OLEH :
RIFKA
K202001039
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penyusun ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penyusunan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun
dengan judul “MASALAH BANJIR DI DAERAH KAMBU SAMPING KAMPUS UNIVERSITAS MANDALA
WALUYA”
Laporan ini disusun untuk memenuhi Penilaian Jurusan Kesehatan Lingkungan serta untuk
memperdalam materi yang telah dipelajari selama ini. Dan semoga Laporan ini dapat memberi
motivasi bagi Penyusun khususnya dan mahasiswa Kesehatan Lingkungan pada umumnya.
Penyusun juga tidak lupa mengucapkan Banyak Terima dan Penyusun berharap semoga Laporan
ini dapat bermanfaat serta menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan bagi
Penyusun dan Pembaca.
Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu Penyusun sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari seluruh pihak sebagai bahan
pembelajaran bagi Penyusun.
PENYUSUN,
RIFKA
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Banjir merupakan fenomena alam dimana terjadi kelebihan air yang tidak tertampung oleh
jaringan drainase di suatu daerah sehingga dapat menimbulkan genangan merugikan. Kerugian
yang diakibatkan banjir sering sulit diatasi, baik oleh masyarakat maupun instansi terkait. Banjir
disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain kondisi daerah tangkapan hujan, durasi dan
intensitas hujan, land cover, kondisi topografi, dan kapasitas jaringan drainase.
Banjir di Kota Kendari terutama di daerah KAMBU UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI
memiliki karakteristik yang berbeda dengan banjir pada lahan alamiah. Pada lahan alamiah, air
hujan yang turun ke tanah akan mengalir sesuai kontur tanah yang ada atau ke arah yang lebih
rendah. Untuk daerah perkotaan, pada umumnya air hujan yang turun akan dialirkan masuk ke
dalam saluran-saluran buatan yang mengalirkan air masuk ke sungai.
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan
suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat, terhambatnya aliran air di tempat lain
(Ligal, 2016). Sedikitnya ada lima faktor penting penyebab banjir di Indonesia yaitu fakUtor hujan, faktor
hancurnya retensi Daerah Aliran Sungai (DAS), faktor kesalahan perencanaan pembangunan alur sungai,
faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilayah dan pembangunan sarana dan prasarana.
Banjir hampir terjadi di setiap musim penghujan tiba. Banjir datang tanpa mengenal tempat dan siapa
yang menghuni tempat tersebut. Banjir bisa terjadi di wilayah pemukiman, persawahan, jalan, ladang,
tambak, bahkan di perkotaan. Bencana banjir tidak dapat dihindari, tetapi dapat diminimalisir
dampaknya dengan cara penaggulangan terhadap banjir.
1.2 TUJUAN
1) Untuk mengetahui sebab dan akibat terjadi bencana banjir di daerah UNIVERSITAS
MANDALA WALUYA KENDARI
2) Untuk mengetahui cara penanggulangannya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BANJIR
Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Definisi banjir adalah keadaan
dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi
dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadangkala banjir dapat datang tiba-tiba
akibat dari angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang.
Penyebab banjir mencakup curah hujan yang tinggi; permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka
air laut; wilayah terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan sedikit resapan air;
pendirian bangunan disepanjang bantaran sungai; aliran sungai tidak lancar akibat terhambat oleh
sampah; serta kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai. Meskipun berada diwilayah "bukan
langganan banjir'. Setiap orang harus tetap waspada dengan kemungkinan bencana alam ini.
Beberapa hal yang menimbulkan terjadinya banjir akibat dari aktivitas manusia, yaitu:
1. Perubahan kondisi DPS, perubahan DPS seperti penggundulan hutan, usaha pertanian yang
kurang tepat, perluasan kota dan perubahan tata guna lainnya dapat memperburuk masalah
banjir karena berkurangnya daerah resapan air dan sedimen yang terbawa ke sungai akan
memperkecil kapasitas sungai yang mengakibatkan meningkatnya aliran banjir.
2. Kawasan kumuh, perumahan kumuh yang terdapat di bantaran sungai
merupakan penghambat aliran sungai.
3. Sampah, pembuangan sampah di alur sungai dapat meninggikan muka air banjir karena
menghalangi aliran.
2.2 SEBAB TERJADINYA BANJIR DI DAERAH KAMBU KAMPUS UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
Banjir di daerah kambu kota kendari seringkali disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor berikut:
1. Curah Hujan Tinggi : Hal ini tentunya berpengaruh terhadap peningkatan debit dan
volume air yang ada di daratan. Jika air tersebut tidak dengan cepat diserap oleh tanah
atau aliran sungai, hal ini dapat menjadi penyebab banjir bandang.
