pengontrolan

Garis Penahan Sementara

Pada tahun 1998, air digunakan sebagai salah satu metode pengontrolan
banjir. Metode ini dicapai dengan mengisi 2 pipa paralel di dalam pipa ketiga
terluar. Saat diisi, struktur ini membentuk dinding air yang tidak berputar yang
dapat mengontrol 75 persen dari ketinggiannya terhadap kedalaman air di luarnya,
dengan tanah kering di baliknya. Banjir Sungan Missouri yang terjadi sepanjang
2011 diatasi dengan menggunakan penahan berupa dinding berisi air setinggi 8
kaki yang mengelilingi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fort Calhoun.
Pengendalian banjir menggunakan air ini lebih efektif dibanding menggunakan
tumpukan kantung pasir.

Bendungan

Banyak bendungan dan waduk-waduk yang terhubung didesain


sepenuhnya atau sebagian sebagai pengendalian dan perlindungan kebanjiran.
Banyak bendungan besar memiliki waduk pengendalian banjir yang mana

10
ketinggian waduk harus dijaga agar selalu di bawah tingkat tertentu sebelum
musim hujan dimulai agar dapat menyediakan ruang untuk nantinya diisi aliran
banjir. Istilah bendungan kering ditujukan untuk bendungan yang memang
dikhususkan untuk pengendalian banjir tanpa ruang untuk penyimpanan (mis.
Bendungan Gunung Morris, Bendunagn Seven Oaks)

Pertahanan Sungai

Di banyak negara, sungai yang rawan banjir dan sering dikelola dengan
hati-hati. Pembelaan seperti tanggul, bunds, waduk, dan bendungan yang
digunakan untuk mencegah sungai meluap dari mereka. Ketika pertahanan ini
gagal, langkah-langkah darurat seperti karung pasir atau tabung karet portabel
digunakan.

Sebuah bendung, juga dikenal sebagai bendungan lowhead, yang paling


sering digunakan untuk membuat millponds, tapi di Sungai Humber di Toronto,
bendung dibangun dekat Raymore drive untuk mencegah terulangnya kerusakan
banjir yang disebabkan oleh Badai Hazel pada tahun 1954.

Pertahanan Pantai

Banjir pantai telah ditangani di Eropa dan Amerika dengan pertahanan


pesisir, seperti dinding laut, pantai makanan, dan pulau-pulau penghalang.

Gerbang Tide digunakan dalam hubungannya dengan tanggul dan gorong-


gorong. Mereka dapat ditempatkan di mulut sungai atau sungai kecil, di mana
muara dimulai atau di mana sungai sungai, atau selokan drainase terhubung ke
sloughs. Tide gerbang dekat selama pasang masuk untuk mencegah air pasang
surut bergerak dataran tinggi, dan terbuka selama pasang keluar untuk
memungkinkan air mengalir keluar melalui gorong-gorong dan ke sisi muara
tanggul. Pembukaan dan penutupan gerbang didorong oleh perbedaan tingkat air
di kedua sisi pintu gerbang.

11
Africa

Di Mesir, Bendungan Aswan (1902) dan Bendungan Aswan High (1976)


telah mengendalikan bermacam skala banjir sepanjang sungai Nil

2.5 MANFAAT BANJIR


Banyak dampak yg disebabkan oleh banjir dari banjir di pemukiman
manusia dan terganggunya aktivitas pekerjaan. Namun, banjir juga bisa
memberikan manfaat, seperti membuat tanah lebih subur dan memberikan nutrisi
bagi yang sangat kekurangan. Periode Banjir menjadi penting untuk kesejahteraan
masyarakat zaman dahulu sepanjang Tigris-Efrat Rivers, Sungai Nil, Sungai
Indus, Gangga dan Sungai Kuning, dan masih banyak lainnya. Sebagian
kelangsungan hidup bergantung pada ilmu hidrologi (ilmu yang memplejari
pergerkan air) yang mampu membuat sumber energi baru yang menguntungkan
bagi daerah-daerah yang rawan banjir.

2.6 SUMATRA BARAT


Sumatra Barat (disingkat Sumbar) adalah sebuah provinsi di Indonesia
yang terletak di Pulau Sumatra dengan Padang sebagai ibu kotanya. Provinsi
Sumatra Barat terletak sepanjang pesisir barat Sumatra bagian tengah, dataran
tinggi Bukit Barisan di sebelah timur, dan sejumlah pulau di lepas pantainya
seperti Kepulauan Mentawai. Dari utara ke selatan, provinsi dengan wilayah
seluas 42.297,30 km² ini berbatasan dengan empat provinsi, yakni Sumatra Utara,
Riau, Jambi, dan Bengkulu.

Sumatra Barat adalah rumah bagi etnis Minangkabau, walaupun wilayah


adat Minangkabau sendiri lebih luas dari wilayah administratif Provinsi Sumatra
Barat saat ini. Provinsi ini berpenduduk sebanyak 4.846.909 jiwa dengan
mayoritas beragama Islam. Provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota
dengan pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh kabupaten
(kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai) dinamakan sebagai nagari.

12
2.7 BANJIR DI SUMATRA BARAT
Banjir merendam 11 kabupaten/kota di Sumatera Barat akibat hujan yang
mengguyur terus menerus sejak Kamis (11/10) malam hingga Jumat (12/10) pagi

Kepala Biro Humas Pemprov Sumbar Jasman mengatakan 11 daerah yang


terendam banjir itu, yakni Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Limapuluh Kota,
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat,
Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Kepulauan Mentawai,
Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto, dan Kabupaten Solok.

Ia menyampaikan terkait kesiapsiagaan bencana, Pemerintah Provinsi


Sumbar telah telah mengeluarkan edaran melalui surat Nomor
360/1223/BPBD/X-2018 perihal Peningkatan Kesiapsiagaan Aparatur Masyarakat
terhadap Bencana, tertanggal 1 Oktober 2018.

Melalui surat itu, gubernur meminta para kepala daerah setempat untuk
melakukan koordinasi dan menyiapkan langkah-langkah teknis dalam rangka
meningkatkan kesiapsiagaan aparatur dan masyarakat terhadap bencana di
wilayah masing-masing.

Ia menyampaikan berdasarkan pertimbangan atas tingginya curah hujan


beberapa hari terakhir, gubernur juga mengimbau para kepala daerah untuk
meningkatkan kewaspadaan.

13
"Bupati dan wali kota diminta melakukan antisipasi terhadap kemungkinan
terjadinya banjir dan tanah longsor," kata Jasman.

Selain itu juga diminta agar seluruh daerah mengaktifkan Posko


Penanggulangan Bencana 1x24 jam setiap hari. Seluruh kepala daerah juga
diminta aktif berkoordinasi melalui SKPD terkait dengan daerah lain dan
Pemprov untuk saling memberikan informasi kondisi di daerah masing-masing.

Kepada masyarakat, terutama yang tinggal di daerah perbukitan dan


lembah, juga diimbau agar mewaspadai kemungkinan terjadinya tanah longsor.

Jika curah hujan tinggi dan intensitasnya lama, direkomendasikan pada


masyarakat untuk segera mencari tempat yang tidak berisiko terdampak banjir dan
tanah longsor.

"Kepada para pengendara, agar berhati-hati saat berkendara karena jalan


licin. Waspadai jalanan yang kanan kirinya ada perbukitan atau lembah,"

2.8 DAMPAK BANJIR SUMATRA BARAT


Hujan deras yang melanda wilayah di Sumatra Utara dan Sumatra Barat
selama dua hari telah menyebabkan bencana banjir bandang dan longsor di
beberapa tempat.

Dampak yang ditimbulkan juga cukup besar. Sutopo Purwo Nugroho,


Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, berdasarkan data
sementara yang dilaporkan BPBD Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat,
banjir dan longsor menyebabkan 20 orang meninggal dunia.

14
15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Apapun bentuk musibah atau bencana yang melanda, pada hakikatnya
memiliki peran besar dalam mendidik jiwa. Jiwa perlu dilatih untuk memiliki
keteguhan hati, keteguhan sikap, terlatih dan senantiasa waspada terhadap sekitar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Awotona, Adenrele. 1997. Reconstruction After Disaster : Issues and


Practices. Aldershot: Ashgate.

Bachri, Moch. 2006. Geologi Lingkungan. Malang : CV. Aksara.

Stephen Bratkovich, Lisa Burban, dkk., Flooding and its Effects on Trees, USDA
Forest Service, Northeastern Area State and Private Forestry, St. Paul,
MN, September 1993

See Jeffrey H. Jackson, Paris Under Water: How the City of Light Survived the
Great Flood of 1910. New York: Palgrave Macmillan

17

Anda mungkin juga menyukai