2. Penggunaan Lahan : Penggunaan lahan berperan pada besarnya air limpasan hasil dari
hujan, lahan yang banyak ditanami vegetasi akan banyak menyerap air hujan dan waktu
limpasan untuk sampai ke sungai lebih banyak sehingga akan mengurangi resiko banjir.
3. Infrastruktur Drainase Buruk: Sistem drainase perkotaan yang kurang baik atau tersumbat dapat
menghambat aliran air, menyebabkan genangan dan banjir.
4. Erosi dan sedimentasi, erosi di DPS berpengaruh terhadap kapasitas penampungan
sungai, karena tanah yang tererosi pada DPS tersebut apabila terbawa air hujan ke sungai
akan mengendap dan menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimentasi akan
mengurangi kapasitas sungai dan saat terjadi aliran yang melebihi kapasitas sungai dapat
menyebabkan banjir.
5. Kapasitas sungai, pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai disebabkan oleh
pengendapan yang berasal dari erosi dasar sungai dan tebing sungai yang berlebihan
karena tidak adanya vegetasi penutup.
6. Pengaruh air pasang air laut memperlambat aliran sungai ke laut. Pada waktu banjir
bersamaan dengan air pasang yang tinggi, maka tinggi genangan/banjir menjadi lebih
tinggi karena terjadi aliran balik (back water).
Banjir dapat meningkatkan risiko kecelakaan yang dapat membahayakan keselamatan manusia.
Beberapa jenis kecelakaan yang sering terkait dengan banjir meliputi:
1) Kecelakaan Lalu Lintas: Air banjir yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada jalan dan
transportasi, meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas, terutama jika kondisi jalan tidak terlihat
dengan jelas.
2) Kecelakaan Elektrik: Air banjir dapat mengakibatkan korsleting listrik atau kerusakan pada instalasi
listrik, yang dapat menyebabkan kecelakaan elektrik dan risiko kebakaran.
3) Kecelakaan Struktural: Banjir dapat merusak bangunan dan infrastruktur, meningkatkan risiko
kecelakaan struktural seperti runtuhnya dinding atau atap.
4) Kecelakaan Terkait Evakuasi: Saat evakuasi, terutama jika tidak terkoordinasi dengan baik, risiko
kecelakaan seperti tergelincir, terjatuh, atau bertabrakan dapat meningkat.
5) Kecelakaan Kesehatan: Peningkatan air banjir dapat memicu kecelakaan kesehatan, seperti
tenggelam, terutama jika ada usaha menyelamatkan diri yang tidak terkenal
BAB III
PEMBAHASAN
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahapan prabencana meliputi: dalam situasi tidak terjadi
bencana; meliputi :
BAB V
PENUTUP
Mengingat kondisi banjir yang datang frekuentif setiap tahunnya di sepanjang daerah Wua-Wua
Muhammadiyah maka pemerintah Kota Kendari mulai membuat arahan penanggulangan banjir
dengan perencanaan revitalisasi kawasan permukiman di daerah kambu universitas mandala
waluya kendari agar lebih terarah dan aman dari bencana, yaitu melalui revitalisasi vertikal dan
horizontal. Revitalisasi vertikal dengan pembangunan rumah susun yang tidak jauh dari rumah
asal penduduk sekitar daerah Wua-Wua Muhammadiyah, sedangkan revitalisasi horizontal
dengan menanam tumbuhan penutup lahan mengikuti aliran sungai dan berada pada bantaran
sungai, serta dijadikan front liner terhadap aliran banjir sebelum sampai kepada manusia.
Langkah-langkah untuk peminimalan dampak negatif akibat banjir di daerah Wua-Wua
Muhammadiyah Kota Kendari adalah: (1) pemetaan unsur-unsur rentan, (b) pemetaan daerah-
daerah luapan air/jalur banjir, (c) pemetaan silang bencana, (d) pengaturan tata guna lahan, (e)
pengurangan kepadatan penduduk dan bangunan, (f) penempatan jalur pengungsian yang aman.
1. SARAN
1) Bagi Pemerintah Kota Kendari perlu adanya kebijakan dalam pengaturan sempadan sungai
dan penegakan tata ruang.
2) Bagi masyarakat di daerah kambu universitas mandala waluya kendari perlu adanya
sosialisasi tentang pentingnya revitalisasi vertikal dan horizontal untuk menyikapi wilayahnya
yang rentan banjir